Dua tahun pertama perkuliahan Isabel hanya diliputi oleh kuliah dan bertemu dengan Rezwan. Isabel sudah sering mengusir pria itu secara halus dan kasar, akan tetapi pria itu tetap gigih mendapatkan hati Isabel.
Saat selesai ospek, Rezwan langsung menemui Isabel dan menanyakan alamatnya. Isabel terlihat sangat ketakutan dan menghindari Rezwan. Melihat hal itu Rezwan merasa ada yang janggal dari Isabel.
Setiap kali Isabel di hadapkan dengan pria, wajahnya akan ketakutan seperti orang yang punya trauma. Saat itu juga Rezwan langsung mencari tahu apa yang terjadi dengan Isabel. Dia mendatangi teman-teman angkatan Isabel yang satu SMA dengannya. Dengan seluruh relasi yang ia miliki, akhirnya Rezwan mengetahui alasan wanita itu berlaku seperti itu.
Bukannya merasa aneh dan menjauhi Isabel, Rezwan semakin tertarik pada wanita ini. Wanita yang benar-benar cantik dan pintar. Bahkan dalam keadaan trauma dia dapat meraih peringkat pertama nilai kelulusan masuk universitas di jurusannya.
"Aku menyukai gadis pintar dan cantik" ujar Rezwan tersenyum.
"Tidak peduli bagaimana masa lalunya aku akan melindunginya dengan seluruh tenanga ku" ujar Rezwan.
Saat mencari tahu tentang keseluruhan hidup Isabel, akhirnya Rezwan kenal dengan pria yang bernama Ednan. Nama pria ini sering muncul dan jawaban semua relasinya sama mengenai pria ini.
"Ednan itu pria yang sangat baik, ini rahasia jangan sampai Isabel tahu, Ednan bahkan rela masuk penjara demi Isabel" ujar relasi Rezwan.
"Wah dia benar-benar saingan yang kuat" ujar Rezwan.
"Kepribadiannya bagaimana?" tanya Rezwan lagi.
"Dia terlalu sempurna sehingga sangat cocok dengan Isabel yang cantik dan baik, saat SMA mereka di juluki pasangan paling serasi" ujar relasi itu.
"Kenapa begitu?" tanya Rezwan penasaran.
"Bayangkan dia itu ketua osis sekaligus kapten tim basket, wajahnya ganteng dan dia sangat baik pada semua orang" ujar relasi itu.
"Wah aktivis ternyata, tapi karena dia sibuk mungkin akademik nya kurang bukan?" tanya Rezwan.
"Itu dia yang buat Ednan sempurna, walaupun dia aktivis dia masih mendapat juara umum di sekolah, sebelum Isabel datang dia juara 1 umum, akan tetapi saat kelas tiga dan Isabel merebutnya dan dia jadi juara kedua" ujar anak itu lagi.
"Wah dia juga pintar, kok bisa ada pria sesempurna itu" ujar Rezwan dalam hati.
"Pantas saja Isabel tidak bisa melupakannya dan masih mencari tahu tentangnya" ujar Rezwan.
Saat itu Rezwan bertekad untuk bertemu dengan dengan Ednan. Dia ingin bertanya langsung apa alasannya tidak menemui Isabel lagi. Ednan bisa saja sekedar memberikan kabar tentang dirinya agar Isabel tidak khawati.mr. Rezwan sangat ingin meninju pria sempurna itu dan minta penjelasan.
Hari demi hari Isabel mulai terbiasa dengan kehadiran Rezwan. Rasa takutnya mulai berkurang karena Rezwan tidak pernah bersentuhan secara fisik dengannya. Rezwan tahu bahwa Isabel sangat takut bersentuhan dengan laki-laki. Dia begity berhati-hati agar Isabel merasa aman di dekat dirinya.
"Hari ini mau beli ice cream tidak?" ajak Rezwan.
"Kamu tidak ada kerjaan lain selain bertemu denganku?" tanya Isabel kesal tanpa memanggil Rezwan dengan sebutan Kakak.
"Aku kan suka padamu, bagaimana mungkin pekerjaan lain lebih penting daripada bertemu denganmu" ujar Rezwan.
"Aku sudah menyukai pria lain" ujar Isabel.
"Aku tahu, itu tidak penting selama aku menyukaimu" ujar Rezwan.
"Kamu akan berhadapan dengan cinta sepihak" ujar Isabel.
"Aku suka dan akan ku terima selama itu denganmu" ujar Rezwan.
"Hah kita lihat saja sampai kapan kamu bertahan, sudah tiga bulan sejak ospek kamu setiap hari menemui ku" ujar Isabel.
"Iya sudah sembilan puluh hari aku selalu menemuimu, bahkan sampai ke rumah mu" ujar Rezwan.
"Aku risih" ujar Isabel agar Rezwan berhenti.
"Aku tidak peduli, kalau kamu risih kau tidak perlu menatap ku, aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja, aku mau membuktikan kalau aku bukan orang jahat" ujar Rezwan bertekad menyembuhkan trauma gadis itu.
"Hah paling dua bulan lagi kamu akan menyerah menjumpaiku setiap hari" ujar Isabel menebak.
"Bahkan dua tahun lagi setiap harinya aku sanggup menemuinya, jangan kan dua tahun bertahun-tahun lagi juga aku sanggup" ujar Rezwan mencoba meyakinkan Isabel.
"Iya silahkan saja, kita bisa lihat bersama-sama sampai kapan kamu bertahan" ujar Isabel seraya meninggalkan pria itu dan pulang.
Rezwan sampai tahu jadwal kuliah Isabel dan menunggunya di luar kelas agar wanita itu tidak melihat dirinya dan tidak fokus. Sebisa mungkin Rezwan tidak mengganggu kehidupan pribadi Isabel. Dia hanya memastikan dari jauh agar Isabel baik-baik saja dan tidak ada yang berani mengganggunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments