Bab.17

***

"Ana?"

"Rey?"

"A_Abang," ucap Ana dan juga Rey secara bersamaan dan hal itu membuat Ana refleks menolah ke arah Rey.

Bukan cuma Ana yang terlihat kaget dengan Rey yang ternyata mengenal Ghafin dan juga Revan namun juga membuat Bu Ayumi tampak terlihat bingung.

"Ada apa ini? Apa kalian sudah saling mengenal?" tanya Bu Ayumi saat melihat Ana, Ghafin dan Revan menyerukan nama mereka.

Ana bergeming, dirinya masih begitu shock saat diharuskan berhadapan dengan dua orang yang selama ini dia hindari.

Pertemuan ini terlalu mendadak untuknya, dia masih belum siap. Bahkan Ana sampai kehilangan kata kata untuk mengungkapkan apa yang dia rasa.

"Iya, kebetulan kami saling mengenal," jawab Ghafin yang tidak lepas memandangi wajah cantik sang adik yang kini sudah jauh lebih dewasa.

"Baguslah kalau begitu, sekarang kita bisa mulai meeting nya?"

Ana tampak menghela nafas panjang sebelum akhirnya duduk di kursi yang sudah disediakan untuknya tanpa berminat menyapa kedua pria yang sajak tadi tidak melepaskan tatapan mereka pada dirinya.

Ana dan Rey duduk saling berdampingan, keduanya tampak kompak membuak tas kerja mereka dan mengeluarkan laptop yang tersimpan didalam tas kerja itu.

Melihat Ana dan Rey yang sudah mulai fokus mengikuti meeting yang akan mereka lakukan hari ini, akhirnya membuat Ghafin dan juga Revan ikut duduk disebrang mereka dan mengikuti jalan nya meeting kerja sama itu dengan lancar.

Ana melakukan tugasnya dengan sangat profesional, dia benar benar mengabaikan perasaan campur aduk yang kini ada didalam hatinya demi menyelesaikan tugasnya dengan baik hari ini.

"Bagaimana tuan Ghafin, tuan Revan? Apa anda suka dengan desain nya?" tanya Bu Ayumi saat mereka selesai melihat beberapa desain yang di berikan oleh Ana dan juga Rey untuk mereka pakai di kantor cabang mereka.

"Suka sekali, saya akan pastikan jika desain dari saudari Ana lah yang akan dipakai dikantor cabang kami yang disini," ucap Ghafin mantap untuk bekerja sama dengan perusahaan itu.

Tampaknya Ghafin tidak ingin membuang kesempatan untuk bisa kembali bertemu dengan sang adik dan berbicara dengannya tentang banyak hal.

Termasuk permintaan maaf nya pada sang adik karena telah ikut menyembunyikan hubungan Kaila dan juga Revan dulu.

Seharusnya, sebagai seorang Kakak Ghafin seharunya lebih terbuka. Jika pun Ana tidak menerima kedekatan antara Revan dan Kaila, tentu Ghafin harus memberikan Ana pengertian jika cinta itu tidak harus saling memiliki. Bukan nya malah menyembunyikan hal itu dan membuat Ana hancur oleh ekspetasinya sendiri.

Ana langsung bergegas menyimpan semua barang barang nya kedalam tas dan segera meninggalkan ruangan itu tanpa memberikan Ghafin atau pun Revan untuk menyapanya kembali dan itu sangat dimaklumi oleh keduanya.

Toh pertemuan ini memang murni tidak disengaja sama sekali. Ghafin yang memutuhkan jasa desain interior untuk kantornya mendapatkan rekomendasi dari rekan kerja yang lain prihal peusahaan yang memeng menyediakan jasa desain interior yang cukup terkenal.

Ghafin dan Revan tidak menyanka jika mereka akan bertemu dengan Ana disana. Bahkan bonusnya, Reva bertemu dengan sang adik yang tengah berkuliah dinegara sakura itu hadir bersama dengan Ana.

Sungguh dua hal yang sangat mengejutkan memang. Namun, keterkejutan itu hanya berlaku untuk Ghafin, Revan dan Ana saja. Tidak untuk Rey yang sudah memperkirakan jika suatu saat kejadian ini pasti akan mereka alami.

"Baik Bu Ayumi, jika tidak ada lagi yang perlu dibahas. Saya permisi dulu, ada dateline yang harus selesai hari ini," ucap Ana langsung melesat pergi setelah mendapat anggukan dari Bu Ayumi tanpa melirik sedikit pun pada Ghafin maupun Revan.

Kepergian Ana tentu saja di ikuti oleh Rey yang menjadi rekan satu tim nya dalam mengerjakan tugas. Namun, langkah REy terhenti saat seseorang mencekal tangan nya.

"Tunggu, apa kita bisa bicara Rey?" ucap Ghafin mencekal tangan Rey.

"Nanti saja ya Bang, setelah pulang kerja. Biarkan Ana tenang dulu, hal ini terlalu mengejutkan untuknya,"

"Hei, kenapa kamu tidak sopan sekali? Panggil dia Kakak, umur kalian itu terpaut cukup jauh jadi sopan lah sedikit Reynaldi," ucap Revan yang tidak suka jika sang adik memanggil ANa dengan sebutan nama saja.

"Abang ini kaku sekali, kami ini sudah berteman Bang. Dan di antara pertemanan itu tidak ada batasan hanya karena masalah umur kami yang berbeda. Sudahlah,ini masih jam kantor, ngobrolnya kita lanjut saat pulang kerja saja, ok,"

Rey pun langsung keluar dari ruangan itu dan kembali keruangan kerjanya. Namun saat tiba disana, Rey sama sekali tidak menemukan Ana disana.

Rey pun membawa langkah kakinya menuju ke sebuah tangga darurat dan nihil, Ana juga tidak ada disana. Tujuan Rey kini tertuju pada rooftop gedung.

Tempat para karyawan yang ingin menghabiskan satu batang rokok atau menenangkan pikiran saat pekerjaan tengah banyak banyaknya dan membuat kepala mau pecah.

Rey terus melangkahkan kakinya menapaki satu persatu anak tangga yang menuju ke arah atap gedung. Setelah itu Rey membuka satu pintu dilantai paling akhir.

Benar saja, saat membuka pintu itu. Rey langsung bisa melihat punggung seseorang yang begitu familiar dimatanya.

"Kerja woy, malah melamun disini,"

"Sejak kapan kamu mengenal Bang Revan dan Bang Ghafin?" tanya Ana to the point.

Ana menyorot tajam pemuda yang sudah beberapa hari ini selalu merecoki hidupnya itu. Rey sendiri hanya tersenyum lembut pada Ana yang tampak menatap tajam padanya.

"Aku mengenal mereka sudah sejak dari lahir,"

"Apa?"

.

***

Terpopuler

Comments

Lina aja

Lina aja

lanjut n semangat thor

2024-03-04

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuut

2023-06-15

0

Defi

Defi

Hello.. kenapa baru sadar sekarang Fin, seharusnya itu yang kamu lakukan bukan memihak Revan dan Kayla

2023-06-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!