Paris

***

Ana melempar tubuh lelah nya ke kasur besar yang ada didalam kamar hotel yang sudah dia booking sebelumnya.

Saat ini, Ana baru saja tiba di hotel yang akan dia tempati selama liburan di sana. Ana sengaja memesan hotel yang berbeda dengan hotel yang ditempati oleh Ghafin dan juga Revan.

Namun hotel keduanya cukup berdekatan, belum lagi Ana yang diam diam memasang GPS di ponsel sang kakak yang dia hubungkan ke ponselnya membuat Ana akan tahu kemana saja Ghafin dan Revan pergi selama liburan disana.

Ana tersenyum lega saat akhirnya dia tiba di kota yang sama dengan Revan dan juga Ghafin. Ini adalah hal tergila yang pernah dia lakukan selama 20 tahun hidupnya.

Biasanya, Ana akan selalu ditemani oleh sang kakak atau mama Laras jika ingin berlibur ke luar negri. Papa Bian selalu bersikap posesif pada putrinya itu.

Tidak jarang Ana urung pergi karena sang ayah yang tidak memberikan nya ijin. Namun, peraturan ketat itu mulai berkurang setelah Ana masuk kuliah.

Belum lagi Ana yang memang kurang suka keluyuran membuat Papa Bian pun mulai menaruh kepercayaan pada putri nya itu.

"Ok, sekarang dan disini. Aku akan mengungkapkan lagi perasaanku yang jauh lebih serius lagi. Akan aku pasikan, saat pulang nanti Kak Revan sudah menjadi pacarku," gumam nya penuh dengan rasa percaya diri sembari mematut penampilan nya didepan cermin.

Ana berencana pergi ketempat dimana Ghafin akan melakukan makan malam, dan setelah tahu jika Ghafin dan Revan akan makan malam disebuah restoran mewah di pusat kota Paris. Ana pun segera bersiap untuk mengikuti mereka berdua.

Merasa butuh informasi dari sang kakak, akhirnya Ana pun menyudahi aksi marahnya dan menghubungi sang kakak terlebih dahulu dengan membuka obrolan yang normal.

Berbagi pengalaman dan agenda selanjutnya saat bepergian ke tempat yang berbeda adalah hal yang biasa dilakukan kakak beradik itu.

Hingga Ghafin pun tidak menaruh curiga jika Ana saat ini berada di kota yang sama dengan nya. Bahkan Ana selalu mengirimkan foto tempat tempat yang Ana kunjungi selama dia di Jogja demi meyakinkan jika dirinya memang tengah menikmati masa liburan di kota itu.

Ana meraih tas slempang yang akan dia kenakan untuk membawa dompet dan juga ponselnya. Setelah melihat pergerakan sang kakak yang mulai keluar dari hotel.

Ana pun mulai keluar dan mengikuti kemana arah GPS yang ada di ponsel Ghafin bergerak. Ana menatap sebuah bangunan tinggi dan besar, yang baru saja dimasuki oleh Ghafin dan juga Revan.

Ana menatap bingung dengan kerutan didahinya sebagai pertanda jika dia merasa ada yang aneh dari apa yang di lihatnya saat ini.

Dimana, Revan yang terlihat membawa sebuah buket bunga yang begitu cantik dan indah, padahal mereka pergi hanya berdua saja. Tidak ingin hanya menduga duga dengan jawaban yang tidak jelas.

Ana pun segera ikut masuk, namun masih dengan jarak aman. Agar tidak ketahuan, Ana ingin memberikan kedua pria itu kejutan dengan kedatangan nya yang tiba tiba.

Ana terus mengikuti langkah Ghafin dan juga Revan yang ternyata menuju ke rooftop gedung itu. Seketika, pandangan Ana dibuat kagum dan juga takjub dengan dekorasi indah yang memanjakan matanya, saat tiba ditempat yang dituju oleh Revan dan Ghafin.

Ana terus melangkah maju dengan perasaan yang membuncah, bahagia. Sudah tidak sabar lagi rasanya ingin mengungkapkan apa yang selama ini dia rasakan pada Revan.

Namun langkahnya seketika terhenti saat Revan dan juga Ghafin tiba disebuah tempat, dimana disana sudah ada dua wanita yang menunggu kedatangan kedua pria itu.

Tubuh Ana tersentak hebat, hingga membuat tubuh mungil itu membeku dan menegang. Senyum bahagia yang awalnya terlukis indah di wajah cantiknya pun seketika saja menghilang saat netra itu dengan begitu jelas menangkap pergerakan, bagaimana Revan yang memeluk lalu mencium mesra bibir seorang gadis yang begitu teramat dia kenali.

"Kaila? Ba_bagaimana bisa?" gumam nya lirih dalam hati menahan sesak saat melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Revan dan Kaila, sahabatnya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama itu begitu terlihat mesra bak sepasang kekasih yang tengah berbahagia.

Ana pun lalu menyembunyikan diri dibalik bingkai bunga yang menjadi salah satu objek keindahan dekorasi tempat itu malam ini.

Ana terus memperhatikan setiap gerak gerik yang dilakukan dua pasangan itu. Meski harus menahan sakit dan sesak didada, namun Ana tetap bertahan demi melihat apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

30 menit berselang, acara makan malam pun tampaknya telah usai mereka lakukan. Hingga kini tibalah di penghujung acara itu, dimana Revan yang menarik tangan Kaila untuk membawa berdiri disamping meja yang mereka tempati untuk makan malam tadi.

Setelah keduanya berdiri, tampak Revan yang mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam saku celana nya, lalu berjongkok di hadapan Kaila.

Meski Ana tidak tahu apa yang di ucapkan oleh keduanya. Namun, dari gestur tubuh keduanya pun Ana sudah bisa menebak, jika saat ini Revana tengah melamar kekasihnya yang tidak lain adalah sahabat Ana sendiri, Kaila.

Tidak ingin membuat dirinya semakin hancur, Ana pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu setelah Kaila terlihat mengangguk lalu keduanya saling berpelukan jauh lebih mesra dari sebelumnya.

Hati Ana bagai disayat sembilu saat melihat bagaimana senyum bahagia itu muncul di wajah tampan Revan. Dan yang membuat Ana kian hancur adalah, dengan adanya Ghafin yang menjadi saksi acara lamaran itu.

Terpopuler

Comments

Wahyu Suprapti

Wahyu Suprapti

kasian 😥

2024-03-19

2

Lina aja

Lina aja

mungkin itu sebabnya Gavin larang ana deketin Revan....takut sakit hati

2024-02-25

1

Wanti Suswanti

Wanti Suswanti

kasihan ana..aku gak setuju deh rasanya kalau nanti ana kembali sama Revan yg udah nyakitin hati ana..

2023-11-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!