Hidup Baru

2 Tahun Kemudian...

"Bagaimana Ma? Apa Ana masih menolak untuk bertemu denganku? Dia bahkan masih memblokir semua kontakku,"

Helaan nafas lelah bercampur frustasi terdengar begitu getir saat Ghafin menanyakan tentang Ana pada sang mama.

Sudah dua tahun ini Ana menghilang dari kehidupan nya, dan itu sangat menyiksa Ghafin saat ini. Sudah berulang kali dia memohon untuk dipertemukan dengan Ana pada sang mama.

Namun, dengan tegas. Mama Laras selalu menolak permintaan itu. Karena memang itu yang Ana minta.

"Biarkan nanti aku yang datang pada Bang Ghafin Ma, aku pasti akan datang menemuinya kok. Tapi nanti ya Ma, setelah hati aku melupakan luka ini dan setelah aku siap mendengar penjelasan Abang dengan hati yang sudah jauh lebih lapang lagi. Untuk saat ini, biarkan begini dulu. Aku masih sakit Ma, bahkan hanya dengan menyebut namanya saja, luka ini kembali terasa basah dan perih,"

Curahan hati Ana yang begitu lirih dan pilu selalu terngiang ngian didalam benak mama Laras saat Ghafin berulang kali meminta dipertemukan dengan Ana, bahkan Mama Laras mengabaikan permintaan putra sulung nya itu meski Ghafin sudah memohon mohon padanya.

Hingga akhirnya, mama Laras pun tidak pernah memberi tahu dimana Ana sekarang. Waktu sudah berjalan dua tahun lamanya, namun tampaknya Ana masih belum selesai menghukum sang kakak atas kesalahan yang sudah dia lakukan dulu.

"Biarkan adikmu sendiri yang datang padamu Bang, itu yang dia minta. Jangan menambah luka hatinya dengan kamu yang memaksakan diri untuk menemuinya. Beri dia waktu Bang, butuh waktu memang untuk Ana agar bisa menyembuhkan dirinya dari luka hati yang kalian torehkan."

Lagi dan lagi Ghafin hanya bisa menghela nafas lelahnya saat sang mama masih enggan membuka pintu komunikasi antara dirinya dan juga Ana, adiknya.

Mama Laras benar, Ana butuh waktu untuk menenangkan diri dan butuh waktu juga untuk memaafkan nya. Tapi ini sudah dua tahun, tidakah ini waktu yang sudah terlalu lama untuk Ana memberikan nya hukuman.

Ghafin lebih baik menerima cacian atau makian saja dari Ana, dari pada Ana yang menjauhinya seperti ini, bahkan tanpa kata sedikit pun Ana tiba tiba menghilang begitu saja dari hidupnya.

"Sudahlah, lebih baik kita pergi sekarang. Acara akad nikah nya sebentar lagi akan dimulai, tidak enak kalau sampai kita telat,"

"Aku tidak ikut saja ya Ma, aku cape dan ingin istirahat saja,"

"Loh, nggak bisa gitu dong Bang. Kita sudah jauh jauh datang kesini, masa nggak hadir sih. Lagi pula, inikan pernikahan sahabat kamu. Masa nggak datang? Ayo ah, cepat rapihkan penampilan kamu. Kita ke tempat acara sekarang,"

Dengan malas Ghafin pun akhirnya bangun dari duduknya. Ini adalah hari pernikahan antara Revan dan Kaila. Acara pernikahan itu diadakan di Bandung, hingga butuh waktu bagi tamu undangan untuk datang kesana.

Apalagi tamu undangan khusus yang sengaja di undang untuk menjadi saksi di acara akad nikah seperti mama Laras dan papa Bian. Sayang nya papa Bian tengah berhalangan hadir karena tengah berada diluar negri untuk perjalanan bisnisnya.

Hingga mama Laras pun akhirnya datang bersama dengan Ghafin. Ghafin pun akhirnya setuju untuk datang meski sejak malam itu hubungan keduanya jadi merenggang.

Ghafin yang kecewa pada dirinya sendiri memutuskan untuk menutup diri dan menghindar dari Revan. Bahkan kerja sama antara perusahaan yang ditangan oleh dirinya dan Revan pun sengaja Ghafin pindah tangankan pada orang lain.

Bukan marah pada Revan, karena semua keputusan yang Revan ambil itu adalah mutlak haknya. Ghafin hanya belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Ana.

Karena dirinya yang ikut menyembunyikan hubungan Revan dan Kaila lah, awal mula hilangnya sosok Ana dari hidup Ghafin.

.

***

.

"Selamat ya Nak Revan, semoga jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah." ucap mama Laras saat menyalami kedua mempelai untuk memberikan selamat dan doa kebaikan untuk pasangan halal itu.

"Terima kasih tante,"

"Selamat ya bro, semoga langgeng," ucap Ghafin seperti biasa, dengan nada dingin dan datar.

"Makasih sudah datang Fin," jawab Revan sembari celingukan, seperti tengah mencari seseorang.

"Dia tidak ikut, bahkan sampai detik ini dia belum lagi menginjakkan kakinya dirumah dia sendiri. Fokuslah dengan rumah tanggamu Van, lupakan jika kamu pernah mengenal seorang gadis yang bernama Ana, dengan begitu. Kalian akan bahagia dengan hidup kalian masing masing," ucap Ghafin sebelum dia beranjak pergi.

Dan hal itu membuat Revan tertegun untuk kedua kalinya. Dia tidak pernah menyangka jika dengan menuruti ke inginan Kaila, dia akan kehilangan sosok yang begitu dia sayangi selama ini. Bukan hanya satu, namun Revan kehilangan orang yang dia sayangi dua sekaligus.

Tidak Revan pungkiri jika Revan sangat menyayangi Ana. Kehadiran gadis kecil yang begitu terang terangan saat menyukainya itu selalu memberikan warna baru dalam hidupnya.

Dan kini, hidupnya sudah tidak semenarik dulu saat masih ada Ana. Keseharian Revan hanya akan di isi oleh pekerjaan dan juga keluhan sang kekasih yang selalu ada saja hal hal yang dikeluhkan oleh nya.

Entah itu masalah rumah, pekerjaan, bahkan masalah baju yang akan dikenakan pun Kaila selalu mengeluhkan nya dan kadang hal itu membuat Revan lelah dengan sikap Kaila yang kelewat manja.

Namun kembali lagi, ini adalah pilihan nya dan Revan harus menerima semua konsekuensi dari pilihan yang dia buat.

Terpopuler

Comments

Wahyu Suprapti

Wahyu Suprapti

lanjut dong

2024-03-19

1

ovi

ovi

lnjut kk

2024-03-10

0

guntur 1609

guntur 1609

cocok tu ana. abang sendiri lebih mementingkan perasaan kawanya di bandingkan adiknya

2024-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!