Meminta Izin

Brakkk

Dengan tidak sabar melvin mendorong kuat pintu apartemen hingga menimbulkan bunyi nyaring.

"Diana"

"beib"

panggilnya begitu melangkah masuk. tidak menunggu lama orang yang dicari muncul dengan senyum sumringah.

wanita itu segera memeluk melvin.

"kamu sudah membaca pesan ku" tanyanya membalas menatap melvin.

"sungguh kamu hamil?" bukan menjawab tapi pria itu balik bertanya karena rasa terkejut dan keraguan.

"Iya beib. kita segera menjadi orang tua. kata dokter dia sudah hampir sebulan di sini. tiga minggu tepatnya. dia sehat dan kuat " Jawab Diana senang seraya mengelus perut ratanya.

wajah melvin berbinar bahagia. dia menunduk dan mencium bertubi-tubi perut wanitannya, lalu memeluk haru wanita itu. dia juga merasa bahwa dengan kehamilan ini dia bisa memastikan Diana selalu berada di sisinya dan akan lebih menurut padanya. mereka pun saling berciuman mesra menyambut kegembiraan itu.

"nanti malam, ikut aku ke rumah utama. kita sampaikan kabar ini. minta izin ke orang tua ku untuk segera melamar dan menikahi kamu" ajak melvin dan disetujui Diana. wanita itu teramat senang mendengar kata pernikahan dari bibir kekasihnya. calon ayah dari anaknya.

begitu juga dengan melvin. tidak menyangka dia akan segera menjadi seorang ayah. Kabar gembira itu pun dia sampaikan juga kepada kedua sahabatnya melalui sambungan telepon.

tentu saja respon Martin dan Matthew adalah kaget. baru beberapa hari lalu mereka bertemu dan berbincang tapi kini melvin berkabar dengan sebuah berita yang menurut mereka cukup heboh. mendengar keinginannya untuk menikah. tapi tidak kaget mendengar kabar Diana hamil. karena mereka tahu gaya pacaran sahabatnya itu yang bebas.

Sementara itu di rumah sakit, selena begitu serius membaca setiap data pasiennya yang beberapa saat lalu selena diperiksa. pagi ini sekitar ada enam ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rutin.

saking sibuknya, dia tidak menyadari kalau dokter Willy sudah berada dalam ruangannya dan berdiri persis di depannya.

"serius banget bu dokter" bisik pria itu ditelinga selena membuat gadis itu tersentak kaget.

"astaga!! ya ampun kak, kaget aku" selena memegang bagian dadanya yang bergedup kencang. sambil menatap dokter Willy sebal. namun tatapan itu justru terlihat menggemaskan di mata pria tampan itu.

"du manis banget sih kalau cemberut" rayunya membuat selena monyong seketika.

"aku belum sempat bilang ya, potongan rambut kamu cocok banget. jadi makin manis dan cantik" tatapan dokter Willy begitu serius. dia berucap jujur. baru kali ini dia melihat selena tampil dengan rambut pendek sebahu. kelihatan manis dan fresh.

"gombal terus " elak selena walau sebenarnya dia tersipu.

"ada apa dokter ke sini?" sambungnya bertanya

"ajak kamu makan siang. lihat sekarang sudah hampir jam satu. kamu malah serius ngerjain ini. makan dulu yuk"

selena menoleh menatap jam dinding dan benar saja sekarang sudah setengah satu lebih. dia hampir saja melewati makan siang.

dia pun menerima tawaran dokter Willy dan segera menuju kantin rumah sakit.

terlihat banget dokter itu begitu perhatian dan lembut pada selena. kalau orang lain melihat, pasti berpikir mereka sepasang kekasih.

tapi nyatanya dokter Willy entah kenapa begitu susah membuka gembok cinta gadis di depannya. yang kini terlihat lahap makan tanpa sungkan dan menjaga image.

"pelan-pelan. nanti tersedak" Ucapnya penuh perhatian. selena hanya tersenyum dengan mulut penuh.

Lain selena, lain pula, Melvin. pagi ini pria itu seharusnya mengadakan pertemuan internal dengan divisi humas perusahaan justru tertunda karena harus menurut permintaan Diana.

wanita itu semenjak Melvin senang menerima kabar kehamilannya, mulai menunjuk sikap tidak ingin ditolak.

dengan alasan mengidam, dia meminta melvin memborong semua high-heels dan tas edisi terbaru dari brand ternama. bukan masalah buat si pria. namun, kenpa harus saat itu juga padahal dia masih harus melakukan pekerjaan penting di perusahaan.

dengan segala rasa sabar melvin menurut dan menunda rapat demi memenuhi semua permintaan Diana. kebetulan ada sekertarisnya yang bisa menghandle pekerjaan selama dia tidak masuk.

kini lemari wanita itu yang ada di apartemen, sudah penuh dengan barang baru. ada sekitar, tiga tas dan empat pasang high-heels.

"terima kasih beib. nanti malam tiga ronde, oke" Diana mengerling nakal pada melvin namun pria itu menggeleng pelan.

"ingat kandungan kamu. aku tidak ingin bayi kita kenapa-napa. untuk aktivitas ranjang sebaiknya kita tanyakan ke dokter nanti" tolak halus melvin. tapi diana sedikit tidak setuju. tapi malah mengangguk menyetujui saran melvin.

Waktu menunjukan pukul setengah tujuh malam.

Diana dan melvin sedang dalam perjalanan menuju rumah utama. seperti perkataan melvin siang tadi, malam ini dia harus segera meminta izin menikah dan memberitahukan kabar kehamilan Diana. jalanan sedikit macet karena memang bertepatan dengan aktivitas pulang kantor.

melvin sedikit melirik Diana, lebih tepatnya melihat pakaian yang dikenakan wanita itu. di atas lutut hingga mengekspos paha bahkan potongan sabrina bagian atas menampakkan pundak hampir ke dada.

padahal sebelum berangkat mereka sempat bertengkar karena hal ini. melvin meminta Diana menggunakan baju lain yang lebih tertutup, tapi diana menolak karena menurutnya dia cantik dengan dress itu bahkan masih sopan menurutnya.

"lain kali, tolong perhatikan pakaian yang ingin kamu beli dan pakai. kamu tahu kan mommy dan keluarga ku tidak begitu menyukai penampilan terbuka" ujar melvin seperti peringatan berulang-ulang pada wanita itu.

"Iya beib. aku akan usahakan " setuju Diana namun memutar bola mata malas.

karena macet, perjalanan yang seharusnya cuma tiga puluh menit malah menjadi sejam. mereka datang tanpa memberi kabar terlebih dulu. hingga saat mereka tiba di rumah kedua orang tua melvin menunjukan wajah kaget melihat kehadiran Diana. mereka juga baru saja ingin makan malam.

"malam mommy, daddy " sapa melvin seperti biasa diikuti Diana yang turut memberikan buah tangan yang dia bawa.

"selamat malam tante, om"

"malam" Jawab daddy Jhonson namun tatapannya menuju sang putra.

"selamat malam nak. ayo masuk" mommy yohana mencoba biasa saja di tengah rasa terkejutnya. apalagi melihat penampilan Diana.

wow amazing. seksi. kalau ada pria genit di sana pastilah air liurnya menetes. dia jadi bertanya-tanya apakah selama ini putranya sangat terpikat dengan Diana yang seperti itu.

tapi sudahlah yang terpenting sekarang menyambut tamu dulu.

"kebetulan om dan tante mau makan malam. kalian pasti belum makan. gabung saja ya" kembali mommy yohana menawarkan.

akhirnya mereka memilih ikut bergabung. karena sebenarnya mereka pun sudah lapar.

selesai makan secara khusus melvin meminta orang tuanya menuju ruang keluarga untuk berbicara.

wajah pria terlihat serius. sebelah tangannya saling bertautan dengan jemari Diana. rupanya wanita itu mendadak gugup. bukan karena sikap orang tua melvin kasar atau semacamnya. justru karena ketenangan dan kelembutan kedua orang tua itu. dia malah jadi merasa gugup.

"mom, dad. aku minta izin untuk menikahi Diana" ucap melvin gamblang.

baik daddy Jhonson maupun mommy Yohana ragu akan pendengaran mereka . keduanya pun saling bertatapan kemudian kembali melihat dua orang di depan.

"menikah?" tanya daddy Jhonson tenang.

"Iya dad. secepatnya kalau bisa" mommy Yohana kembali heran. kenapa begitu buru-buru. tapi wanita itu diam saja. menyerahkan segalanya kepada sang suami.

"kenapa?" sebelah alis daddy Jhonson kini terangkat bertanda heran dan ingin tahu.

"Diana sedang mengandung anakku dad. lebih baik kami menikah secepatnya.

deggg

mata mommy Yohana melotot. saking kagetnya. begitu juga dengan seorang gadis di balik tembok yang baru saja tiba dan hendak ke belakang.

Hallo reader kesayangan. mohon untuk terus memberikan dukungan terhadap cerita ini ya. jangan lupa tinggalkan jejak, like, komentar dan juga favoritnya.

Terima kasih. salam hangat. dan semoga kalian sehat selalu💕

Episodes
1 Seperti Hantu
2 Suara
3 Kumpul Keluarga
4 Pengganggu!
5 Flashback
6 Pindah
7 Maaf Kak
8 Tanpa Kabar
9 Bertemu Lagi
10 Bertemu Kembali
11 Kesal
12 Kembali berkumpul
13 Hamil?
14 Kejutan Diana
15 Meminta Izin
16 Keputusan
17 Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18 Menikah
19 Selena Juga Bahagia
20 Kepergok Selena
21 Pertengkaran Pertama
22 Cemas
23 Martin Meniduri Seorang Gadis?
24 Kekesalan Diana
25 Rutinitas Lagi
26 Kesakitan Terdalam
27 Kondisi
28 Flashback
29 Masih Masa Lalu
30 Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31 Kebenaran
32 Flashback (Memberi Pelajaran)
33 Aku Harus Apa?
34 Memaksakan Diri
35 Sejak Lahir Sudah Cantik
36 Ada-Ada Saja
37 Kenapa Jadi begini.
38 Rencana Tes DNA
39 Berhentilah Menyalahkan Diri
40 Yang Patut Dicurigai
41 Support Para Sahabat
42 Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43 Hasil Tes DNA
44 Sakit
45 debat
46 Diana Menolak di Salahkan
47 Kita Akan bercerai
48 Harusnya Tetap Panggil Baby
49 Sangat Kecewa
50 Kelelahan
51 Kamu Suka Dia?
52 Berbicara Tentang Perasaan
53 Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54 Cerai
55 Memang Salah Kamu
56 Jalan Pagi Bertiga
57 Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58 Modus Melvin
59 Diana Berbuat Ulah
60 Apartemen
61 Perasaan Melvin
62 Ketegasan Daddy Jhonson
63 Diam
64 Panggilan Kemanusiaan
65 Frustasi
66 Menyusul
67 Bertemu
68 Boleh Kakak Merindu?
69 I Love You
70 Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71 Harus Kembali
72 Melvin Disambut Gebukan Sapu
73 Merajuk
74 Kembali
75 Ayo Menikah
76 Balasan Melvin
77 Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78 Aku Pria Kotor
79 Siapa Dia?
80 Sebenarnya
81 Permintaan Melvin
82 Dokter Melita
83 Bukan Sebuah Kebetulan
84 Diana Sulit Lupa Mantan
85 Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86 Barbeque
87 Rencana Melvin
88 Tentang Restu
89 Izin Minta Restu
90 Menuju Hari Yang Dinanti
91 Menuju Malam Yang Dinanti
92 Malam Spesial
93 Kenapa Lama Sekali?
94 Diana Mengamuk
95 Diskusi Persiapan pernikahan
96 Ubah Panggilan
97 Orang Misterius
98 Teror
99 Ungkapan Sesal Melvin
100 Dugaan Daddy Jhonson
101 Ketenangan Selena Terusik
102 Nasib Tony
103 Mungkinkah?
104 Menyeret Tony Ke Bui
105 Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106 Prewedding
107 Nonton Berdua
108 Penguntit?
109 Pulang Lebih Awal
110 Berbicara Dengan Gideon
111 Ulang Tahun Gilbert
112 Kemarahan Keluarga Jhonson
113 Keputusan Mendadak
114 Detik Terakhir
115 Sekarang Saja Jangan Nanti
116 Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117 Yang Sebenarnya Terjadi
118 Pulang
119 Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120 Ini sangat Setimpal
121 Aku Milikmu Malam Ini
122 Seutuhnya
123 Martin Minta di Jemput
124 Welcome Back Brother
125 Hari Bahagia
126 Melvin Yang Malang
127 Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128 Merujut Kenangan Indah
129 Menikmati Waktu
130 Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131 Kembali
132 Ingin Memulai Yang Baru
133 Sepucuk Surat
134 Kamu Jangan Egois
135 Ayo Kita Pergi Bersama
136 Bertemu Gideon
137 Tiga Tahun Berlalu
138 Ternyata
139 Sebenernya Selena Tahu
140 Menertawakan Melvin
141 Terima Kasih Sayang
142 Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143 Keren Kok!!
144 Melvin Yang Malang
145 Kamu Kenapa?
146 Tujuh Bulanan
147 Anak-Anak Kita
148 Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149 Kemarahan Melvin
150 Selena Mengamuk
151 Biarkan Saja
152 Kenapa Harus Pergi?
153 Paris
154 Cinta Dan Sayang Kita Selamanya
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Seperti Hantu
2
Suara
3
Kumpul Keluarga
4
Pengganggu!
5
Flashback
6
Pindah
7
Maaf Kak
8
Tanpa Kabar
9
Bertemu Lagi
10
Bertemu Kembali
11
Kesal
12
Kembali berkumpul
13
Hamil?
14
Kejutan Diana
15
Meminta Izin
16
Keputusan
17
Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18
Menikah
19
Selena Juga Bahagia
20
Kepergok Selena
21
Pertengkaran Pertama
22
Cemas
23
Martin Meniduri Seorang Gadis?
24
Kekesalan Diana
25
Rutinitas Lagi
26
Kesakitan Terdalam
27
Kondisi
28
Flashback
29
Masih Masa Lalu
30
Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31
Kebenaran
32
Flashback (Memberi Pelajaran)
33
Aku Harus Apa?
34
Memaksakan Diri
35
Sejak Lahir Sudah Cantik
36
Ada-Ada Saja
37
Kenapa Jadi begini.
38
Rencana Tes DNA
39
Berhentilah Menyalahkan Diri
40
Yang Patut Dicurigai
41
Support Para Sahabat
42
Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43
Hasil Tes DNA
44
Sakit
45
debat
46
Diana Menolak di Salahkan
47
Kita Akan bercerai
48
Harusnya Tetap Panggil Baby
49
Sangat Kecewa
50
Kelelahan
51
Kamu Suka Dia?
52
Berbicara Tentang Perasaan
53
Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54
Cerai
55
Memang Salah Kamu
56
Jalan Pagi Bertiga
57
Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58
Modus Melvin
59
Diana Berbuat Ulah
60
Apartemen
61
Perasaan Melvin
62
Ketegasan Daddy Jhonson
63
Diam
64
Panggilan Kemanusiaan
65
Frustasi
66
Menyusul
67
Bertemu
68
Boleh Kakak Merindu?
69
I Love You
70
Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71
Harus Kembali
72
Melvin Disambut Gebukan Sapu
73
Merajuk
74
Kembali
75
Ayo Menikah
76
Balasan Melvin
77
Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78
Aku Pria Kotor
79
Siapa Dia?
80
Sebenarnya
81
Permintaan Melvin
82
Dokter Melita
83
Bukan Sebuah Kebetulan
84
Diana Sulit Lupa Mantan
85
Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86
Barbeque
87
Rencana Melvin
88
Tentang Restu
89
Izin Minta Restu
90
Menuju Hari Yang Dinanti
91
Menuju Malam Yang Dinanti
92
Malam Spesial
93
Kenapa Lama Sekali?
94
Diana Mengamuk
95
Diskusi Persiapan pernikahan
96
Ubah Panggilan
97
Orang Misterius
98
Teror
99
Ungkapan Sesal Melvin
100
Dugaan Daddy Jhonson
101
Ketenangan Selena Terusik
102
Nasib Tony
103
Mungkinkah?
104
Menyeret Tony Ke Bui
105
Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106
Prewedding
107
Nonton Berdua
108
Penguntit?
109
Pulang Lebih Awal
110
Berbicara Dengan Gideon
111
Ulang Tahun Gilbert
112
Kemarahan Keluarga Jhonson
113
Keputusan Mendadak
114
Detik Terakhir
115
Sekarang Saja Jangan Nanti
116
Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117
Yang Sebenarnya Terjadi
118
Pulang
119
Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120
Ini sangat Setimpal
121
Aku Milikmu Malam Ini
122
Seutuhnya
123
Martin Minta di Jemput
124
Welcome Back Brother
125
Hari Bahagia
126
Melvin Yang Malang
127
Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128
Merujut Kenangan Indah
129
Menikmati Waktu
130
Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131
Kembali
132
Ingin Memulai Yang Baru
133
Sepucuk Surat
134
Kamu Jangan Egois
135
Ayo Kita Pergi Bersama
136
Bertemu Gideon
137
Tiga Tahun Berlalu
138
Ternyata
139
Sebenernya Selena Tahu
140
Menertawakan Melvin
141
Terima Kasih Sayang
142
Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143
Keren Kok!!
144
Melvin Yang Malang
145
Kamu Kenapa?
146
Tujuh Bulanan
147
Anak-Anak Kita
148
Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149
Kemarahan Melvin
150
Selena Mengamuk
151
Biarkan Saja
152
Kenapa Harus Pergi?
153
Paris
154
Cinta Dan Sayang Kita Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!