Keputusan

mulut mommy Yohana kali ini menganga. tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya. putranya menghamili kekasihnya. tatapan daddy Jhonson pun berubah datar. tapi di sini sebagai kepala keluarga dia harus memberikan keputusan. marah pun tidak akan menyelesaikan masalah.

"kalian sudah berzinah hingga Diana hamil. menikahlah"

semua orang terkejut mendengar penuturan mommy Yohana. tadinya Diana dan melvin mengira akan dimarahin dahulu. padahal jalannya cukup mudah.

namun mereka tidak tahu kekecewaan memenuhi hati kedua orang tua tersebut.

bahkan seorang gadis di balik tembok kini harus menahan gejolak yang membuatnya melemas seketika.

"mommy sungguh mengizinkan kami?" tanya melvin mencari kepastian.

"sudah hamil begitu. lalu mau ngapain lagi" kentara sekali wajah wanita itu kecewa.

"benar kata mommy kamu. tidak perlu menunggu lama lagi. segeralah menikah. perut Diana akan semakin besar" sambung daddy Jhonson sambil kini tangannya meremas lembut jemari sang istri. memberinya ketenangan dari rasa kecewa dan kaget.

Diana sendiri tersenyum bahagia. walau sebenarnya sempat malu karena mendengar kata berzinah dari mulut mommy Yohana. melvin sendiri melupakan rasa malu dan sibuk senang atas restu orang tuanya.

diana segera menghampiri mommy Yohana dan berlutut di hadapan wanita itu. entah apa maksudnya hanya dia yang tahu. melvin pun kaget.

"tante, aku tahu, aku dan melvin sudah melakukan dosa besar. sebelumnya aku minta maaf. dan terima kasih tante juga om merestui niat kami untuk menikah "

kedua netral mommy Yohana berkaca-kaca. tangannya terulur mengapai tubuh Diana.

"berdirilah nak. tidak baik begini. kamu sedang hamil"

Diana akhirnya bangun dan duduk di samping wanita itu.

"segera hubungi orang tua kamu. esok kami sekeluarga akan bertemu mereka untuk membicarakan pernikahan kalian" walau sedikit berat tapi inilah keputusan akhir.

"baik tan. terima kasih" senang Diana.

sementara melvin kini mengikuti daddy ke ruang lain untuk mengobrol berdua.

pertama kali yang pria tua itu lakukan adalah memberi sebuah bogeman di wajah putranya.

"bughhh"

"aww" sempat merintih namun melvin tidak marah, melawan atau bertanya kenapa. dia menyadari kesalahannya.

"daddy kecewa padamu. kamu lihat wajah mommy kamu tadi? dia mungkin lebih kecewa pada mu. setelah ini minta maaflah padanya" marahnya menatap sang putra yang hanya memegang pelipis.

"sorry daddy " ujar melvin

"satu lagi, minta maaf pada adikmu"

seketika melvin mendelik mendengarnya. untuk apa dia meminta maaf pada gadis itu. dia tidak melakukan kesalahan apapun.

"untuk apa? aku tidak melakukan apapun padanya " tolak tegas melvin.

kali ini daddy Jhonson menatap putranya datar sekali. dan melvin sadar daddynya sangat marah.

"kau mungkin lupa, kalian di jodohkan. mungkin beberapa tahun lalu, kamu hanya mendengar ini dari mulut mommy mu. tapi sebenarnya sejak cecen lahir kita sudah merencanakan ini. mommy dan daddy sudah berjanji pada orangtua cecen" jelasnya membuat mevin terperangah kaget. namun setelahnya mendesah malas. sungguh perjanjian aneh pikirnya.

"dia dijodohkan denganku sejak lahir?" tanya melvin mencari keberadaan. anggukan daddy Jhonson membuatnya tidak habis pikir. bagaimana bisa mereka melakukan itu.

"kenapa?" tanyanya sekali lagi

"percuma daddy menceritakan segalanya. toh kamu bahkan sejak awal menolak dia dan bahkan mendadak sikap kamu berubah tidak menyukainya. satu lagi, apapun yang kamu rasakan, berhenti bersikap kasar pada adikmu. kamu akan menyesal"

tidak ada yang perlu diceritakan lagi. baginya percuma saja. sang putra sudah memilih yang kain. mungkin dia dan sang istri akan banyak meminta maaf pada kedua orang tua cecen kelak di surga. tidak dapat memenuhi janji mereka di masa lalu.

melvin mengernyit heran. dia seperti Bingung sendiri. setahunya dia pernah mendengar kisah rumit hubungan cinta segi empat antara orang tuanya dan juga orang tua Selena. cerita ini dia dengar sendiri belasan tahun lalu saat masih remaja. cerita yang dia dengar dari pria yang juga rekan tentara sang daddy.

saran sang daddy dia abaikan begitu saja. toh itu bukan urusannya lagi. yang terpenting dia bahagia akan segera menikah dengan Diana. wanita tercintanya.

"tapi aku tidak punya kewajiban untuk memenuhi keinginan aneh kalian di masa lalu. aku punya pilihan sendiri " ujar melvin santai terdengar tidak peduli.

daddy Jhonson mengangguk dan segera membelakangi putranya. "ya semua sudah terjadi. mau bagaimana lagi. jadi silakan saja melanjutkan keputusan kamu" lirihnya

Sementara itu, gadis yang tadinya mendengar semua percakapan di balik tembok segera melangkah karena tidak mungkin dia terus berada di sana.

"cecen" kaget mommy Yohana

" malam, mom.. kak diana" balas selena menyapa.

"hai selena. malam juga" respon Diana tersenyum lebar.

"baru balik nak? sudah makan? raut mommy Yohana terlihat seperti bersalah pada putrinya.

"Iya tadi ada sedikit pekerjaan di rumah sakit. aku juga sudah makan mom. mau ke belakang dulu. lengket banget badan cecen mom" padahal sebenarnya dia merasa tidak nyaman berada di sana. semua yang dia dengar di balik tembok tadi entah kenapa membuatnya kehilangan semangat. dia sebenarnya juga belum makan. kini tidak berselera.

"baiklah sayang. segera mandi air hangat dan beristirahat" pinta sang mommy lembut sambil mengelus sayang pipi putrinya dengan perasaan berkecamuk. gadis itu mengangguk.

"kak diana, aku ke belakang dulu ya. maaf tidak sempat mengobrol lama. tidak baik juga aku habis dari rumah sakit" alasan Selena sedikit benar namun juga ada kebohongan. memang benar dia harus segera mandi karena telah banyak melakukan aktivitas di rumah sakit. tapi sebenarnya dia juga bisa kembali setelah mandi untuk mengobrol. tapi dia memilih tidak melakukannya.

"oh iya, tidak apa-apa. segeralah beristirahat" balas Diana tidak mempermasalahkan.

selena pun segera ke belakang. setibanya di sana. dia segera membersihkan diri. saat beranjak ke kasur mendadak perutnya bergemuruh. sepertinya dia memang benar-benar lapar. meski tidak berselera, dia tetap harus makan. karena tidak baik tidur dalam keadaan lapar.

dia pun ke dapur kecill miliknya. membuka kulkas dan mengeluarkan bahan yang bisa diolah jadi masakan.

dia ingin yang hangat dan berkuah. karenanya dia membuat sup bakso. tidak sampai dua puluh menit. sup bakso pun siap.

dia makan begitu pelan sambil matanya tenggelam dalam lamunan. satu, dua... lima hingga sepuluh suap berhasil masuk dalam perutnya. sampai pada suapan terakhir mata selena masih menggambarkan sedang memikirkan sesuatu.

selena mendadak tersentak saat ketukan hingga gedoran pintu berhasil membuyar pikiran yang melayang jauh. sepertinya tamu yang datang sangat tidak sabaran. dia segera meneguk air putih dan melangkah ke depan. pikirannya bertanya, siapakah yang datang.

tanpa ragu dia membuka pintu. namun matanya sedikit melebar setelah mengetahui siapa yang datang. setelah sekian tahun, akhirnya orang di depannya menginjak kaki di paviliun.

"boleh aku masuk?" tanyanya datar

tanpa menjawab, selena melebarkan pintu. orang itu masuk dan segera duduk di sofa di susul selena setelah menutup pintu.

gadis itu duduk di depan tamunya dengan perasaan sedikit cemas. karena tamu pria itu menatap lekat dan datar padanya.

"kakak ingin minum sesuatu. biar aku siapkan " tawar selena memecah keheningan

"tidak perlu. aku tidak lama" tolak melvin tanpa memindahkan arah pandangan. ya tamu itu adalah melvin. pria itu semenjak selena pindah ke paviliun dia belum pernah berkunjung. wajar kalau malam ini selena kaget melihat kedatangannya.

"ada apa kak? kakak butuh sesuatu?" kembali selena bertanya karena melihat gelagat melvin yang sepertinya belum ada keinginan mengatakan tujuan kedatangannya.

"aku akan menikah" to the point melvin memberi tahu. tanpa embel penjelasan lainnya namun selena diam saja.

"aku harap kamu melupakan perjodohan tidak masuk akal di antara kita. aku sudah memilih wanita terbaik dalam hidupku. Aku harap kamu sadar posisi kamu"

sakit sekali hati Selena mendengar perkataan kakaknya. dia sadar kok posisinya seperti apa dalam keluarga Jhonson. tanpa harus dijelaskan lagi. tapi rautnya tetap tenang tidak menunjukkan ekspresi apapun.

melvin sedikit bingung. kenapa selena setenang itu.

"apakah kakak sudah selesai?" mendengar pertanyaan selena melvin mengangguk.

sejenak gadis itu tertunduk kemudian membalas tatapan kakaknya.

"pertama, aku ucapkan selamat untuk kakak dan kakak Diana. kedua, kakak tidak usah khawatir soal perjodohan atau apapun itu. rasa suka ku di masa lalu anggap saja cinta monyet seperti anak remaja pada umumnya. terakhir, aku sadar kak, posisiku seperti apa di sini. jadi aku berterima kasih karena kakak kembali mengingatkan ku" jelas selena panjang lebar yang entah kenapa begitu menyentak perasaan melvin.

"baguslah kalau begitu. aku hanya ingin mengatakan itu. aku permisi " pria itu berdiri tanpa lagi melihat seperti apa raut sang adik saat ini. sakit dan buliran air yang tadinya sekuat tenaga dia tahan kini meluruh dari matanya.

"kak, kita semakin jauh. ada apa denganmu sebenarnya? kalau hanya soal perjodohan itu, tidak mungkin kakak sampai seperti ini. marah dan membenciku. tidak bisakah kakak kembali seperti dulu. menjadi kakak yang selalu ada untuk cecen" batin selena bersuara lirih. menatap punggung melvin yang hilang tertelan kegelapan.

Episodes
1 Seperti Hantu
2 Suara
3 Kumpul Keluarga
4 Pengganggu!
5 Flashback
6 Pindah
7 Maaf Kak
8 Tanpa Kabar
9 Bertemu Lagi
10 Bertemu Kembali
11 Kesal
12 Kembali berkumpul
13 Hamil?
14 Kejutan Diana
15 Meminta Izin
16 Keputusan
17 Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18 Menikah
19 Selena Juga Bahagia
20 Kepergok Selena
21 Pertengkaran Pertama
22 Cemas
23 Martin Meniduri Seorang Gadis?
24 Kekesalan Diana
25 Rutinitas Lagi
26 Kesakitan Terdalam
27 Kondisi
28 Flashback
29 Masih Masa Lalu
30 Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31 Kebenaran
32 Flashback (Memberi Pelajaran)
33 Aku Harus Apa?
34 Memaksakan Diri
35 Sejak Lahir Sudah Cantik
36 Ada-Ada Saja
37 Kenapa Jadi begini.
38 Rencana Tes DNA
39 Berhentilah Menyalahkan Diri
40 Yang Patut Dicurigai
41 Support Para Sahabat
42 Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43 Hasil Tes DNA
44 Sakit
45 debat
46 Diana Menolak di Salahkan
47 Kita Akan bercerai
48 Harusnya Tetap Panggil Baby
49 Sangat Kecewa
50 Kelelahan
51 Kamu Suka Dia?
52 Berbicara Tentang Perasaan
53 Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54 Cerai
55 Memang Salah Kamu
56 Jalan Pagi Bertiga
57 Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58 Modus Melvin
59 Diana Berbuat Ulah
60 Apartemen
61 Perasaan Melvin
62 Ketegasan Daddy Jhonson
63 Diam
64 Panggilan Kemanusiaan
65 Frustasi
66 Menyusul
67 Bertemu
68 Boleh Kakak Merindu?
69 I Love You
70 Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71 Harus Kembali
72 Melvin Disambut Gebukan Sapu
73 Merajuk
74 Kembali
75 Ayo Menikah
76 Balasan Melvin
77 Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78 Aku Pria Kotor
79 Siapa Dia?
80 Sebenarnya
81 Permintaan Melvin
82 Dokter Melita
83 Bukan Sebuah Kebetulan
84 Diana Sulit Lupa Mantan
85 Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86 Barbeque
87 Rencana Melvin
88 Tentang Restu
89 Izin Minta Restu
90 Menuju Hari Yang Dinanti
91 Menuju Malam Yang Dinanti
92 Malam Spesial
93 Kenapa Lama Sekali?
94 Diana Mengamuk
95 Diskusi Persiapan pernikahan
96 Ubah Panggilan
97 Orang Misterius
98 Teror
99 Ungkapan Sesal Melvin
100 Dugaan Daddy Jhonson
101 Ketenangan Selena Terusik
102 Nasib Tony
103 Mungkinkah?
104 Menyeret Tony Ke Bui
105 Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106 Prewedding
107 Nonton Berdua
108 Penguntit?
109 Pulang Lebih Awal
110 Berbicara Dengan Gideon
111 Ulang Tahun Gilbert
112 Kemarahan Keluarga Jhonson
113 Keputusan Mendadak
114 Detik Terakhir
115 Sekarang Saja Jangan Nanti
116 Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117 Yang Sebenarnya Terjadi
118 Pulang
119 Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120 Ini sangat Setimpal
121 Aku Milikmu Malam Ini
122 Seutuhnya
123 Martin Minta di Jemput
124 Welcome Back Brother
125 Hari Bahagia
126 Melvin Yang Malang
127 Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128 Merujut Kenangan Indah
129 Menikmati Waktu
130 Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131 Kembali
132 Ingin Memulai Yang Baru
133 Sepucuk Surat
134 Kamu Jangan Egois
135 Ayo Kita Pergi Bersama
136 Bertemu Gideon
137 Tiga Tahun Berlalu
138 Ternyata
139 Sebenernya Selena Tahu
140 Menertawakan Melvin
141 Terima Kasih Sayang
142 Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143 Keren Kok!!
144 Melvin Yang Malang
145 Kamu Kenapa?
146 Tujuh Bulanan
147 Anak-Anak Kita
148 Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149 Kemarahan Melvin
150 Selena Mengamuk
151 Biarkan Saja
152 Kenapa Harus Pergi?
153 Paris
154 Cinta Dan Sayang Kita Selamanya
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Seperti Hantu
2
Suara
3
Kumpul Keluarga
4
Pengganggu!
5
Flashback
6
Pindah
7
Maaf Kak
8
Tanpa Kabar
9
Bertemu Lagi
10
Bertemu Kembali
11
Kesal
12
Kembali berkumpul
13
Hamil?
14
Kejutan Diana
15
Meminta Izin
16
Keputusan
17
Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18
Menikah
19
Selena Juga Bahagia
20
Kepergok Selena
21
Pertengkaran Pertama
22
Cemas
23
Martin Meniduri Seorang Gadis?
24
Kekesalan Diana
25
Rutinitas Lagi
26
Kesakitan Terdalam
27
Kondisi
28
Flashback
29
Masih Masa Lalu
30
Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31
Kebenaran
32
Flashback (Memberi Pelajaran)
33
Aku Harus Apa?
34
Memaksakan Diri
35
Sejak Lahir Sudah Cantik
36
Ada-Ada Saja
37
Kenapa Jadi begini.
38
Rencana Tes DNA
39
Berhentilah Menyalahkan Diri
40
Yang Patut Dicurigai
41
Support Para Sahabat
42
Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43
Hasil Tes DNA
44
Sakit
45
debat
46
Diana Menolak di Salahkan
47
Kita Akan bercerai
48
Harusnya Tetap Panggil Baby
49
Sangat Kecewa
50
Kelelahan
51
Kamu Suka Dia?
52
Berbicara Tentang Perasaan
53
Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54
Cerai
55
Memang Salah Kamu
56
Jalan Pagi Bertiga
57
Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58
Modus Melvin
59
Diana Berbuat Ulah
60
Apartemen
61
Perasaan Melvin
62
Ketegasan Daddy Jhonson
63
Diam
64
Panggilan Kemanusiaan
65
Frustasi
66
Menyusul
67
Bertemu
68
Boleh Kakak Merindu?
69
I Love You
70
Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71
Harus Kembali
72
Melvin Disambut Gebukan Sapu
73
Merajuk
74
Kembali
75
Ayo Menikah
76
Balasan Melvin
77
Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78
Aku Pria Kotor
79
Siapa Dia?
80
Sebenarnya
81
Permintaan Melvin
82
Dokter Melita
83
Bukan Sebuah Kebetulan
84
Diana Sulit Lupa Mantan
85
Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86
Barbeque
87
Rencana Melvin
88
Tentang Restu
89
Izin Minta Restu
90
Menuju Hari Yang Dinanti
91
Menuju Malam Yang Dinanti
92
Malam Spesial
93
Kenapa Lama Sekali?
94
Diana Mengamuk
95
Diskusi Persiapan pernikahan
96
Ubah Panggilan
97
Orang Misterius
98
Teror
99
Ungkapan Sesal Melvin
100
Dugaan Daddy Jhonson
101
Ketenangan Selena Terusik
102
Nasib Tony
103
Mungkinkah?
104
Menyeret Tony Ke Bui
105
Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106
Prewedding
107
Nonton Berdua
108
Penguntit?
109
Pulang Lebih Awal
110
Berbicara Dengan Gideon
111
Ulang Tahun Gilbert
112
Kemarahan Keluarga Jhonson
113
Keputusan Mendadak
114
Detik Terakhir
115
Sekarang Saja Jangan Nanti
116
Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117
Yang Sebenarnya Terjadi
118
Pulang
119
Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120
Ini sangat Setimpal
121
Aku Milikmu Malam Ini
122
Seutuhnya
123
Martin Minta di Jemput
124
Welcome Back Brother
125
Hari Bahagia
126
Melvin Yang Malang
127
Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128
Merujut Kenangan Indah
129
Menikmati Waktu
130
Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131
Kembali
132
Ingin Memulai Yang Baru
133
Sepucuk Surat
134
Kamu Jangan Egois
135
Ayo Kita Pergi Bersama
136
Bertemu Gideon
137
Tiga Tahun Berlalu
138
Ternyata
139
Sebenernya Selena Tahu
140
Menertawakan Melvin
141
Terima Kasih Sayang
142
Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143
Keren Kok!!
144
Melvin Yang Malang
145
Kamu Kenapa?
146
Tujuh Bulanan
147
Anak-Anak Kita
148
Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149
Kemarahan Melvin
150
Selena Mengamuk
151
Biarkan Saja
152
Kenapa Harus Pergi?
153
Paris
154
Cinta Dan Sayang Kita Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!