Bertemu Kembali

"selamat datang di kota J" salam hangat selena menyambut kedatangan dokter Willy yang baru saja keluar dari pintu kedatangan bandara.

"terima kasih, sel. apakah kamu sudah lama menunggu?" Willy membalas sambutan selena dengan memeluk singkat gadis manis itu. kalau boleh jujur, dia begitu merindukan selena.

"tidak juga. baru sepuluh menitan. lagain, apa sih yang tidak bisa aku lakukan untuk bapak dokter yang terhormat ini" canda selena yang mengundang tawa pria di sampingnya.

"kamu ini bisa saja. sejak kapan kamu pandai bercanda" ucap Willy dan mengajak gemas rambut selena.

"sejak aku sering mengobrol sama kakak " timpal selena yang malah membuatnya terkekeh sendiri.

"yuk kak, mobil ku ada di parkiran"

lanjutnya mengajak Willy mengikuti langkahnya. mereka pun akhirnya menuju Parkiran mobil dan meneruskan perjalanan ke apartemen yang telah di sewa secara online oleh Willy.

Selama dalam perjalanan mereka banyak sekali bertukar cerita. tentang aktivitas selama tidak berjumpa lagi.

"oh iya, ini kan sudah jam makan siang. kakak pasti lapar. kita mampir makan dulu, yuk" ujar selena yang menyadari jam di ponselnya menunjukkan waktu tengah hari.

"kau ini sangat peka. apa bunyi perut ku terdengar sampai ke telinga kamu?" canda Willy dan tersenyum simpul pada gadis yang fokus menyetir di sampingnya. rasanya perasaan Willy kembali menghangat setelah bertemu lagi dengan gadis yang berhasil mengusik pikirannya beberapa bulan terakhir.

selena ikut tersenyum dan menganggukkan kepala. walau sebenarnya dia berbohong. dia tidak mendengar riuh perut williy, jutru dia menyadari sekarang memang waktunya makan siang. akhirnya mereka pun mampir di sebuah restoran yang jaraknya sudah dekat dengan apartemen Willy.

mereka makan di iringi obrolan yang mengundang tawa. sebenarnya Willy yang lebih banyak melucu membuat gadis didepannya selalu menampilkan senyum dan tawa lepas.

"apakah kamu akan bertugas siang, hari ini?" tanya Willy dan diangguki selena.

"setelah mengantar kakak, aku akan langsung ke rumah sakit" terangnya.

"lalu, kapan kakak berencana untuk mulai bekerja?" lanjut selena bertanya

"lusa. sesuai jadwal yang diberikan pihak rumah sakit "

"baiklah, Aku tidak sabar menanti waktu kembali bertemu kakak di rumah sakit" Ucapnya terlihat antusias

"aku pun begitu. tidak sabar" Willy memandang penuh arti gadis depannya. tidak sabar yang dia maksud adalah tiap hari kembali bisa melihatnya bahkan bisa mengambil kesempatan untuk mengobrol.

sungguh Willy sudah jatuh cinta pada selena tepat pada pandangan pertama di rumah sakit LT tiga tahun lalu.

Williy bersyukur karena mendapat tawaran bekerja di jhonson hospital grup setelah memutuskan untuk keluar dari rumah sakit LT. dia merasa ada yang aneh dengan manajemen rumah sakit tersebut. dia pernah berharap bisa mengungkap perasaan pada selena sebelum gadis itu selesai koas, tapi dia malah tidak punya keberanian saat itu.

sempat putus asa karena selena memutuskan untuk bekerja di kota J. tapi akhirnya dia mendapat tawaran pekerjaan di rumah sakit yang sama tawaran yang tidak pernah dia sangka.

artinya dia tidak akan berpisah lagi dengan dokter idamannya. apakah ini yang disebut berjodoh. entalah. yang pasti dia akan menggunakan kesempatan ini untuk semakin mendekati selena dan kalau ada kesempatan bagus dia akan jujur tentang perasaannya.

sementara itu di tempat yang sama. entah kenapa ada perasaan tidak nyaman di hati seorang pria saat melihat senyum dan tawa lepas selena. sebuah ekspresi yang sudah lama sekali tidak gadis itu tunjukkan. entah apa yang sedang mereka bicarakan namun pria di hadapan selena seolah mampu membuat gadis itu bahagia.

"beib kamu lihat apa sih dari tadi makanannya cuma di bolak-balik gitu" tegur wanita di depannya namun tidak didengar karena dia seperti tenggelam dalam lamunannya.

"beib.. beibb..." dua kali wanita itu kembali memanggil namun belum mendapat respon

"Melviano Morales el Jhonson" karena jengkel, wanita itu sedikit berteriak memanggil kekasihnya dengan menyebut nama panjang dan membuahkan hasil. pria dihadapannya langsung tersentak kaget.

ya pria itu adalah melvin. dia bersama diana kekasihnya menikmati makan siang setelah selesai bertemu rekan bisnis. tidak disangka malah melihat selena di sana sedang bersama seorang pria yang entah siapa.

"kenapa?" melvin justru bertanya dan membuat Diana makin kesal. dia membanting garpu dan pisau hingga menimbulkan sedikit keributan.

"aku yang seharusnya tanya. kau kenapa beib. sejak tadi, diam, melamun. aku panggil tidak disahutin" ungkap Diana dengan segala kekesalan.

"sorry sayang. aku kepikiran pekerjaan" ucap melvin beralasan. padahal sebenarnya dia tertegun melihat ekspresi bahagia selena dan penasaran dengan pria yang bersama gadis itu.

Diana mendengus pelan. kedua tangannya bahkan mengepal kuat. melvin berbohong padanya. setelah dia melihat siapa yang menyebabkan kekasihnya itu melamun hingga mengabaikan dirinya. rupanya karena melihat selena berada di restoran yang sama bersama seorang pria.

'hanya seorang gadis kecil yang tidak diharapkan ' batinya menggerutu sebal

sementara itu, setelah selesai makan, selena segera mengantar Willy ke apartemen. karena sebentar lagi jam tugasnya di mulai. kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah sakit. dia akan kembali menggeluti pekerjaannya. bertemu banyak pasien, melayani mereka sepenuh hati. sudah berhasil membuatnya merasakan kebahagiaan sendiri. dia merasa dirinya bisa berguna untuk orang lain.

Tepat jam tujuh malam Selena tiba di rumah. kebetulan sekali semua orang tengah bersiap untuk makan. karena dia baru saja tiba, semua memutuskan untuk menunggu.

lima belas menit selena gunakan untuk membersihkan badan. setelahnya bergabung ke meja makan. tidak banyak yang mereka obrolkan di sana. hanya saja pertanyaan mommy Yohana sempat mengalihkan perhatian semua orang termasuk Melvin yang kini menatap lekat wajah selena.

"teman kamu sudah di kota ini kan? gimana tadi pertemuan kalian?" mommy Yohana mula kepo

"oh, iya mom. pertemuan kita ya seperti biasa. lama tidak ketemu yang pastinya tadi kita bisa mengobrol" jelas selena apa adanya

"senang ketemu lagi, sama si dia ya" mommy bertanya dengan sedikit menggoda

selena mengangguk antusias tanpa memahami maksud pertanyaan sang mommy.

daddy Jhonson menaikkan sebelah alisnya mendengar topik pembicaraan dua perempuan kesayangannya itu. sementara melvin malah menatap datar wajah ceria selena semua itu ditangkap penglihatan mommy Yohana.

"dari tadi ngomongin bertemu seseorang, memangnya siapa si mom?" tanya daddy Jhonson penasaran

"nahhh sekarang malah daddy yang ikutan kepo. kamu penasaran juga nggak, melv? goda mommy Yohana mencari tahu ekspresi sang putra

"tidak" Jawab melvin singkat, tegas, dan wajah datarnya. matanya dan selena tidak sengaja saling bertemu. gadis di depannya hanya sekilas tersenyum. tidak selepas saat bersama pria di restoran tadi siang.

"oalah.. mommy kira kamu kepo seperti daddy mu ini. tapi tak apalah mumpung kita semua di sini, mommy mau kasih tahu"

mommy Yohana kemudian menoleh dan memandang wajah penasaran suaminya.

" itu lho dad, masih ingat tidak dokter Willy, dokter tampan yang dekat dengan putri kita selama di rumah sakit LT?" jelas mommy Yohana sekaligus menggali ingatan suaminya.

daddy Jhonson berhenti mengunyah dan mengingat kemudian mengangguk setelah mengingat sosok yang dimaksud sang istri.

"daddy ingat. dokter tampan yang selalu membuat putri kita senyum dan tertawa lepas itu, bukan mom?"

"Iya dad, sepertinya dokter itu spesial untuk putri kita ini" ujarnya antusias dan menggoda manja putrinya yang kini malu-malu

"wah bagus itu. kenalkan sama daddy ya nak" seloroh daddy Jhonson dan semakin membuat wajah selena bersemu.

"ihhh, mommy sama daddy apaan sih. kakak Willy cuma rekan kerja saja kok. kebetulan dia memang orangnya humoris dan enak diajak ngobrol. makanya selena selalu terhibur kalau sama dia" jelas selena menolak godaan mommy dan daddynya.

"Iya ya dad, saking terhiburnya, malah senyum-senyum sendiri sampai ke rumah" ujar mommy Yohana semakin menggoda putrinya

"mana ada seperti itu mom. ih mommy sembarangan " elak selena semakin menunduk antara malu dan Bingung apalagi mendengar sang daddy yang malah mendukung omongan mommynya.

"seperti itu juga tidak apa-apa nak. daddy senang kalau ada pria yang berhasil membuat kamu bahagia, bukankah itu bagus?"

"tapi kita cuma rekan kerja dad"

bantah selena lagi. dan memang itulah kebenarannya. mereka cuma rekan kerja kan. tapi sepertinya kedua orang tuanya itu memang antusias membicarakan dokter Willy hingga terus menggoda dirinya. tidak menyadari ada seseorang di meja itu yang menjadi panas hati dan jengah mendengar obrolan itu.

tingggg

melvin meletakkan alat makannya sedikit kasar hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. cukup mengangetkan dan mengalihkan perhatian semua orang.

"aku selesai"

Ucapnya seraya berdiri meninggalkan meja makan. pandangan semua orang sedikit bingung padanya. ada apa dengan pria itu. kok sepertinya lagi bete gitu.

sementara melvin yang tiba di kamar langsung mengomel sendiri. dia seolah baru melampiaskan kekesalannya di meja makan tadi.

"benar-benar gadis gampangan. dulu katanya hanya suka dan mau menikahi ku saja. sekarang malah mulai malu-malu menceritakan pria lain. ckkk... sudah ku duga, memang akan keluar aslinya. gadis penggoda"

entah apa maksud melvin yang malah mengumpati selena. apakah dia tidak suka selena menceritakan pria lain dan bahagia karena pria itu. bukankah dia tidak peduli apapun tentang gadis itu.

entalah.. melvin sendirian pun bingung dengan dirinya. mungkin karena selama ini, dia tidak pernah melihat kedekatan selena dengan pria lain selain dirinya dan kedua sahabat serta keluarganya.

tapi siang ini, melihat ada pria yang sialnya dia mengakui ketampanan pria itu mampu membuat selena tersenyum tanpa beban. beda sekali saat bersamanya. gadis itu kehilangan keceriaan, banyak diam dan seperti sedikit takut. apalagi setiap kali gadis itu memandangnya penuh kerinduan dan memuja, justru malah dia cibir dan dia bentak.

Episodes
1 Seperti Hantu
2 Suara
3 Kumpul Keluarga
4 Pengganggu!
5 Flashback
6 Pindah
7 Maaf Kak
8 Tanpa Kabar
9 Bertemu Lagi
10 Bertemu Kembali
11 Kesal
12 Kembali berkumpul
13 Hamil?
14 Kejutan Diana
15 Meminta Izin
16 Keputusan
17 Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18 Menikah
19 Selena Juga Bahagia
20 Kepergok Selena
21 Pertengkaran Pertama
22 Cemas
23 Martin Meniduri Seorang Gadis?
24 Kekesalan Diana
25 Rutinitas Lagi
26 Kesakitan Terdalam
27 Kondisi
28 Flashback
29 Masih Masa Lalu
30 Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31 Kebenaran
32 Flashback (Memberi Pelajaran)
33 Aku Harus Apa?
34 Memaksakan Diri
35 Sejak Lahir Sudah Cantik
36 Ada-Ada Saja
37 Kenapa Jadi begini.
38 Rencana Tes DNA
39 Berhentilah Menyalahkan Diri
40 Yang Patut Dicurigai
41 Support Para Sahabat
42 Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43 Hasil Tes DNA
44 Sakit
45 debat
46 Diana Menolak di Salahkan
47 Kita Akan bercerai
48 Harusnya Tetap Panggil Baby
49 Sangat Kecewa
50 Kelelahan
51 Kamu Suka Dia?
52 Berbicara Tentang Perasaan
53 Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54 Cerai
55 Memang Salah Kamu
56 Jalan Pagi Bertiga
57 Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58 Modus Melvin
59 Diana Berbuat Ulah
60 Apartemen
61 Perasaan Melvin
62 Ketegasan Daddy Jhonson
63 Diam
64 Panggilan Kemanusiaan
65 Frustasi
66 Menyusul
67 Bertemu
68 Boleh Kakak Merindu?
69 I Love You
70 Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71 Harus Kembali
72 Melvin Disambut Gebukan Sapu
73 Merajuk
74 Kembali
75 Ayo Menikah
76 Balasan Melvin
77 Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78 Aku Pria Kotor
79 Siapa Dia?
80 Sebenarnya
81 Permintaan Melvin
82 Dokter Melita
83 Bukan Sebuah Kebetulan
84 Diana Sulit Lupa Mantan
85 Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86 Barbeque
87 Rencana Melvin
88 Tentang Restu
89 Izin Minta Restu
90 Menuju Hari Yang Dinanti
91 Menuju Malam Yang Dinanti
92 Malam Spesial
93 Kenapa Lama Sekali?
94 Diana Mengamuk
95 Diskusi Persiapan pernikahan
96 Ubah Panggilan
97 Orang Misterius
98 Teror
99 Ungkapan Sesal Melvin
100 Dugaan Daddy Jhonson
101 Ketenangan Selena Terusik
102 Nasib Tony
103 Mungkinkah?
104 Menyeret Tony Ke Bui
105 Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106 Prewedding
107 Nonton Berdua
108 Penguntit?
109 Pulang Lebih Awal
110 Berbicara Dengan Gideon
111 Ulang Tahun Gilbert
112 Kemarahan Keluarga Jhonson
113 Keputusan Mendadak
114 Detik Terakhir
115 Sekarang Saja Jangan Nanti
116 Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117 Yang Sebenarnya Terjadi
118 Pulang
119 Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120 Ini sangat Setimpal
121 Aku Milikmu Malam Ini
122 Seutuhnya
123 Martin Minta di Jemput
124 Welcome Back Brother
125 Hari Bahagia
126 Melvin Yang Malang
127 Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128 Merujut Kenangan Indah
129 Menikmati Waktu
130 Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131 Kembali
132 Ingin Memulai Yang Baru
133 Sepucuk Surat
134 Kamu Jangan Egois
135 Ayo Kita Pergi Bersama
136 Bertemu Gideon
137 Tiga Tahun Berlalu
138 Ternyata
139 Sebenernya Selena Tahu
140 Menertawakan Melvin
141 Terima Kasih Sayang
142 Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143 Keren Kok!!
144 Melvin Yang Malang
145 Kamu Kenapa?
146 Tujuh Bulanan
147 Anak-Anak Kita
148 Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149 Kemarahan Melvin
150 Selena Mengamuk
151 Biarkan Saja
152 Kenapa Harus Pergi?
153 Paris
154 Cinta Dan Sayang Kita Selamanya
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Seperti Hantu
2
Suara
3
Kumpul Keluarga
4
Pengganggu!
5
Flashback
6
Pindah
7
Maaf Kak
8
Tanpa Kabar
9
Bertemu Lagi
10
Bertemu Kembali
11
Kesal
12
Kembali berkumpul
13
Hamil?
14
Kejutan Diana
15
Meminta Izin
16
Keputusan
17
Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18
Menikah
19
Selena Juga Bahagia
20
Kepergok Selena
21
Pertengkaran Pertama
22
Cemas
23
Martin Meniduri Seorang Gadis?
24
Kekesalan Diana
25
Rutinitas Lagi
26
Kesakitan Terdalam
27
Kondisi
28
Flashback
29
Masih Masa Lalu
30
Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31
Kebenaran
32
Flashback (Memberi Pelajaran)
33
Aku Harus Apa?
34
Memaksakan Diri
35
Sejak Lahir Sudah Cantik
36
Ada-Ada Saja
37
Kenapa Jadi begini.
38
Rencana Tes DNA
39
Berhentilah Menyalahkan Diri
40
Yang Patut Dicurigai
41
Support Para Sahabat
42
Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43
Hasil Tes DNA
44
Sakit
45
debat
46
Diana Menolak di Salahkan
47
Kita Akan bercerai
48
Harusnya Tetap Panggil Baby
49
Sangat Kecewa
50
Kelelahan
51
Kamu Suka Dia?
52
Berbicara Tentang Perasaan
53
Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54
Cerai
55
Memang Salah Kamu
56
Jalan Pagi Bertiga
57
Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58
Modus Melvin
59
Diana Berbuat Ulah
60
Apartemen
61
Perasaan Melvin
62
Ketegasan Daddy Jhonson
63
Diam
64
Panggilan Kemanusiaan
65
Frustasi
66
Menyusul
67
Bertemu
68
Boleh Kakak Merindu?
69
I Love You
70
Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71
Harus Kembali
72
Melvin Disambut Gebukan Sapu
73
Merajuk
74
Kembali
75
Ayo Menikah
76
Balasan Melvin
77
Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78
Aku Pria Kotor
79
Siapa Dia?
80
Sebenarnya
81
Permintaan Melvin
82
Dokter Melita
83
Bukan Sebuah Kebetulan
84
Diana Sulit Lupa Mantan
85
Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86
Barbeque
87
Rencana Melvin
88
Tentang Restu
89
Izin Minta Restu
90
Menuju Hari Yang Dinanti
91
Menuju Malam Yang Dinanti
92
Malam Spesial
93
Kenapa Lama Sekali?
94
Diana Mengamuk
95
Diskusi Persiapan pernikahan
96
Ubah Panggilan
97
Orang Misterius
98
Teror
99
Ungkapan Sesal Melvin
100
Dugaan Daddy Jhonson
101
Ketenangan Selena Terusik
102
Nasib Tony
103
Mungkinkah?
104
Menyeret Tony Ke Bui
105
Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106
Prewedding
107
Nonton Berdua
108
Penguntit?
109
Pulang Lebih Awal
110
Berbicara Dengan Gideon
111
Ulang Tahun Gilbert
112
Kemarahan Keluarga Jhonson
113
Keputusan Mendadak
114
Detik Terakhir
115
Sekarang Saja Jangan Nanti
116
Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117
Yang Sebenarnya Terjadi
118
Pulang
119
Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120
Ini sangat Setimpal
121
Aku Milikmu Malam Ini
122
Seutuhnya
123
Martin Minta di Jemput
124
Welcome Back Brother
125
Hari Bahagia
126
Melvin Yang Malang
127
Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128
Merujut Kenangan Indah
129
Menikmati Waktu
130
Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131
Kembali
132
Ingin Memulai Yang Baru
133
Sepucuk Surat
134
Kamu Jangan Egois
135
Ayo Kita Pergi Bersama
136
Bertemu Gideon
137
Tiga Tahun Berlalu
138
Ternyata
139
Sebenernya Selena Tahu
140
Menertawakan Melvin
141
Terima Kasih Sayang
142
Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143
Keren Kok!!
144
Melvin Yang Malang
145
Kamu Kenapa?
146
Tujuh Bulanan
147
Anak-Anak Kita
148
Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149
Kemarahan Melvin
150
Selena Mengamuk
151
Biarkan Saja
152
Kenapa Harus Pergi?
153
Paris
154
Cinta Dan Sayang Kita Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!