Kumpul Keluarga

“Hei, Brother!” sapa Melvin ketika melihat wajah sepupunya, Matthew, muncul dalam panggilan video.

“Ckk, kau ini sangat mengganggu. Kau kira ini jam berapa?” keluh Matthew, kesal karena Melvin mengganggunya saat masih terlelap. Perbedaan waktu antara dua negara memang menyulitkan.

“Segeralah pulang! Kau tidak kangen kita? Lihat, kami sedang ramai di rumah,” kata Melvin sambil memutar kamera ke arah belakang, menunjukkan suasana rumah yang penuh keceriaan.

“Aku akan pulang kalau kau berhenti jadi pengganggu. Sudah ya, aku mau tidur. Ngantuk!” Matthew menutup panggilan dengan kesal.

Sementara itu, Melvin hanya terkekeh melihat wajah sepupunya yang tampak ngantuk dan kesal.

Saat ini, mereka berkumpul di rumah besar keluarga Dirgantara. Hal ini sudah menjadi kebiasaan setiap tahunnya. Acara ini biasanya diadakan untuk silaturahmi keluarga.

Kali ini, topik yang hangat dibicarakan adalah Melvin dan kekasihnya, Diana. Namun, ada rasa tidak nyaman yang terlihat di wajah dua wanita paruh baya di sana ketika melihat bagaimana Diana berpakaian. Meskipun bekerja sebagai model, seharusnya dia bisa menyesuaikan diri dengan suasana tertentu, termasuk cara berpakaian.

“Aunty kurang suka pacar kamu. Dia kurang sopan,” ungkap Aunty Helena, kakak kandung Mommy Yohana sekaligus ibu dari Matthew.

Melvin hanya tertawa kecil. “Pekerjaannya menuntut seperti itu, Aunty.”

“Kalau mau jadi bagian dari keluarga kita, kamu harus memperingatinya,” tegas Aunty Helena.

“Dia akan berubah seiring waktu, Aunty,” jawab Melvin dengan penuh keyakinan.

“Semoga,” Aunty Helena meragukan.

“Ngomong-ngomong, kenapa kamu malah menolak dijodohkan dengan Selena? Bukankah dia kesayangan kita semua, termasuk kamu? Aunty lihat, Mommy kamu begitu berharap kalian bersama,” lanjut Aunty Helena setelah matanya menangkap sosok Selena yang cekatan membantu di sana, berbeda dengan kekasih ponakannya yang hanya duduk bersila.

“Aku harap Aunty tidak seperti Mommy dan orang di rumah. Dia hanya akan jadi saudari, tidak lebih,” jawab Melvin dengan nada dingin.

Aunty Helena menangkap sinyal kekesalan ponakannya. Dia hanya merespon dengan senyum tipis dan mengelus lengan Melvin.

Sekarang, mata Melvin menatap Selena dengan rasa kesal. Kenapa setiap kali keluarga berkumpul, topik yang tak pernah lepas dari pembicaraan adalah niat Mommy Yohana yang ingin menjodohkan anak kandungnya dengan putri angkatnya?

Bagi Melvin, itu konyol dan tidak akan terjadi. Apa menariknya gadis itu selain wajah sok polosnya?

Hal ini tidak terlepas dari kejadian beberapa tahun lalu, saat dia mengetahui fakta rumit tentang hubungan cinta segi empat antara orang tuanya dan orang tua Selena.

Pranggggg..

Di tengah lamunannya, Melvin dikejutkan oleh sebuah kehebohan kecil. Dia melihat kekasihnya meringis kesakitan, sementara di sampingnya ada Selena yang memegang pecahan kaca.

“Aw, sakit sekali! Kenapa kamu tidak hati-hati? Lihat apa yang kau buat!” tanpa sadar Diana membentak Selena.

Gadis itu sebenarnya juga kaget. Kenapa Diana tiba-tiba muncul hingga mereka saling bersenggolan? Selena yang membawa dua gelas berisi jus dingin akhirnya menjatuhkannya, pecah, dan beberapa beling mengenai kaki Diana hingga menggores kulitnya.

“Maaf, Kak. Saya tidak sadar Kakak ada di dekat saya,” alasan Selena.

“Ada apa ini?” tanya Melvin begitu tiba di depan kedua perempuan itu.

“Beib, lihat! Perbuatan adik kamu,” Diana menunjuk kakinya yang hanya sedikit terluka.

Melvin menatap tajam Selena, siap meledakkan amarah.

Diana menggerutu pelan. Sebenarnya, telinganya sudah panas sejak tadi. Para ibu di sana begitu memuja dan menyayangi Selena, hampir tidak ada yang mengajaknya mengobrol.

“Sudahlah, adik kamu tidak sengaja. Mereka sama-sama tidak melihat tadi. Lagipula, Selena juga ada lukanya,” Mommy Yohana yang ada di sana segera melerai.

Tapi emosi Melvin masih membara. Dia hanya bisa mengumpat kesal.

“Dasar gadis ceroboh!” dia pun segera menarik Diana pergi. Acara sudah hampir selesai, jadi tidak ada salahnya pamit lebih awal.

Malam ini, dia ada kumpul bersama teman-temannya di klub tempat mereka biasa mencari hiburan.

Dua tahun kemudian...

Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa, dua tahun sudah berlalu sejak kejadian di rumah keluarga Dirgantara. Selena kini sedang menjalani ujian akhir semester.

Perasaannya sedikit kacau. Bukan tanpa alasan, setengah tahun lalu, setelah berhasil menamatkan studi, Melvin memutuskan untuk hengkang dari rumah. Di depan keluarga, dia beralasan ingin mandiri dan fokus pada pengembangan usaha di bidang otomotif. Melvin juga mempertimbangkan tawaran sang Mama untuk mengelola perkembangan bisnis rumah sakit dan perusahaan farmasi keluarga mereka. Mungkin, dia akan melanjutkan pendidikan magister di jurusan Manajemen Bisnis Rumah Sakit atau sejenisnya.

Namun, di balik semua alasan itu, Melvin memiliki alasan tersendiri yang dia sampaikan kepada Selena. Dia mengaku tidak ingin tinggal lebih lama di lingkungan yang sama dengan Selena, gadis munafik yang sudah merebut perhatian dan kasih sayang orang tuanya.

Sejak saat itu, perasaan Selena semakin sedih. Dia pernah mengatakan kepada Melvin untuk jangan keluar dari rumah, karena tidak tega melihat Mommy Yohana yang menangis. Dengan begitu, Melvin pasti akan jarang kembali ke rumah nantinya.

Seminggu lalu, Selena bertemu Melvin tanpa sengaja saat dia membahas proyek bersama teman kelompok di sebuah kafe. Mereka berpapasan dengan Diana yang baru saja masuk.

Ternyata, wanita itu memberi tahu keberadaan Selena kepada Melvin. Pria itu pun beranggapan bahwa Selena sengaja membuntutinya. Setelah itu, Melvin menegur gadis itu tanpa peduli ada teman-temannya di sana.

Di rumah, melihat Mommy Yohana yang sering sedih dan kurang semangat makan, serta sering bertanya-tanya apakah Melvin sudah makan dengan benar, membuat perasaan Selena tidak karuan.

“Sepertinya aku harus menemui Kak Melvin nanti. Biarlah dia memarahiku lagi, demi Mommy,” batin Selena di tengah pengerjaan ujiannya.

Sementara itu, di tempat kerjanya, Melvin baru saja selesai melakukan pertemuan dengan beberapa bawahannya dari divisi humas dan pemasaran. Ini mengenai perkembangan usahanya, di mana perusahaan kecilnya menjalin kerja sama dengan perusahaan otomotif besar di negara J, setelah proposal yang diajukan mendapatkan respon positif.

Sebenarnya, ini bukanlah hal yang dia sangka mengingat banyak persaingan dengan perusahaan yang lebih besar. Perusahaannya masih tergolong baru. Mungkin, karena beberapa waktu terakhir, ada prestasi dan peningkatan performa perusahaan yang menarik perhatian pihak perusahaan besar dari negara J.

Kesibukan inilah yang membuat Melvin beberapa waktu terakhir tidak mengunjungi rumah dan tidak berkabar. Kekasihnya pun merasa kesal. Sudah hampir seminggu mereka tidak berkencan dan melakukan kegiatan panas di ranjang. Semua itu karena Melvin sibuk. Pesan dan panggilan sangat jarang dia balas.

“Sorry, Beib. Beberapa waktu terakhir aku sibuk banget. Jangan marah ya. Cuppp,” saat ini Melvin tengah merayu kekasihnya yang sedang marah karena diabaikan.

“Emangnya kesibukan kamu lebih penting dari aku?” bentak Diana kesal.

“Bukan seperti itu. Ini juga tentang masa depan. Bukan cuma aku, tapi semua orang yang bekerja di sana. Kalau aku menikahi kamu nanti, tentu ini juga demi masa depan kita,” mendengar kata “masa depan kita” dari mulut manis pacarnya, Diana langsung kesemsem dan senyum malu. Tapi dia tetap saja pura-pura jutek.

"Sekarang ayo bilang, aku harus apa supaya kamu tidak marah?" rayu melvin sekali lagi.

"Aku kangen kamu seharusnya kamu tahu kita harus gimana sekarang" jawab Diana dengan bibir yang mengerucut.

Melvin tidak tahan dan memang beberapa hari menahan hasrat langsung saja melumat bibir seksi Diana. Mereka saling berciumann dengan sangat menggebu diiringi paduan napsuu yang menggeloraaa. Tangan mereka sudah mulai saling menyentuh.

Di tengah gelombang hasratttt itu, tiba-tiba Bell apartemen berbunyi. Awalnya mereka ingin mengabaikan, tapi bunyi bel makin lama makin kencang.

Keduanya sampai dibuat kesal karena gangguan itu.

"Ckkk, siapa yang berani menggangguku!" sentak melvin marah dan langsung melangkah menuju pintu.

Diana juga tidak kalah sebal. Tadi mereka hampir saja melakukan penyatuan kalau tidak ada bel laknat itu.

Sementara di depan pintu, melvin semakin kesal melihat siapa yang datang dan menganggu waktu kesenangannya

"Kamuuu!!!!!"

Episodes
1 Seperti Hantu
2 Suara
3 Kumpul Keluarga
4 Pengganggu!
5 Flashback
6 Pindah
7 Maaf Kak
8 Tanpa Kabar
9 Bertemu Lagi
10 Bertemu Kembali
11 Kesal
12 Kembali berkumpul
13 Hamil?
14 Kejutan Diana
15 Meminta Izin
16 Keputusan
17 Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18 Menikah
19 Selena Juga Bahagia
20 Kepergok Selena
21 Pertengkaran Pertama
22 Cemas
23 Martin Meniduri Seorang Gadis?
24 Kekesalan Diana
25 Rutinitas Lagi
26 Kesakitan Terdalam
27 Kondisi
28 Flashback
29 Masih Masa Lalu
30 Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31 Kebenaran
32 Flashback (Memberi Pelajaran)
33 Aku Harus Apa?
34 Memaksakan Diri
35 Sejak Lahir Sudah Cantik
36 Ada-Ada Saja
37 Kenapa Jadi begini.
38 Rencana Tes DNA
39 Berhentilah Menyalahkan Diri
40 Yang Patut Dicurigai
41 Support Para Sahabat
42 Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43 Hasil Tes DNA
44 Sakit
45 debat
46 Diana Menolak di Salahkan
47 Kita Akan bercerai
48 Harusnya Tetap Panggil Baby
49 Sangat Kecewa
50 Kelelahan
51 Kamu Suka Dia?
52 Berbicara Tentang Perasaan
53 Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54 Cerai
55 Memang Salah Kamu
56 Jalan Pagi Bertiga
57 Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58 Modus Melvin
59 Diana Berbuat Ulah
60 Apartemen
61 Perasaan Melvin
62 Ketegasan Daddy Jhonson
63 Diam
64 Panggilan Kemanusiaan
65 Frustasi
66 Menyusul
67 Bertemu
68 Boleh Kakak Merindu?
69 I Love You
70 Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71 Harus Kembali
72 Melvin Disambut Gebukan Sapu
73 Merajuk
74 Kembali
75 Ayo Menikah
76 Balasan Melvin
77 Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78 Aku Pria Kotor
79 Siapa Dia?
80 Sebenarnya
81 Permintaan Melvin
82 Dokter Melita
83 Bukan Sebuah Kebetulan
84 Diana Sulit Lupa Mantan
85 Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86 Barbeque
87 Rencana Melvin
88 Tentang Restu
89 Izin Minta Restu
90 Menuju Hari Yang Dinanti
91 Menuju Malam Yang Dinanti
92 Malam Spesial
93 Kenapa Lama Sekali?
94 Diana Mengamuk
95 Diskusi Persiapan pernikahan
96 Ubah Panggilan
97 Orang Misterius
98 Teror
99 Ungkapan Sesal Melvin
100 Dugaan Daddy Jhonson
101 Ketenangan Selena Terusik
102 Nasib Tony
103 Mungkinkah?
104 Menyeret Tony Ke Bui
105 Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106 Prewedding
107 Nonton Berdua
108 Penguntit?
109 Pulang Lebih Awal
110 Berbicara Dengan Gideon
111 Ulang Tahun Gilbert
112 Kemarahan Keluarga Jhonson
113 Keputusan Mendadak
114 Detik Terakhir
115 Sekarang Saja Jangan Nanti
116 Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117 Yang Sebenarnya Terjadi
118 Pulang
119 Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120 Ini sangat Setimpal
121 Aku Milikmu Malam Ini
122 Seutuhnya
123 Martin Minta di Jemput
124 Welcome Back Brother
125 Hari Bahagia
126 Melvin Yang Malang
127 Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128 Merujut Kenangan Indah
129 Menikmati Waktu
130 Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131 Kembali
132 Ingin Memulai Yang Baru
133 Sepucuk Surat
134 Kamu Jangan Egois
135 Ayo Kita Pergi Bersama
136 Bertemu Gideon
137 Tiga Tahun Berlalu
138 Ternyata
139 Sebenernya Selena Tahu
140 Menertawakan Melvin
141 Terima Kasih Sayang
142 Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143 Keren Kok!!
144 Melvin Yang Malang
145 Kamu Kenapa?
146 Tujuh Bulanan
147 Anak-Anak Kita
148 Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149 Kemarahan Melvin
150 Selena Mengamuk
151 Biarkan Saja
152 Kenapa Harus Pergi?
153 Paris
154 Cinta Dan Sayang Kita Selamanya
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Seperti Hantu
2
Suara
3
Kumpul Keluarga
4
Pengganggu!
5
Flashback
6
Pindah
7
Maaf Kak
8
Tanpa Kabar
9
Bertemu Lagi
10
Bertemu Kembali
11
Kesal
12
Kembali berkumpul
13
Hamil?
14
Kejutan Diana
15
Meminta Izin
16
Keputusan
17
Berkumpul Bersama Kawan Sebelum Menikah
18
Menikah
19
Selena Juga Bahagia
20
Kepergok Selena
21
Pertengkaran Pertama
22
Cemas
23
Martin Meniduri Seorang Gadis?
24
Kekesalan Diana
25
Rutinitas Lagi
26
Kesakitan Terdalam
27
Kondisi
28
Flashback
29
Masih Masa Lalu
30
Jhonson Curiga, Sahabat Bertindak (Flashback)
31
Kebenaran
32
Flashback (Memberi Pelajaran)
33
Aku Harus Apa?
34
Memaksakan Diri
35
Sejak Lahir Sudah Cantik
36
Ada-Ada Saja
37
Kenapa Jadi begini.
38
Rencana Tes DNA
39
Berhentilah Menyalahkan Diri
40
Yang Patut Dicurigai
41
Support Para Sahabat
42
Aku Tidak Ingin Dia Merasa Sendiri
43
Hasil Tes DNA
44
Sakit
45
debat
46
Diana Menolak di Salahkan
47
Kita Akan bercerai
48
Harusnya Tetap Panggil Baby
49
Sangat Kecewa
50
Kelelahan
51
Kamu Suka Dia?
52
Berbicara Tentang Perasaan
53
Apakah Mama dan Papa Sayang Selena?
54
Cerai
55
Memang Salah Kamu
56
Jalan Pagi Bertiga
57
Selena Polos Melvin Mengelus Dada
58
Modus Melvin
59
Diana Berbuat Ulah
60
Apartemen
61
Perasaan Melvin
62
Ketegasan Daddy Jhonson
63
Diam
64
Panggilan Kemanusiaan
65
Frustasi
66
Menyusul
67
Bertemu
68
Boleh Kakak Merindu?
69
I Love You
70
Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
71
Harus Kembali
72
Melvin Disambut Gebukan Sapu
73
Merajuk
74
Kembali
75
Ayo Menikah
76
Balasan Melvin
77
Kejadian Tidak Terduga Di Kantor
78
Aku Pria Kotor
79
Siapa Dia?
80
Sebenarnya
81
Permintaan Melvin
82
Dokter Melita
83
Bukan Sebuah Kebetulan
84
Diana Sulit Lupa Mantan
85
Kunjungan Dokter Melita dan Perawat Heni
86
Barbeque
87
Rencana Melvin
88
Tentang Restu
89
Izin Minta Restu
90
Menuju Hari Yang Dinanti
91
Menuju Malam Yang Dinanti
92
Malam Spesial
93
Kenapa Lama Sekali?
94
Diana Mengamuk
95
Diskusi Persiapan pernikahan
96
Ubah Panggilan
97
Orang Misterius
98
Teror
99
Ungkapan Sesal Melvin
100
Dugaan Daddy Jhonson
101
Ketenangan Selena Terusik
102
Nasib Tony
103
Mungkinkah?
104
Menyeret Tony Ke Bui
105
Persiapan Prewedding (Menuju Bali)
106
Prewedding
107
Nonton Berdua
108
Penguntit?
109
Pulang Lebih Awal
110
Berbicara Dengan Gideon
111
Ulang Tahun Gilbert
112
Kemarahan Keluarga Jhonson
113
Keputusan Mendadak
114
Detik Terakhir
115
Sekarang Saja Jangan Nanti
116
Menjaga Kamu Seumur Hidupku
117
Yang Sebenarnya Terjadi
118
Pulang
119
Kejengkelan Selena Kesenangan Melvin
120
Ini sangat Setimpal
121
Aku Milikmu Malam Ini
122
Seutuhnya
123
Martin Minta di Jemput
124
Welcome Back Brother
125
Hari Bahagia
126
Melvin Yang Malang
127
Dengan Tangan Juga Tidak Masalah
128
Merujut Kenangan Indah
129
Menikmati Waktu
130
Satu-Satunya Kamu yang Tercantik
131
Kembali
132
Ingin Memulai Yang Baru
133
Sepucuk Surat
134
Kamu Jangan Egois
135
Ayo Kita Pergi Bersama
136
Bertemu Gideon
137
Tiga Tahun Berlalu
138
Ternyata
139
Sebenernya Selena Tahu
140
Menertawakan Melvin
141
Terima Kasih Sayang
142
Adik-Adik? Apakah Dia Baik?
143
Keren Kok!!
144
Melvin Yang Malang
145
Kamu Kenapa?
146
Tujuh Bulanan
147
Anak-Anak Kita
148
Mommy Dan Daddy Tetap Sayang Aku?
149
Kemarahan Melvin
150
Selena Mengamuk
151
Biarkan Saja
152
Kenapa Harus Pergi?
153
Paris
154
Cinta Dan Sayang Kita Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!