Hanson dan Kai mengikuti Sarah yang berjalan melewati gang-gang kecil. Mereka tidak langsung menangkapnya karena penasaran ibu gadis kecil setengah Elf itu juga tinggal di wilayah timur.
Elf sangat terkenal dengan kecantikan dan ketampanannya. Kadang-kadang mereka diculik oleh bandit dan dijual dengan harga tinggi di pasar gelap, tetapi sangat sulit mendapatkan mereka karena mereka tidak suka berbaur dengan Ras lain.
Kalau Hanson dan Kai mendapatkan ibu dari gadis kecil setengah Elf itu, maka keuntungan mereka akan berkali-kali lipat dan mereka akan kaya dalam sekejap serta tidak perlu tinggal lagi di wilayah kumuh ini.
Sarah berhenti melangkah dan menoleh ke belakang. Dia merasa Dua Pria bertampang menyeramkan itu sudah mengikutinya sejak dari Restoran Nenek July.
“Apa kalian bandit?” tanya Sarah sembari mengerutkan keningnya. Dia teringat dengan nasihat Ayahnya untuk menjauh dari orang-orang yang mencurigakan, terutama yang mengikutinya ke manapun ia pergi.
Kai tersenyum lebar sembari mengangkat tangannya. “Mana mungkin Aku bandit gadis kecil... lihatlah, tubuhku saja sangat kurus. Bandit itu memiliki tubuh besar dan kekar seperti Monster,” sahut Kai membohongi Sarah.
“Huh... syukurlah Aku tidak bertemu bandit.” Sarah bernapas lega.
Kai sangat senang, gadis kecil setengah Elf itu sangat mudah ditipu. Masih dengan senyum lebar, Kai melangkahkan kaki mendekati Sarah.
“Ah, aku lupa memberitahu Ayah kalau perutku sudah tidak lapar lagi!” Sarah tiba-tiba berlari.
Hanson dan Kai mengerutkan kening karena merasa mereka lah yang terperangkap dalam tipu daya gadis kecil setengah Elf itu.
“Cepat kejar dia! Jangan sampai kita kehilangan jejaknya!” seru Hanson segera mengejar Sarah yang berbelok ke gang kecil sebelah kanan.
“Ayahhhhhhhhhhhhhhhh!”
“Bandit mengejarkuuuuuuu!”
Sesaat setelah teriakan Sarah itu, pintu gubuk yang tidak jauh dari Sarah langsung terhempas jauh dan Pria kurus dengan rambut acak-acakan serta berjanggut tebal langsung keluar dari gubuk itu.
“Siapa yang hendak menculik Putriku?” bentak Alex sembari menatap tajam Dua Pria kurus bertato di belakang Sarah.
Sekilas pandang saja, Alex yakin mereka adalah bandit yang berkeliaran di wilayah timur Kota Perdamaian ini.
Selama Empat tahun tinggal di sini, Alex sering bertemu dengan para bandit seperti mereka yang sering memalak, merampas harta dan menculik gadis-gadis. Namun, saat itu ia selalu berpura-pura tidak menyadari apa yang mereka lakukan agar tidak diusik oleh para bandit tersebut.
Sekarang Kekuatan Alex telah pulih dan yang paling mengejutkan adalah hanya dengan setengah botol Ramuan Penyembuh saja, Kekuatannya telah kembali ke Pendekar tingkat 10 seperti dulu.
Kai menatap jijik Alex karena berani menantang mereka. Dia merasa Alex seperti katak dalam tempurung dan dengan angkuh berkata, “Serahkan istri Elf-mu maka kami hanya akan memotong lidahmu atau ....” Sudut bibirnya memancarkan seringai jahat. “Kami akan mematahkan kedua tangan dan kakimu, kemudian membiarkanmu mati perlahan-lahan di dalam gubuk jelek itu,” ancamnya.
“Sarah... masuklah ke dalam rumah, biarkan Ayah yang akan mendidik bandit-bandit ini,” bisik Alex dan Sarah langsung mengangguk setuju.
Kai tidak tahu apa yang dibisikkan Alex pada putrinya, tetapi ia merasa Alex sedang menghina mereka.
Kai mengepal tinju dan dengan seringai jahat langsung melayangkan pukulan ke arah wajah Alex.
Pukulan Kai mendarat dengan telak ke pipi sebelah kanan Alex. Namun, Alex terlihat baik-baik saja dan justru Kai yang merasa tangan kesakitan serta seperti memukul batu saja.
“Apakah Kau Pendekar?” gerutu Kai mundur beberapa langkah, seringai jahat yang terpancar dari wajahnya langsung memudar digantikan kerutan masam di keningnya.
Namun, Alex tidak menjawab pertanyaan Kai. Hanson yang berdiri di belakang Kai mulai curiga kalau Alex adalah Pendekar, tetapi ia tidak merasakan fluktuasi energi dari tubuhnya sehingga itu membuatnya bingung; jangan-jangan Alex mencoba menggertak mereka saja dengan berpura-pura seperti seorang yang memiliki beladiri kuat.
“Sepertinya tubuhmu sedikit kuat,” kata Hanson menghunus pedangnya dan melangkahkan kaki mendekati Alex. “Namun, di hadapan Pendekar tingkat Dua, Kau itu hanya seperti pohon talas saja... sat-set-set bilah pedangku langsung membelah tubuhmu.”
“Benarkah?” sahut Alex tiba-tiba telah mencengkram erat leher Hanson dan Kai. “Di mata Pendekar tingkat 10, kalian itu hanyalah... eh, aku memakai perbandingan apa lagi, ya? Kalian bahkan lebih lemah dari kutu air.”
Hanson dan Kai tidak menyangka Serigala penyendiri muncul di wilayah timur yang kumuh ini, bahkan rela membiarkan putrinya memakan Roti kering yang sangat susah dikunyah tersebut.
“Tolong ampuni Aku tuan Pendekar, Aku bersedia menjadi budakmu—”
Namun, sebelum Hanson menyelesaikan perkataannya, lehernya telah patah dan menghembuskan napas terakhir.
“Buat apa aku memelihara parasit menjijikkan seperti kalian,” cibir Alex melempar tubuh Hanson dan Kai ke langit.
Dia menggunakan kekuatan Pendekar tingkat 10 saat melempar mereka, sehingga mereka mendarat di tengah-tengah Sungai Elbrus.
“Nanti malam, Aku harus mendatangi markas mereka, kalau dibiarkan Aku takut Nona Irina atau Pak tua Mag suatu saat nanti diusik oleh gerombolan Bandit juga,” pikir Alex sembari kembali ke dalam gubuknya. Kedua nama yang ia sebutkan itu adalah orang yang sering membantu Sarah dan dirinya.
Sarah tiba-tiba muncul sembari mengayunkan gagang sapu ijuk, kepalanya telah dipasang pengaman yang merupakan panci hitam pekat alias noda asap yang melekat dalam waktu yang lama karena Alex yang dulu jarang mencucinya hingga mengkilap.
“Mamam ini... pukulan ijuk mematikan!” teriak Sarah memukul bagian paling berharga milik ayahnya itu.
Alex sebenarnya tahu Sarah akan menyerangnya. Untuk menyenangkan hati putrinya itu, ia sengaja menekan kekuatannya hingga dirinya kini setara dengan manusia biasa. Namun, pukulan Sarah malah mengarah diantara dua kakinya atau melesat di bagian bawah dari pusarnya.
Alex langsung tersungkur mencium lantai gubuknya dengan keras dan sesaat kemudian, jeritan kesakitannya terdengar hingga puluhan rumah dari gubuknya.
“Eh, Ayahhhhhhhhhh! Jangan mati, Sarah takut tinggal sendirian!” Sarah menangis tersedu-sedu sembari memeluk Alex.
“Sarah... putriku sayang... Ayah baik-baik saja, ini cuma akting saja,” sahut Alex menghibur Sarah dan dia berjalan pincang menuju tempat tidur sembari meringis kesakitan.
...***...
Hujan lebat mengguyur Kota Perdamaian malam ini, Alex mencium kening Sarah yang telah tertidur pulas, raut wajahnya memancarkan senyuman manis yang membuat hati Alex terasa sakit. Dia tidak menyangka Putrinya tetap bahagia walaupun ia menjalani kehidupan yang sangat sulit, bahkan maka pun hanya sekali sehari saja dan itu hanya makan Roti kering.
“Nak, mulai besok, kamu akan menjalani kehidupan yang baik dan Ayah akan membuatmu selalu bahagia serta tak seorang pun yang boleh menyakiti hatimu walaupun Aku harus menghancurkan Dunia ini,” gumam Alex menyeka air matanya.
Alex kemudian berjalan menuju pintu yang tadi ia pasang kembali dan melihat bayangannya di cermin. Kulitnya kuning karena kekurangan gizi dan terbakar sinar matahari, rambutnya hitam melengkung ke belakang dan kumis serta janggutnya cukup panjang sehingga ia terlihat sangat berantakan.
Alex terkejut melihat bayangan dirinya di cermin itu dan berpikir wajahnya ini akan menakutkan bagi anak-anak, untung saja Sarah yang imut tidak peduli dengan bentuk wajahnya yang berantakan tersebut.
“Alamak... bagaimana bisa Alex yang tampan terlihat seperti Cu Pat Kai?” gumam Alex segera mengambil Pisau dan mencukur Kumis, Janggut dan merapikan rambutnya. “Nah, kan... jadi tampan. Hmm, sekilas terlihat mirip Bang Regar, Penulis Tampan berjudul Fang Yuan itu,” pikirnya lagi.
Alex memuji dirinya sendiri karena dilihat dari sisi manapun dirinya memang sangat tampan, pantas saja Putri Mahkota Helena, Kerajaan Hutan Abadi jatuh cinta padanya. Padahal Elf itu tidak mau berpasangan dengan Ras diluar mereka mengingat para Elf sendiri memiliki paras rupawan.
Saat pernikahan rahasia Alex dengan Helena terbongkar, Helena dipaksa kembali ke Hutan Abadi oleh Ratu Elf dan hingga kini mereka belum pernah bertemu lagi.
Saat mengingat Helena, Alex langsung menghela napas panjang karena teringat dengan janji yang ia buat dengan Sarah untuk mempertemukannya dengan ibu kandungnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
kang Deden
hahahaha
2025-03-12
0
Angel Woso
hadehh.. narsis tujuh novel turunan
2024-11-24
0
Angel Woso
sejak awal baca novel bang regar, selalu sj bikin ketawa ketiwi sampai orang rumah heran kok aq senyam senyum sendiri whayhahahaja
2024-11-24
2