Bab 20 Masuk Rumah Sakit

Dimas kembali keruangan Kanaya setelah dari ruang operasi, dari wajahnya bisa terlihat kalau Ia lelah. Namun tidak mengurangi ketampanannya, sayang hingga usianya yang ke tiga puluh tahun Pria itu masih betah menjomblo.

" Mana Kanaya, Sya. " Tanya Dimas yang sudah terbiasa memanggil Dokter Raisya dengan panggilan nama saja.

Raisya yang sibuk merapikan ruangan itu menjawab tanpa memandang Dimas atau menjeda aktivitasnya.

" Sudah pulang Dok. "

Dimas memijat pelipisnya yang terasa sakit, Ia benar-benar lelah.

" Apa kamu tidak mencoba menahannya. " Tanya Dimas lagi.

Raisya menatap Dokter tampan itu, Ia merasa kasihan padanya.

" Aku sudah berusaha menahannya, tapi pasien bersikeras ingin pulang. "

Dimas menghela nafas berat, sebenarnya Ia sangat menghawatirkan kondisi Istri dari sahabatnya itu tapi mau bagaimana lagi.

" Ya sudah tidak apa- apa, apa yang aku minta tadi sudah kamu lakukan. " Tanya Dimas lagi.

" Sudah Dok, semuanya ada di meja kerja Dokter. "

Dimas berterima kasih dan kembali ke ruangannya. Ia mencoba menghubungi Naya berulang kali, namun wanita itu tidak menerima panggilan darinya.

Sementara di dalam mobil Naya yang akhirnya menggunakan ojek untuk tiba di taman, dimana mobilnya tertinggal. Naya hanya melihat sekilas ponselnya yang berdering kemudian meletakkannya kembali, tanpa ada niat sama sekali untuk menerimanya.

Banjarmasin

Angga langsung di jemput supir ketika turun dari Bandara Internasional Syamsudin Noor, Ia kemudian meminta supir langsung mengantarkannya ke rumah sakit Ulin yang beralamatkan di jalan A. Yani Km 2,5 Banjarmasin kota. Kabarnya disana Asma dirawat.

Dari Bandara menuju Rumah Sakit membutuhkan waktu kurang lebih lima puluh menit namun Angga meminta supir untuk mempercepat laju kendaraan hingga mereka hanya membutuhkan waktu setengah jam saja.

Ketika tiba disana Angg langsung menuju ke kamar rawat Asma karena Ia yang meminta sendiri Asma untuk di rawat di kamar VVIP agar wanita itu mendapatkan perawatan yang maksimal.

" Tante, Mang..... Maaf Angga telat, bagaimana kondisi Asma. "

Dengan nafas ngos-ngosan Angga langsung menanyakan kondisi Asma, namun tidak di jawab oleh keduanya.

Angga melangkah pelan menghampiri tubuh Asma yang berbaring di atas brangkar rumah sakit, wajah pucat dengan selang infus melekat di tangannya.

" Asma, ini Kakak. " Panggil Angga dengan suara lirih hampir tak terdengar.

" Dia ingin mengakhiri hidupnya setelah tau kalau dia hamil. "

Angga terkejut, Ia menatap tak percaya pada ucapan Tante Lili. Nampak Amang Usman yang mencoba menenangkan Istrinya, beliau meminta pada agar tidak ribut di ruangan dimana disana Asma masih terbaring lemah.

" Apa Tan, jadi benar kalau Asma ha- mil. " Tanya Angga memastikan.

" Ya iyalah, memang kamu pikir apa. Apa kamu pikir Tante akan rela buang- buang uang untuk merawat dia disini. "

Angga tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini, setelah sekian lamanya akhirnya ada wanita yang hamil karena dirinya, meskipun itu berawal dari kesalahan.

" Benarkah ini, aku akan segera punya anak. Ya Allah, terima kasih. Ternyata aku benar- benar sehat, buktinya hanya beberapa kali saja melakukan Asma sudah hamil. "

Angga sangat bangga pada dirinya, Ia juga bersyukur sampai menangis terharu mendengar kabar yang sudah lama Ia tungu- tunggu itu.

" Jangan senang dulu, ingat kalau diantara kalian bahkan belum ada status yang jelas. " Lili berucap ketus

Berbeda dengan amang Usman yang terlihat lebih santai meskipun tidak menutup kenyataan kalau beliau juga sebelumnya sempat panik setelah melihat keponakan Istrinya itu bermandikan darah.

Asma nekat menyayat nadinya sendiri karena frustasi dengan kondisinya, untung Asisten rumah tangga kebetulan lewat dan melihat apa yang di lakukan Asma.

" Setelah melihat kondisi Asma yang seperti ini bagaimana keputusan mu, apa kamu akan tetap diam saja sampai nanti kamu melihat Asma nekat menghabisi nyawanya dan juga bayi kalian yang bahkan belum kamu lihat sama sekali itu. "

Angga menarik kursi dan duduk di samping brangkar tempat Asma berbaring, Ia mengelus tangan wanita yang sebentar lagi akan memberinya kebahagiaan itu.

Ia memejamkan mata, dilema dengan keputusan apa yang akan Ia ambil. Kembali Kanaya masih tetap bertahta di hati dan pikirannya, rasanya tidak rela kalau wanita itu pergi dari hidupnya.

Namun Ia juga tidak bisa menutup mata dan melupakan Asma, apalagi kalau sampai Ibunya tau. Ia pasti akan murka kalau tau dirinya tidak peduli pada wanita yang sedang mengandung darah dagingnya.

" Kenapa bengong Angga, bagaimana keputusan mu. " Lili semakin tidak sabar.

" Tante, aku bingung apa yang harus aku lakukan. Bagaimana dengan Naya istriku, aku belum sanggup kehilangan Dia juga. " Jawab Angga pada pertanyaan Lili.

Lili tertawa kecil melihat jalan pikir Angga yang menurutnya plin plan itu.

" Yang menyuruhmu pisah dengannya itu siapa Angga, kamu bisa menikahi Asma tanpa harus pisah dengan Istrimu yang mandul itu. Minta ijinlah padanya untuk menikahi Asma, katakan saja yang sejujurnya pada Kanaya kalau Asma sedang mengandung darah daging mu. Aku yakin kalau Kanaya tidak akan menolak, karena Dia tau ini semua adalah kesalahannya. Ingat Angga, kamu jangan merasa takut padanya. Ini semua bukan hanya kesalahan kalian tapi kesalahan sebenarnya ada pada Kanaya, apa salahnya kalau kamu menikah lagi demi mendapatkan keturunan. Lagian kenapa juga jadi perempuan hanya buat hamil saja tidak bisa, coba saja kalau Dia bisa memberikanmu keturunan, tentu kamu tidak akan menikah lagi dengan wanita lain. "

Kompor tiga puluh sumbu siap menyala, Angga nampak berpikir lama. Karena hari sudah malam, Tante Lili dan Amang Usman pamit pulang, sedangkan Angga memilih menunggu Asma sampai wanita itu sadar.

Ia mengelus- ngelus perut Asma yang masih datar. Dari tadi senyumnya tidak pernah luntur dari wajahnya, bayangan seorang anak kecil memanggilnya Papa membuat hatinya semakin bahagia.

Sementara di Jakarta, Kanaya tidak bisa tidur. Ia merasa kedinginan dan memilih menarik selimutnya hingga menutup seluruh tubuh dan kepalanya.

Bi Nur yang merasa khawatir karena Naya tidak kunjung keluar sejak sore pelan- pelan naik ke lantai atas, Ia membuka pintu pelan yang ternyata tidak di kunci.

Bibi mencari- cari dimana keberadaan Naya sampai ke kamar mandi namun tidak ada, Ia melihat selimut yang tidak beraturan, di bukanya pelan dan tersenyum melihat Naya yang sedang tertidur.

Namun senyum itu pudar ketika tanpa sengaja kulitnya bersentuhan dengan kulit Kanaya.

" Astaghfirullah Naya, kamu sakit Nak. "

Bi Nur mencoba membangunkan Naya namun tidak ada pergerakan sama sekali. Bi Nur mendadak bingung, Ia menghubungi Angga namun panggilannya berada di luar jangkauan.

" Bagaimana ini, apa aku panggil Ibu saja. Ah tidak, pasti Naya nanti akan merasa tidak nyaman. "

Bibi akhirnya turun kedapur untuk mengambil bahan untuk kompresan.

" Bibi, kenapa mengendap- endapan begitu. Mana Naya, kenapa sejak sore tidak nampak. "

Bi Nur terkejut, Ia mengelus dadanya pelan.

" Ah Ibu, ini Bibi laper jadi ingin makan. Bibi lupa kalau belum makan tadi, kalau Naya tadi Bibi lihat sedang sibuk dengan laptopnya. Mungkin dia lagi sibuk memeriksa laporannya di butik. "

Bibi dengan lancar membuat alasan, nampak Bu Aminah santai- santai saja. Mungkin beliau percaya dengan apa yang di katakan Bibi.

" Oh ya, apa Ibu juga mau makan, biar sekalian Bibi sediakan. "

Bu Aminah menggeleng, beliau turun hanya untuk mengambil air minum yang ternyata habis.

" Nggak lah, aku tadi sudah makan, masa iya mau makan lagi. Oh ya, tolong isikan air saja. "

Bibi langsung mengambil wadah air minum Bu Aminah dan mengisinya dengan air bersih.

" Biar Bibi bawa kekamar Ibu. "

Bu Aminah melarang Bibi karena melihat Bibi yang ingin makan malam.

" Tidak usah Bibi, biar aku bawa sendiri. Bibi lanjut makan saja. "

Bibi mentap kepergian Bu Aminah hingga hilang di balik pintu, Ia bergegas mengambil air dan juga handuk kecil khusus untuk mengompres siapa saja yang sakit di rumah itu.

Buru- buru Bibi masuk kamar dan mengunci pintu rapat- rapat agar tiada siapa pun melihatnya.

Terpopuler

Comments

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

heh Bu! Situ juga wanita kan? kok bisa-bisanya ngomong kaya gitu, emang maunya Kanaya kalo dia belum hamil 😡 sembarangan kalo ngomong 😤

2023-09-11

0

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

dasar tante lili ko mendesak angga sih biar angga berpikir dengan tenang dulu pasti berat angga memutuskan nya nanti

2023-09-11

0

🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜

🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜

tante lili gak punya perasaan bnget sbga seorgi wanita, klau pun mandul itu bukan kemauan naya tp udah takdir

2023-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!