Dimas kembali keruangan Kanaya setelah dari ruang operasi, dari wajahnya bisa terlihat kalau Ia lelah. Namun tidak mengurangi ketampanannya, sayang hingga usianya yang ke tiga puluh tahun Pria itu masih betah menjomblo.
" Mana Kanaya, Sya. " Tanya Dimas yang sudah terbiasa memanggil Dokter Raisya dengan panggilan nama saja.
Raisya yang sibuk merapikan ruangan itu menjawab tanpa memandang Dimas atau menjeda aktivitasnya.
" Sudah pulang Dok. "
Dimas memijat pelipisnya yang terasa sakit, Ia benar-benar lelah.
" Apa kamu tidak mencoba menahannya. " Tanya Dimas lagi.
Raisya menatap Dokter tampan itu, Ia merasa kasihan padanya.
" Aku sudah berusaha menahannya, tapi pasien bersikeras ingin pulang. "
Dimas menghela nafas berat, sebenarnya Ia sangat menghawatirkan kondisi Istri dari sahabatnya itu tapi mau bagaimana lagi.
" Ya sudah tidak apa- apa, apa yang aku minta tadi sudah kamu lakukan. " Tanya Dimas lagi.
" Sudah Dok, semuanya ada di meja kerja Dokter. "
Dimas berterima kasih dan kembali ke ruangannya. Ia mencoba menghubungi Naya berulang kali, namun wanita itu tidak menerima panggilan darinya.
Sementara di dalam mobil Naya yang akhirnya menggunakan ojek untuk tiba di taman, dimana mobilnya tertinggal. Naya hanya melihat sekilas ponselnya yang berdering kemudian meletakkannya kembali, tanpa ada niat sama sekali untuk menerimanya.
Banjarmasin
Angga langsung di jemput supir ketika turun dari Bandara Internasional Syamsudin Noor, Ia kemudian meminta supir langsung mengantarkannya ke rumah sakit Ulin yang beralamatkan di jalan A. Yani Km 2,5 Banjarmasin kota. Kabarnya disana Asma dirawat.
Dari Bandara menuju Rumah Sakit membutuhkan waktu kurang lebih lima puluh menit namun Angga meminta supir untuk mempercepat laju kendaraan hingga mereka hanya membutuhkan waktu setengah jam saja.
Ketika tiba disana Angg langsung menuju ke kamar rawat Asma karena Ia yang meminta sendiri Asma untuk di rawat di kamar VVIP agar wanita itu mendapatkan perawatan yang maksimal.
" Tante, Mang..... Maaf Angga telat, bagaimana kondisi Asma. "
Dengan nafas ngos-ngosan Angga langsung menanyakan kondisi Asma, namun tidak di jawab oleh keduanya.
Angga melangkah pelan menghampiri tubuh Asma yang berbaring di atas brangkar rumah sakit, wajah pucat dengan selang infus melekat di tangannya.
" Asma, ini Kakak. " Panggil Angga dengan suara lirih hampir tak terdengar.
" Dia ingin mengakhiri hidupnya setelah tau kalau dia hamil. "
Angga terkejut, Ia menatap tak percaya pada ucapan Tante Lili. Nampak Amang Usman yang mencoba menenangkan Istrinya, beliau meminta pada agar tidak ribut di ruangan dimana disana Asma masih terbaring lemah.
" Apa Tan, jadi benar kalau Asma ha- mil. " Tanya Angga memastikan.
" Ya iyalah, memang kamu pikir apa. Apa kamu pikir Tante akan rela buang- buang uang untuk merawat dia disini. "
Angga tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini, setelah sekian lamanya akhirnya ada wanita yang hamil karena dirinya, meskipun itu berawal dari kesalahan.
" Benarkah ini, aku akan segera punya anak. Ya Allah, terima kasih. Ternyata aku benar- benar sehat, buktinya hanya beberapa kali saja melakukan Asma sudah hamil. "
Angga sangat bangga pada dirinya, Ia juga bersyukur sampai menangis terharu mendengar kabar yang sudah lama Ia tungu- tunggu itu.
" Jangan senang dulu, ingat kalau diantara kalian bahkan belum ada status yang jelas. " Lili berucap ketus
Berbeda dengan amang Usman yang terlihat lebih santai meskipun tidak menutup kenyataan kalau beliau juga sebelumnya sempat panik setelah melihat keponakan Istrinya itu bermandikan darah.
Asma nekat menyayat nadinya sendiri karena frustasi dengan kondisinya, untung Asisten rumah tangga kebetulan lewat dan melihat apa yang di lakukan Asma.
" Setelah melihat kondisi Asma yang seperti ini bagaimana keputusan mu, apa kamu akan tetap diam saja sampai nanti kamu melihat Asma nekat menghabisi nyawanya dan juga bayi kalian yang bahkan belum kamu lihat sama sekali itu. "
Angga menarik kursi dan duduk di samping brangkar tempat Asma berbaring, Ia mengelus tangan wanita yang sebentar lagi akan memberinya kebahagiaan itu.
Ia memejamkan mata, dilema dengan keputusan apa yang akan Ia ambil. Kembali Kanaya masih tetap bertahta di hati dan pikirannya, rasanya tidak rela kalau wanita itu pergi dari hidupnya.
Namun Ia juga tidak bisa menutup mata dan melupakan Asma, apalagi kalau sampai Ibunya tau. Ia pasti akan murka kalau tau dirinya tidak peduli pada wanita yang sedang mengandung darah dagingnya.
" Kenapa bengong Angga, bagaimana keputusan mu. " Lili semakin tidak sabar.
" Tante, aku bingung apa yang harus aku lakukan. Bagaimana dengan Naya istriku, aku belum sanggup kehilangan Dia juga. " Jawab Angga pada pertanyaan Lili.
Lili tertawa kecil melihat jalan pikir Angga yang menurutnya plin plan itu.
" Yang menyuruhmu pisah dengannya itu siapa Angga, kamu bisa menikahi Asma tanpa harus pisah dengan Istrimu yang mandul itu. Minta ijinlah padanya untuk menikahi Asma, katakan saja yang sejujurnya pada Kanaya kalau Asma sedang mengandung darah daging mu. Aku yakin kalau Kanaya tidak akan menolak, karena Dia tau ini semua adalah kesalahannya. Ingat Angga, kamu jangan merasa takut padanya. Ini semua bukan hanya kesalahan kalian tapi kesalahan sebenarnya ada pada Kanaya, apa salahnya kalau kamu menikah lagi demi mendapatkan keturunan. Lagian kenapa juga jadi perempuan hanya buat hamil saja tidak bisa, coba saja kalau Dia bisa memberikanmu keturunan, tentu kamu tidak akan menikah lagi dengan wanita lain. "
Kompor tiga puluh sumbu siap menyala, Angga nampak berpikir lama. Karena hari sudah malam, Tante Lili dan Amang Usman pamit pulang, sedangkan Angga memilih menunggu Asma sampai wanita itu sadar.
Ia mengelus- ngelus perut Asma yang masih datar. Dari tadi senyumnya tidak pernah luntur dari wajahnya, bayangan seorang anak kecil memanggilnya Papa membuat hatinya semakin bahagia.
Sementara di Jakarta, Kanaya tidak bisa tidur. Ia merasa kedinginan dan memilih menarik selimutnya hingga menutup seluruh tubuh dan kepalanya.
Bi Nur yang merasa khawatir karena Naya tidak kunjung keluar sejak sore pelan- pelan naik ke lantai atas, Ia membuka pintu pelan yang ternyata tidak di kunci.
Bibi mencari- cari dimana keberadaan Naya sampai ke kamar mandi namun tidak ada, Ia melihat selimut yang tidak beraturan, di bukanya pelan dan tersenyum melihat Naya yang sedang tertidur.
Namun senyum itu pudar ketika tanpa sengaja kulitnya bersentuhan dengan kulit Kanaya.
" Astaghfirullah Naya, kamu sakit Nak. "
Bi Nur mencoba membangunkan Naya namun tidak ada pergerakan sama sekali. Bi Nur mendadak bingung, Ia menghubungi Angga namun panggilannya berada di luar jangkauan.
" Bagaimana ini, apa aku panggil Ibu saja. Ah tidak, pasti Naya nanti akan merasa tidak nyaman. "
Bibi akhirnya turun kedapur untuk mengambil bahan untuk kompresan.
" Bibi, kenapa mengendap- endapan begitu. Mana Naya, kenapa sejak sore tidak nampak. "
Bi Nur terkejut, Ia mengelus dadanya pelan.
" Ah Ibu, ini Bibi laper jadi ingin makan. Bibi lupa kalau belum makan tadi, kalau Naya tadi Bibi lihat sedang sibuk dengan laptopnya. Mungkin dia lagi sibuk memeriksa laporannya di butik. "
Bibi dengan lancar membuat alasan, nampak Bu Aminah santai- santai saja. Mungkin beliau percaya dengan apa yang di katakan Bibi.
" Oh ya, apa Ibu juga mau makan, biar sekalian Bibi sediakan. "
Bu Aminah menggeleng, beliau turun hanya untuk mengambil air minum yang ternyata habis.
" Nggak lah, aku tadi sudah makan, masa iya mau makan lagi. Oh ya, tolong isikan air saja. "
Bibi langsung mengambil wadah air minum Bu Aminah dan mengisinya dengan air bersih.
" Biar Bibi bawa kekamar Ibu. "
Bu Aminah melarang Bibi karena melihat Bibi yang ingin makan malam.
" Tidak usah Bibi, biar aku bawa sendiri. Bibi lanjut makan saja. "
Bibi mentap kepergian Bu Aminah hingga hilang di balik pintu, Ia bergegas mengambil air dan juga handuk kecil khusus untuk mengompres siapa saja yang sakit di rumah itu.
Buru- buru Bibi masuk kamar dan mengunci pintu rapat- rapat agar tiada siapa pun melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ
heh Bu! Situ juga wanita kan? kok bisa-bisanya ngomong kaya gitu, emang maunya Kanaya kalo dia belum hamil 😡 sembarangan kalo ngomong 😤
2023-09-11
0
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
dasar tante lili ko mendesak angga sih biar angga berpikir dengan tenang dulu pasti berat angga memutuskan nya nanti
2023-09-11
0
🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜
tante lili gak punya perasaan bnget sbga seorgi wanita, klau pun mandul itu bukan kemauan naya tp udah takdir
2023-09-04
0