Bab 15 Mulai Berbohong

Jakarta.

Bu Aminah yang baru terbangun dari tidurnya, seperti biasa memanggil penghuni rumah lainnya karena air minum dalam teko nya habis.

Beliau sudah berteriak berulang kali namun tidak ada jawaban, dengan sangat terpaksa beliau keluar.

" Pada kemana sih ini orang rumah, di panggil- panggil dari tadi tidak ada satu orang pun yang jawab. "

Bu Aminah melangkah kedapur sambil terus menggerutu.

" Menantu tidak berguna, taunya tidur saja. "

Lagi-lagi Kanaya yang menjadi sasaran kemarahan Ibu mertuanya, mungkin karena memang sudah cacat. Meskipun berbuat baik, tetap akan terlihat buruk dimata sang Ibu. Karena rasa kecewa di hati, satu saja kesalahan kita makan tiada artinya kebaikan kita yang lama. Mungkin itulah yang Kanaya alami saat ini.

" Bi Nur. " Teriak Bu Aminah di meja makan.

Bibi yang masih di toilet buru- buru keluar mendengar suara Bu Aminah yang memekakkan telinga.

" Iya Bu, eh Ibu kok sudah keluar. Ada apa Bu, apa Ibu perlu sesuatu. " Tanya Bibi

Bu Aminah mendengus kesal, biasanya Ia langsung minum ketika bangun tidur tapi siang ini ketika Ia terbangun teko tempat air minum tidak ada isinya.

" Bagaimana aku tidak keluar kalau air dalam teko habis, apa saja yang kalian kerjakan sehingga mengisi air saja kalian tidak bisa. "

Satu yang salah semuanya kena amarah, begitu di ibaratkan kondisi saat ini. Marahnya sama siapa meledaknya ke siapa.

" Bibi tadi di toilet Bu, sakit perut soalnya. "  Bibi berkata jujur karena memang perutnya tiba-tiba melilit.

" Elah, alasan saja. Bilang saja mau malas- malasan sama seperti wanita tidak berguna itu. Apa dia tuli atau mati, sampai tidak mendengar lagi suara apapun. "

Bi Nur yang tau siapa yang di maksud majikan nya hanya bisa mengucapkan istighfar dalam hati berulang kali.

Bi Nur tidak menyangka kalau majikannya yang dulu baik kini berubah seratus delapan puluh derajat.

" Maksud Ibu, Naya. " Bibi pura-pura bertanya meskipun dalam hati Ia sudah tau.

" Ya, siapa lagi. Sudah sepuluh tahun nikah kok nggak punya anak, lalu apa yang bisa Ia lakukan di rumah ini. Sudah tidak bisa punya anak, seharusnya Ia bisa sedikit berguna. Ini apa, dari tadi aku teriak- teriak tidak di dengar. Entahlah, tidak dengar atau dia sudah bosan mengurus ku, dasar wanita tidak berguna. "

Tidak henti - hentinya Bu Aminah mencaci maki keberadaan Kanaya karena baginya semua yang berbau Kanaya tidak ada gunanya.

" Maaf Bu, tapi Naya memang sedang tidak dirumah. "

Bu Aminah menatap Bibi penuh tanda tanya.

" Apa maksudmu tidak di rumah, apa dia keluar. Ah bodoh amat, meskipun dia jual diri pun percuma. Kan dia mandul, nggak akan bisa punya anak. "

Bibi hanya bisa menggeleng pelan, sungguh kalau berada di posisi Kanaya, Bi Nur tidak akan sekuat ini.

" Bukan Bu, Naya ijin berkunjung ke rumah Umi Rahayu. Dia juga sudah pamit sama Pak Angga. "

Mendengar itu membuat darah Bu Aminah semakin mendidih, bisa- bisanya wanita itu pergi tanpa pamit.

" Apa, kerumah orang tuanya. Memang benar-benar sudah keterlaluan, pergi keluar rumah tidak pamit sama yang punya rumah. Dia anggap apa aku ini. "

Bi Nut semakin di buat bingung dengan sikap Bu Aminah, sudah jelas- jelas tadi Kanaya berdiri di depan pintu dan mengetuk nya berulang kali.

" Bu, tadi Naya sudah pamit pada Ibu. Dia sudah mengetuk- ketuk pintu kamar Ibu berulang kali tapi tidak ada jawaban. "

Merasa Bibi selalu membela menantu yang di anggap tidak berguna itu, Bu Aminah memilih kembali ke kamarnya.

" Sudah, kamu jangan membelanya Bila. Cepat isi tekonya dan bawa ke kamar. "

Bi Nur menghempaskan bokongnya di kursi, Ia menghela nafas berat. Ini sudah benar-benar keterlaluan.

****

Sehari Kanaya berada di kampung Uminya tidak ada satupun pesan dari Angga suaminya, berharap Angga akan merindukannya tapi ternyata hanya harapan semata.

Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Bibi, ingin tau bagaimana kabar Umi di Jakarta.

Bibi yang baru akan memejamkan mata terkejut ketika ponsel jadulnya berdering, Ia segera bangkit dan menjawab panggilan masuk di ponselnya.

" Assalamu'alaikum, maaf dengan siapa. " Tanya Bibi langsung ketika panggilan tersambung.

.......

" Ah Naya, bagaimana kabarnya disana dan kapan kembali ke Jakarta. "

Di tempat lain

" Belum tau Bi, masih kangen sama Umi. Bagaimana kabar Umi dan Mas Angga, apa Mas Angga ada di rumah. "

Kanaya terdiam cukup lama mendengarkan apa yang di sampaikan Bi Nur.

" Baik Bi, makasih. Bibi istrahat saja, ini sudah malam. Besok Naya telpon lagi. "

Kanaya tertunduk lesu, Ia berharap kepergiannya akan membuat sedikit rasa rindu di hati suaminya tapi ternyata tidak.

" Ada apalagi disana Mas, apa ada masalah lagi di kantor cabang. " Gumam Kanaya

Kanaya baru mendapat kabar kalau suaminya tadi pulang kerumah buru- buru. Bi Nur sempat bertanya dan suaminya berpesan kalau Naya bertanya tentang keberadaannya bilang saja Ia ada di rumah. Namun karena Bibi tidak tega akhirnya Bibi pun mengatakan yang sebenarnya.

Kanaya mulai membuka aplikasi hijau dan menulis beberapa pesan disana.

" Assalamu'alaikum sayang, bagaimana kabar Mas disana. Apa semua urusan lancar. "

Satu menit

Sepuluh menit

Satu jam tidak ada juga balasan padahal pesan telah centang dua dan juga berubah warna, menandakan kalau sang empunya ponsel sudah melihat pesan yang Ia kirim.

" Ya sudah sayang, maaf mengganggu. Assalamu'alaikum. "

Satu jam, dua jam sampai jam sebelas Ia menunggu pesan suaminya tidak satupun Ia dapatkan balasan. Akhirnya Ia tertidur karena lelah berpikir.

Siangnya Kanaya mencoba untuk tidak peduli dengan semua masalah yang bersangkutan dengan suaminya, Ia nampak asyik membantu Umi berkebun di taman belakang rumah.

Umi memang sangat suka berkebun, bahkan sayur mayur yang mereka konsumsi sehari-hari adalah hasil dari kebun Umi.

" Ada apa denganmu Nak. Sejak tadi kamu nampak melamun saja, apa ada masalah Nak. Atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari Umi. "

Ingin rasanya Umi bertanya hal itu namun Umi merasa tidak nyaman, Ia takut mencampuri urusan rumah tangga Putrinya.

" Sayang, apa kamu sudah lelah Nak. Yuk kita pulang, Umi juga sudah capek, pegel- pegel nih semua. "

Umi sengaja mencari alasan, biarlah Naya kembali kerumah dan istrahat.

" Eh iya Umi, yuk. Kenapa nggak bilang kalau Umi lelah, ayo pulang. Nanti Naya pijitin deh. "

Lokasi yang hanya berjarak dua puluh meter dari rumah, ya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk jalan pulang.

" Umi mandi dulu gih, nanti Naya nyusul ke kamar Umi kalau Naya sudah selesai mandi ya. "

Bukannya mandi Naya malah melamun seorang diri, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk.

Naya meraih benda pipih itu dan membukanya, ternyata itu pesan dari Angga.

" Waalaikum salam, maaf sayang. Mas malam tadi ketiduran karena lelah, pekerjaan di Jakarta saat ini masih banyak jadi Mas belum bisa menyusul kesana. Mas juga jarang pegang HP karena sibuk sayang, jadi Mas tidak menghubungi kamu, sekali lagi maaf ya. Oh sekarang Mas mau kerja lagi, sehat- sehat disana. I love you. "

Pesan yang di kirim Angga untuk Kanaya dengan tanda emot love di akhir kalimat, bukan membuat Kanaya bahagia tapi merupakan sebuah tamparan baginya.

Sebuah kenyataan bahwa suaminya tidak jujur lagi padanya, Ia mengatakan sibuk dengan pekerjaan di Jakarta sementara kata Bibi suaminya itu ada di Banjarmasin.

Ia mengatakan baru membuka ponselnya karena ketiduran padahal dari malam tadi pesannya sudah centang dua dan berwarna biru.

" Apa sebegitu tak berartinya aku di hatimu Mas, sampai kamu berbohong sedemikian rupa. "

Cara membuat hati agar tidak terasa sakit adalah, buatlah hatimu sesakit-sakitnya hingga tidak bisa lagi merasakan apapun. Mungkin itu yang akan di lakukan Kanaya. Ia akan mencoba bertahan sampai dimana yang maha Kuasa menguji kesabarannya, bila nanti tiba saatnya Ia menyerah berarti memang hanya sampai disana batas kesanggupannya untuk bertahan.

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜

🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜

Bu Aminah tega bnget sm menantunya ,memang benar 1 kesalahan bs menghapus seribu kebaikan ini bnyak terjadi

2023-08-29

0

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

astaga mulutnya kalo ngomong ko seenaknya saja sih ini ibunya angga bilang baik baik kan bisa ya

2023-08-28

0

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

Astaghfirullah Bu nyebut Bu, ngomongnya yang bener napa, harusnya kamu bersyukur Bu menantumu mau merawatmu dengan baik walaupun sering kamu nyinyirin

2023-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!