Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka

Pagi hari Angga terbangun, samar-samar Ia mendengar isak tangis seseorang yang sangat menyayat hati. Angga membuka mata perlahan dan mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Ia melihat seseorang yang duduk di lantai dan hanya terlihat kepalanya saja dari posisi Angga berbaring.

Angga segera bangkit untuk duduk, Ia memindai seisi kamar yang berantakan, melihat ada bercak darah di seprei tepat di sebelahnya.

Seperti orang yang linglung, Angga menatap semuanya bingung. Di singkapnya selimut yang Ia gunakan ternyata dirinya memang tidak menggunakan sehelai benang pun untuk menutup tubuhnya.

Ia segera turun dan memakai celana boxer miliknya yang berserakan di lantai. Di pandangnya seorang gadis yang menangis sesegukan, seraya menyembunyikan wajahnya diantara kedua kakinya.

" Asma. " Panggil Angga pelan, Ia menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

" Maafkan Kakak As, maaf. " Angga meminta maaf ketika sudah sepenuhnya mengingat semua yang Ia lakukan.

Asma yang baru saja mengalami kejadian mengerikan beberapa jam lalu masih enggan mendongakkan kepalanya, rasanya Ia bahkan enggan melihat matahari. Andai Ia terbangun dalam keadaan tak bernyawa lagi, mungkin itu akan lebih baik begitu pikirnya.

" Asma, jangan begini. Angkat wajahmu, lihat Kakak. "

Asma semakin sesegukan, semua yang ada dalam dirinya terasa remuk. Tulang- tulangnya seakan rontok, jangan ditanya masalah bagian intimnya, rasanya panas dan masih terasa ada yang mengganjal disana. Tapi yang paling sakit tentu adalah hatinya, bagaimana mungkin Ia bisa sampai seperti saat ini. Kesuciannya di renggut oleh orang yang bukan muhrimnya, Ia tidak bisa menjaganya sampai nanti Ia persembahkan pada seseorang yang tepat yaitu Pria yang sudah menjadi suaminya secara sah.

" As, yuk Kakak bantu membersihkan diri. Ikut Kakak ke Jakarta, Kakak akan mempertanggung jawabkan semuanya, kita akan menikah disana. " Bujuk Angga.

Asma semakin menagis, tangisan yang benar-benar menyayat hati. Kepalanya rasanya ingin pecah ketika mendengar ucapan Angga, menikah dengan seorang Pria yang sudah beristri, rasanya itu tidak mungkin. Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk jadi pelakor atau menjadi duri dalam rumah tangga orang lain.

Di saat Angga sedang membujuk Asma, terdengar pintu di buka dari luar. Angga segera mengambil selimut dan menutup tubuh Asma yang memang tanpa tertutup sehelai benang pun.

Tadinya Asma ingin ke kamar mandi untuk membersihkan diri, namun ketika akan turun dari ranjang kakinya tak mampu menopang tubuhnya, akhirnya Ia terjatuh ke lantai.

" Angga, ada apa ini Nak. " Tanya Lili seraya berlari kecil menghampiri Asma yang menangis sesegukan disana.

Lili menarik tubuh Asma dan mengelus pundak Asma perlahan.

" Ada apa sayang, kenapa kamu ada disini. Tante pikir kamu sudah keluar dan tidur di kamar mu malam tadi. "

Mendengar ucapan Lili membuat Asma semakin menangis, dalam situasi seperti ini pasti dirinya yang di salahkan. Apalagi semua sudah mengetahui kalau Angga adalah seorang Pria yang sudah beristri.

" Angga, ada apa ini. Bisa kamu jelaskan pada Tante apa yang terjadi, kenapa Asma ada disini dan menangis seperti ini. "

Angga berdiri, Ia mengusap wajahnya kasar. Mau bagaimana lagi, menyesal pun tak ada gunanya. Ia tidak akan mungkin mampu mengembalikan kesucian Asma yang sudah Ia renggut, yang bisa Ia lakukan saat ini adalah mencari jalan keluar dari masalah ini.

" Aku, Aku telah merenggut kesuciannya. Maafkan Aku Tante. "

Plak, Plakkk  !

Dua tamparan keras mendarat di wajah Angga yang di lanyangkan oleh Lili.

" Maaf katamu Angga, apa kamu sadar dengan semua yang sudah kamu lakukan. Kamu sadar nggak sih, kamu itu sudah punya Istri, kenapa kamu merusak masa depan keponakan Tante. Lihat Dia, apa masih ada laki-laki yang mau padanya setelah tau kalau Dia sudah tidak suci lagi. Apa kamu tega Ang padanya, status apa yang Dia punya. Di bilang gadis tapi sudah tidak perawan, di bilang janda sedang Ia belum pernah menikah. Kamu tahu Angga, ini kehancuran bagi seorang wanita. Bagaimana nantinya Ia akan menghadapi dunia ini ha...... ! " Bentak Lili dengan suara yang sangat lantang.

Asma semakin frustasi, Kata-kata Tante Lili semakin membuatnya down. Sementara Angga menatap Asma trenyuh, Ia menggeleng pelan. Tanpa minta ijin pada Tante Lili Ia langsung menggendong tubuh Asma dan membawanya ke kamar mandi.

" Kau mau bawa Dia kemana Angga, jangan kau sakiti Dia lagi. " Lili ikut mengejar Angga sampai di depan pintu kamar mandi.

Angga yang melihat itu menjadi gusar, Ia harus segera menyelesaikan masalah ini. Untuk itu mereka harus membersihkan diri agar kepala mereka sedikit dingin, kalau terus menangis masalah tidak akan pernah selesai.

" Tante, bisa tidak Tante tunggu di luar saja. Asma harus mandi dulu, aku janji tidak akan menyakitinya. "

Lili mengakat kedua tangannya keatas dengan mimik wajah penuh arti.

Angga meletakkan dengan pelan tubuh Asma di dalam bathup, Ia kembali mengunci pintu kamar mandi.

" Angga, janji ya jangan sakiti ponakan Tante. " Teriak Lili dari luar setelah Angga mengunci pintu.

Merasa sudah aman Lili tersenyum penuh kemenangan.

" Yes, hebat semua beres. Wow Lili, kamu benar-benar berbakat jadi Artis. Dengan ini Angga tidak akan curiga, dan cuan akan mengalir deras, apalagi kalau kecebong itu bisa segera hadir di rahim Asma, aku akan menikmati hidupku dengan limpahan uang yang banyak. " Lili tertawa dalam hati.

Didalam kamar mandi, Asma berusaha menolak Angga agar Pria itu tidak selalu mendekat padanya, namun Angga tetap memaksa menyentuhnya.

" Bisa diam nggak As, atau aku akan dengan senang hati mengulang kejadian malam tadi lagi. Tidak bisakah kamu lihat di bawah sana, semakin kamu berontak Ia pun semakin bereaksi. "

Angga memperlihatkan Cobra besarnya yang memang sudah menonjol di balik boxer yang Ia kenakan. Tubuh Asma langsung bergetar, Ia menggeleng berulang kali dengan air mata mengalir deras. Rasanya Ia ingin meminta Angga membunuhnya saja kalau sampai Pria itu melakukannya lagi padanya.

" Kumohon, jangan lakukan itu lagi, jangan sakiti aku Kak. " Rintih Asma terdengar sangat menyayat hati.

Angga menjadi Iba melihat kondisi Asma, meskipun memang Ia ingin melakukannya lagi karena Cobranya juga menginginkannya namun rasa iba nya lebih mendominasi.

" Tidak Asma, Kakak janji tidak akan menyakitimu lagi. Tenang ya, Kakak hanya ingin bantu kamu mandi, agar kita cepat memikirkan masalah kita. Kamu juga belum makan, Kakak takut kamu kenapa- kenapa. "

Mendengar ucapan Angga, Asma akhirnya diam. Ia tidak mau ancaman Pria itu benar-benar terjadi.

Bulu kuduk Angga langsung berdiri begitu juga Cobra nya yang ingin meronta ketika melihat kulit mulus Asma. Apalagi dua gunung kembar serta bagian bawahnya yang hanya di tumbuhi sedikit bulu tipis tipis.

" Tahan Ngga. " Arhan menyemangati dirinya sendiri ketika hasratnya bangkit hanya dengan melihat tubuh polos Asma.

Setelah bersih Ia pun melanjutkan membersihkan dirinya sendiri, mengguyur tubuhnya di bawah shower membuat nya sedikit rileks.

Ia menggendong kembali tubuh Asma, meletakkannya di atas sofa karena ranjangnya masih berantakan. Angga segera mengenakan baju miliknya dan berlari keluar memanggil Lili.

" Tan, Tante...... ! Panggil Angga.

Lili yang mendengar namanya di panggil segera keluar menemui Angga

" Ada apa sih, kenapa teriak- teriak. Apa terjadi sesuatu pada keponakan Tante. " Tanya Lili, Angga menggeleng.

" Nggak Tan, aku kemari karena ingin meminta baju ganti buat Asma. Kasihan Dia kedinginan. "

Di lemarinya bukan tidak ada baju wanita, namun Ia tidak akan tega memberikan baju bekas dari Kanaya Istrinya.

" Angga, bukankah di lemarimu banyak pakaian Istri mu, kenapa nggak kamu pinjamkan saja, masa baju saja tidak bisa kamu berikan sih. Ingat kalau kamu itu sudah merenggut miliknya yang sudah sangat berharga. " Lili kembali mengingatkan perbuatan Angga.

Asisten janda yang sudah mendengar masalah di rumah itu datang membawakan baju ganti untuk Asma, Ia menyerahkannya di tangan Angga

" Ini Pak, bajunya Asma. "

Angga menyambutnya dan segera berlari keatas, Ia segera membantu Asma memakai bajunya. Sementara Asma hanya diam saja, rasanya Ia sudah tidak punya semangat hidup lagi.

" Kesalahan ku padamu terlalu besar Asma, aku tidak akan memberikan mu sisa- sisa dari Kanaya. Kalian akan mendapatkan status yang sama As, aku janji akan mencari jalan keluar terbaik di antara kita bertiga. " Batin Angga

Matanya menatap bibir Asma yang nampak membiru, begitu juga dengan beberapa tanda kepemilikannya yang Ia tinggalkan malam tadi.

Terpopuler

Comments

Diny Julianti (Dy)

Diny Julianti (Dy)

anggany juga rese, masa masih mau lagi

2025-01-09

0

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

luar binasah akting mu tante ckckck

2023-09-26

0

Gavin Bae

Gavin Bae

aku tertipu pada kesetiaan angga.pas kesini baru tahu kalau angga bejat.bukannya menyesal tapi malahan terang terangan ketagihan.

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!