Pagi hari Angga terbangun, samar-samar Ia mendengar isak tangis seseorang yang sangat menyayat hati. Angga membuka mata perlahan dan mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Ia melihat seseorang yang duduk di lantai dan hanya terlihat kepalanya saja dari posisi Angga berbaring.
Angga segera bangkit untuk duduk, Ia memindai seisi kamar yang berantakan, melihat ada bercak darah di seprei tepat di sebelahnya.
Seperti orang yang linglung, Angga menatap semuanya bingung. Di singkapnya selimut yang Ia gunakan ternyata dirinya memang tidak menggunakan sehelai benang pun untuk menutup tubuhnya.
Ia segera turun dan memakai celana boxer miliknya yang berserakan di lantai. Di pandangnya seorang gadis yang menangis sesegukan, seraya menyembunyikan wajahnya diantara kedua kakinya.
" Asma. " Panggil Angga pelan, Ia menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya.
" Maafkan Kakak As, maaf. " Angga meminta maaf ketika sudah sepenuhnya mengingat semua yang Ia lakukan.
Asma yang baru saja mengalami kejadian mengerikan beberapa jam lalu masih enggan mendongakkan kepalanya, rasanya Ia bahkan enggan melihat matahari. Andai Ia terbangun dalam keadaan tak bernyawa lagi, mungkin itu akan lebih baik begitu pikirnya.
" Asma, jangan begini. Angkat wajahmu, lihat Kakak. "
Asma semakin sesegukan, semua yang ada dalam dirinya terasa remuk. Tulang- tulangnya seakan rontok, jangan ditanya masalah bagian intimnya, rasanya panas dan masih terasa ada yang mengganjal disana. Tapi yang paling sakit tentu adalah hatinya, bagaimana mungkin Ia bisa sampai seperti saat ini. Kesuciannya di renggut oleh orang yang bukan muhrimnya, Ia tidak bisa menjaganya sampai nanti Ia persembahkan pada seseorang yang tepat yaitu Pria yang sudah menjadi suaminya secara sah.
" As, yuk Kakak bantu membersihkan diri. Ikut Kakak ke Jakarta, Kakak akan mempertanggung jawabkan semuanya, kita akan menikah disana. " Bujuk Angga.
Asma semakin menagis, tangisan yang benar-benar menyayat hati. Kepalanya rasanya ingin pecah ketika mendengar ucapan Angga, menikah dengan seorang Pria yang sudah beristri, rasanya itu tidak mungkin. Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk jadi pelakor atau menjadi duri dalam rumah tangga orang lain.
Di saat Angga sedang membujuk Asma, terdengar pintu di buka dari luar. Angga segera mengambil selimut dan menutup tubuh Asma yang memang tanpa tertutup sehelai benang pun.
Tadinya Asma ingin ke kamar mandi untuk membersihkan diri, namun ketika akan turun dari ranjang kakinya tak mampu menopang tubuhnya, akhirnya Ia terjatuh ke lantai.
" Angga, ada apa ini Nak. " Tanya Lili seraya berlari kecil menghampiri Asma yang menangis sesegukan disana.
Lili menarik tubuh Asma dan mengelus pundak Asma perlahan.
" Ada apa sayang, kenapa kamu ada disini. Tante pikir kamu sudah keluar dan tidur di kamar mu malam tadi. "
Mendengar ucapan Lili membuat Asma semakin menangis, dalam situasi seperti ini pasti dirinya yang di salahkan. Apalagi semua sudah mengetahui kalau Angga adalah seorang Pria yang sudah beristri.
" Angga, ada apa ini. Bisa kamu jelaskan pada Tante apa yang terjadi, kenapa Asma ada disini dan menangis seperti ini. "
Angga berdiri, Ia mengusap wajahnya kasar. Mau bagaimana lagi, menyesal pun tak ada gunanya. Ia tidak akan mungkin mampu mengembalikan kesucian Asma yang sudah Ia renggut, yang bisa Ia lakukan saat ini adalah mencari jalan keluar dari masalah ini.
" Aku, Aku telah merenggut kesuciannya. Maafkan Aku Tante. "
Plak, Plakkk !
Dua tamparan keras mendarat di wajah Angga yang di lanyangkan oleh Lili.
" Maaf katamu Angga, apa kamu sadar dengan semua yang sudah kamu lakukan. Kamu sadar nggak sih, kamu itu sudah punya Istri, kenapa kamu merusak masa depan keponakan Tante. Lihat Dia, apa masih ada laki-laki yang mau padanya setelah tau kalau Dia sudah tidak suci lagi. Apa kamu tega Ang padanya, status apa yang Dia punya. Di bilang gadis tapi sudah tidak perawan, di bilang janda sedang Ia belum pernah menikah. Kamu tahu Angga, ini kehancuran bagi seorang wanita. Bagaimana nantinya Ia akan menghadapi dunia ini ha...... ! " Bentak Lili dengan suara yang sangat lantang.
Asma semakin frustasi, Kata-kata Tante Lili semakin membuatnya down. Sementara Angga menatap Asma trenyuh, Ia menggeleng pelan. Tanpa minta ijin pada Tante Lili Ia langsung menggendong tubuh Asma dan membawanya ke kamar mandi.
" Kau mau bawa Dia kemana Angga, jangan kau sakiti Dia lagi. " Lili ikut mengejar Angga sampai di depan pintu kamar mandi.
Angga yang melihat itu menjadi gusar, Ia harus segera menyelesaikan masalah ini. Untuk itu mereka harus membersihkan diri agar kepala mereka sedikit dingin, kalau terus menangis masalah tidak akan pernah selesai.
" Tante, bisa tidak Tante tunggu di luar saja. Asma harus mandi dulu, aku janji tidak akan menyakitinya. "
Lili mengakat kedua tangannya keatas dengan mimik wajah penuh arti.
Angga meletakkan dengan pelan tubuh Asma di dalam bathup, Ia kembali mengunci pintu kamar mandi.
" Angga, janji ya jangan sakiti ponakan Tante. " Teriak Lili dari luar setelah Angga mengunci pintu.
Merasa sudah aman Lili tersenyum penuh kemenangan.
" Yes, hebat semua beres. Wow Lili, kamu benar-benar berbakat jadi Artis. Dengan ini Angga tidak akan curiga, dan cuan akan mengalir deras, apalagi kalau kecebong itu bisa segera hadir di rahim Asma, aku akan menikmati hidupku dengan limpahan uang yang banyak. " Lili tertawa dalam hati.
Didalam kamar mandi, Asma berusaha menolak Angga agar Pria itu tidak selalu mendekat padanya, namun Angga tetap memaksa menyentuhnya.
" Bisa diam nggak As, atau aku akan dengan senang hati mengulang kejadian malam tadi lagi. Tidak bisakah kamu lihat di bawah sana, semakin kamu berontak Ia pun semakin bereaksi. "
Angga memperlihatkan Cobra besarnya yang memang sudah menonjol di balik boxer yang Ia kenakan. Tubuh Asma langsung bergetar, Ia menggeleng berulang kali dengan air mata mengalir deras. Rasanya Ia ingin meminta Angga membunuhnya saja kalau sampai Pria itu melakukannya lagi padanya.
" Kumohon, jangan lakukan itu lagi, jangan sakiti aku Kak. " Rintih Asma terdengar sangat menyayat hati.
Angga menjadi Iba melihat kondisi Asma, meskipun memang Ia ingin melakukannya lagi karena Cobranya juga menginginkannya namun rasa iba nya lebih mendominasi.
" Tidak Asma, Kakak janji tidak akan menyakitimu lagi. Tenang ya, Kakak hanya ingin bantu kamu mandi, agar kita cepat memikirkan masalah kita. Kamu juga belum makan, Kakak takut kamu kenapa- kenapa. "
Mendengar ucapan Angga, Asma akhirnya diam. Ia tidak mau ancaman Pria itu benar-benar terjadi.
Bulu kuduk Angga langsung berdiri begitu juga Cobra nya yang ingin meronta ketika melihat kulit mulus Asma. Apalagi dua gunung kembar serta bagian bawahnya yang hanya di tumbuhi sedikit bulu tipis tipis.
" Tahan Ngga. " Arhan menyemangati dirinya sendiri ketika hasratnya bangkit hanya dengan melihat tubuh polos Asma.
Setelah bersih Ia pun melanjutkan membersihkan dirinya sendiri, mengguyur tubuhnya di bawah shower membuat nya sedikit rileks.
Ia menggendong kembali tubuh Asma, meletakkannya di atas sofa karena ranjangnya masih berantakan. Angga segera mengenakan baju miliknya dan berlari keluar memanggil Lili.
" Tan, Tante...... ! Panggil Angga.
Lili yang mendengar namanya di panggil segera keluar menemui Angga
" Ada apa sih, kenapa teriak- teriak. Apa terjadi sesuatu pada keponakan Tante. " Tanya Lili, Angga menggeleng.
" Nggak Tan, aku kemari karena ingin meminta baju ganti buat Asma. Kasihan Dia kedinginan. "
Di lemarinya bukan tidak ada baju wanita, namun Ia tidak akan tega memberikan baju bekas dari Kanaya Istrinya.
" Angga, bukankah di lemarimu banyak pakaian Istri mu, kenapa nggak kamu pinjamkan saja, masa baju saja tidak bisa kamu berikan sih. Ingat kalau kamu itu sudah merenggut miliknya yang sudah sangat berharga. " Lili kembali mengingatkan perbuatan Angga.
Asisten janda yang sudah mendengar masalah di rumah itu datang membawakan baju ganti untuk Asma, Ia menyerahkannya di tangan Angga
" Ini Pak, bajunya Asma. "
Angga menyambutnya dan segera berlari keatas, Ia segera membantu Asma memakai bajunya. Sementara Asma hanya diam saja, rasanya Ia sudah tidak punya semangat hidup lagi.
" Kesalahan ku padamu terlalu besar Asma, aku tidak akan memberikan mu sisa- sisa dari Kanaya. Kalian akan mendapatkan status yang sama As, aku janji akan mencari jalan keluar terbaik di antara kita bertiga. " Batin Angga
Matanya menatap bibir Asma yang nampak membiru, begitu juga dengan beberapa tanda kepemilikannya yang Ia tinggalkan malam tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Diny Julianti (Dy)
anggany juga rese, masa masih mau lagi
2025-01-09
0
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
luar binasah akting mu tante ckckck
2023-09-26
0
Gavin Bae
aku tertipu pada kesetiaan angga.pas kesini baru tahu kalau angga bejat.bukannya menyesal tapi malahan terang terangan ketagihan.
2023-09-20
0