Bab 14 Pulang Kampung

Kanaya merapikan beberapa pasang bajunya dan memasukkannya kedalam koper miliknya.

" Apa kamu akan lama disana sayang. " Tanya Angga yang melihat Istrinya sibuk memasukkan barang- barang miliknya kedalam koper miliknya. .

Kanaya menggeleng pelan, Ia juga belum tahu akan cepat atau lama disana, yang jelas saat ini Ia harus menenangkan diri agar pikirannya tetap waras.

" Yuk biar Mas antar. " Ajak Angga yang sudah menarik koper istrinya.

Kanaya melirik jam di tangannya, ini sudah siang.

" Sayang, bukannya hari ini Mas ada rapat direksi dan ini sudah jam berapa. "

Angga menepuk jidatnya pelan, bisa- bisanya Ia lupa kalau hari ini ada pertemuan penting di perusahaan.

" Tapi sayang, apa kamu akan pergi sendiri atau bagaimana kalau nunggu Mas selesai, biar Mas yang antar ke rumah Umi. "

Kanaya lagi-lagi menggeleng, saat ini Ia hanya ingin menyendiri.

" Tidak usah Mas, aku bisa menyetir sendiri. Mas selesaikan saja urusan di kantor, bukankah akan bagus kalau semuanya lancar.

Angga mengangguk, Ia melirik jam yang melingkar di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan.

" Baiklah kalau begitu, Mas berangkat dulu. Kamu hati- hati di jalan. Jangan lupa kabari Mas kalau sudah tiba di rumah Umi. Oh ya, salam juga buat Umi, nanti kalau Mas ada waktu luang Mas akan nyusul kesana. "

Kanaya mengangguk dan mencium tangan suaminya begitu juga dengan Angga, Ia mencium puncak kepala Kanaya.

Sebelum berangkat Naya memutuskan untuk berpamitan pada Ibu mertuanya, namun entah sudah yang kesekian kalinya Kanaya mengetuk pintu dan memanggil- manggil tidak ada jawaban apapun.

" Bi, aku berangkat dulu ya, tolong sampaikan pada Ibu kalau aku ke rumah Umi Rahayu. Tadi aku panggil- panggil tidak ada jawaban soalnya, aku pergi dulu ya Bi, Assalamu'alaikum. " Pamit Kanaya.

Ia mencium punggung tangan Bibi yang memang sudah cukup umur seperti Umi nya sendiri.

" Hati-hati hati di jalan ya Nak, kalau ada apa-apa jangan segan hubungi Bibi. "

Rasanya Bibi Nur ingin ikut kemana pun perginya Kanaya, namun Ia sudah di tugaskan menjaga majikan besarnya.

Kanaya menghirup udara sebanyak-banyaknya dan membuangnya dengan kasar, air matanya kembali mengalir ketika mengingat bagaimana hubungan rumah tangganya sekarang. Hubungan yang selama ini Ia pupuk dan jaga dengan sangat baik kini sudah berada di ujung tanduk, setelah mengetahui dirinyalah yang bermasalah sehingga tak kunjung mendapatkan keturunan setelah pernikahan yang menginjak tahun kesepuluh.

Ditambah lagi Ibu mertuanya yang sangat ingin memiliki cucu, dan ingin menjodohkan Anggap suaminya pada wanita lain yang lebih sempurna dan bisa memberikan cucu untuknya.

Tak sanggup menyetir sambil menangis Kanaya menepikan mobilnya ketika melewati taman. Ia menangis sejadi-jadinya disana. Ia baru melanjutkan perjalanannya ketika hatinya terasa lebih tenang.

Setelah menempuh dua jam perjalanan akhirnya Kanaya pun tiba di kediaman Umi nya, lama Ia terdiam memandang rumah yang penuh dengan kenangan itu.

Satpam menatap heran pada mobil yang terparkir di depan pagar namun tidak ada siapa pun yang turun dari sana.

" Mang, siapa tuh di luar pagar. " Tanya Kevin saudara kembar Kanaya.

Satpam mengangguk dan membuka pintu, Ia memberanikan diri mengetuk kaca mobil. Kanaya yang tengah melamun akhirnya tersadar, Ia membuka kaca mobil dan tersenyum.

" Neng, neng Naya Mas. " Seru Pak Satpam.

Kevin segera berlari keluar setelah mendengar nama saudaranya di sebut. Kanaya dengan cepat membuka pintu, Ia langsung berhambur memeluk saudara kembarnya itu.

" Mas Kevin, Naya kangen.......! " Manja Kanaya di pelukan saudaranya itu.

Baru kali ini Ia berkunjung dan bertemu dengan saudara kembarnya itu.

" Sudah- sudah, ih nggak malu apa, sudah punya suami masih seperti anak kecil. " Goda Kevin padahal dirinya juga merasakan hal yang sama.

Ia begitu merindukan adik semata wayangnya itu, rencananya Ia baru akan berkunjung ke Jakarta besok hari tapi ternyata Adiknya sudah lebih dulu datang.

" Biarin, apa Mas Kevin nggak rindu pada adikmu yang cantik dan baik ini. "

Tidak ada jawaban dari bibir Kevin, Ia hanya memeluk dan mencium puncak kepala Kanaya dan mengacak-acak rambut adiknya itu.

" Angga mana Dek. " Tanya Kevin ketika dari tadi tiada siapa pun yang turun.

Kanaya tersenyum selebar mungkin agar Mas nya tidak berpikir macam- macam tentang dirinya.

" Ah biasa Mas, aku sangat kangen sama Umi sedangkan Mas Angga ada kerjaan penting, biasa kan Mas paling tau soal itu. Besok juga ada kerjaan di luar kota jadi tidak bisa ikut kemari, masa Iya Naya harus nunggu Mas Angga nggak sibuk baru mengunjungi Umi. "

Kevin mengangguk angguk pelan, bisa diterima akal sehat karena dirinya juga seorang pengusaha, sangat susah buat cari waktu luang.

" Ya udah, ayo kita masuk. Umi pasti senang lihat anak kesayangannya pulang. "

Kevin menggandeng tangan Adiknya masuk kedalam, tak lupa juga Ia meminta satpam membawakan koper Kanaya.

" Ish mana ada Naya anak kesayangan, setau Naya kita berdua sama dimata Umi. "

" Iya- iya deh, kamu memang selalu benar sedangkan Mas yang selalu kalah. Sejak kapan Mas benar, dari dulu kan Mas selalu salah, benar kan. "

Keduanya tertawa bersama, begitulah uniknya si kembar Kevin dan Kanaya. Kalau biasanya saudara saling berantem berbeda dengan mereka, Kevin yang penyayang dan Kanaya yang baik hati, mereka adalah kesayangan Umi Rahayu. Bagaimana kalau sampai Kevin dan Umi tau kalau orang yang mereka sayangi saat ini sedang memikul beban berat sendirian.

" Umi....! Umi dimana, coba lihat ini siapa yang datang. " Kali ini Kevin yang heboh.

Umi yang masih cantik di usia yang tahun ini tepat menginjak lima puluh tahun segera keluar dari dapur mendengar kehebohan Putranya.

" Ada apa sih sayang, kok heboh banget begini. "

Umi menatap bingung Putranya, Ia melihat ada kaki wanita yang berdiri di belakang Putranya.

" Apa yang kamu sembunyikan Nak, apa dia calon Istrimu Nak. " Tanya Umi dengan wajah berbinar.

Kevin menggeleng cepat

" Lebih dari itu Umi, coba Umi tebak. "

Umi mulai menyebutkan teman- teman Kevin tapi tak satupun yang benar, Kevin tetap saja menggeleng.

" Kalau semua bukan lalu siapa Dia sayang. " Tanya Umi mulai menyerah.

" Neng Naya Umi. " Ucap satpam yang masuk membawa koper milik Kanaya.

Kanaya keluar dari persembunyiannya, Ia segera menghambur kedalam pelukan wanita yang sangat Ia cintai dan hormati itu.

" Assalamu'alaikum Umi nya Mas Kevin dan Kanaya yang cantik. "

Umi memeluk tubuh Putrinya, air matanya menetes saking bahagia karena kedatangan kedua Putra dan Putrinya.

" Wa'alaikum salam sayang, hm.... dasar anak nakal. "

Umi menggandeng tangan kedua Putra dan Putrinya menuju sofa ruang tengah.

" Umi mimpi apa semalam, kok hari ini Umi kedatangan kedua buah hati Umi. Makasih sayang, ternyata kalian masih ingat sama Umi kalian ini. "

Kanaya dan Kevin mendudukkan Umi di sofa dan keduanya kompak duduk di lantai, hal yang selalu mereka lakukan ketika berkunjung ke rumah Umi nya.

" Jangan pernah katakan itu Umi, kami berdua akan selalu ingat pada Umi. Umi adalah bagian terpenting dalam hidup kami, bagaimana kami bisa melupakan Umi. Iyakan Mas. "

Kevin mengangguk sejak tadi Ia sudah susah payah menahan air matanya, Ia paling tidak bisa mendengar Umi nya mengatakan sesuatu yang sensitif.

" Sudah, ini lagi si Mas. Sudah gede nangis, kalah sama Adeknya. "

Umi mengusap wajah kedua buah hatinya dengan sayang, ketiganya kembali berpelukan.

" Ya Allah, lindungi kedua buah hati hamba, berikan mereka kebahagiaan. Kabulkan setiap apa yang menjadi harapan mereka, semoga mereka selalu di jalanMu. " Batin Umi.

Rumah yang semula sepi kini menjadi ramai, begitu juga dengan Kanaya. Bertemu dengan Umi dan Kevin membuatnya melupakan masalah yang menimpanya meskipun hanya sesaat.

Terpopuler

Comments

Umi Maryam

Umi Maryam

thor tolongin ngin dong kanaya udah sepuluh tahun kamu bikin ga punya anak coba sekarang kasih dia anak kan author yg bikin anak nya .

2023-09-07

0

Umi Maryam

Umi Maryam

kita sebagai anak walaupun sudah berumah tangga ,kalau plg ketemu ibu seruwet apapun masalah pasti akan plong,karna hanya pelukan dan belayan ibu dan do'a rahasia ibu pada allah yg tulus ,yg di qobul allah, sabar kanaya mungkin sekarang blm di beri rijki anak tapi kamu jangan bosan rayu terus allah di sepertiga malam ,aku nangus thor baca novel mu bergetar hati ini kasian kanaya.

2023-09-07

0

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

kayaknya umi ini pingin sekali punya menantu lagi ya ko nebaknya begitu🤭 eh itu naya umi anak kesayangan nya umi juga

2023-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!