Bab 13 Berharap Ada Keajaiban

Sementara di kamar sepeninggal Angga, Kanaya mulai terisak. Ia tidak lagi mampu membendung rasa sakit di hatinya.

" Ya Allah, begitu berat situasi yang hamba harus lewati saat ini. Kenapa engkau tidak adil pada hamba, apa salah hamba. Selama ini hamba tidak pernah menyakiti orang lain, kenapa sekarang hamba merasakan sakit ini ya Allah. "

Kanaya menepuk-nepuk dadanya pelan, tidak lama kemudian terdengar langkah kaki dari luar, Kanaya kembali berusaha tegar, Ia menghapus jejak air matanya yang turun membasahi pipinya.

Angga masuk dengan tangan yang memegang nampan, Ia meletakkan nampan itu di atas nakas.

" Ayo sayang, dimakan dulu. "

Angga terkejut melihat mata sembab Istrinya, dan masih menyisakan bening disana.

" Sayang, kamu kenapa. Apa kamu menangis, katakan pada Mas ada apa. "

Kanaya menggeleng pelan, kerongkongannya terasa sakit karena berusaha menahan tangis.

" Tidak apa apa Mas, Aku hanya rindu kepada Umi. Tadi Umi menghubungi ku, Umi bertanya kenapa Aku nggak pernah mengunjunginya lagi. " Kanaya mencoba mencari alasan yang tepat.

Angga berpikir mungkin ini jalan keluar untuk mereka saat ini, Ia dan juga Istrinya bisa merilekskan pikiran di tempat Umi Rahayu, orang tua Kanaya yang tinggal di pinggiran kota dan cukup jauh dari kediaman mereka.

" Apa kamu ingin kesana sayang. " Tanya Angga perlahan.

Kanaya mengangguk pelan, karena saat ini memang hanya Uminya yang Ia butuhkan untuk menjadi tempat berkeluh kesah.

" Baiklah sayang, sekarang makan dulu dan istrahat. Besok kita akan kesana. "

Angga akhirnya mengambil sedikit makanan yang di bawa suaminya, meskipun sangat sulit untuk melewati kerongkongannya namun di paksa makan malam itu agar bisa tertelan olehnya. Ia tidak mau suaminya semakin khawatir padanya dan terjadi keributan lagi.

Setelah makan Kanaya ingin mengantarkan bekas makannya kebawah namun Angga menolak. Ia meminta Kanaya untuk istrahat saja, Kanaya pun mengangguk. Ia segera menarik selimut dan menutupi tubuhnya yang lelah.

Lelah untuk fisik dan juga fsikisnya, Ia kembali menangis di dalam selimut. Kanaya tidak bisa menyalahkan Ibu mertuanya, karena Ia tau semua orang tua pasti menginginkan cucu pada Putra Putrinya yang sudah menikah.

Kanaya mencoba memejamkan matanya, berharap jika ini hanya mimpi. Ia berharap ketika terbangun nanti masalah ini tidak pernah ada.

Angga naik keatas setelah kembali berdebat dengan Ibunya, melangkah pelan menghampiri Istri tercintanya itu.

Hatinya trenyuh melihat wajah sedih Istrinya, meskipun sepertinya sudah tertidur tapi tidak bisa menyamarkan kesedihannya.

" Ada apa sayang, apa sebegitu rindunya kamu sama Umi sampai begini. Maaf, maafkan Mas dengan semua kekacauan ini. Kamu Istri yang sempurna, kekurangan mu hanyalah tidak bisa memberikan cucu untuk Ibu. "

Lama Angga menatap wajah Istrinya dengan berperang dalam hati, akhirnya Ia mulai mengantuk dan ikut terlelap sambil memeluk tubuh Kanaya.

Pagi hari Kanaya sudah bangun, seperti biasa Ia membantu Bibi menyiapkan sarapan untuk semua yang ada dirumah.

" Bibi. " Panggil Naya pelan.

Bibi yang mendengar di panggil pun bergegas menghampiri majikannya.

" Ada apa Nak Aya. " Tanya Bibi juga pelan.

Kanaya menarik kursi agar mereka bisa duduk berdua, Ia ingin berbicara serius pada asisten rumah tangga kepercayaannya itu.

" Bi, hari ini aku mau kerumah Umi Rahayu. Bisakah Aku minta tolong sesuatu sama Bibi. "

Bibi langsung mengangguk walau banyak tanda tanya di hatinya.

" Bibi tolong jaga Ibu dengan baik disini,  perhatikan semua keperluannya. Jam makan, jam kapan Ibu harus minum obat jangan sampai telat, sama itu yang harus di ganti tiap pagi Bibi harus segera menggantinya. Jangan sampai tertinggal sesuatu disana. " Pesan Kanaya.

Bibi mengangguk berulang kali, hatinya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh majikannya itu.

" Ya Allah Nak Aya, kamu adalah menantu terbaik. Tapi kenapa Allah memberikan ujian seberat ini. " Batin Bibi.

Kanaya kembali keatas guna menyiapkan keperluannya dan juga keperluan sang suami.

" Mas bangun yuk, sudah siang. "

Kanaya mencium wajah Angga agar suaminya itu terbangun dan benar saja, Angga langsung terbangun ketika merasakan bibir Istrinya menyentuh pipi dan keningnya.

" Hm sini belum sayang. " Angga menunjuk bibirnya sendiri dengan mata masih terpejam.

Kanaya pun melakukannya, mungkin hal ini akan jarang lagi Ia lakukan atau bahkan tidak akan pernah lagi. Setelah nanti posisinya di ganti dengan wanita yang lebih sempurna sesuai harapan Ibu Aminah, Ia harus bisa merelakan suaminya untuk itu.

Ciuman itu akhirnya bukan lagi sekedar ciuman namun menjadi sarapan pagi buat mereka berdua.

" Jangan pernah tinggalkan Mas. " Bisik Angga ketika Ia melepas ******* itu dan menarik tubuh Istrinya untuk memeluknya.

Kanaya mencoba mengendalikan dirinya agar tidak menangis, Ia tidak mau semua rencanya gagal. Jangan sampai Angga tau kalau dirinya sudah mengetahui semuanya dan mendengar semua perdebatan suami dan mertuanya itu.

" Mas apa- apaan sih. Jangan ngomong sembarangan, ayo bangun. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu, memang kenapa aku harus meninggalkan suamiku yang baik, tampan dan yang paling penting punya masa depan yang besar, yang bisa buat aku puas. " Goda Kanaya agar suaminya segera bangkit.

Mendengar Istrinya menyebut perabot nya dan membanggakan miliknya membuatnya semakin bersemangat, ada rasa bangga dalam hatinya bahwa Istrinya mengakui keperkasaannya.

" Jangan pancing- pancing nih, apa mau coba lagi. Nih coba lihat, junior sudah bangun begini, kamu harus tanggung jawab sayang. "

Angga langsung berdiri dan menyerang Istrinya tanpa ampun, begitu juga dengan Kanaya. Ia juga memberikan pelayanan terbaiknya, tanpa di minta lebih dulu Ia mulai melepas pakaian tidur yang menempel di tubuh suaminya tanpa satupun yang tertinggal.

Merasa tak tahan Angga menarik Istrinya dan mereka lanjut melakukan aktivitas yang membuat mereka sama- sama bahagia.

" Mungkin ini terakhir kalinya aku melayani mu sebelum nanti tugas ku di gantikan oleh wanita lain. Wanita yang tentu lebih baik dari aku dan membuat mu melupakan ku. Tidak apa Mas, aku sudah siap dengan apapun itu. " Batin Kanaya di tengah-tengah gempuran Angga.

Di sela-sela aktivitas nya, Kanaya terus mensugesti alam bawa sadarnya bahwa Dia tidak akan kenapa- kenapa walau tanpa Angga di dalam hidupnya. Cinta tidak harus memiliki atau selalu bersama. Namun cinta yang sesungguhnya adalah disaat melihat Dia yang kita cintai bahagia dengan segala yang bisa membuatnya nyaman, itulah cinta.

Angga begitu mengagumi pelayanan Istrinya, mungkin juga karena belum pernah merasakan turun mesin jadi sama-sama masih sangat begitu menikmati aktivitas mereka. Hingga sebuah guncangan hebat menyudahi semuanya.

Kanaya memejamkan mata berharap andai itu bisa meninggalkan sesuatu keajaiban disana. Salahkah jika Ia sedikit berharap setelah bercocok tanam pagi ini ada secercah cahaya yang bisa menyelamatkan hubungan mereka saat ini.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

aku malah berharap tidak ada benih yg berbuah dari laki2 seperti mu Angga.

2023-10-09

0

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Angga terkejut melihat mata sembab Kanaya sang istri

2023-09-05

0

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

tidak ada salahnya berharap dan tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak 😊

2023-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!