Kanaya tengah sibuk merapikan ranjang, ketika tiba-tiba Ia di kejutkan dengan pelukan seseorang dari arah belakang, tentu saja Naya tau itu siapa. Karena tidak mungkin ada orang lain yang berani melakukannya.
" Jangan coba pancing- pancing sayang. Gimana tadi di butik, lancar nggak sayang. "
Erlangga yang baru saja tiba, diam- diam memeluk tubuh Istrinya yang sedang dalam posisi membelakanginya. Kanaya yang merasa suaminya memeluknya lantas menggodanya dengan menggesek- gesekkan bokongnya pada bagian sensitif suaminya yang memang menempel pada tempat yang semestinya karena posisi Kanaya yang sedang merapikan seprei.
" Siapa juga yang mancing, Mas saja kali yang mesum, datang- datang bukannya ngucap salam malah meluk. "
Kanaya langsung meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangan Angga, begitu juga dengan Angga. Ia mencium puncak kepala wanita yang begitu sangat di cintainya itu.
" Alhamdulillah Mas, semuanya lancar. Mas sudah makan belum, mau langsung makan atau mandi dulu. Biar aku siapkan air hangatnya dulu. " Tawar Naya.
Angga mengangguk, Ia memang sangat lelah dan merasa gerah begitu juga dengan pikirannya yang kusut.
" Mas mandi saja dulu sayang, tapi nggak usah repot- repot siapin air karena Mas mau pakai air yang biasa saja, kayanya akan lebih nyaman rasanya. "
Kanaya memberikan handuk bersih pada suaminya, Angga melangkah melanjutkan mandinya sedangkan Naya menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya itu.
Sehabis makan malam seperti biasa Kanaya dan juga Angg kembali ke kamar, melakukan rutinitas mereka.
" Sayang, sepertinya besok Mas harus ke luar kota. Soalnya ada masalah di kantor cabang yang ada di tempat asal Ibu. Kamu tidak apa- apa kan kalau Mas tinggal atau kamu ikut Mas saja kesana, sekalian kita bulan madu. "
Kanaya mendengarkan ucapan Angga sembari mempermainkan bulu- bulu halus yang tumbuh di dada bidang suaminya. Ia kemudian menggeleng pelan setelah mengingat bahwa dirinya tidak mungkin meninggalkan Ibu mertuanya hanya tinggal bersama asisten rumah tangganya.
" Iya Mas nggak apa apa, Aku tinggal saja disini, memangnya Mas mau berapa lama di sana. "Tanya Naya.
" Seminggu sepertinya sayang, tapi nanti Mas usahakan pulang cepat. Do'a kan saja masalahnya cepat kelar, agar Mas bisa secepatnya pulang. Mas juga pasti akan sangat merindukan Istri tercinta Mas ini. "
Perbincangan yang akhirnya berujung pergulatan panas di atas ranjang. Malam itu Angga meminta jatah lebih buat dirinya karena akan berpisah dengan sang Istri dalam waktu lama, dan Kanaya pun dengan senang hati melayani permintaan sang suami.
Pagi hari Naya sudah menyiapkan semua keperluan Angga sementara suaminya itu membersihkan diri.
" Sayang, apa kamu lihat amplop yang ada disini. " Tanya Angg ketika membuka laci mencari jam tangan yang Ia lepas sehari sebelumnya.
Kanaya mendekat, Ia menggeleng pelan karena memang dirinya sudah seminggu ini tidak membuka laci itu.
" Nggak Mas, Aku bahkan sudah lama nggak pernah buka laci itu. Memangnya amplopnya isinya apa, dan Mas taruh dimana. " Tanya Kanaya memastikan.
Angga mencoba mengingat ingat tapi tetap saja, Ia yakin kalau amplop itu terakhir Ia letakkan disana.
" Coba Mas ingat- ingat lagi, mungkin Mas lupa naruhnya. "
Angga menatap wajah Istrinya dalam- dalam namun tidak menemukan kebohongan disana.
" Apa mungkin Kanaya yang mengambilnya, tapi tidak mungkin kalau dia dan masih sesantai ini. Tapi kalau bukan Naya lalu siapa, apa ada orang lain yang masuk kedalam kamar ini, tapi siapa. " Batin Angga nampak frustasi.
Kanaya yang melihat itu juga ikut khawatir, Ia takut itu berisi dokumen penting di kantor.
" Maaf Mas, apa itu dokumen penting. Maafkan aku karena teledor di rumah sampai ada sesuatu yang hilang, apalagi hilangnya di kamar kita. "
Angga segera merespon ketika melihat wajah Naya yang nampak muram karena merasa bersalah.
" Ah nggak kok sayang, nggak penting- penting amat kok. Itu hanya tagihan para karyawan bulan tadi. Ada yang minta gajinya dua bulan sekali jadi aku simpan struknya disitu. " Angga mencari alasan.
Kanaya mengerutkan keningnya, alasan yang cukup janggal namun Ia tak ingin terlalu membahas karena sudah waktunya suaminya itu berangkat.
" Oh gitu, syukurlah kalau nggak terlalu penting. Kalau soal struk itu kan pasti ada salinan pengeluaran di kantor jadi Mas nggak usah khawatir. "
Angga kemudian berpamitan pada Istri dan juga Ibunya karena Ia memilih penerbangan pagi, dengan begitu Ia masih punya banyak waktu untuk istrahat sebelum bertemu dengan para pemegang saham disana.
Angga menatap wajah cantik Istrinya, Ia begitu sangat merindukannya padahal baru juga satu jam berpisah.
" Aku janji akan cepat kembali sayang. " Gumam Angga.
Setelah menempuh perjalanan lewat udara, akhirnya Angga menginjakkan kakinya di Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor. Disana Ia langsung di sambut oleh supir dari kantor dan langsung membawanya ke apartemen miliknya.
" Assalamu'alaikum Pak Angga, gimana kabarnya. " Tanya sang supir.
" Waalaikum salam, alhamdulillah baik. " Jawab Angga.
" Oh ini kita mau kemana Pak, apa mau ke rumah Nyonya besar atau....
" Kita ke apartemen seperti biasa saja Pak. " Jawab Angga.
Ia masih enggan untuk kerumah Ibunya, padahal disana rumahnya juga cukup besar. Hanya saja Angga tidak suka keramaian, apalagi disana banyak keluarganya yang suka kepo. Mereka pasti akan menanyakan keadaan rumah tangganya dan pasti ujung-ujungnya akan bertanya soal anak.
Daripada terjadi keributan lebih baik Ia mencari tempat lain yang aman untuknya.
" Baik Pak. "
Mobil melaju dengan kecepatan normal, meskipun hari ini nampak jalan tidak terlalu padat. Tidak seperti biasanya yang sampai terjadi kemacetan karena antrian bahan bakar di pasilitas pemerintah itu.
Supir bergegas membukakan pintu mobil ketika tiba di tempat tujuan.
" Biar saya saja yang bawa Pak, Bapak duluan saja. "
Angg ingin membawa koper miliknya namun di larang oleh sang supir. Tiba di kamar miliknya, Angga segera menghubungi sang Istri tercinta untuk mengabarkan kalau dirinya sudah tiba dengan selamat di tempat tujuan.
" Hallo sayang bidadari cantikku. " Sapa Angga langsung ketika melihat wajah Istrinya muncul di depan layar.
Kanaya tersenyum, melihat wajah suaminya.
" Sayang, Papa kamu dulu kerja apa sih. " Tanya Angga.
Kanaya mendadak bingung mendengar pertanyaan suaminya, tumben- tumbenan suaminya menanyakan pekerjaan Ayahnya, padahal Ia sudah tau pekerjaan Ayahnya tersebut.
" Kok nanya gitu sih Mas, ada apa. " Tanya Kanaya mengerutkan keningnya.
" Nggak apa apa sih sayang, hanya saja kok anaknya cantik dan manis sekali. Bahkan melebihi gula dan madu, mungkin saja kan Ayah dulu membudidayakan lebah jadi anaknya cantik seperti ini. "
Kanaya tersipu malu, bisa- bisanya suami bucinnya itu menggodanya.
" Ish Mas, ada- ada saja, kirain apa. Gimana Mas sudah sampai di sana belum, gimana perjalanannya tadi. " Kanaya mengalihkan pembicaraan.
Ia tau akan kemana nanti kalau Ia terus mancing dalam sungai tak berair.
" Alhamdulillah sayang, Mas sudah sampai dan perjalanannya tadi juga lancar. Tapi sayang, Mas merindukan mu, coba saja kamu disini, pasti tidak akan serindu ini. "
Kanaya akhirnya melayani suaminya sampai Pria itu tertidur karena memang sudah sangat lelah. Ia memperhatikan wajah tampan suaminya, hatinya berdenyut. Apakah suaminya akan tetap setia padanya setelah bertemu wanita-wanita cantik dan sempurna di luar sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi
manis juga mulut y Angga semanis madu, wajar sih klo ama istri y, klo gk wajar kata2 manis buat wanita lain🤭
2023-09-04
0
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
bohong Mulu bakal bnyak kebohongan selanjutnya lgi ni
2023-08-29
0
𝐀⃝🥀💠☃️$@l$à💖💖
bisa aja gombalannya... moga aja lancar kerjaannya tanpa ada satu pelakor pun yg nyangkut
2023-08-22
0