Asma menjadi gugup ketika tidak juga menemukan kunci pintu kamar tersebut, belum lagi Angga yang terus saja mendekat padanya hingga menyisakan sedikit saja jarak di antara mereka.
" Kak, ini kuncinya mana. Tolong berikan kuncinya pada Asma, Asma mau keluar. "
Angga masih berperang dengan hati dan pikirannya, hatinya mengatakan lain namun tubuh dan pikirannya tidak bisa di ajak kompromi.
Tubuh Asma semakin bergetar ketika dengan tiba-tiba Angga menyerangnya dengan kasar, Asma berusaha mendorong tubuh Pria itu namun usahanya sia- sia.
" Manis. " Batin Angga di sela-sela aktivitas nya.
Asma kembali memukul dada Angga, berharap usahanya itu bisa membuatnya terlepas. Belum lagi dirinya kini sudah kesulitan untuk bernafas karena hampir kehilangan pasokan oksigen.
Angga seperti seorang yang kerasukan, meskipun kadang Ia sadar siapa dirinya namun sesuatu dalam dirinya selalu menginginkan lebih, hal itu membuatnya melupakan segalanya.
Di tariknya tangan Asma dengan kasar dan di hempaskan di atas ranjang, Asma yang mulai menyadari apa yang akan terjadi padanya berusaha bangkit meskipun kemudian semua usahanya sia sia belaka.
" Kak Angga, Asma mohon. Lepaskan Asma, ingat Kak. Kita ini masih saudara, jangan lakukan ini padaku. " Rintih Asma memohon.
Angga tidak mempedulikan permohonan Asma, Ia menggenggam kedua tangan Asma dan mendorongnya ke atas kepala gadis itu,menguncinya dengan satu tangan hingga Ia bebas melakukan apa yang Ia inginkan.
Tangan satunya tidak tinggal diam, mencari bagian yang paling Ia sukai. Asma mencoba berteriak memanggil Tante dan juga Amangnya agar menolongnya namun tidak terdengar jawaban sama sekali.
Angga menatap mata indah dengan bulu mata lentik yang sudah berderai air mata.
" Kak Angga, sadarlah. Tolong lepaskan Asma, ingat kalau kakak sudah punya Istri. Jangan lakukan sesuatu yang akan Kakak sesali di kemudian hari. "Asma memohon dengan sangat namun sepertinya tidak ada gunanya.
Entah apa yang sedang di pikirkan Pria itu sampai tidak mempan meskipun sudah di peringatkan, bahkan Asma sudah berusaha berontak untuk menolaknya.
" Tolong Kakak Asma, rasanya kakak ingin meledak. Tolong jangan tolak Kakak, kita memang masih saudaraan tapi sudah jauh, jadi tidak ada salahnya bukan. " Bukannya melepaskan justru Angga memohon agar Asma mau mengikuti keinginannya.
Asma menggeleng berulang kali, Ia tidak ingin melakukan perbuatan terlarang ini.
" Nggak Kak, Aku tidak mau. Tolong lepaskan Asma, Asma hanya ingin pergi. "
Asma berteriak berharap untuk di lepaskan tapi Angga tak sedikit pun merasa iba, Ia bahkan semakin kasar. Pria itu melepaskan pakaian Asma bagian atas begitu juga dengan penutup dua gunung kembar itu Ia tarik dengan paksa. Matanya melotot melihat kedua pemandangan yang sangat indah di depannya.
" Bantu kakak As, Kakak janji akan bertanggung jawab setelah ini. Jangan tolak Kakak lagi ya. "
Selesai meminta ijin, Angga kembali melanjutkan aktivitas nya untuk bercocok tanam. Mendapatkan perlakuan dari Angga akhirnya Asma tidak mampu menolak lagi, Ia merasakan ada sesuatu yang sulit Ia ungkapkan.
" Kak Angga, tolong pikirkan lagi. "
Meskipun Ia pun mulai hanyut dalam rasa yang tidak biasa, namun Asma masih sadar apa yang Ia lakukan salah.
" Aku tau apa yang Aku lakukan Asma, tolong jangan menolakku lagi. "
Akhirnya terjadilah malam yang penuh dengan malapetaka, sebuah hubungan yang salah dengan penuh malapetaka. Malam yang kemudian membawa sebuah kehancuran.
" Asma. " Panggil Angga pelan.
Matanya menatap mata gadis itu seolah meminta persetujuan untuk memulai semuanya, Asma yang sudah mulai terbuai bingung harus menjawab apa. Disatu sisi Ia pun menginginkan lebih namun disisi lain rasa takutnya juga masih sangat besar.
" Tapi Kak, Asma takut. "
Angga mencium puncak kepala Asma, mencoba memberinya kenyamanan.
" Jangan takut, Kakak akan melakukannya dengan pelan dan Kakak janji akan bertanggung jawab. Boleh kan. "
Angga akhirnya memulai aksinya setelah mendapat persetujuan dari Asma.
Tubuh wanita itu bergetar hebat ketika merasakan sakit yang tiada tara, Ia menjerit namun dengan cepat Angga membungkam agar mengurai rasa yang memang semua orang tau.
Tanpa mereka ketahui di luar kamar ada sepasang suami istri yang dengan sengaja merekam suara merdu keduanya.
Suara keduanya terus menggema di dalam kamar, entah sudah berapa kali Asma mencapai puncaknya namun Angga seolah tidak ingin berhenti menggempur miliknya yang mulai terasa kebas.
Sudah hampir seisi kamar itu mereka jadikan tempat bertempur, Asma yang mulai kelelahan hanya diam mematung membiarkan Angga membopongnya memindahkan kemana saja yang Ia mau.
Teriakan panjang mengakhiri pergulatan keduanya, Angga menjatuhkan dirinya tepat di samping Asma. Keduanya mencoba mengatur nafas yang masih memburu.
Angga menempelkan kepalanya di belakang tubuh Asma, satu tangannya mengelus perut wanita yang baru Ia gagahi hingga hampir pingsan itu.
" Kalau memang Tuhan menciptakan Dia hadir di dalam sini, Kakak janji akan bertanggung Jawab. " Batin Angga sembari terus mengelus perut ramping Asma.
Malam ini Ia benar-benar lelah, setelah mencium kening Asma Ia pun menarik selimut tebal menutup tubuh keduanya. Makin lama nafas keduanya semakin teratur dan mulai memasuki alam mimpi.
" Sepertinya sudah cukup Pa, cepat ambil kuncinya. " Pinta Lili pada suaminya.
Amang Usman mengangguk dan turun kebawah mengambil kunci duplikat buat kamar yang di tempati Angga.
Pintu di buka perlahan oleh Lili, keduanya saling pandang ketika melihat kamar yang berantakan sudah seperti kapal pecah. Bantal serta pakaian kedua insan yang baru mencapai puncak kesenangan berserakan di lantai.
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Beberapa gambar di ambil Lili, tidak ketinggalan juga foto keduanya yang sedang tertidur pulas di atas ranjang yang sama dengan posisi Angga yang memeluk tubuh Asma.
Paman dan Tante yang nggak punya akhlak, menjerumuskan keponakannya sendiri, mungkin itu kata yang cocok untuk sepasang suami istri itu.
" Ayo Pa, kita keluar sekarang, malam Ini sudah cukup. Kita akan kirim sekarang, setelah ini kita akan dapat duit banyak. " Ucap Lili sambil menarik tangan suaminya kuat meninggalkan kamar yang penuh dengan saksi bisu.
Setelah turun ke lantai bawah keduanya langsung menuju ke kamar mereka, Amang Usman langsung menarik tangan istrinya menuju ranjang.
" Ada apa sih Pa, jangan ganggu dong. " Protes Lili.
Tak ingin mengindahkan ucapan Istrinya, Usman juga langsung menyerang Lili dengan kasar. Sejak tadi cobranya juga sudah meronta ingin keluar karena mendengar pertempuran panas di dalam kamar.
" Papa ih, apa- apaan sih. " Tolak Lili, otaknya masih asyik memikirkan berapa banyak uang yang akan Dia dapat besok.
" Kau berani menolakku ha, malam ini aku akan cari wanita lain di luaran sana dan bisa kupastikan aku tidak akan melakukannya padamu kalau aku bisa menemukan kenyamanan di luar sana. " Ancam Usman dengan beringas.
Lili gentar mendengar ancaman suaminya, ah tidak. Ia tidak akan pernah mau mengijinkan kobra besar miliknya mendapatkan jajan diluar.
" Ah nggak gitu juga sayang. "
Tanpa menunggu perintah, Lili langsung menyerang suaminya seperti yang baru saja mereka dengar di lantai atas, jadilah malam ini di penuhi dengan suara syahdu, hingga seorang asisten rumah tangga yang memang seorang janda pun ikutan stres mendengar teriakan mereka yang sukses menyiksa batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
Angga sendiri menginginkan nya juga ckckck
2023-09-26
0
𝐀⃝🥀💠☃️$@l$à💖💖
dibobol baru tanggung jawab..stres lo Angga..ampe lupa sama bini di sono.
2023-08-28
0
🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ
ku kira Asma memang dipersiapkan untuk menjebak Angga tapi sepertinya dia juga korban
2023-08-14
0