Bab 8 Awal Malapetaka

Asma menjadi gugup ketika tidak juga menemukan kunci pintu kamar tersebut, belum lagi Angga yang terus saja mendekat padanya hingga menyisakan sedikit saja jarak di antara mereka.

" Kak, ini kuncinya mana. Tolong berikan kuncinya pada Asma, Asma mau keluar. "

Angga masih berperang dengan hati dan pikirannya, hatinya mengatakan lain namun tubuh dan pikirannya tidak bisa di ajak kompromi.

Tubuh Asma semakin bergetar ketika dengan tiba-tiba Angga menyerangnya dengan kasar, Asma berusaha mendorong tubuh Pria itu namun usahanya sia- sia.

" Manis. " Batin Angga di sela-sela aktivitas nya.

Asma kembali memukul dada Angga, berharap usahanya itu bisa membuatnya terlepas. Belum lagi dirinya kini sudah kesulitan untuk bernafas karena hampir kehilangan pasokan oksigen.

Angga seperti seorang yang kerasukan, meskipun kadang Ia sadar siapa dirinya namun sesuatu dalam dirinya selalu menginginkan lebih, hal itu membuatnya melupakan segalanya.

Di tariknya tangan Asma dengan kasar dan di hempaskan di atas ranjang, Asma yang mulai menyadari apa yang akan terjadi padanya berusaha bangkit meskipun kemudian semua usahanya sia sia belaka.

" Kak Angga, Asma mohon. Lepaskan Asma, ingat Kak. Kita ini masih saudara, jangan lakukan ini padaku. " Rintih Asma memohon.

Angga tidak mempedulikan permohonan Asma, Ia menggenggam kedua tangan Asma dan mendorongnya ke atas kepala gadis itu,menguncinya dengan satu tangan hingga Ia bebas melakukan apa yang Ia inginkan.

Tangan satunya tidak tinggal diam, mencari bagian yang paling Ia sukai. Asma mencoba berteriak memanggil Tante dan juga Amangnya agar menolongnya namun tidak terdengar jawaban sama sekali.

Angga menatap mata indah dengan bulu mata lentik yang sudah berderai air mata.

" Kak Angga, sadarlah. Tolong lepaskan Asma, ingat kalau kakak sudah punya Istri. Jangan lakukan sesuatu yang akan Kakak sesali di kemudian hari. "Asma memohon dengan sangat namun sepertinya tidak ada gunanya.

Entah apa yang sedang di pikirkan Pria itu sampai tidak mempan meskipun sudah di peringatkan, bahkan Asma sudah berusaha berontak untuk menolaknya.

" Tolong Kakak Asma, rasanya kakak ingin meledak. Tolong jangan tolak Kakak, kita memang masih saudaraan tapi sudah jauh, jadi tidak ada salahnya bukan. " Bukannya melepaskan justru Angga memohon agar Asma mau mengikuti keinginannya.

Asma menggeleng berulang kali, Ia tidak ingin melakukan perbuatan terlarang ini.

" Nggak Kak, Aku tidak mau. Tolong lepaskan Asma, Asma hanya ingin pergi. "

Asma berteriak berharap untuk di lepaskan tapi Angga tak sedikit pun merasa iba, Ia bahkan semakin kasar. Pria itu melepaskan pakaian Asma bagian atas begitu juga dengan penutup dua gunung kembar itu Ia tarik dengan paksa. Matanya melotot melihat kedua pemandangan yang sangat indah di depannya.

" Bantu kakak As, Kakak janji akan bertanggung jawab setelah ini. Jangan tolak Kakak lagi ya. "

Selesai meminta ijin, Angga kembali melanjutkan aktivitas nya untuk bercocok tanam. Mendapatkan perlakuan dari Angga akhirnya Asma tidak mampu menolak lagi, Ia merasakan ada sesuatu yang sulit Ia ungkapkan.

" Kak Angga, tolong pikirkan lagi. "

Meskipun Ia pun mulai hanyut dalam rasa yang tidak biasa, namun Asma masih sadar apa yang Ia lakukan salah.

" Aku tau apa yang Aku lakukan Asma, tolong jangan menolakku lagi. "

Akhirnya terjadilah malam yang penuh dengan malapetaka, sebuah hubungan yang salah dengan penuh malapetaka. Malam yang kemudian membawa sebuah kehancuran.

" Asma. " Panggil Angga pelan.

Matanya menatap mata gadis itu seolah meminta persetujuan untuk memulai semuanya, Asma yang sudah mulai terbuai bingung harus menjawab apa. Disatu sisi Ia pun menginginkan lebih namun disisi lain rasa takutnya juga masih sangat besar.

" Tapi Kak, Asma takut. "

Angga mencium puncak kepala Asma, mencoba memberinya kenyamanan.

" Jangan takut, Kakak akan melakukannya dengan pelan dan Kakak janji akan bertanggung jawab. Boleh kan. "

Angga akhirnya memulai aksinya setelah mendapat persetujuan dari Asma.

Tubuh wanita itu bergetar hebat ketika merasakan sakit yang tiada tara, Ia menjerit namun dengan cepat Angga membungkam agar mengurai rasa yang memang semua orang tau.

Tanpa mereka ketahui di luar kamar ada sepasang suami istri yang dengan sengaja merekam suara merdu keduanya.

Suara keduanya terus menggema di dalam kamar, entah sudah berapa kali Asma mencapai puncaknya namun Angga seolah tidak ingin berhenti menggempur miliknya yang mulai terasa kebas.

Sudah hampir seisi kamar itu mereka jadikan tempat bertempur, Asma yang mulai kelelahan hanya diam mematung membiarkan Angga membopongnya memindahkan kemana saja yang Ia mau.

Teriakan panjang mengakhiri pergulatan keduanya, Angga menjatuhkan dirinya tepat di samping Asma. Keduanya mencoba mengatur nafas yang masih memburu.

Angga menempelkan kepalanya di belakang tubuh Asma, satu tangannya mengelus perut wanita yang baru Ia gagahi hingga hampir pingsan itu.

" Kalau memang Tuhan menciptakan Dia hadir di dalam sini, Kakak janji akan bertanggung Jawab. " Batin Angga sembari terus mengelus perut ramping Asma.

Malam ini Ia benar-benar lelah, setelah mencium kening Asma Ia pun menarik selimut tebal menutup tubuh keduanya. Makin lama nafas keduanya semakin teratur dan mulai memasuki alam mimpi.

" Sepertinya sudah cukup Pa, cepat ambil kuncinya. " Pinta Lili pada suaminya.

Amang Usman mengangguk dan turun kebawah mengambil kunci duplikat buat kamar yang di tempati Angga.

Pintu di buka perlahan oleh Lili, keduanya saling pandang ketika melihat kamar yang berantakan sudah seperti kapal pecah. Bantal serta pakaian kedua insan yang baru mencapai puncak kesenangan  berserakan di lantai.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Beberapa gambar di ambil Lili, tidak ketinggalan juga foto keduanya yang sedang tertidur pulas di atas ranjang yang sama dengan posisi Angga yang memeluk tubuh Asma.

Paman dan Tante yang nggak punya akhlak, menjerumuskan keponakannya sendiri, mungkin itu kata yang cocok untuk sepasang suami istri itu.

" Ayo Pa, kita keluar sekarang, malam Ini sudah cukup. Kita akan kirim sekarang, setelah ini kita akan dapat duit banyak. " Ucap Lili sambil menarik tangan suaminya kuat meninggalkan kamar yang penuh dengan saksi bisu.

Setelah turun ke lantai bawah keduanya langsung menuju ke kamar mereka, Amang Usman langsung menarik tangan istrinya menuju ranjang.

" Ada apa sih Pa, jangan ganggu dong. " Protes Lili.

Tak ingin mengindahkan ucapan Istrinya, Usman juga langsung menyerang Lili dengan kasar. Sejak tadi cobranya juga sudah meronta ingin keluar karena mendengar pertempuran panas di dalam kamar.

" Papa ih, apa- apaan sih. " Tolak Lili, otaknya masih asyik memikirkan berapa banyak uang yang akan Dia dapat besok.

" Kau berani menolakku ha, malam ini aku akan cari wanita lain di luaran sana dan bisa kupastikan aku tidak akan melakukannya padamu kalau aku bisa menemukan kenyamanan di luar sana. " Ancam Usman dengan beringas.

Lili gentar mendengar ancaman suaminya, ah tidak. Ia tidak akan pernah mau mengijinkan kobra besar miliknya mendapatkan jajan diluar.

" Ah nggak gitu juga sayang. "

Tanpa menunggu perintah, Lili langsung menyerang suaminya seperti yang baru saja mereka dengar di lantai atas, jadilah malam ini di penuhi dengan suara syahdu, hingga seorang asisten rumah tangga yang memang seorang janda pun ikutan stres mendengar teriakan mereka yang sukses menyiksa batinnya.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

Angga sendiri menginginkan nya juga ckckck

2023-09-26

0

𝐀⃝🥀💠☃️$@l$à💖💖

𝐀⃝🥀💠☃️$@l$à💖💖

dibobol baru tanggung jawab..stres lo Angga..ampe lupa sama bini di sono.

2023-08-28

0

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

ku kira Asma memang dipersiapkan untuk menjebak Angga tapi sepertinya dia juga korban

2023-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!