Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang

Asma tetap pada pendiriannya, Ia tidak ingin ikut ke Jakarta bersama Angga. Keputusannya itu sudah bulat dan tidak ada satupun yang bisa menentangnya.

" Gunakan ini untuk semua keperluan mu disini. " Angga memberikan sebuah kartu pada Asma.

Asma hanya memperhatikan kartu berwarna gold itu yang Ia genggam di tangannya, seraya mengingat beberapa pesan Angga sebelum pergi meninggalkannya.

" Pergilah, kembalilah pada tempatmu yang semestinya. Lanjutkan kebahagiaan mu disana dan anggaplah aku tidak pernah ada. "

Meskipun isinya tidak setara dengan isi kartu yang Kanaya miliki yaitu black card, tapi setidaknya Angga masih punya niatan baik memberi perhatian pada Asma.

Ya, walaupun kenyataannya berapa pun isinya tidak ada artinya bagi Asma di banding dengan kesuciannya yang telah di renggut secara tiba-tiba.

Angga melangkahkan kakinya di bandara setelah menempuh perjalanan udara selama satu jam empat puluh lima menit, memang tidak lama sih tapi tetap saja rasanya lelah, itu karena beban yang Ia pikul saat ini sangatlah besar.

Semakin mendekati kediamannya semakin Ia merasa sesak untuk bernafas, bagaimana Ia akan menghadapi Istrinya nanti.

" Pak Angga, kita sudah sampai Pak. "

Supir yang menjemput Angga akhirnya memberanikan diri menyapa majikannya, karena sejak tadi sang majikan nampak tengah melamun sampai tidak sadar kalau mereka sudah tiba di tempat tujuan.

" Ah iya, makasih Pak. "

Angga melangkah masuk kedalam rumah, Ia berusaha mencoba santai agar tidak ada yang curiga padanya.

" Nak, sudah pulang, kok nggak ngasih salam. " Tanya Bu Aminah yang bahagia sekaligus heran.

Tidak biasanya Putra semata wayangnya itu main nyelonong saja masuk tanpa mengucap salam terlebih dulu.

" Eh Iya Bu, Assalamu'alaikum. " Angga menjawab seperti orang kebingungan.

Ia langsung berpamitan pada Ibunya setelah mencium punggung tangan wanita yang sudah melahirkannya itu.

" Naya dimana Bu. "

Bu Aminah menjawab kalau Istrinya mungkin ada di kamar, akhirnya Angga segera bergegas ke lantai dua. Ia menarik nafas panjang sebelum membuka pintu kamar mereka.

Setelah pintu terbuka Angga terpana melihat sang Istri ternyata masih menunaikan kewajibannya. Ia melangkah pelan dan duduk di samping ranjang, memperhatikan setiap gerakan Istrinya.

" Aamiin, Aamiin.....! " Angga mengaminkan setiap Do' a yang di panjatkan Istrinya tanpa Ia tau apa yang menjadi keresahan wanita itu.

Kanaya menoleh setelah berulang kali mendengar seseorang mengaminkan Do'a nya.

" Mas, sudah pulang. Sejak kapan, kok nggak kasih salam. "

Bergegas Kanaya melepas perlengkapan sholatnya karena melihat Angga sudah merentangkan kedua tangannya, Kanaya pun melakukan hal yang sama. Ia menghambur kedalam pelukan Angga suaminya.

Anggaa mendaratkan ciuman bertubi-tubi di wajah Kanaya, hal itu sontak membuat wanita itu merasa malu.

" Apa kamu merindukan Mas mu ini hm... " Tanya Angga di sertai dengan kedipan mata.

Kanaya mengangguk karena memang Ia begitu merindukan suaminya, berpisah selama tiga hari membuatnya sangat merindukan pelukan suaminya itu.

" Tentu saja Mas, Aku selalu ada disini, selalu merindukan mu. Kendati pun mungkin rindu ini tiada artinya lagi bagimu. "

Angga bingung mendengar ucapan Istrinya, Ia perlahan mengurai pelukannya.

" Tak berarti, apa maksudmu sayang. "

Kanaya langsung tertawa agar Angga tidak semakin membahas apa yang baru saja Ia katakan itu.

" Nggak apa apa Mas. Oh ya, Mas sudah makan belum, kalau belum biar aku buatkan. "

Angga mengangguk, melihat itu Kanaya segera melangkah keluar.

" Kamu mau kemana sayang. " Tanya Angga

" Kedapur Mas, bukannya tadi Mas bilang kalau Mas lapar, jadi aku mau ambilkan makan siang buat Mas. " Jawab Kanaya.

" Tetaplah disini sayang, Mas masih ingin bersamamu. "

Kanaya kembali duduk di samping Angga suaminya.

" Bukannya tadi Mas ingin makan. " Kanaya tidak mau sampai suaminya telat makan dan akan berakibat yang kurang baik.

Angga memeluk erat tubuh ramping Istrinya, menariknya pelan agar duduk di pangkuannya. Ia menyembunyikan wajahnya di tengkuk Istrinya.

" Apa kamu bisa merasakannya sayang, dia sangat merindukan mu. " Bisik Angga tepat di telinga Kanaya.

Kanaya merinding, Ia bisa merasakan sesuatu yang keras di bawah sana.

" Aku ingin makan siang dengan itu, apa bisa sayang. " Tanya Angga lagi sambil tangannya sudah bergerilya mencari tempat yang menjadi paporitnya selama ini.

Kanaya mengangguk karena Ia pun menginginkannya. Ia mulai memejamkan mata merasakan apa yang di lakukan Angga padanya.

" Aku merindukanmu sayang. " Ucap Angga di sela-sela aktivitas nya mempermainkan gunung kembar sang Istri.

Berulang kali Angga mencoba memfokuskan dirinya pada Istrinya, tapi tidak dapat di pungkiri kalau saat ini pikirannya sudah bercabang. Ternyata tujuannya tidak lagi lurus pada satu hati, namun kini sudah terpecah belah.

Akhirnya Ia bisa hanyut setelah Kanaya melayaninya dengan baik. Karena aktivitas mereka itu sampai tidak di hiraukannya panggilan di luar yang sejak tadi menggedor- gedor pintu.

" Sayang, di lu.... arr. "

Kanaya tidak mampu melanjutkan ucapannya karena Angga menghujam kan junior miliknya sekuat-kuatnya. Hal itu membuat Kanaya hanya bisa menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara yang keras.

" Jangan pikirkan orang lain sayang, aku tidak suka. Teruslah seperti ini sayang, aku menyukainya. "

Seolah tidak merasa lelah, bukan hanya sekali tapi mereka melakukan nya berulang kalian di beberapa tempat yang mereka inginkan.

" Ya sayang, kamu hebat. "Racau Angga memuji kehebatan sang Istri.

Setelah menghabiskan beberapa jam lamanya, akhirnya Angga mulai mempercepat ritme aktivitas mereka, hingga keduanya mengakhiri semua dengan perasaan bahagia.

Keduanya terdiam mencoba menetralkan debaran jantung mereka masing-masing, Angga mencoba melupakan masalahnya sesaat meskipun nyatanya semua itu tidak muda.

" Mas, ada apa. Kenapa Melamun saja, apa masalahnya disana belum selesai. " Tanya Kanaya yang melihat gelagat suaminya yang tidak seperti biasanya.

Angga menghela nafas dan tersenyum seraya menggeleng, Ia menarik kembali Istrinya kedalam pelukannya.

Kanaya yang merasa tidak nyaman, berusaha berontak ingin turun karena ingin membersihkan diri. Namun sayang, usahanya itu justru membuatnya mengulang hal yang baru saja mereka lakukan.

Meskipun lelah namun Kanaya tetap melayani suaminya dengan baik, mereka melanjutkan aktivitas kesenangan mereka sampai terdengar Adzan Ashar berkumandang.

Kanaya langsung masuk ke kamar mandi guna untuk membersihkan diri dari sisa aktivitas mereka barusan. Kanaya mencoba tenang dan mengikuti kemana alur cerita rumah tangga mereka. Iya, Kanaya mencoba memposisikan kalau dirinyalah yang bermasalah. Apalagi di kuatkan dengan ucapan sang mertua di saat beliau sedang memarahinya.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

Felling istri jalan ya...

2023-10-09

0

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Angga mencoba melupakan kalau dia selingkuh dengan wanita lain

2023-09-05

0

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Angga mencoba melupakan kalau dia selingkuh dengan wanita lain

2023-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!