Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak

Angga keluar setelah selesai membersihkan diri dan juga karena cacing dalam perutnya sudah meronta ingin minta jatah, apalagi setelah berolahraga selama tiga jam lamanya.

" Dari mana saja kamu Nak, dari tadi Ibu panggil- panggil tapi tidak di jawab. "

Angga langsung di sambut omelan pedas oleh Bu Aminah, beliau yang kesal karena sejak tadi hanya menunggu di depan pintu serta mendengar suara aneh yang Ia juga tau itu apa.

" Bikin capek ah oh nggak jelas, toh nggak mungkin jadi juga. " Batin Bu Aminah makin kesel.

Angga hanya tersenyum, tidak mungkin Ia mengatakan yang sebenarnya apa yang mereka lakukan di kamar. Bukan hanya itu, tidak mungkin juga Angga jujur pada Ibunya kalau dirinya pura-pura tuli karena lagi asyik naik gunung mendaki puncak himalaya.

" Di tanya bukannya jawab malah senyam senyum nggak jelas. "

Angga memanggil Bibi untuk menyiapkan makan siangnya yang tertunda.

" Dimana Naya, kenapa bukan dia yang menyiapkan makan siang untuk mu. Apa gunanya dia sebagai Istri. "

Angga menatap Ibunya bingung, sejak kapan Ibunya itu berucap ketus seperti saat ini.

" Ibu, ada apa. Apa ada masalah dengan Naya, Ibu kok ngomongnya kaya gitu. "

Bu Aminah mendengus kesal, beliau segera berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Angga yang tengah menikmati makan siangnya yang tertunda.

" Setelah makan temui Ibu di kamar, Ibu ingin bicara dengan mu. "

Angga mengangguk dan kembali melanjutkan makan siangnya, setelah makan Ia meminta Bibi untuk mengantarkan makan siang untuk Naya Istrinya, karena Ia tau kalau saat ini Istrinya itu pasti kelelahan.

Angga mengetuk pintu kamar Ibunya pelan sebelum masuk, dan tidak lama terdengar seruan dari dalam kamar.

" Masuk saja Nak, pintunya tidak di kunci. "

Angga membuka pintu pelan dan masuk, Ia melihat Ibunya yang tengah duduk di sofa dengan melipat salah satu kaki yang di tumpangkan ke kaki yang lain.

" Ada apa Bu, apa yang Ibu ingin bicarakan dengan Angga "

Bu Aminah meminta Angga untuk duduk karena tidak nyaman berbicara sambil berdiri.

" Bagaimana keadaan di kantor cabang kemarin Nak. " Tanya Bu Aminah membuka percakapan.

" Tidak ada masalah Bu, semuanya aman. "

Bu Aminah tersenyum sinis, tanpa Angga katakan pun Ia sudah tau.

" Syukurlah kalau begitu, lalu kapan kalian akan memberikan Ibu cucu. Angga, Umi tidak ingin menunggu lebih lama lagi atau kamu menikah saja dengan orang lain kalau kalian belum juga bisa mendapatkan kabar baik itu pada Ibu. "

Angga terkejut, Ia tidak suka dengan ucapan Ibunya yang selalu saja memaksa meminta cucu pada mereka .

" Ibu, harus berapa kali Angga bilang, jangan bahas masalah itu terus menerus. Sabar mungkin belum waktunya yang kuasa memberi kepercayaan itu. " Jawab Angga yang mulai tersulut emosi.

Sama halnya dengan Angga, Bu Aminah pun juga mulai tersulut emosinya karena sang Putra yang terus saja berbohong padanya, demi menutupi kenyataan yang ada.

" Belum waktunya katamu Nak, mau sampai kapan. Berapa tahun lagi yang kalian minta, sepuluh tahun lagi atau menunggu Umi tiada begitu, itu juga kalau Istri mu itu tidak mandul. " Ucap Bu Aminah berapi-api.

Ucapan Ibunya sontak membuat Angga semakin terkejut, Ia menatap penuh tanya pada wanita yang sudah melahirkan nya itu.

" Sudahlah Angga, tidak perlu kamu berusaha sembunyikan semua dari Ibu. Kamu tidak harus menutupi kekurangan Istri mu itu. Bukankah dia itu Mandul, dan sampai kapan pun, pengobatan sehebat apapun itu, Dia tetap akan Mandul, tidak akan pernah memberikan kamu keturunan sama sekali, kamu sadar nggak sih Angga. " Bentak Bu Aminah dengan suara lantang.

Angga menghela nafas berat, Ia menyenderkan tubuhnya di sofa. Bertanya-tanya dalam hati dari mana Ibunya tau akan hal itu, apa jangan- jangan surat itu bukan hilang tapi Ibunya yang sudah mengambilnya. Apa mungkin Ibunya bertanya langsung pada Dimas.

" Angga, buka matamu lebar- lebar. Kamu itu sudah di butakan oleh cinta yang bodoh, sehingga kamu tidak bisa melihat betapa besar kekurangan yang dia miliki. "

Bu Aminah mengatur nafasnya yang turun naik karena sudah terlalu emosi.

" Pokoknya Ibu tidak mau tau Angga, mau atau tidak kamu harus menikah dengan wanita lain agar bisa secepatnya memberikan Ibu cucu. Soal Naya tidak perlu kamu pikirkan, minta dia menerima wanita pilihan kita atau ceraikan dia kalau dia menolak. " Sambung Bu Aminah setelah sempat menjeda ucapannya.

Lagi lagi Angga mengusap wajahnya kasar, masalah yang Ia hadapi saat ini benar-benar hampir membuat kepalanya ingin pecah.

" Ibu, aku mohon tolong mengertilah. Beri kami waktu. "

Ingin rasanya Angga membenturkan kepalanya di dinding atau memporak-porandakan seisi kamar itu namun otaknya masih waras untuk melakukan itu.

" Mau sampai kapan Angga, bukannya kamu sudah tau jawabannya. Sampai kapan pun kalian tidak akan pernah bisa punya keturunan, kalau yang masih jadi Istrimu itu adalah Dia. "

Bu Aminah makin menggebu-gebu menyudutkan Angga dan juga Kanaya. Keinginan memiliki cucu dalam hatinya sangatlah besar, sehingga dirinya mengesampingkan kebaikan Kanaya yang lain.

" Tapi Ibu, ini bukan sepenuhnya salah Naya. Anak itu adalah rezeki, dia juga kalau bisa milih pasti tidak ingin menjadi wanita yang man....... dul. Dia wanita yang sangat baik, bahkan Ibu juga tau itu. Selama ini Dia tidak pernah berbuat sesuatu yang merugikan untuk kita, bahkan Dia selalu mengalah. Ibu, bukanlah sangat kejam kalau aku lakukan itu padanya. Ini sangat tidak adil baginya kalau aku menduakan dia dan pergi bersama wanita lain apalagi kalau sampai meninggalkannya. "

Tanpa mereka tau sejak tadi perdebatan mereka sudah di dengar oleh dua orang yang sejak tadi berdiri di depan pintu.

Bibi yang awalnya heran melihat Kanaya hanya berdiri di depan pintu kamar Bu Aminah ingin menegur, tapi dengan cepat Naya menempelkan satu jarinya ke bibirnya, meminta Bibi untuk diam.

Samar- samar Angga melihat ada orang lain di balik pintu, Ia segera melangkah keluar untuk memeriksa siapa yang ada disana.

" Angga, kamu mau kemana, Ibu belum selesai bicara. "

Angga tetap melanjutkan langkahnya, Ia bisa bernafas lega karena ternyata yang berdiri disana adalah Bibi, asisten rumah tangganya.

" Ahhh..... Alhamdulillah ternyata Bibi. Aku pikir tadi adalah Kanaya, jangan sampai Ia mendengar semuanya dan membuatnya semakin sakit hati. " Batin Angga

" Bibi, ngapain disini. Ah sejak kapan Bibi ada disini. " Tanya Angga.

Bibi yang saat ini ikut bersedih mengetahui kenyataan pahit rumah tangga majikannya, hanya mampu tersenyum miris. Senyum yang di paksakan.

" Ah maaf ini Pak, Saya baru juga berdiri disini, ini saya ingin mengganti air minum Ibu. Tadi lupa belum di ganti. " Jawab Bibi memberi alasan.

Angga hanya menjawab Oh dan memberi jalan untuk sang asisten rumah tangga. Angga segera berlari ke lantai atas mencari keberadaan Istrinya, senyum terbit di bibirnya ketika melihat Istrinya sedang duduk di samping meja rias sambil menyisir rambut hitam panjangnya yang masih basah.

" Biar Mas bantu sayang. " Angga merebut sisir di tangan Kanaya dan mengambil alih merapikan rambut Istrinya.

Kanaya menatap wajah suaminya lewat pantulan cermin, Ia tau kalau suaminya tidak sedang dalam keadaan baik.

" Ada apa Mas, apa ada masalah. " Tanya Naya hati- hati.

Angga menggeleng pelan, Ia belum siap mengatakan yang sebenarnya pada Istrinya.

" Eh sayang, apa kamu sudah makan tadi." Angga mencoba mengalihkan pembicaraan, Ia takut tidak bisa menahan diri.

Kanaya menggeleng pelan karena memang dirinya belum makan sama sekali, tadinya Ia ingin turun ke bawah untuk mengambil jatah makan siangnya yang tertunda namun Ia malah mendengarkan perdebatan hebat suami dan juga mertuanya.

" Astaghfirullah kok belum makan sayang, kamu bisa sakit kalau begini. Sebentar, biar Mas yang ambilkan. "

Angga segera turun kedapur, mencari Bibi. Angga mulai menceramahi asisten rumah tangganya karena tidak menjalankan perintahnya untuk mengantarkan makanan siang pada Kanaya Istrinya.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

astaga ibu, kenapa ngomong gitu...

2023-10-09

0

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Angga perhatian sekali dengan Kanaya sang istrinya dan mau mengambilkan makanan

2023-09-05

0

𝐀⃝🥀💠☃️$@l$à💖💖

𝐀⃝🥀💠☃️$@l$à💖💖

duh ibu mertua udah pengen cucu sampe rela ngorbanin Kanaya... tetap sabar ya Kanaya

2023-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!