Bab 2 Melakukan Kewajiban

Malam yang awalnya penuh dengan kesedihan, berakhir dengan malam yang panas penuh dengan *******. ntah sudah berapa kali mereka mendaki puncak tertinggi himalaya dan akhirnya tumbang bersama- sama karena rasa lelah dan juga kepuasan tiada tara yang mereka rasakan.

Erlangga berharap akan ada keajaiban dari usaha yang mereka lakukan malam ini, Ia menatap wajah cantik Istrinya yang tidur dalam damai setelah bersusah payah melayani dirinya berkali- kali.

" Aku mencintai mu, sampai kapan pun dan akan tetap mencintai mu. Meskipun seumur hidup dirimu dalam kemandulan, aku akan tetap mencintai mu. " Monoloq Erlangga menatap wajah cantik Istrinya.

Karena ngantuk dan juga merasa lelah akhirnya Erlangga pun ikut masuk dalam selimut yang sama, Ia memeluk tubuh Istrinya, keduanya masuk dalam mimpi yang indah, untuk sesaat mereka melupakan semua masalah yang terjadi.

Seperti biasa, Kanaya yang memang sudah terbiasa bangun pagi sebelum adzan subuh perlahan mulai membuka mata. Ia tersenyum ketika melihat suaminya yang sedang memeluknya, perlahan Ia memindahkan tangan kekar itu yang masih mendekap tubuhnya.

" Mas, apa Mas masih akan tetap memperjuangkan hubungan ini kalau nanti ternyata hasil tes itu membuktikan kalau ada di antara kita yang bermasalah. Hati kecilku mengatakan kalau memang ada masalah yang kamu tutupi. Mas, kalau ternyata itu benar dan semua masalahnya ada padaku, aku ikhlas untuk melepaskan mu, asalkan kamu bahagia Mas. Tapi kalau masalah itu ada padamu, Aku berjanji akan tetap mendampingi mu sampai maut memisahkan kita. " Monoloq Kanaya.

Ia segera berlari ke kamar mandi karena takut suaminya tiba-tiba bangun dan melihatnya menitikkan air mata, pasti suaminya akan bersedih melihat Ia bersedih.

Kanaya mengguyur tubuhnya di bawah shower, membersihkan setiap lekuk lekuk tubuhnya agar tidak tersisa sedikit pun aktivitas panas mereka beberapa jam yang lalu.

Seperti biasa Ia segera menunaikan kewajibannya pada sang Khaliq, disana Ia bisa mengadukan semua kegundahan hatinya.

Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Kanaya segera berganti pakaian dan turun kelantai dua, dimana dapur berada. Sudah menjadi kebiasaan nya menyiapkan sarapan untuk suami dan juga Ibunya.

" Bi Nur, sarapan pagi ini kita mau bikin apa. " Tanya Kanaya ketika tiba di dapur.

" Eh Nyonya, kok sudah bangun jam segini. ini loh Nya, Bibi mau bikin nasi kuning, ikannya ada ikan gabus sama telur di masak merah sama balado, gimana menurut Nyonya. "

Kanaya tersenyum ramah, masakan itu adalah makanan kesukaan Ibu mertuanya. Maklum sang Ibu adalah keturunan dari pulau Borneo, jadi selalu suka dengan ikan gabus masak merah. Makan dengan nasi kuning, disantap selagi hangat pasti Ibunya akan merasa senang.

" Apa bumbunya sudah di olah Bi. " Tanya Kanaya lagi.

" Belum Nyonya, ini Bibi lagi kupas bawang. Cabe merah gedenya sudah Bibi rebus dan rendam itu tinggal di haluskan nanti sama bumbu yang lain. " Jawab Bi Nur sambil tangannya tetap melanjutkan aktivitasnya.

" Ya sudah Bi, Bibi fokus goreng saja ikan gabusnya itu takut gosong, nanti ini biar Aku saja. "

Bi Nur ingin menolak karena merasa nggak nyaman, namun Ia tahu watak majikannya itu. Akhirnya Bibi pun melepaskan apa yang di kerjakan saat ini dan fokus pada gorengan serta mengupas telur yang sebelumnya sudah di rebus.

Setelah selesai menata semua hidangan di atas meja, Kanaya mengetuk pintu kamar Ibu mertuanya seperti biasa.

" Assalamu'alaikum Ibu. " Kanaya mengucapkan salam sembari mengetuk pintu pelan.

Tidak lama terdengar jawaban dari dalam, menandakan kalau sang penghuni kamar itu sudah bangun. Ia membuka pintu yang memang tidak di kunci.

" Ibu, sarapan sudah siap. Kanay dan Bibi Nur buat nasi kuning sama ikan gabus masak merah kesukaan Ibu. Mau Kanaya bantu, Ibu mau langsung ke bawah atau mau mandi dulu. "

Ini adalah rutinitas Kanaya setiap harinya, Ia memang memutuskan untuk berhenti berkarir di kantor yang banyak menyita waktu. Tapi bukan berati Kanaya tidak bekerja, Ia punya butik yang cukup terkenal di kalangan sosialita namun semua Ia percayakan pada orang- orang kepercayaannya. Dirinya hanya memantau dari rumah saja atau sekali- kali mengunjungi butik kalau memang mengharuskan dirinya untuk datang kesana.

Ia ingin berkonsentrasi untuk mendapatkan buah hati dan juga merawat Ibu mertuanya yang sudah berusia senja.

" Erlangga sudah bangun belum Naya. " Tanya Ibunya.

" Oh, Kanaya belum lihat Mas Erlangga, setelah Ibu siap baru Kanaya ke kamar. "Jawab Kanaya lembut.

Ibu Aminah menatap wajah menantunya, Kanaya adalah menantu yang baik dan bisa di bilang, menantu idaman. Namun itu saja tidaklah cukup bagi seorang Aminah yang sangat menginginkan seorang cucu untuk penerus keturunan Wardhana.

" Sudah Naya, kamu bangunkan Erlangga saja. Ibu bisa sendiri, bilang padanya Ibu ingin sarapan bersama. "

Mendengar ucapan Ibu mertuanya, Kanaya tidak langsung pergi, Ia masih menghawatirkan kondisi Ibu mertuanya itu.

" Apa Ibu tidak apa-apa kalau Naya tinggal sendiri. Mas Erlangga pasti sudah bangun, biar Kanaya bantu Ibu saja ya !. " Bujuk Kanaya namun Ibu mertuanya menggeleng sebagai jawaban.

Akhirnya Kanaya pun mengalah, Ia keluar dari kamar Ibu mertuanya meskipun dengan hati was-was.

Krek  ! Bunyi pintu di buka oleh Kanaya.

Ia langsung tersenyum melihat sang suami yang nampak kesulitan memasang dasi, tanpa menunggu diminta Kanaya segera melakukan tugasnya yaitu dengan memasangkan dasi suaminya dengan benar.

" Ehm- ehm jangan terlalu dekat-dekat sayang, bisa- bisa kita ulangi satu ronde lagi seperti malam tadi. " Goda Erlangga pada Kanaya yang sedang serius memperbaiki dasi suaminya.

Kanaya mengibaskan tangannya di depan wajah suaminya, Ia heran dengan pikiran mesum suaminya. Selalu ************ saja yang di bahas kalau sudah berdua.

" Jangan ngawur Mas, di bawah Ibu sudah nungguin mau sarapan bareng. Bibi tadi masak nasi kuning sama lauk ikan gabus masak merah, yuk buruan sayang. Jangan biarkan Ibu terlalu lama menunggu kita. "

Kanaya menjauh mengambilkan sepatu untuk sang suami dan memakaikannya. Erlangga menatap wajah cantik Istrinya yang selalu telaten mengurus dirinya dan juga Ibunya itu, tidak pernah terdengar bibirnya mengeluh meskipun terkadang tingkah Ibunya seperti anak kecil.

" Sudah, biar Mas saja. Apa kamu tidak lelah mengerjakan semua hal seperti ini. " Erlangga menarik kakinya dan bermaksud memakai sendiri sepatunya.

Kanaya menatap wajah suaminya, seperti biasa Erlangga tidak bisa berkata melihat wajah teduh Istrinya.

" Nggak apa apa sayang, aku tidak lelah sama sekali. Ini kan sudah tugas ku untuk memastikan kalau penampilan Mas sudah rapi atau belum, justru kalau aku melewatkannya akan terasa aneh bagiku Mas. Sudah, Mas cukup diam dan.......... sudah selesai. "

Kanaya langsung berdiri setelah selesai memasang sepatu suaminya, Erlangga menghadiahi ciuman di kening Istrinya dengan tatapan penuh cinta.

" Tetaplah menjadi bidadari dihatiku sayang, meski apapun yang terjadi. Jangan pernah berubah atau berpikir untuk pergi menjauh dari  hidupku karena aku tak pernah bisa hidup tanpa mu. " Batin Erlangga.

Kanaya hanya bisa memejamkan mata, menikmati ciuman kasih sayang dari Pria yang sangat Ia cintai itu.

" Mas, sampai kapan Mas akan mencium ku. Kapan kita makannya kalau begini, kasihan Ibu, Ayo kita turun. "

Erlangga pun tersenyum dan menggandeng tangan Istrinya untuk turun kebawah, hatinya benar-benar bahagia pagi ini. Istri cantiknya selalu bisa menjadi moodboosternya di pagi hari sebelum melakukan aktivitas nya.

Terpopuler

Comments

Ely

Ely

hadir thor

2024-04-15

1

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

kasian ini Kanaya nanti gimana kalo belom juga 🤰🏻🧐🤔🤔

2024-01-24

0

𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀

𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀

ikutan sedih deh, gpp kanaya

2023-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!