Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi

Kanaya yang tengah asyik membantu Umi Rahayu di kebunnya di kejutkan dengan lengan kokoh yang tiba-tiba memeluknya dari arah belakang. Ia menoleh dan melihat Angga tersenyum padanya.

" Sayang, aku merindukan mu. "

Tanpa sungkan Angga mendaratkan ciuman di wajah bahkan di bibir Kanaya, membuat Istrinya itu merasa malu karena disana bukan hanya ada dirinya tapi juga Umi.

" Mas, malu ih sama Umi. "

Ya, meskipun Umi tidak melihat ketika Angga nyosor tapi tetap saja Naya merasa malu.

" Biarin, ngapain malu sama suami sendiri. Namanya juga rindu sama Istri. "

Umi yang mendengar ada suara orang lain segera berbalik dan tersenyum melihat menantunya ada disana.

" Assalamu'alaikum Umi, apa kabarnya. "

Angga menjabat tangan Umi dan mencium punggung tangan Ibu dari istrinya itu.

" Wa'alaikum salam Nak, kapan datang. "

" Baru saja Umi, Angga kemari mau jemput Istri Angga yang cantik ini pulang. "

Kanaya tidak suka dengan sikap suaminya, masa baru datang langsung bilang kesini hanya untuk menjemput dirinya.

" Oh, iya sudah kalau begitu. Ayo kerumah dulu, Umi mau masak dulu, pulangnya nanti sore saja gimana. "

Angga pun setuju, Ia mengikuti Umi dan Naya masuk kedalam rumah lewat pintu belakang.

" Nak, istrahat saja dulu di kamar, Umi mau mandi dulu baru masak. Sayang.... temani suamimu saja di kamar, siapa tau dia butuh sesuatu. " Pinta Umi pada keduanya.

Angga dan juga Kanaya mengangguk, Ia tidak mau berdebat dengan Uminya.

" Ah sayang, aku merindukan mu. " Angga langsung memeluk erat tubuh Naya ketika mereka tiba di kamar.

Angga langsung menenggelamkan wajahnya di kedua gunung Himalaya milik Kanaya dan menciuminya.

" Mas, Naya mandi dulu, ini masih kotor habis dari kebun. " Tolak Naya lembut.

Ia bisa merasakan kalau ada sesuatu yang nampak menyembul di bawah sana.

" Ya sudah kalau begitu, kita mandi sama- sama ya, Mas juga belum mandi di rumah tadi. "

Kanaya menolak, Ia tau apa yang ada di pikiran suaminya, tapi ini rumah Umi nya. Ia tidak mau melakukan sesuatu yang tidak baik di kamar mandi.

" Mas, tolong. Naya hanya mandi sebentar, tidak akan lama. Mas bisa tunggu disini. "

Akhirnya Angga punmengalah, Ia tidur terlentang di ranjang, sembari menatap miliknya yang sudah meronta ingin di lepaskan.

" Duh sayang, kamu lagi ngapain didalam, mandi apa semedi sih. " Gumam Angga tidak sabar.

Sedari tadi Ia hanya melihat pintu kamar mandi yang belum juga terbuka.

Cek lek  ! Pintu kamar mandi pun terbuka.

Angga langsung bangkit dan berlari menggendong tubuh Istrinya, Ia langsung membaringkannya di atas ranjang. Tanpa babibu lagi, Angga langsung menarik handuk yang menutup tubuh Istrinya, Ia meneguk salivanya. Jangkunnya naik turun, emang dasar maniak perempuan. Tidak bisa melihat barang bening nganggur sudah membuatnya penasaran

Matanya menatap pemandangan di depannya tanpa berkedip, Kanaya hanya bisa pasrah. Sesakit apapun hatinya Ia tidak punya hak untuk menolak permintaan suaminya, yang bisa Ia lakukan hanyalah menuruti apa yang suaminya itu inginkan.

Seakan tidak ada lelahnya, Angga bertempur di siang bolong itu. Mungkin hal ini telah menjadi sebuah hobi baginya. Kanaya hanya bisa menutup mulutnya rapat- rapat meskipun terasa sakit, semua itu Ia lakukan semata-mata agar apa yang mereka lakukan tidak terdengar oleh orang lain.

Kanya tahu sedang berada dimana mereka. Di rumah Uminya kamar tidak pakai kedap suara, jadi semua bunyi apapun akan terdengar keluar.

Arhan semakin meracau di tengah aktivitas nya, Ia menanyakan banyak hal namun yang ditanya hanya diam saja. Kanaya hanya bisa menahan perih dalam hati dan juga di bagian tertentu miliknya. Di luar Umi yang sudah selesai masak bergegas naik ke lantai atas, niatnya ingin mengajak anak dan menantunya untuk makan siang tapi belum sempat mengetuk pintu, Umi langsung berbalik arah.

Umi lari menuruni anak tangga, di bawah sudah ada Kevin yang nampak khawatir melihat Uminya berlari seperti ketakutan.

" Umi, ada apa. Jalannya pelan saja, kalau jatuh gimana. "

Umi menarik tangan anak laki-lakinya ke meja makan, membuat Kevin semakin bingung.

" Umi ada apa, Adek mana. Kok belum turun makan siang. "

Umi mencoba mengatur nafasnya yang sempat memburu karena terkejut.

" Ah, adikmu ada di atas. " Jawab Umi.

" Ya sudah Umi, Umi duluan saja, biar Kevin panggil Adek dulu. " Kevin sudah berdiri dan siap melangkah namun di tahan oleh Umi.

" Sudah sayang, tidak perlu. Kita makan saja dulu, mungkin sebentar lagi adikmu turun. "

Meskipun tidak yakin apakah anak perempuannya akan cepat turun tapi paling tidak Ia harus menghalangi agar anak laki-lakinya tidak mengganggu aktivitas Naya dan juga suaminya. Jangan sampai nanti Kanaya merasa malu karena ketahuan.

" Tapi Umi, gimana dengan Adek. "

" Sudah, sudah. Ayo dong makan sama Umi. "

Kevin akhirnya menarik kursi dan duduk, namun berulang kali matanya menatap ke lantai atas tapi tidak ada tanda- tanda adiknya akan turun.

" Semoga kamu cepat turun Nak, sebelum Mas mu selesai makan. " Batin Umi.

Sampai Kevin dan Umi selesai makan Kanaya belum juga turun, hal itu membuat Kevin jadi khawatir dengan Adiknya, kali ini Umi tidak punya alasan lagi buat menahan.

Kevin berlari kecil menaiki anak tangga dan langsung mengetuk pintu kamar adiknya.

" Dek, makan siang yuk. "

Kanaya yang mendengar suara Kevin sontak terkejut, Ia takut kalau Kakaknya akan mendengar suara nyanyian suaminya yang semakin kuat saat akan mengakhiri aktivitas menyenangkan mereka.

" Ah, I.... Ya Mas, duluan saja. Bentar lagi Naya keluar. "

Kanaya menjawab dengan terbata- bata karena Ia juga sama mencapai puncak terakhir. Kevin yang mendengar suara adiknya yang berbeda dari biasanya sedikit khawatir.

" Dek, kamu tidak apa apa didalam. " Tanya Kevin lagi.

" Ah......Naya tidak apa- apa Mas. " Bersama dengan tubuhnya jatuh di atas ranjang.

" Ya sudah Dek, Mas turun dulu ya. Jangan lupa turun makan siang ya. "

Kanaya masih mengatur nafasnya yang masih memburu, begitu juga bagian lain yang masih terasa berkedut.

Kanaya bingung kenapa miliknya rasanya tidak berhenti berkedut, pil apa yang di berikan Umi padanya hingga miliknya benar-benar memberikan reaksi seperti itu.

Angga mencium seluruh wajah Istrinya, kali ini Ia benar-benar puas. Rasanya ada yang berbeda dari Istrinya, Ia sangat kesulitan untuk masuk seperti sedang mengulang masa masa sepuluh tahun yang lalu.

" Sudah Mas, cepat mandi dan turun kebawah. Umi dan Mas Kevin pasti nungguin kita makan siang, jangan sampai mereka berpikir macam- macam tentang kita. "

Kanaya bangkit meskipun Angga menahannya, Ia tidak boleh luluh karena ini di rumah Uminya.

" Mas, lepaskan dong. Cepat, ini rumah Umi, apa Mas nggak ingat. "

Angga terkekeh, Ia bukannya tidak ingat. Namun milik istrinya kali ini memang sangat berbeda, jadi mulutnya tidak bisa diam.

****

Kanaya sengaja menggandeng tangan Angga menuruni anak tangga, Ia tidak mau kalau sampai Uminya apalagi Kevin tau kalau hubungan mereka sebenarnya sedang tidak baik.

" Eh ada Mas Angga rupanya, cieeee adik nakal. Pantas tadi di panggil- panggil jawabnya gitu. " Kevin langsung menggoda Adiknya setelah melihat kehadiran suami dari adiknya itu.

Angga tersenyum lebar, sedangkan Kanaya menahan malu karena Kakaknya tidak segan- segan menggodanya.

" Biasa Mas, tiga hari nggak ketemu Istri kan rindu. "

Angga dan Kevin tertawa bersama, sedangkan Kanaya hanya bisa menahan malu.

" Sudah Mas, jangan di godain terus Adeknya. Kapan Adeknya akan makan kalau di godain terus. "

Umi sangat bahagia melihat anak dan menantunya nampak bahagia, sebelumnya Umi mengira kalau hubungan Putrinya sedang bermasalah, tapi semua hilang setelah mendengar suara indah menantunya ketika menjalankan kewajibannya.

Terpopuler

Comments

Yunior

Yunior

Apa kehidupan laki-laki hanya sex melulu ya..

2023-09-24

2

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

itu adekmu sedang dijajah mas 🙈🙈😂😂

2023-09-04

0

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

apatuh Naya yang menyembul?
cacing kah? 🤔🤣🤣🤣

2023-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!