Kanaya yang tengah asyik membantu Umi Rahayu di kebunnya di kejutkan dengan lengan kokoh yang tiba-tiba memeluknya dari arah belakang. Ia menoleh dan melihat Angga tersenyum padanya.
" Sayang, aku merindukan mu. "
Tanpa sungkan Angga mendaratkan ciuman di wajah bahkan di bibir Kanaya, membuat Istrinya itu merasa malu karena disana bukan hanya ada dirinya tapi juga Umi.
" Mas, malu ih sama Umi. "
Ya, meskipun Umi tidak melihat ketika Angga nyosor tapi tetap saja Naya merasa malu.
" Biarin, ngapain malu sama suami sendiri. Namanya juga rindu sama Istri. "
Umi yang mendengar ada suara orang lain segera berbalik dan tersenyum melihat menantunya ada disana.
" Assalamu'alaikum Umi, apa kabarnya. "
Angga menjabat tangan Umi dan mencium punggung tangan Ibu dari istrinya itu.
" Wa'alaikum salam Nak, kapan datang. "
" Baru saja Umi, Angga kemari mau jemput Istri Angga yang cantik ini pulang. "
Kanaya tidak suka dengan sikap suaminya, masa baru datang langsung bilang kesini hanya untuk menjemput dirinya.
" Oh, iya sudah kalau begitu. Ayo kerumah dulu, Umi mau masak dulu, pulangnya nanti sore saja gimana. "
Angga pun setuju, Ia mengikuti Umi dan Naya masuk kedalam rumah lewat pintu belakang.
" Nak, istrahat saja dulu di kamar, Umi mau mandi dulu baru masak. Sayang.... temani suamimu saja di kamar, siapa tau dia butuh sesuatu. " Pinta Umi pada keduanya.
Angga dan juga Kanaya mengangguk, Ia tidak mau berdebat dengan Uminya.
" Ah sayang, aku merindukan mu. " Angga langsung memeluk erat tubuh Naya ketika mereka tiba di kamar.
Angga langsung menenggelamkan wajahnya di kedua gunung Himalaya milik Kanaya dan menciuminya.
" Mas, Naya mandi dulu, ini masih kotor habis dari kebun. " Tolak Naya lembut.
Ia bisa merasakan kalau ada sesuatu yang nampak menyembul di bawah sana.
" Ya sudah kalau begitu, kita mandi sama- sama ya, Mas juga belum mandi di rumah tadi. "
Kanaya menolak, Ia tau apa yang ada di pikiran suaminya, tapi ini rumah Umi nya. Ia tidak mau melakukan sesuatu yang tidak baik di kamar mandi.
" Mas, tolong. Naya hanya mandi sebentar, tidak akan lama. Mas bisa tunggu disini. "
Akhirnya Angga punmengalah, Ia tidur terlentang di ranjang, sembari menatap miliknya yang sudah meronta ingin di lepaskan.
" Duh sayang, kamu lagi ngapain didalam, mandi apa semedi sih. " Gumam Angga tidak sabar.
Sedari tadi Ia hanya melihat pintu kamar mandi yang belum juga terbuka.
Cek lek ! Pintu kamar mandi pun terbuka.
Angga langsung bangkit dan berlari menggendong tubuh Istrinya, Ia langsung membaringkannya di atas ranjang. Tanpa babibu lagi, Angga langsung menarik handuk yang menutup tubuh Istrinya, Ia meneguk salivanya. Jangkunnya naik turun, emang dasar maniak perempuan. Tidak bisa melihat barang bening nganggur sudah membuatnya penasaran
Matanya menatap pemandangan di depannya tanpa berkedip, Kanaya hanya bisa pasrah. Sesakit apapun hatinya Ia tidak punya hak untuk menolak permintaan suaminya, yang bisa Ia lakukan hanyalah menuruti apa yang suaminya itu inginkan.
Seakan tidak ada lelahnya, Angga bertempur di siang bolong itu. Mungkin hal ini telah menjadi sebuah hobi baginya. Kanaya hanya bisa menutup mulutnya rapat- rapat meskipun terasa sakit, semua itu Ia lakukan semata-mata agar apa yang mereka lakukan tidak terdengar oleh orang lain.
Kanya tahu sedang berada dimana mereka. Di rumah Uminya kamar tidak pakai kedap suara, jadi semua bunyi apapun akan terdengar keluar.
Arhan semakin meracau di tengah aktivitas nya, Ia menanyakan banyak hal namun yang ditanya hanya diam saja. Kanaya hanya bisa menahan perih dalam hati dan juga di bagian tertentu miliknya. Di luar Umi yang sudah selesai masak bergegas naik ke lantai atas, niatnya ingin mengajak anak dan menantunya untuk makan siang tapi belum sempat mengetuk pintu, Umi langsung berbalik arah.
Umi lari menuruni anak tangga, di bawah sudah ada Kevin yang nampak khawatir melihat Uminya berlari seperti ketakutan.
" Umi, ada apa. Jalannya pelan saja, kalau jatuh gimana. "
Umi menarik tangan anak laki-lakinya ke meja makan, membuat Kevin semakin bingung.
" Umi ada apa, Adek mana. Kok belum turun makan siang. "
Umi mencoba mengatur nafasnya yang sempat memburu karena terkejut.
" Ah, adikmu ada di atas. " Jawab Umi.
" Ya sudah Umi, Umi duluan saja, biar Kevin panggil Adek dulu. " Kevin sudah berdiri dan siap melangkah namun di tahan oleh Umi.
" Sudah sayang, tidak perlu. Kita makan saja dulu, mungkin sebentar lagi adikmu turun. "
Meskipun tidak yakin apakah anak perempuannya akan cepat turun tapi paling tidak Ia harus menghalangi agar anak laki-lakinya tidak mengganggu aktivitas Naya dan juga suaminya. Jangan sampai nanti Kanaya merasa malu karena ketahuan.
" Tapi Umi, gimana dengan Adek. "
" Sudah, sudah. Ayo dong makan sama Umi. "
Kevin akhirnya menarik kursi dan duduk, namun berulang kali matanya menatap ke lantai atas tapi tidak ada tanda- tanda adiknya akan turun.
" Semoga kamu cepat turun Nak, sebelum Mas mu selesai makan. " Batin Umi.
Sampai Kevin dan Umi selesai makan Kanaya belum juga turun, hal itu membuat Kevin jadi khawatir dengan Adiknya, kali ini Umi tidak punya alasan lagi buat menahan.
Kevin berlari kecil menaiki anak tangga dan langsung mengetuk pintu kamar adiknya.
" Dek, makan siang yuk. "
Kanaya yang mendengar suara Kevin sontak terkejut, Ia takut kalau Kakaknya akan mendengar suara nyanyian suaminya yang semakin kuat saat akan mengakhiri aktivitas menyenangkan mereka.
" Ah, I.... Ya Mas, duluan saja. Bentar lagi Naya keluar. "
Kanaya menjawab dengan terbata- bata karena Ia juga sama mencapai puncak terakhir. Kevin yang mendengar suara adiknya yang berbeda dari biasanya sedikit khawatir.
" Dek, kamu tidak apa apa didalam. " Tanya Kevin lagi.
" Ah......Naya tidak apa- apa Mas. " Bersama dengan tubuhnya jatuh di atas ranjang.
" Ya sudah Dek, Mas turun dulu ya. Jangan lupa turun makan siang ya. "
Kanaya masih mengatur nafasnya yang masih memburu, begitu juga bagian lain yang masih terasa berkedut.
Kanaya bingung kenapa miliknya rasanya tidak berhenti berkedut, pil apa yang di berikan Umi padanya hingga miliknya benar-benar memberikan reaksi seperti itu.
Angga mencium seluruh wajah Istrinya, kali ini Ia benar-benar puas. Rasanya ada yang berbeda dari Istrinya, Ia sangat kesulitan untuk masuk seperti sedang mengulang masa masa sepuluh tahun yang lalu.
" Sudah Mas, cepat mandi dan turun kebawah. Umi dan Mas Kevin pasti nungguin kita makan siang, jangan sampai mereka berpikir macam- macam tentang kita. "
Kanaya bangkit meskipun Angga menahannya, Ia tidak boleh luluh karena ini di rumah Uminya.
" Mas, lepaskan dong. Cepat, ini rumah Umi, apa Mas nggak ingat. "
Angga terkekeh, Ia bukannya tidak ingat. Namun milik istrinya kali ini memang sangat berbeda, jadi mulutnya tidak bisa diam.
****
Kanaya sengaja menggandeng tangan Angga menuruni anak tangga, Ia tidak mau kalau sampai Uminya apalagi Kevin tau kalau hubungan mereka sebenarnya sedang tidak baik.
" Eh ada Mas Angga rupanya, cieeee adik nakal. Pantas tadi di panggil- panggil jawabnya gitu. " Kevin langsung menggoda Adiknya setelah melihat kehadiran suami dari adiknya itu.
Angga tersenyum lebar, sedangkan Kanaya menahan malu karena Kakaknya tidak segan- segan menggodanya.
" Biasa Mas, tiga hari nggak ketemu Istri kan rindu. "
Angga dan Kevin tertawa bersama, sedangkan Kanaya hanya bisa menahan malu.
" Sudah Mas, jangan di godain terus Adeknya. Kapan Adeknya akan makan kalau di godain terus. "
Umi sangat bahagia melihat anak dan menantunya nampak bahagia, sebelumnya Umi mengira kalau hubungan Putrinya sedang bermasalah, tapi semua hilang setelah mendengar suara indah menantunya ketika menjalankan kewajibannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Yunior
Apa kehidupan laki-laki hanya sex melulu ya..
2023-09-24
2
🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ
itu adekmu sedang dijajah mas 🙈🙈😂😂
2023-09-04
0
🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ
apatuh Naya yang menyembul?
cacing kah? 🤔🤣🤣🤣
2023-09-04
0