Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri

Benar saja, wajah Ibu Aminah nampak begitu nampak berseri- sering ketika menikmati sarapan kesukaannya. Hal itu menandakan kalau sarapan pagi ini benar-benar sangat enak di lidah beliau.

" Ini enak banget Bi, Ibu jadi ingat masa- masa dulu waktu masih di banjarmasin. Setiap pagi Ibu bisa sarapan dengan nasi kuning, karena hampir tiap warung itu ada yang jual nasi seperti ini, tapi kalau disana selalu di bungkus, sedangkan disini Ibu bisa bebas nambah sepuasnya. " Bu Aminah tersenyum lebar.

Bi Nur, Kanaya dan juga Erlangga saling pandang. Mereka juga ikut tersenyum bahagia melihat wanita yang sangat di hormati di dalam rumah besar itu tertawa renyah.

" Iya Ibu, kalau Ibu mau Kanaya bisa buatkan nasi kuning ini setiap paginya untuk Ibu. Sekarang Ibu mau nambah lagi tidak biar Naya ambilkan. "Tawar Naya yang sudah siap ingin menyendok nasi kuning untuk Ibu mertuanya.

Bu Aminah langsung menolak karena sekarang perutnya sudah merasa kenyang, wanita itu sudah nambah sebanyak dua kali.

" Nggak usah Naya, ini sudah cukup. " Tolak Bu Aminah.

Akhirnya Erlangga dan juga Kanaya melanjutkan sarapannya sampai selesai, Kanaya mengantarkan suaminya sampai depan rumah dan menciumnya sebelum berangkat. Begitulah rutinitas yang sudah biasa Ia lakukan.

" Sayang, hari ini boleh nggak kalau aku pergi ke butik. Tadi Lia ada kirim pesan katanya ada yang harus di bicarakan, ada beberapa pelanggan yang memesan dalam jumlah besar tapi harus menunggu persetujuan dariku. Boleh nggak Mas, sebentar saja kok, kalau urusannya sudah kelar aku pasti langsung pulang. "

Erlangga tersenyum melihat wajah menggemaskan Istrinya, kalau sudah begini Ia tidak akan mungkin tega melarang keinginan Istrinya itu.

" Baiklah, pergilah sayang tapi ingat tetap hati-hati. Kalau sudah selesai langsung pulang, dan kalau ada apa-apa langsung hubungi Mas ya. " Erlangga menoel hidung mancung Istrinya.

Kanaya tersenyum senang, Ia bergelayut manja di lengan suaminya

" Makasih sayang ku, siap bos. Istri mu ini akan selalu hati-hati, ya sudah buruan berangkat takut terlambat. " Kanaya mengantarkan suaminya sampai ke mobil.

Ia melambaikan tangannya mengiringi kepergian suaminya.

" Dah sayang, kerja yang semangat dan cepatlah kembali. Aku menunggu mu di rumah. " Ucap Kanaya dengan senyum mengembang di bibirnya.

Kanaya bergegas masuk setelah mobil yang di kendarai suaminya menghilang di balik tikungan jalan. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih rapi dan sopan ketika akan keluar rumah. Mengambil tas, ponsel dan juga kunci mobil miliknya beserta bar@ng berharga yang sekiranya di perlukan.

" Bi Nur, Aku ke butik sebentar dan sudah ijin sama Mas Erlangga. Tolong Bibi jaga Ibu ya selama Aku tidak ada, kalau Ibu tanya bilang saja Aku pergi ke butik sebentar. Oh ya, kalau ada apa-apa tolong telpon saja ya, jangan tunggu lama- lama. "

Setelah berpamitan Kanaya langsung menuju garasi, dimana tempat mobilnya terparkir rapi.

" Bismillah, semoga semuanya lancar. " Gumam Kanaya sembari menghidupkan mesin mobilnya.

Mobil melaju meninggalkan kediaman Wardhana. Di perjalanan Kanaya tiba-tiba dilema, semua yang Ia rancang dengan mantap sebelumnya tiba-tiba buyar.

" Apa aku ke rumah sakit saja dulu, ah tidak. Ke butik sajalah dulu, setelah itu baru aku ke rumah sakit " Gumam Kanaya.

Akhirnya Ia memutar tujuannya, setibanya di butik Ia di sambut dengan heboh oleh para karyawan yang memang sudah sangat merindukannya.

Kanaya memang adalah tipe bos yang sangat baik pada semua karyawan, itu sebabnya Ia di cintai semua karyawannya disana.

Setelah cipika-cipiki dan juga acara heboh hebohannya, Kanaya memanggil Lia untuk masuk ke ruangannya.

" Ada apa Naya, apa ada yang serius atau apa laporan yang aku kirimkan salah. "

Lia mendadak parno sendiri, soalnya Ia merasa tidak ada masalah atau kendala di butik mereka, semua bahkan bisa di kategorikan lancar.

" Tidak, tidak. Semuanya aman kok Lia, aku hanya ingin minta tolong padamu saja. "

Aulia akhirnya bisa bernafas lega karena ternyata masalahnya tidak semenakutkan seperti yang Ia duga.

Kanaya mengutarakan apa maksudnya pada orang kepercayaannya sekaligus sahabat terbaiknya itu

" Baiklah Naya, tenang saja semuanya akan aman. Tapi apa benar kamu tidak apa-apa, apa perlu aku antar, aku takut kamu kenapa-kenapa. "

Kanaya tersenyum seraya menggeleng pelan, bisa-bisanya sahabatnya itu menghawatirkan dirinya sedemikian rupa.

" Aku tidak apa-apa, aku bisa pergi sendiri. Oke makasih dan jangan lupa ya. " Kanaya kembali ke mobilnya

Ia melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah sakit, hari ini Ia sudah bertekad untuk mengetahui hasil cek kesuburan keduanya pada beberapa waktu lalu.

Kanaya langsung memarkirkan mobilnya dan bergegas masuk menemui Dokter Dimas, Dokter keluarga Wardhana.

" Saya ingin bertemu Dokter Dimas dan juga sudah buat janji sebelumnya, mohon maaf apa beliau ada di ruangannya. " Tanya Kanaya langsung pada resepsionis.

Suster mengangguk sebagai jawaban, karena memang Dokter yang di maksud kebetulan ada di tempat.

" Ada, mari saya antar. " Tawar Suster itu.

" Tidak perlu Sus, saya bisa jalan sendiri, terima kasih. "

Kanaya segera melenggang ke ruangan Dokter Dimas, Ia mengetuk pintu terlebih dulu sebelum masuk.

Tok tok tok  ! Hanya ketukan pintu tanpa suara.

" Masuk. " Jawab suara dari dalam.

Kanaya membuka pintu dan masuk dengan perlahan, Dimas terkejut melihat siapa yang datang.

" Kanaya. " Batin Dimas.

" Hai Dimas, maaf mengganggu. "

Dimas tersenyum seraya

mempersilahkan Istri dari sahabatnya itu untuk duduk, Ia berusaha menutupi keterkejutannya.

" Hai juga, silahkan duduk. "

Kanaya mengangguk pelan dan duduk pada kursi tepat di depan Dokter Dimas.

" Ada apa Naya, kok tumben tiba-tiba kemari. Kamu kemari sama siapa, Erlangga mana. " Dimas langsung menodong Kanaya dengan berbagai macam pertanyaan.

Kanaya masih dengan senyum khasnya apalagi ketika melihat Dimas menoleh ke arah pintu masuk, Ia masih mengira kalau dirinya datang bersama Erlangga suaminya.

" Aku kesini sendirian Dim, tapi sudah ijin kok sama Mas Erlangga. " Jawab Kanaya.

Dimas mengangguk angguk pelan, Ia kemudian bertanya perihal kedatangan Istri dari temannya itu.

" Dim, sebenarnya aku kemari ingin memeriksa, memeriksa. .... Siapa tau ada kabar baik. Soalnya sudah beberapa hari ini aku merasa tidak enak badan dan suka mual tanpa sebab setiap kali mencium sesuatu yang menyengat. Aku ingin memeriksanya Dim, siapa tau aku hamil. Ini akan jadi hadiah terbesar untuk Mas Erlangga dan juga Ibu. "

Raut wajah Dimas langsung berubah karena jantungnya yang tiba-tiba berdegub kencang.

" Ada apa Dim, kenapa wajahmu pucat seperti itu. Sudah kaya habis lihat hantu saja, kenapa. ? Apa kamu tidak ingin melihat Istri dari sahabat mu ini bahagia. " Kanaya mengerucutkan bibirnya pertanda Ia sedang kecewa.

Dimas menatap wajah Kanaya, mencoba memastikan satu hal.

" Bukan begitu Naya, hanya saja aku... Aku bingung harus ngomong apa. "

Dimas bingung harus bersikap bagaimana saat ini.

" Ada apa sebenarnya Mas Dimas, apa yang membuat mu bingung. Katakan saja padaku ada apa sebenarnya. " Kanaya terus mendesak Dimas agar mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

Dimas menghela nafas berat, sungguh Ia sulit untuk mengatakan hal yang begitu rumit itu.

" Apa Erlangga belum mengatakannya padamu mengenai hasil tes kalian berdua beberapa hari yang lalu. " Tanya Dimas.

Kanaya mulai memutar otaknya mencari cara agar Ia bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

Kanaya kamu harus nyiapin hati harus kuat dan tegar

2024-01-24

1

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Kanaya pasti syok mendengar kenyataan nya

2023-08-22

8

✅k⃟K⃠S⃟S⃟F Ica agustin

✅k⃟K⃠S⃟S⃟F Ica agustin

moga ada keajaiban buat kanaya

2023-07-26

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!