Yuna berajalan seorang diri, hendak pulang ke rumah namun kunci rumahnya di pegang oleh Jungkook. Mau bagaimana? Yuna sedikit trauma.
Jujur Yuna tidak ingin melakukan hal itu bersama dengan Jungkook, hanya saja Yuna memiliki masalah yang cukup serius dalam hidupnya. Jadi hal petama dan akan menjadi terakhir kalinya itu akan sangat membekas karena biasanya Yuna dapat mengontrol hal itu jika ia sudah dapat menyalurkan nafsunya.
"YUNA!" teriak Haruto dari belakang yang mampu membuat Yuna tersadar dari lamunannya.
"Iy-a?" tanya Yuna dengan terbata-bata.
"Kenapa dengan mimik wajahmu, sepertinya kamu sedang ada masalah? Ceritakan saja kepadaku, aku siap mendengarkannya." ujar Haruto dengan wajah meyakinkan.
Yuna terdiam, antara ingin menceritakan apa masalah yang di hadapinya. Tapi takut juga karena Haruto adalah orang asing baginya, meskipun teman lama Yuna dulu.
"Tidak ada, aku hanya sedang datang bulan." ujar Yuna menyangkalnya.
"Ouh begitu. Kalau itu masalahnya aku tidak bisa membantumu. Tapi aku bisa membuat lengkung di senyummu itu kembali."
"Caranya?"
"Ikut aku!" ujar Haruto menarik pergelangan tangan Yuna dengan berlarian.
Sekitar sepuluh menit lamanya. Akhirnya langkah kaki Haruto berhenti ketika ia melihat taman hiburan yang begitu indah.
"Taman hiburan?" tanya Yuna.
Sebetulnya Yuna senang karena Haruto membawanya ke taman hiburan.
"Kenapa sepi sekali?" tanya Yuna.
"Kamu bahagia tidak? Atau kamu sudah berpindah jadi tidak menyukai taman hiburan lagi?" tanya Haruto.
Yuna menggeleng,"Aku masih menyukainya, hanya heran saja kenapa bisa sepi sekali."
Haruto tidak menjawab, ia hanya tersenyum rekah lalu mengajak Yuna untuk masuk kedalam.
"Apa yang ingin kamu coba?"
Yuna tersenyum, kemudian jari telunjuknya mengarah pada bianglala tepat di depan sana.
"Kamu masih suka itu rupanya, apa tidak bosan?"
"Tidak, ayo! Apa.. Kamu masih takut dengan ketinggian. Ada aku!" ujar Yuna dengan sombong.
Oh... Rupanya Yuna sudah tidak merasa sedih lagi karena Haruto.
Haruto menggeleng dengan mimik wajah ambigu, antara takut dan juga sedih jika melihat Yuna seperti tadi.
"Ayooo...."
"Baiklah!"
Yuna dan Haruto akhirnya menaiki bianglala, hanya ada mereka berdua saja disana.
"Yuna... Aku takut.." rengek Haruto.
Yuna tertawa terbahak-bahak karena melihat ekspresi Haruto yang seperti itu.
"Ada aku..."
"Aku takut dengan ketinggian, kamu tahu itu!"
"Aku tahu, tapi kamu juga harua berubah untuk menyukai apa yang kamu takuti dan kamu benci. Karena jika tidak, kamu sendiri yang akan menyesal karena kehilangan momen berharga ini, apalagi bersama denganku. Wanita cantik seperti putri ini." ujar Yuna dengan senyum mengembangnya.
"Apa? Apa yang kamu sebut itu?"
"Hahahaaa... Kamu memang beruntung bisa naik ini bersamaku karena aku tidak-" Yuna menghentikan ucapannya ketika ia ingat bahwa ia selalu menaiki bianglala bersama dengan Sunoo.
"Kenapa berhenti berbicara?"
"Tidak, tidak ada. Mari nikmati momen ini."
......................
Kali ini Jungkook benar-benar stress karena Yuna. Beberapa kali orangtua Yuna menghubungi Jungkook karena ingin mengetahui kabar dari anak tunggalnya itu.
"Tuan, saya mendapatkan kabar bahwa Nona Yuna ada di taman hiburan bersama dengan seorang laki-laki." ujar Jimin.
Jungkook yang tengah memijat pelipisnya langsung berdiri dari duduknya.
"Apa kamu punya fotonya?" tanya Jungkook.
Jimin menunjukkan beberapa lembar foto yang di ambil dari saku jas nya.
"Ini Tuan, mereka masih berada di sana. Dan disana tidak ada orang selain mereka berdua, sepertinya taman hiburan tersebut sudah di pesan oleh laki-laki itu agar tidak ada orang lain yang masuk."
Mendengar itu kepala Jungkook hampir meledak. Bisa-bisanya Yuna melakukan hal itu, hati Jungkook seakan di remas dengan kuat.
"Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Jimin.
Jungkook terduduk di meja."Apa yang harus saya lakukan Jimin? Untuk membuat dia mengerti."
"Tuan kenapa Anda tidak mengatakan yang sebenarnya?" tanya Jimin.
Jungkook menggeleng,"Belum saatnya dia tahu, Jimin."
"Lalu sampai kapan Nona Yuna seperti ini dan Tuan juga seperti ini?"
"Biarkan saja Jimin, saya rela kehilangan apapun untuk dia bahkan kekecewaan dan rasa sakit." ujar Jungkook.
"Tapi yang membuat saya aneh adalah kenapa dia berubah, padahal dia yang memulainya. Jika di pikirkan apa salah saya? Dia yang memulainya." sambung Jungkook.
"Apakah Nona Yuna memiliki.."
"Tidak Jimin, dia baik-baik saja." saut Jungkook.
Sebenarnya Jungkook juga merasa hal seperti iti, namun dia tidak mau memikirkannya apalagi jika semua itu tidak benar. Ia akan membuat Yuna sedih karena apa yang Jungkook katakan nanti.
"Apakah Tuan juga merasakan hal yang sama?"
Jungkook terdiam. Di dalam pikirannya saat ini adalah dengan siapakah Yuna?
"Siapkan mobil, kita ke taman hiburan sekarang juga." ujar Jungkook.
"Baik Tuan."
Singkat cerita mereka sudah sampai di depan gerbang taman hiburan yang sangat luas. Biasanya taman hiburan itu penuh dengan lautan manusia, akan terasa aneh jika tidak ada orang.
"Ternyata benar, taman hiburan ini sudah di booking." ujar Jungkook seraya membenarkan jas nya sebelum melangkahkan kaki.
"Merek ada dimana?"
"Terakhir mereka berdu menaiki bianglala, tepat di depan Anda." ujar Jimin.
Jungkook menghela nafasnya, ia menongak ke atas. Benar saja, tepat di atas sana Yuna tengah tertawa riang bersama dengan laki-laki yang Jungkook tidak kenal.
"Siapa dia?" tanya Jungkook.
"Namanya Haruto, dia seorang murid di sekolah yang sama dengan Nona Yuna. Sepertinya dia murid baru juga, karena saya sudah bertanya dengan beberapa murid di sekolah." ujar Jimin.
Jungkook mengangguk."Saya juga ingin naik itu."
"Tapi Tuan.."
"Saya kenalkan dengan pemiliknya. Lalu apa tugas kamu jika tidak bisa membantu saya?" ujar Jungkook.
Jungkook merogoh handphone yang berada di saku jas.
"Hallo, Haru saya mau akses untuk menaiki wahana di tempatmu." ujar Jungkook secara pribadi.
"Tapi, karyawan saya sudah berkata bahwa hari ini taman hiburan sudah ada yan-"
"Saya tidak peduli, calon istri saya ada di sana. Sekarang kirimkan!"
Hanya menunggu dua detik saja, Haru sudah mengirimkan akses yang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapa pun.
"Maaf Tuan.." ujar petugas ketika Jungkook menghampirinya, namun ketika Jungkook memperlihatkan akses semuanya berubah.
"Silahkan..."
Jungkook dan Jimin naik berdua, bukan apa-apa. Mereka hanya ingin melihat Yuna dan laki-laki itu saja, meskipun Jimin takut dengan ketinggian.
"Ada apa Jimin? Wajahmu jadi pucat begitu." ujar Jungkook.
"Saya tidak bisa melihat ketinggian, Tuan saya tidak kuat." ujar Jimin meskipun belum sempat melaju.
"Kamu sangat payah, sana keluar saja!" perintah Jungkook yang sudah kesal.
Di dalam hanya ada Jungkook seorang dengan mata elang yang melihat kearah Yuna dan laki-laki tepat di sampingnya.
Yuna begitu bahagia menggoda Haruto yang ketakutan, tapi pada akhirnya mereka berdua saling menguatkan. Hingga Yuna tidak sengaja melihat kearah samping kanan. Manik mata antara Jungkook dan Yuna bertemu.
Mimik wajah Yuna seketika berubah,"Ada apa Yuna?"
"Tidak ada.." ujar Yuna, namun Haruto sadar bahwa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Yuna.
"Bolehkah kita turun sekarang?" tanya Yuna.
"Baiklah."
Bianglala yang mereka tumpangi berhenti, Yuna dan Haruto turun. Tidak lama seseorang di belakang mereka juga turun dengan pesona yang luar biasa.
Jungkook membernarkan rambut dan jas nya.
"SHIN YUNA!" teriak Jungkook.
Tanpa basa- basi Jungkook menarik pergelangan tangan Yuna kemudian menaruh Yuna di pundak Jungkook seperti karung beras.
"HEY TUAN!" teriak Haruto menghentikan langkah Jungkook.
"LEPAS!" teriak Yuna memukul punggung Jungkook.
"Diamlah Yuna sebelum saya menciummu, tepat di hadapannya." ancam Jungkook yang berhasil membuat Yuna terdiam.
"Lepaskan Yuna, Anda tidak berhak memperlakukan dia seperti itu. Memangnya siapa Anda?!"
"Yuna, perlukah saya mengatakan yang sebenarnya?" tanya Jungkook.
Yuna menggeleng,"Haruto. Biarkan saja aku pergi, sampai jumpa. Terimakasih untuk hari ini." ujar Yuna dengan bibir dipaksakan tersenyum.
Haruto terdiam, dia tidak percaya."Lepaskan dia, kalau tidak saya akan memperpanjang hal ini ke kantor polisi!" ancam Haruto.
Jungkook tersenyum smirk,"Silahkan saja, karena dia adalah calon istri saya. Dia hanya sedang nakal."
"APA?!"
"Dasar istri nakal!" ujar Jungkook sambil memukul bokong Yuna dengan pelan, bersamaan dengan senyum puasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments