Sekitar dua jam, akhirnya Jungkook keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah basah.
Jungkook melihat Yuna yang sudah tertidur di ranjang, syukurlah.
"Tuan, Tuan, ini Jimin!" teriak Jimin dari luar tanpa mengetuk pintu.
Jungkook pergi kearah pintu, membukanya lalu disana dia melihat Jimin yang membawakan baju Jungkook.
"Kenapa bajuku? Yuna tidak ingin menghirup aroma tubuhku."
"Ini untuk Tuan, dan ini untuk Nona."
"Baiklah, terimakasih Jimin. Tapi aku memiliki banyak kemeja di sini."
"Bukankah Nona Yuna tidak menyukainya, jadi saya sengaja membelinya." ujar Jimin sambil tersenyum.
Jungkook menepuk pundak Jimin,"Terimakasih Jimin, kamu selalu menemani saya dalam keadaan apapun. Dan untuk hari ini saya banyak terimakasih kepadamu, tapi kali ini saya punya tugas untukmu. Cari semua info tentang anak bernama Sunoo itu, apapun itu semuanya. Kirim semua biodatanya ke kantor saya, dengan segera."
"Baik Tuan, saya akan berusaha sebaik mungkin. Selamat malam Tuan." ujar Jimin.
"Selamat malam juga."
Pintu di tutup, kali ini Jungkook meletakkan baju untuk Yuna di atas nakas. Ingin membangunkan tapi kelihatannya Yuna sangat letih, jadi Jungkook hanya menyelimuti tubuh Yuna yang bajunya sudah tidak layak di pakai.
"Maafkan aku Yuna, karena tidak bisa menjadi tunangan yang baik untukmu. Aku adalah lelaki buruk, pantas saja kamu tidak menyukaiku." ujar Jungkook sambil menatap kearah Yuna yang tertidur pulas.
Ketika Jungkook pergi membelakangi Yuna, mata gadis itu kemudian membuka menatap punggung Jungkook. Sebenarnya Yuna belum tidur, dia sengaja karena ingin melihat kondisi Jungkook.
Jungkook membuka baju yang dia kenakan, menaruhnya di lantai begitu saja. Kenyataannya dia sudah mandi, tapi mengenakan baju yang sam agar Yuna tidak merasa nyaman.
Saat Jungkook membuka seluruh pakaiannya, Yuna melihat jelas bokong Jungkook yang besar. Punggung kekar itu membuat Yuna menalan salivanya.
Tidak bisa di bohongi, sebenarnya Yuna selalu melihat video porn* namun belum pernah melihat sesuatu yang indah seperti Jungkook. Meskipun Yuna kecil, tapi pikirannya tidak seperti iti. Dia bahkan ahli dalam mengenali tentang itu, tapi anehnya dia jadi lemah ketika bersama Jungkook.
Yuna menutup matanya, kali ini dia jangan mengintip. Kalau sampai Yuna jatuh cinta kepada Jungkook, tidak! Yuna tidak boleh menyukai om-om seperti itu, lagi pula Jungkook bukan tipenya.
"Yuna!"
"Yuna..."
"Yuna bangun.." ujar Jungkook yang menggoyangkan tubuh Yuna dengan pelan.
Yuna memutuskan untuk tidak bangun, lagian dia tidak ingin melihat wajah Jungkook untuk saat ini.
"Baiklah kalau kamu masih membenciku, ini ada baju untukmu ganti. Aku tahu kalau kamu sudah bangun, tapi kamu berpura-pura bukan? Maaf, aku akan keluar." ujar Jungkook yang mampu membuat Yuna membuka matanya kemudian menahan tangan Jungkook agar tidak pergi.
"Mau kemana?" tanya Yuna.
"Pergi keluar, kamu ganti baju dulu. Aku akan membelikan bahan-bahan masak," ujar Jungkook dengan kaos berwarna putih dengan jaket berbulu.
Yuna menggeleng, dia tidak mau sendirian di apartement. Kalau ada orang yang masuk bagaimana? Yuna masih trauma akan kejadian itu.
"Boleh aku ikut?" tanya Yuna pada Jungkook dengan penuh harapan.
"Tidak Yuna, kamu tetap disini. Jangan beranjak sedikit pun. Dan jika kamu nanti mandi tolong buang rambutmu ke tempat sampah, aku tidak bisa melihat hal yang berantakan." ujar Jungkook kemudian melepaskan celakan tangan Yuna secara perlahan.
"Jungkook, aku ingin ikut. Bisakah kamu menerima permohonanku, aku takut berada di sini sendirian. Sekali ini saja tolong bantu aku." ujar Yuna.
Dengan terpaksa Jungkook mengangguk, karena dia tahu apa yang sudah di alami oleh Yuna.
"Baiklah, tapi kamu ganti baju dulu. Aku akan menunggu."
"Baik, terimakasih." ujar Yuna sambil tersenyum rekah.
Selama Yuna mengganti bajunya, Jungkook hanya terdiam di sofa sambil melihat-lihat jadwalnya besok.
"Sudah, ayo!" ujar Yuna.
Jungkook mengantungi ponselnya kemudian pergi keluar bersama Yuna. Supermarket tidak jauh dari apartement, hanya berjalan sebentar kemudiam sampai.
"Kamu akan belanja apa?" tanya Yuna.
"Bahan masakan, kamu belum makan kan?"
"Belum, kamu?"
"Belum juga."
Mereka berdua masuk kedalam, membawa keranjang belanja. Lalu berbelanja beberapa bahan masakan.
"Boleh aku mengambil susu?" tanya Yuna dengan polosnya.
"Jika kamu mau ambil saja, tapi jangan ambil cemilan. Itu tidak sehat dan mengandung banyak micin." ujar Jungkook.
"Baik Tuan...." ujar Yuna sambil tersenyum.
"Kok, aku ingin snack ini boleh?" tanya Yuna yang memanggil nama Jungkook sewaktu kecil.
Jungkook terdiam, matanya terbelalak mendengar Yuna memanggilnya seperti itu.
"Tuan!" teriak Yuna dari kejauhan tapi mereka berhadapan.
Jungkook tersadar, dia menggelengkan kepalanya."Jangan Yuna, aku bilang jangan cemilan."
"Ingin makan ramyeon?"
"Ups, maaf." sambung Yuna karena dia hampir saja lupa bahwa mengajak makan ramyeon artinya mengajak bercinta, jika itu di Korea.
"Tidak masalah," ujar Jungkok.
Yuna mengerutkan keningnya,"Apa yang tidak masalah?"
"Jika kamu ingin beli saja."
"Semuanya?"
"Mak-maksudku ramyeon." ujar Jungkook dengan pipi merah seperti udah rembus.
"Oh, baiklah. Tapi sepertinya tidak, bukankah kamu suka makanan yang sehat Tuan?" tanya Yuna.
"Aku punya yang paling sehat, sini!" ajak Yuna menarik pergelangan tangan Jungkook.
"Ini dia!"
"Apa ini? Ini potongan lemak babi, dan ini juga jeroannya. Kamu ingin memakan ini?" tanya Jungkook dengan wajah anehnya.
Yuna menepuk bahu Jungkook,"Iya aku ingin, tapi tidak di rumah. Kamu pasti tidak menyukai aromanya bukan."
"Ini tidak sehat Yuna, kembalilah. Aku akan membeli sayuran, kamu segera pilih agar kita cepat pulang." ujar Jungkook tanpa menggubris Yuna yang terus memendangi jeroan babi yang ia bayangkan dengan tahu dan beberapa sayuran di dalam panci.
"Yuna cepat!"
"Ah selamat tinggal, besok aku akan memakan kalian. Tenang saja, karena besok aku tinggal di rumah sendirian." ujar Yuna sambil tersenyum.
"Yuna!"
"Baik!"
Yuna mengekor di belakang Jungkook sambil melihat-lihat apa yang di beli oleh Jungkook.
"Kamu ingin membeli apa?"
"Obat, ak-"
"Kenapa tidak menyelesaikan kalimatmu?" tanya Yuna.
Jungkook mengambil sebuah obat yang tidak Yuna ketahui, tapi benda itu berdempetan dengan pengaman.
Sekilas Yuna melihat Jungkook melirik kearah pengaman itu, mungkin dia ingin bercinta. Jangan bilang dengan Yuna, dia masih kecil dan tidak ingin melakukannya dengan om-om pasti akan melakukanhya dengan kasar.
"Yuna, kamu bisa duluan ke luar. Aku akan membeli barang lain." ujar Jungkook.
"Baik," ujar Yuna yang menurut saja.
Jungkook mengambil pengaman, hanya untuk berjaga saja. Tapi dia akan pasti bahwa tidak ada pemaksaan di kala nanti.
Selang beberapa menit akhirnya mereka sampai di apartement dengan selamat. Yuna mengeluarkan barang belanjaan mereka hingga Yuna menemukan pengaman yang di beli oleh Jungkook.
Jungkook yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut, melihat apa yang di pegang oleh Yuna.
"Yun--a.."
"Apa ini Jungkook? Kamu membeli.."
"Aku membelinya hanya untuk bermain saja, kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Sebaiknya letakkan saja." ujar Jungkook yang berusaha mengalihkan, agar Yuna tidak mengingat kembali.
Jungkook memang gila seharusnya dia mengantonginya tadi.
"Kok!" panggil Yuna ketika Jungkook mengambil pengaman di atas meja.
Jungkook menoleh,"Iya?"
"Kamu boleh menggunakannya sekarang," ujar Yuna yang menyekal pergelangan tangan Jungkook.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments