BAB 4

Pagi harinya Yuna sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya, kini saatnya ia berangkat ke sekolah. Seperti biasa, ia akan berjalan kaki sampai ke halte bus. Namun, baru saja Yuna menginjakkan kakinya untuk keluar dari kamar langkahnya terhenti ketika ia mendapat notif dari Sunoo, kekasih Yuna.

Tapi, di belakang sana ada Jungkook yang tengah mengawasi Yuna yang tengah cekikikan sembari mengetik pesan di ponselnya.

"Yuna, " panggil Jungkook, tidak ada gubrisan dari Yuna.

"Yuna! "

"Apa? " tanya Yuna tanpa menoleh pada Jungkook.

"Perhatikan seragammu, itu berantakan sekali!"

Yuna tersadar, ternyata dasinya bengkok ke samping.

"Biarkan saja," ujar Yuna sembari menuruni anak tangga.

"Yuna, dengan siapa kamu ke sekolah? " tanya Jungkook.

"Pacarku! "

"Yuna kita sudah berjodoh, sebaiknya kamu akhiri hubunganmu dengan dia! "

"Maaf, sebaiknya hubungan kitalah yang di akhiri. "

"YUNA! " teriak Jongkook keras sampai gendang telinga Yuna rasanya mau pecah.

"Jangan pakai sepatu itu, lihat tidak bersih! " Jungkook langsung mengambil sepatu yang hendak Yuna kenakan itu, dengan sigat Yuna kembali mengambilnya.

"Banyak kuman dan bakteri, saya belikan sepatu baru." sambung Jungkook.

Yuna menatap Jungkook dengan aneh, "Gila!"

......................

Tepatnya kini Yuna sudah sampai di sekolah, ia sedang bergandengan tangan ala-ala anak sekolah yang berpacaran di drama. Ah Yuna sangat mencintai Sunoo, dia adalah cinta pertamanya.

"Yuna, " panggil Sunoo lembut, Yuna menoleh sambil tersenyum.

"Iya? "

"Aku mau bertanya, siapa paman yang berada di rumahmu? Apakah pamanmu? "

Sontak mata Yuna terbelalak, "Iya, paman jauhku! " ujar Yuna berbohong, mana mungkin ia menceritakan kalau Jungkook itu adalah jodohnya.

Yuna merutuki dirinya, ini baru satu hari Jungkook tinggal di rumahnya dan sekarang Sunoo sudah mengetahuinya, bagaimana kalau nanti seisi sekolah tahu? Gawat!

Langkah kaki Sunoo berhenti, ia menatap wajah Yuna sambil tersenyum."Yuna. Aku harus masuk ke ruang musik hari ini, semoga harimu menyenangkannya. Maaf aku tidak bisa mengantarmu, ada pertandingan basket. Apakah kamu akan menontonnya? "

"Boleh! "

"Aku akan menunggumu," ujar Sunoo, perlahan dia mendekatkan wajahnya lalu mencium kening Yuna lembut.

"Sampai jumpa!"

"Dadahh! "

Yuna terdiam, perlahan tawanya mulai terdengar nyaring. Raut wajahnya mulai memerah padam, sekali-kali ia menepuk pipinya menyadarkan virus cinta.

"ARGHT SUNO! " erang Yuna terduduk di lantai saking kegirangannya, padahal Sunoo sudah pergi.

Beberapa murid mulai melihat kearah Yuna yang heboh sendiri. "Dia kekasihku! " pekik Yuna sambil berlari menuju kelasnya.

Sesampainya Yuna di kelas, ia langsung duduk di kursinya tepat di belakang Hina. "HINA! " teriak Yuna menarik tubuh Hina agar menoleh kearahnya.

"YAA!! " teriak Hina kesal.

"Ak-aku di cium Sunoo, di koridor. Padahal banyak murid lain, ahhh!!" heboh Yuna yang mulai tidak bisa mengontrol dirinya saking girang.

"Sadar Yuna, " ujar Hina menepuk kedua pipi Yuna yang memenas.

"Sore ini dia ada pertanding bola basket, temani aku ya Hina? Yayaya... Hina.. " rengek Yuna.

"Oke. Apakah malam ini kita akan melakukan ritual itu? " tanya Hina. Yuna mengetahui maksudnya langsung menggeleng.

"Tidak! "

"Bukankah kedua orangtuamu sedang berada di luar, kenapa kamu berubah jadi pemberani. Apakah tadi malam kamu hanya sendiri di rumah? " tanya Hina yang mengetahui bahwa Yuna tidak bisa tinggal sendiri di rumah. Biasanya Hinalah yang menemaninya ketika kedua orangtua Yuna tengah ada di luar negeri.

"Aku pemberani Hina, aku akan mencoba untuk tinggal sendiri," elak Yuna, padahal ia sedang menutupi sesuatu.

"Hina, ayolah. Pulang sekolah kita langsung kesana, aku tidak mau terlambat melihat pertandingan Sunoo. "

"Baik Yuna."

Bel sekolah berdering, wajah kusut Yuna akhirnya kembali berseri mengingat ia akan melihat pertandingan kekasihnya.

"Cepat Hina! "

"Sabar, ini aku sedang memasukkan buku ke ransel. Kekasihmu akan bertanding dengan baik Yuna. "

"Masalahnya kalau aku telat nanti bisa-bisa ada wanita ganjen yang akan memberikan semangat untuk dia, aku kan kekasihnya!"

"Iya, kamu kekasihnya."

"Ayo! " teriak Yuna menenteng lengan Hina.

Setibanya mereka di tempat pertandingan, Yuna melirik sekilas Sunoo yang melambaikan tangan kearahnya. Namun yang membuat Yuna kesal malah sekerumunan wanita di depan Yuna yang bersorak ria sambil melambaikan tangan.

"Hey! Aku kekasihnya! " teriak Yuna tapi mereka mengabaikannya dan semakin memperkeras teriakan.

"Kesal! " pekik Yuna memanyunkan bibirnya.

"Sabar, resikomu punya pacar tampan seperti Sunoo. "

"Hina.. "rengek Yuna hendak menangis.

Tanpa di sengaja Sunoo melihat Yuna dari kursi penonton yang tengah merengek, alhasil Sunoo meminta izin untuk menghampiri Yuna sebelum pertandingan di mulai.

Riuh teriakan wanita yang meneriaki nama Sunoo ketika laki-laki tampan itu menghampiri bangku penonton.

"Yuna, " panggilan samar itu membuat Yuna menoleh, dan itu adalah Jungkook.

Mata Yuna melebar." Hina, aku pulang duluan. Tolong bilang kalau aku ada urusan lain. " ujar Yuna pada Hina yang terdiam kebingungan, hingga perlahan kepalanya mengangguk. Ingin bertanya tapi kelihatannya Yuna tengah terburu-buru.

"Sedang apa di sini? " tanya Yuna kesal.

"Kenapa belum pulang? Ini jam berapa Yuna? Lihat tempat ini sangat kotor." omel Jungkook.

"Kalau kotor kenapa ke sini? "

Yuna meremas rambutnya. "Sana pulang! "

"Tapi kamu sendiri."

"Tuan, saya bukan istri Anda. Dan Anda tidak punya hak, tolong pulang nanti kekasih saya melihat Anda. Saya tidak mau dia salah paham. "

"Yuna! " pekik Jungkook merampas makanan ringan di tangan Yuna.

"Tidak baik makan-makanan seperti ini,"

"Dan lihat rambutmu, dan rok ini. Pakai jasmu juga. Tidak rapi sekali!" sambung Jungkook.

Kesabaran Yuna sudah berakhir benar- benar sudah berada di ubun-ubun.

"YAA! " teriak Yuna dengan keras.

"Pengacau! "

Sedangkan di lain tempat, Sunoo yang sudah sampai di kursi penonton di buat kebingungan karena hanya ada Hina. Padahal tadi dia melihat ada Yuna. Susah payah dia menenagkan sekumpulan wanita itu, namun wanitanya malah tidak ada.

"Yuna! "

"Yuna! "

"Yuna! "

"Lihat caramu berpakaian! "

"Tuan!"

"Hentikan, saya sedang kesal! "

"Saya jodohmu, dan sebentar lagi saya akan menjadi suamimu! "

"DIAM! " Yuna berteriak kencang, ini bukan alur cerita Yuna. Yang dia inginkan hanya kekasihnya Sunoo itulah alur cerita awalnya.

Jungkook terdiam, ia menarik pergelangan tangan Yuna. "Saya tidak bermaksud, tapi ini semua tidak baik untukmu. Makanan dan yang lainnya, tidak baik untuk kesehatan."

"Ini hidup saya! " jelas Yuna di hadapan Jungkook.

"Tolong Tuan akhiri perjodohan ini, saya tidak ingin memiliki ikatan dengan Anda. Saya sudah punya kekasih."

"Biarkan saya menjagamu sampai orangtuamu kembali. Saya akan mengakhirinya."

"Tapi ingat satu hal, ini hidup saya tergantung saya. Dan Anda juga di larang untuk mengurusi urusan pribadi yang saya, Anda hanya seorang paman jauh. Bukan siapa-siapa saya jadi tolong, saya mencintai  kekasih saya. Dan saya tidak ingin kehilangan dia. "

"Dia cinta pertama saya! " tergas Yuna.

Jungkook terdiam."Baiklah, saya tidak akan ikut campur dengan urusanmu. Tapi ijinkan saya menjagamu sampai orangtuamu kembali, itu adalah janji saya pada mereka."

"Yuna, maaf karena saya membuatmu kesal." sambung Jungkook namun Yuna malah pergi tanpa sepatah kata- pun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!