Jungkook pergi dari sana dengan kepedihan, ternyata beginilah rasanya kecewa. Memang tidak terlihat namun bisa di rasakan sakitnya.
Malam tiba, kali ini Jungkook memutuskan untuk tidak kembali ke rumah Yuna melainkan apartemen dirinya. Kali ini Jungkook butuh ketenangan karena di pikirannya hanya terlintas kejadian di Hotel itu.
Marah dan kecewa telah bercampur menjadi satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan, namun apalah daya Jungkook hanyalah seseorang yang tidak berarti apa-apa di hidup Yuna. Hanya sebatas perjodohan yang akan berakhir, waktu mereka hanya satu bulan.
"Tuan!" hingga suara dari balik pintu membuat lamunan Jungkook tersadar.
"Sebentar!" bergegas Jungkook menghampiri pintu utama, tepat sekali disana sudah ada Jimin yang menenteng beberapa kantung belanjaan.
"Kenapa Tuan kembali kemari, tidak bersama Nona Yuna?" tanya Jimin dengan tenangnya, padahal dia tidak tahu apa yang sudah di lihat Jungkook.
"Tidak, saya bosan disana. Lagian ini rumah saya."
"Tuan juga bisa kembali ke mansion kan? "
"Saya ingin di sini Jimin, apa kamu paham? " Jungkoom sedikit menaikkan nada bicaranya membuat Jimin merasa bersalah.
"Maaf Tuan, saya menyesal sudah mengatakan itu." sambil menunduk Jimin meminta maaf.
Jungkook menepuk pundak Jimin dan menyuruh pria itu untuk menongak. "Jangan seperti itu, saya yang salah. Maaf, kamu hanya bertanya di waktu yang tidak tepat. "
"Memanya Tuan kenapa? Seharusnya Nona Yuna ada si sinikan untuk merayakan hari ulang tahun Tuan? "
Jungkook tertawa dibarangi dengan gelengan. "Saya baru saja menerima hadiah yang berharga dari dia, sangat sangat mengejutkan untuk saya. Rasanya seperti saya ingin mati."
"Hadiah apa itu Tuan? " dengan polos Jimin bertanya.
"Adegan bersama kekasihnya. "
Jimin yang tadinya tersenyum malah menelan salivanya.
"Tuan, mungkin Nona Yuna membutuhkan waktu."
"Waktu? Jelas bahwa dia tidak menginkan saya Jimin! "
"Dia sudah memiliki kekasih! "
"Tapi Anda adalah jodohnya, calon suami dia."
"Status, bukan perasaan. " jelas Jungkook.
"Sudah, kamu boleh kembali untuk bekerja Jimin. Saya tidak ingin mengganggumu lagi dan jangan mengganggu saya dengan pertanyaanmu lagi. Cukup untuk hari ini. "
Jimin yang sudah menebak bahwa kali ini Jungkook sedang sedih tahu bahwa yang Tuannya inginkan hanya satu kesendirian.
Mari berpindah, kali ini berbeda dengan Yuna. Gadis itu tengah menikmati ribuan bintang di langit dengan sang kekasih. Benar, mereka berdua masih berada di Hotel tersebut hanya berdua.
Bahkan Sunoo mengajak Yuna untuk menonton film bersama di ranjang yany penuh dengan taburan bunga mawar. Namun Yuna menolaknya, ia tahu pasti bagaimana hasrat seorang laki-laki bila sudah berada di atas ranjang. Yuna todak bodoh untuk melakukan hal itu, walupun teman-teman Yuna sudah ada yang melakukannya. Begitulah pergaulan.
"Yuna, benarkah dia pamanmu? " tanya Sunoo tiba-tiba, Yuna merasa kebingungan.
"Iya, dia pamanku."
"Tapi aku melihat dia kecewa padamu Yuna, seakan dia itu adalah suamimu. Apakah benar dia pamanmu?" itu lagi pertanyaan yang di lontarkan oleh Sunoo.
Yuna mengalihkan pembicaraan." Di sini dingin Sunoo, bagaimana kalau kita kedalam saja?"
Sunoo tersenyum. "Baiklah, karena ini hari ulang tahunmu maka aku akan mengijinkannya. "
Yuna tersenyum, "Sunoo sangat manis.... " jerit hati Yuna.
Tapi entah kenapa ia merasa tidak enak pada Jungkook, apakah kejadian tadi membut laki-laki itu sedih? Tanya Yuna dalam hatinya.
Tentu!
Tidak, mereka hanyalah jodoh yang akan berakhir dalam satu bulan ini.
"Yuna, aku akan mandi. Bisakah kau ambilkan bajuku di dalam tas? " tanya Sunoo yang baru saja masuk kedalam kamar mandi.
"Baik! "
Yuna mengambil tas Sunoo, ia tidak melihat ada yang aneh di dalam sana masih terbilang normal saja.
Sampai Yuna menemukan sesuatu, itu adalah alat dimana seseorang melakukan ***. Iya, itu adalah pengaman. Untuk apa Sunoo menyimpan benda itu?
Tidak lama dari keterkejutannya itu, Yuna di buat lebih terkejut lagi dengan seseorang yang baru saja masuk ke kamar mereka dengan telanjang buta. Itu bukan Sunoo, itu adalah orang yang berbeda.
Lalu dimana Sunoo? Bukankah dia ada di kamar mandi?
"Hallo cantik, bagaimana? " tanya laki-laki itu dengan tatapan penuh nafsu.
"Siapa kamu? " tanya Yuna dengan panik.
"Malam ini tolong puaskan aku, aku lihat kau sudah cocok menjadi tempat dimana spermaku berada. "
"Tidak! "
"Tidak! "
"Pergi sana! "
"Sunoo! "
"Sunoo! "
"Sunoo dimana kamu! "
"Sunoo? Ouh kau kekasihnya rupanya? Dia sudah menjual dirimu kepadaku. Hahahahaha... " tawa laki-laki itu dengan puas.
Yuna tidak bisa membuka matanya, karena tepat di depannya ada orang cabul yang tidak memakai pakaian seutas benang pun itu.
"Apa ini? " lirih Yuna, tidak Yuna kira Sunoo akan memberikan hadiah ulang tahun paling romantis untuknya. Ternyata ia punya hadiah yang benar-benar membuat Yuna terkejut, hadiah paling buruk!
"Menjauh! "
Laki-laki tanpa busana itu mendekati Yuna, bahkan dia mencengkram kedua tangan Yuna di dinding. Yuna melakukan perlawanan dengan menghindari bibir laki-laki yang ingin menciumnya itu.
"Pergi! "
"Sini sayang, aku sudah siap.."
Baju sekolah Yuna sudah terbuka setengahnya, bahkan rok miliknya sudah di kibaskan oleh laki-laki itu sampai terlihat warna celana yang Yun kenakan.
"Tolong hentikan! "
Laki-laki itu menciumi leher sampai ke dagu Yuna dengan nafsu, Yuna jijik melihatnya.
Sampai ada seseorang yang mendobrak pintu kamar mereka dengan cukup keras, itu adalah Jimin.
Melihat kejadian tidak senonoh Jimin langsung memukuli orang yang telanjang buta itu, dan membawa Yuna yang menangis untuk di tenangkan. Bahkan Yuna tidak dapat berkata-kata lagi.
"Jim-"
"Nona apa yang terjadi? " tanya Jimin pada Yuna, tapi Yuna bungkam. Ia masih ketakutan.
Setelah di laporkan ke pihak yang berwajib atas kasus itu akhirnya Yuna bisa kembali ke rumah. Tapi ia memutuskan untuk menemui Jungkook di apartemennya.
Sesampainya di apartemen, tidak ada sautan dari Jungkook. Sudah berulang kali Yuna berteriak, tapi hasilnya sama saja. Sampai Jimin memberikan kartu apartemen Jungkook yang lain.
Setelah berhasil masuk, Yuna tidak mendapati Jungkook. Dia hanya mendapati kamar Jungkook yang berantakan, bahkan asa darah berceceran. Yuna penasaran, ia mengikuti kemana arah tetesan darah itu, ternyata berakhir di kamar mandi.
Yuna langsung membuka kamar mandi, dengan terkejutnya Yuna mendapati Jungkook yang tenggelam di dalam bathtub.
"Jungkook! " teriak Yuna mengangkat kepala Jungkook agar laki-laki itu tidak kehabisan nafas.
"Yun-" panggil Jungkook dengan nafas terpongoh-pongoh. Tapi mata Jungkook langsung tertuju pada baju Yuna yang berantakan serta rambut dan mata Yuna yang sembab.
"Kau kenapa Yuna? "
Yuna tidak menjawab, ia hanya bisa menangis. Ternyata laki-laki yang ia cintai telah membuat dia kecewa dan hampir kehilangan kesucian.
"YUNA!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments