Beberapa kali suara Yuna terdengar nyaring membuat Jungkook tersenyum senang. Akhirnya Yuna bisa menerimanya, jika sudah begini tidak ada pilihan lain selain menerima Jungkook sebagai suami, apalagi jika Yuna sampai mengandung.
Pergulatan mereka selesai. Yuna yang terbaring lemas dengan tubuh yang memelakangi Jungkook yang terus mengehela napasnya.
"Yuna.." panggil Jungkook seraya memeluk pinggang Yuna dari belakang.
Namun, apa yang Jungkook dugakan sangat salah. Yuna malah menepis tangan Jungkook.
"Jangan bilang siapa-siapa ya? Ini yang pertama dan terakhir kalinya kita lakukan." ujar Yuna tanpa menoleh sedikit pun kearah Jungkook.
"Tap-"
Yuna bangkit dengan selimut yang di tarik tanpa berpikir yang lain lagi. Jungkook yang heran hanya bisa memukul kasur secara kasar, seakan kecewa dengan apa yang Yuna katakan.
Di dalam kamar mandi, Yuna menyalakan shower. Ia mulai menggosok seluruh tubuhnya dengan kasar karena apa yang sudah ia lakukan dengan Jungkook.
"Aku kotor!"
"Kenapa aku harus melakukan itu!"
"Kamu benar-benar gila, Yuna!"
Yuna menangis, di ikuti dengan tetesan air yang mengalir. Seluruh tubuhnya mulai memerah karena ia menggosoknya dengan keras, sampai ada bekas kecupan Jungkook yang masih terlihat jelas.
Yuna merasa jijik!
"ARGHHT!" erang Yuna yang kini memeluk tubuhnya itu.
Berbeda dengan Jungkook yang terus saja terdiam sambil menunggu Yuna selesai mandi. Apakah yang ia lakukan salah? Jelas-jelas Yunalah yang mengajaknya, malahan ganas sekali.
Sekitar satu jam lamanya, Yuna pun keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan berjalan ngangkang.
"Yun-"
"Aku minta kamu keluar!"
"Yuna.." Jungkook masih lembut dalam menghadapi Yuna.
"KELUAR!"
Dari pada semakin runyem, akhirnya Jungkook memilih untuk keluar dari kamar Yuna. Jujur saja tidak pernah terbesit akan seperti ini.
......................
Beberapa hari kemudian. Yuna semakin berubah, lain dari biasanya. Dia tidak pernah makan di rumah, bahkan tidak pernah menerima uang dari Jungkook lagi. Berdekatan dengan Jungkook saja Yuna tidak mau.
"Yuna, jangan diam seperti ini!"
"Yuna!"
"Saya melarang kamu untuk tidak berbicara dengan saya!" ujar Jungkook keras.
Yuna tidak menggubrisnya, ia malah berusaha pergi begitu saja tanpa memikirkan apapun. Apalagi kejadian yang tidak terduga itu, bukan ia yang mau tapi nafsunya.
Jungkook di buat bingung kembali akan hubungannya dengan Yuna yang tidak kunjung membaik.
Meskipun begitu Jungkook tetap perhatian pada Yuna yang selalu acuh padanya. Jungkook rela sabar untuk Yuna, orang yang ia cintai.
......................
Sekolah, adalah tempat yang nyaman bagi Yuna sekarang. Tapi ada juga yang ia takuti, yaitu ketakutannya jika tahu bahwa suatu hari Yuna mengandung anak Jungkook. Bagaimana dengan pendidikannya?
"Yuna ada apaa dengan-mu akhir-akhir ini?" tanya Hina sambil memberikan sebotol air minum untuk Yuna yang berdiam diri di tepi lapangan karena mereka tengah mengikuti kelas olahraga.
"Tidak ada Hina, aku hanya sedang merasa bahwa aku benar-benar kotor." ujar Yuna.
"Kotor? Kenapa? Aku lihat bajumu bersih saja. Cerikan keluh kesahmu kepadaku Yuna."
Yuna menggeleng sambil menatap manik mata Hina yang terlihat tulus.
"Kalau kamu sedang sakit. Sebaiknya jangan melakukan olahraga, istirahat saja oke?"
"Baiklah, aku akan duduk di sini." ujar Yuna.
Hina melanjutkan kelasnya, sedangkan Yuna hanya terduduk di tepi lapangan sambil menggenggam erat botol minum yang sahabatnya itu berikan.
"Yuna kan?" tanya seseorang yang berhasil membuat Yuna tercengang.
"Siapa ya?" tanya Yuna.
"Ini aku, teman-mu waktu kecil. Haruto!" ujar laki-laki yang berdiri tepat di hadapan Yuna untuk menghalau terik matahari.
"Haruto? Ah aku ingat!" ujar Yuna tersenyum dengan sumbringah.
Haruto duduk di samping Yuna,"Akhirnya aku menemukan-mu Yuna, aku mencarimu. Tapi sekolah ini terlalu besar."
"Benarkah? Aku kira kamu akan menetap di Jepang?"
"Mana mungkin aku tetap disana selagi kamu masih ada di sini. Magaimana dengan sekolahmu di sini? "
"Baik, kamu sekarang sekolah si sini?"
"Iya, mulai hari ini aku sekolah disini."
"Wah aku sangat bahagia!"
Obrolan mereka sangat asik hingga membuat Yuna melupakan masalahnya. Apa mungkin Haruto di kirim untuk menemani Yuna yang sedang down?
"Yuna apakah kamu ada waktu luang? Aku ingin jalan-jalan di Korea. Kamu bisa menemaniku?"
Yuna berpikir sejenak,"Boleh saja."
"Baiklah aku akan atur waktunya. Dan jangan lupa minta nomor handphonemu!"
Setelah mencatat nomor handphone Yuna, Haruto berpamitan untuk pergi ke kelas barunya yang ternyata bersebelahan dengan kelas Yuna.
Bel sekolah berbunyi.... Semua murid keluar dari sekolah untuk pulang ke rumah. Tapi ada satu orang yang masih diam di kelas sambil menatap jendela, melihat murid lain berjalan melewati gerbang.
"Apa yang akan terjadi jika aku pulang? Akankah aku bertemu dengannya?" tanya Yuna gelisah.
"YUNA!" teriak Hina dari balik pintu dengan napas terpongoh-pongoh.
Yuna menoleh dengan tatapan dingin,"Ada apa Hina?"
"Aku melihat Tuan yang waktu itu, yang kamu bilang dia sombong dan jahat. Ah dia tampan sekali Yuna!" teriak Hina.
Sudah bisa menebak siapa orang yang Hina bicarakan. Itu adalah Jungkook, tidak salah lagi.
"Kenapa kamu kemari? Kalau kamu suka ya temui dia!"
"Kamu kenapa Yuna? Aku tahu kamu tidak suka dia. Tapi biarkan aku menceritakannya kepadamu karena hanya kamulah sahabatku."
"Iya maaf aku salah."
'Dia adalah alasanku seperti ini Hina!' ingin rasanya Yuna mengatakan itu.
Sampai... Yuna merasa mual yang hebat pada dirinya.
"Ueakkk!"
"Ueaakkk!"
"YUNA!"
Hina mengikuti Yuna dari belakang sampai mereka masuk kedalam toilet.
"Apa kamu memakan sesuatu yang salah?" tanya Hina.
Yuna menggeleng,"Tidak!"
"Kalau begitu pulang dan istirahatlah." ujar Hina.
Yuna menggeleng,"Bolehkah aku menginap di rumahmu, Hina?"
"Tentu."
Butuh waktu dua puluh menit untuk mereka sampai di rumah Hina. Untungnya Hina selalu tinggal sendirian karena keluarga mereka memiliki rumah yang banyak dan cabang perusahaan.
"Kamu bisa membersihkan diri terlebuh dahulu, masuk saja ke kamarku."
"Terimakasih Hina."
Yuna berajalan, ia membuka kenop pintu dan...
Kenapa banyak foto Jungkook?
"Ah kamu mungkin terkejut Yuna. Aku menyukai Tuan sombong itu, dan aku mencari semua fotonya di internet. Dia sangat terkenal!" ujar Hina dengan mata berbinar.
Yuna hanya mengangguk lesu. Andai saja Hina tahu bahwa Jungkook adalah orang yang di jodohkan dengan Yuna mungkin Hina akan sakit hati dan membenci Yuna.
"Kamu istirahat saja. Ini air hangtnya dan aku akan membuat makanan. Tunggu aku ya..."
"Baik Hina aku akan menunggumu di sini. Jangan terlalu lama!"
"Baik!"
Yuna melihat-lihat kamar Hina yang sudah banyak berubah semenjak banyaknya foto Jungkook yang terpampang di dinding kamar gadia itu.
"Jungkook kam-" belum saja Yuna melanjutkan ucapannya, handphone yang berada di dalam saku baju Yuna bergetar.
Yuna merogohnya, lalu melihat siapakah orang yang menelponnya. Dan ternyataa...
Jungkook?
Beberapa kali Jungkook menelpone. Tapi Yuna tidak mengangkatnya karena enggan berbicara dengan laki-laki itu.
Hingga Yuna memutuskan untuk mengangkatnya.
"Dimana kamu Yuna? Saya khawatir denganmu. Kamu boleh marah kepada saya tapi jangan menghilang begitu saja!"
Yuna terdiam,"Jangan hubungi saya."
"YUNA!"
"Saya tidak suka di bentak!"
"Jangan peduli dengan saya lagi, saya ingin mengakhiri semuanya dengan Anda." sambung Yuna dengan tegas.
"Saya tidak bisa. Saya mencinta Anda!" tegas Jungkook dari sebrang sana.
"Tidak!"
"Jika aku mengatakan cinta, maka itu cinta bukan hanya sebuah bualan saja!" ujar Junkook yang mampu membuat Yuna terdiam.
"Maka kamu tidak akan melihat saya di dunia ini lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments