Suasana di kantor cukup menegangkan. Masalahnya setiap orang yang baru saja mengantarkan proposal selalu saja kena omel dan selalu salah. Mereka tidak tahu letak kesalahannya dimana, tapi Jungkook selalu meminta revisi terus menerus sampai mereka semua berdumel.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Tuan Jungkook, aku selalu salah. Lihat tidak ada yang salah pada laporan ini bukan, kata dia ini tidak rinci."ujar seorang pegawai wanita menunjukkan kerjaannya pada pegawai lain.
"Entahlah heran, hari ini wajahnya juga terlihat kusut. Apakah ada masalah di rumah?"
"Masalah apa? Tuan Jungkook kan tidak memiliki Istri, dan kedua orangtuanya sangat baik. Aku heran kenapa anaknya bisa seperti itu."
"Lihat, kantor sudah seperti apa? Memang bagus sih bersih, tapi lihat penampilan kita. Tidak ada yang indah, dan rok pendekku pun tidak bisa di pakai lagi, oh jangan lupakan kemeja putihku. Sangat menyebalkan bukan bekerja di sini?" obrolan mereka terdengar oleh Jungkook yang baru saja hendak keluar.
"Kalau kalian tidak menyukai peraturan saya, lebih baik kalian keluar dari sini. Terlebih lagi, lihatlah bajumu itu. Tidak rapi." ujar Jungkook tanpa ekspresi sedikitpun.
"KALIHAN LIHAT APA? KEMBALI BEKERJA! DAN SAYA TIDAK SUKA DENGAN MEJA YANG BERANTAKAN!"tegas Jungkook, karena ia baru saja melihat meja pegawainya yang begitu berantakan, rasanya ia ingin semua pegawainya itu di berhentikan karrna tidak kompeten.
Jungkook pergi, beberapa dari pegawainya mulai merapihkan mejanya. Namun ada juga yang mengomel tentang sikap jungkook.
"Apakah Tuan sedang patah hati?"tanya salah satu pegawai.
"Mana ada wanita yang mau bersama dengan dia, lihatlah. Nanti kalau di rumah pasti rumahnya bersih sekali, dan wanita itu juga pasti muak dengan semuanya."
"Benar juga!"
Sesampainya Jungkook di besmen, ia mengabari Jimin agar dia tidak berkendara untuknya. Sebab Jungkook sendiri yang akan mengebudikan mobilnya ketempat yang bisa membuatnya tenang.
......................
Berbeda dengan Yuna, kali ini dia tengah menikmati Masa-masa pacaran ala anak remaja. Seperti sepotong kue untuk berdua dan berniat untuk pergi nonton di bioskop. Sebelumnya juga Yuna sudah meminta maaf pada Sunoo karena tidak melihat peetandingan kekasihnya itu. Meskipun Sunoo sedih, mau bagaimana lagi.
"Sekarang kita pergi kemana lagi Sunoo?"tanya Yuna yang tengah menjilat ice cream cokelat yang ada di tangannya.
Bukannya menjawab, Sunoo malah menjilat ice cream yang tengah Yuna jilat di bagian lain.Yuna tersentak melihat wajah Sunoo di depannya.
"Yaaaa...!" Yuna memukul dada Sunoo sampai pria itu tertawa jahil.
"Jangan membuat jantungku berdetak terlalu kencang, nanti aku semakin jatuh cinta."ujar Yuna tersenyum rona.
"Memangnya kenapa? Bukankah kamu kekasihku?"ujar Sunoo mencium pipi Yuna.
"Lihat, ini di depan umum. Aku malu Sunoo."
"Kalau aku menciummu di sini bagaimana? Semua orang juga punya kekasihkan?"
Yuna mengangguk.
"Aku ingin ke taman hiburan. Itu loh Lotte World, Sunoo."ujar Yuna, dia melihat tempat itu di internet. Dan dia ingin kesana bersama dengan orang yang dia cintai, yaitu Sunoo.
"Baiklah, kita pergi kesana."sambil bergandengan tangan mereka berdua pergi menuju tempat tersebut dengan seragam sekolah.
Sesanpainya di sana Yuna sangat senang sekali melihat pemandangan di depannya. Banyak permainan dan orang-orang yang tengah berjalan.
"Sunoo, ini sangat ramai."ujar Yuna kegirangan, Sunoo yang melihat itu tersenyum dan berbisik.
"Ada aku, kamu tidak akan tersesat di sini Yuna."
"Aku tidak percaya, kamu pasti akan merilik wanita lainkan?"
"Kenapa aku harus melirik wanita lain jika di sampingku ada bidadari." bisik Sunoo, Yuna jadi tersipu.
Sedangkan seseorang tengah berjalan-jalan di taman hiburan yang sama dengan Yuna. Tanpa di sadari mereka berpapasan. Mata Jungkook memicing ketika orang yang berpapasan dengan dia sudah pergi cukup jauh.
"Yuna apa yang ingin kamu naiki?"
"Aku ingin masuk ke istana itu, disana." ujar Yuna menunjukkan istana indah yang bergitu megah.
"Baiklah."
Yuna terlihat memiliki niat jahil, sepertinya dia memiliki rencana terselubung.
Mereka berdua berjalan memasuki istana tersebut dengan gembira, baik Yuna ataupun Sunoo.
"Yuna, ada telepon masuk. Kamu duluan saja, nanti aku akan menyusul." ujar Sunoo merogoh handphone yang bergetar sedari tadi.
"Aku akan menunggumu di dalam," ujar Yuna terdenyum.
"Baiklah."
Perasaan Yuna sedikit kecewa, hatinya mulai terasa sakit ketika Sunoo mengatakan hal itu. Seharusnya mereka menikmati waktu berdua, namun selalu saja ada halangannya. Entahlah sekarang apa lagi.
Yuna akhirnya sampai di dalam istana yang ia dambakan. Sambil menunggu Sunoo, Yuna melihat sekeliling tempat itu. Ia merasa bahwa sekarang ia sedang menjadi seorang puteri di istana tersebut, puteri yang menunggu pangerannya datang.
Yuna meraba saku bajunya, ternyata ia tidak membawa uang di saku tersebut.
"Apakah aku gila?"tanya Yuna pada dirinya sendiri, hanya bisa menunggu Sunoo karena kecerobohannya itu.
Yuna hendak menelepon Sunoo, tapi malah ia yang di telepon oleh Sunoo terlebih dahulu.
"Hal-lo.. Yun-na maaf aku tidak bisa menemanimu. Hari ini ternyata aku punya pertandingan yang sangat penting. Doakan aku menang ya dan semoga kau bisa mencapai mimpiku. Dan aku benar-benar minta maaf karena sudah pergi lebih dahulu. Tapi Yuna lain kali kita akan menikmati waktu bersama setelah ini."ujar Sunoo dengan nafas tersengal-sengal.
Yuna yang senang karena mendapatkan telepon dari Sunoo pun langsung merubah ekspresinya menjadi murung.
"Iya, Sunoo. Tidak apa-apa, doaku selalu menyertaimu."ujar Yuna lesu, dia kecewa pada Sunoo.
"Ya sudah aku pergi dulu, sampai jumpa lagi."
Tutt!
Panggilan itu berakhir. Menyisakan Yuna yang masih terpegung tidak berdaya. Lagi, lagi dan lagi Sunoo melakukan hal ini pada Yuna. Tidak bisakah satu kali saja mereka bisa menikmati waktu. Bukannya Yuna melarang Sunoo untuk mencapai mimpinya, tapi Yuna hanya kecewa di berikan janji yang selalu berakhir sama.
"Aku bisa, aku bisa mencoba wahana ini sendiri. Tidak apa aku pulang jalan kaki ataupun tidak makan yang penting aku sudah berada di sini." Yuna mengatakan hal itu di mulutnya, namun hatinya lain.
Tidak bisa menahan sedih, Yuna yang sudah terlanjur berlinang air mata itu langsung menangis seperti bocah di tempat yang ia pijak. Ia meringkukkan kedua kakinya, memeluknya sambil menangis. Berharap bahwa Sunoo akan kembali dan menjembutnya.
Namun beberapa menit berlalu, ada seseorang yang memanggil namanya dengan lembut.Yuna bahagia, dia berpikir bahwa itu Sunoo.
"Yuna,"panggilan lembut untuk kedua kalinya, sampai Yuna menengadah ke sumber suara itu.
Ekspresi bahagia Yuna dengan air mata yang bersimbah di pipinya langsung berubah, ia kembali menangis karena yang ia lihat bukan Sunoo melainkan Jungkook.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments