BRAK!
Terdengar suara barang-barang dari atas meja yang di lempar.
"Kamu bisa kerja tidak!" teriak Jungkook dengan urat leher yang terlihat dengan jelas.
"INI SALAH!"
"SALAH!"
Orang yang berada tepat di hadapan Jungkook hanya bisa terdiam, menunduk merasa bersalah padahal semua yang dia kerjakan tidak ada yang salah.
"Tuan, tapi yang dia kerjakan tidak ada yang salah."
"Tidak ada?" tanya Jungkook dengan mata nanarnya.
"Iya, tidak ada. Apa Tuan hanya sedang kesal?" tanya Jimin dengan hati-hati.
Jungkook terdiam, menggenggam berkas yang berada di atas mejanya dengan kuat.
"Apa yang kamu tahu tentang saya?" tanya Jungkook pada Jimin.
Jimin terdiam, mungkin apa yang dia katakan salah."Tu-"
"Diam Jimin!"
"DIAM!"
"Ba-baik Tuan.." ujar Jimin menunduk.
"Baik, kalau begitu kamu kembali. Kerjakan semuanya dengan teliti, yang benar jangan asal-asalan seperti ini karena saya bukan orang yang akan memperkerjakan orang seperti Anda." ujar Jungkook dengan tegas.
Jimin menelan salivanya, jelas ada yang mengganjal pikiran Tuannya. Bisa di tebak itu pasti masalah Yuna lagi.
Semenjak kejadian di sekolah Yuna, Jungkook menjadi lebih pemarah. Tidak segan-segannya dia melempar semua pekerjaan karyawan yang menurutnya salah, padahal semuanya benar.
"Kenapa Jimin?" tanya Jungkook dengan mata yang masih menatap tajam.
"Tidak ada Tuan, saya permisi dulu," ujar Jimin yang memilih untuk pergi.
Jungkook memutar kursinya, menatap indahnya kota di sore hari lewat jendela kaca.
"Kenapa aku semakin tidak bisa mengontrol emosiku, apa yang sebenarnya akan kamu perbuat Yuna?" tanya Jungkook.
"Tuan, maaf sudah mengganggu waktu Anda. Tapi ad-"
"Siapa?! Kenapa kamu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?!"
"AKU!" teriak Yuna dengan mata yang begitu emosi.
Jungkook terdiam ketika melihat Yuna yang berada tepat di belakang Jimin.
"Ada perlu apa kamu kesini?" tanya Jungkook yang masih duduk di kursinya.
Yuna menghampiri Jungkook, menatap manik mata laki-laki itu dengan tatapan tajam lalu...
BRAK!
Tangan kecil gadis itu menggebrak meja dengan keras tepat di hadapan Jungkook, dan laki-laki itu juga terlonjak.
"Kamu masih mau bermain-main denganku huh? Cepat masukkan kembali Sunoo, dia sangat ingin menjadi atlet basket!" ujar Yuna dengan tegas.
Tidak, kali ini Jungkook tidak bisa melakukan hal lembut apalagi menuruti apa yang di perintahkan oleh Yuna.
"Memangnya kenapa? Apa ada masalah? Ini hak ku sebagai calon suamimu."
"Ingat bahwa perjodohan ini hanya akan bertahan selama satu bulan!" tegas Yuna.
Jungkook menatap kearah Jimin dengan kode agar Jimin bisa pergi dari sana.
Jimin keluar dari ruangan Jungkook, menyisakan dua orang yang kini saling bertatapan.
"Kenapa? Jawab!" ujar Yuna.
"Apa yang harus di jawab, satu bulankan?" tanya Jungkook.
"Iya, hanya satu bulan. Dan sekarang aku minta kamu memasukkan kembali Sunoo."
"Sunoo, laki-laki yang hendak menjualmu kepada sesorang hanya karena hutang? Sadar Yuna!"
"Aku mencintainya!" ujar Yuna dengan tegas.
"Tapi aku jodohmu, calon suamimu!" ujar Jungkook tidak kalah tegas.
"Calon kan? Lagian ini hanya berlaku satu bulan."
"Dan ini belum satu bulan Yuna, kenapa kamu selalu saja membela kekasihmu yang tidak tahu diri itu?"
"Tidak tahu diri? Dia apa kamu?!"
"YUNA!" teriak Jungkook meraih pergelangan tangan Yuna kemudian membawanya kearah kaca.
Yuna terdiam, baru kali ini dia melihat Jungkook marah kepadanya.
"Apa? Kamu akan menamparku huh?" tanya Yuna.
Jungkook menyudutkan Yuna hingga tidak ada jarak di antara mereka, hidung mereka bahkan sudah menempel.
"Kenapa kamu melakukan ini? Pergi!" ujar Yuna memberontak.
"Jangan salahkan aku jika aku berubah, ini semua karena kamu yang selalu saja kekanak-kanakan."
"Lepaskan!" teriak Yuna, tap...
Jungkook mencium bibir Yuna dengan paksa, tidak membiarkan gadis itu berbicara sepatah kata pun.
"Hmpphh..."
"Jun.."
Ciuman pemaksaan itu terlepas, napas Yuna yang tersengal-sengal terdengar jelas bahkan rasanya dia kehabisan oksigen.
"Kamu milikku Yuna, tidak boleh ada yang menyentuhmu selain aku. Hanya satu bulan bukan? Lalu biarkan aku menjagamu selama ini. Jika aku melihatmu bersama orang lain selain perempuan, akan aku habisi Yuna. Jangan menguji kesabaranku." ujar Jungkook, kemudian dia pergi dari hadapan Yuna.
Sebelum langkahnya keluar, Jungkook mengatakan hal lain."Semua barangmu sudah di pindahkan ke apartementku, jadi tidak ada alasan kamu tetap di rumah. Dan rumahmu sudah di jaga oleh anak buahku, tidak ada penolakan karena kedua orangtuamu sudah setuju."
Perkataan itu membuat Yuna mati kutu, memang laki-laki sialan.
"AAH MENYEBALKAN!" teriak Yuna kencang sekali.
Yuna menyeka bibirnya dengan keras karena bibirnya sudah di cium oleh Jungkook, ingat ini pemaksaan.
"Aku akan mengutukmu Jungkook!" pekik Yuna mengepalkan kedua tangannya.
Yuna keluar dari ruangan Jungkook, sialnya bibirnya mengeluarkan darah segar karena perlakuan Jungkook tadi yang seperti seorang mafia kejam.
"Dia benar-benar menyebalkan," gumam Yuna di sepanjang perjalanan.
Banyak orang yang memperhatikan Yuna, bahkan tatapannya seperti ingin mengetahui sesuatu.
"Kalian kenapa?" tanya Yuna.
Semua orang terdiam, menunduk lesu seakan takut kepada Yuna.
Yuna diam, lalu bertanya kembali."Kalian kenapa? Apa ada yang salah denganku?"
Mereka hanya menggeleng.
"Yasudah," ujar Yuna melanjutkan perjalanannya.
Tapi samar-samar Yuna mendengar pembicaraan mereka yang mengatakan bahwa Jungkook emosional karena Yuna.
Yuna merengutkan keningnya,"Jadi dai marah kepada karyawannya juga. Memang pemarah, toxic lagi!"
***
"ASTAGA!"
"SIALAN!"
"JUNGKOOK- SHI!"
Begitulah pekikan untuk Jungkook dari Yuna ketila gadis itu melihat isi kamarnya yang sudah melompong.
"Gila dia!"
Yuna uring-uriangan tidak jelas karena kelakuan Jungkook yang membuatnya kesal bukan main.
Semua isi kamar Yuna! Bayangkan, raip tidak tersisa. Perkataannya memang selalu saja benar, tidak pernah main-main.
Jadi sekarang? Yuna harus tinggal di apartement Jungkook untuk satu bulan? Tidak!
Yuna berkacak pinggang, memijat pelipisnya yang mulai pusing.
"Bagaiman? Kamu akan tetap tinggal di sini?" suara parau yang khas dari Jungkook membuat Yuna semakin kesal.
"YAAA!!"
"KAMU SUDAH GILA!" teriak Yuna mencengkram kerah kemeja Jungkook.
Bukannya marah atau membalas Jungkook hanya tertawa kemudian mengelus puncak kening Yuna.
"Kamu memang lucu, seperti kucing yang suka mencakar."
"Apa kamu bilang? Cepat kembalikan barang-barangku, segera!"
"Tidak, kamu bisa memintanya setelah satu bulan. Kamu harus tinggal di apartementku selama itu, hanya 30 hari bukan?" ujar Jungkook.
Yuna mengeluarkan senyum smirk,"Tidak!"
"Baik kalau begitu aku akan mengatakan kepada kedua orangtuamu bahwa kamu tidak membutuhkan uang, sepeser pun." ujar Jungkook mengancam.
"Silahkan, aku punya cara lain."
"Kartumu sudah di blokir semuanya, jadi kamu akan melangsungkan hidupmu bagaimana?"
Sumpah, kali ini Yuna tidak punya pilihan lain selain ikut dengan Jungkook meskipun tidak suka.
"Baik, aku akan tinggal bersamamu selama satu bulan. Tapi ingat, tidak ada yang akan terjadi di antara kita. Dan jika kamu melakukan hal aneh, aku pastikan hidupmu tidak tenang." ujar Yuna.
"Lalu, aku akan pastikan laki-laki yang mendekatimu akan aku bunuh. Jadi berhati-hatilah jika kamu tidak ingin melihat adanya pembunuhan itu."
"Kejam, sama seperti kelakuanmu kepadaku. Bibirku sakit karenamu."
"Kalau begitu aku punya obat untuk menyembuhkannya." ujar Jungkook berpura-pura mengambil obat dari saku jasnya, namun...
Cup!
Jungkook mencium bibir Yuna sekilas hingga membuat gadis di depannya terdiam dengan amarah.
PLAK!
"LANCANG!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments