"Yuna," panggil Jungkook dengan lembut, namun Yuna masih bersikeras untuk menutupi kepalanya dengan meringkuk.
Banyak orang yang memperhatikan mereka, itu membuat Jungkook merasa kasihan pada Yuna yang menjadi pusat perhatian.
"Berdirilah, ada masalah apa coba katakan. " Jungkook, jongkok di hadapan Yuna yang menangis itu dan mengelus rambut panjang Yuna lembut.
Baru kali ini Jungkook mengelus rambut seorang gadis di sepanjang hidupnya.
"AAAA!!... " tangis Yuna pecah, ia menengadah melihat wajah Jungkook lalu memeluk pria itu cukup kencang.
Ingus Yuna beleberan kemana-mana, Jungkook ingin marah karena jasnya kotor. Tapi bagaimana lagi, kali ini Yuna sedang membutuhkan dia.
"Sudah Yuna, jangan menangis. Sebenarnya apa yang terjadi hingga kau seperti ini? " tanya Jungkook mengelus rambut Yuna lembut.
"Jangan di elus! " pekik Yuna sembari merengek.
Yuna melepaskan pelukannya, lalu ia menatap wajah Jungkook lekat. "Ih kenapa peluk-peluk sih! "
"Bukannya kamu yang peluk? " tanya Jungkook.
Yuna nampak berfikir. "Emang iya? "
"Kapan saya berbohong? "
"Ih ngeselin! " pekik Yuna ketika ia melihat Jungkook mengeluarkan tisu dan mengusap jasnya yang penuh dengan ingus.
"YUNA! " teriak Jungkook mengejar Yuna yang pergi begitu saja.
"Kalau buk-" ucapan Jungkook terhenti ketika ia melihat Yuna menatap salah satu lukisan dengan foto pangeran yang tengah membungkuk di hadapan sang putri.
"Sudahlah, dia selalu sibuk. " gumam Yuna menepis pikirannya.
Jungkook mendengar hal tersebut, setelah Yuna pergi giliran dia yang melihat lukisan tersebut. Terlintas ingatan di masalalu dengan hal yang sama.
"YUNA! " Jungkook berteriak, sedangkan Yuna masih berjalan jauh di depannya.
"Yuna," Jungkook tidak berhasil membuat Yuna menoleh ke belakang.
"YUNA! " untuk kesekian kalinya, akhirnya Yuna menoleh kearahnya.
Dan...
Tidak di sangka-sangka ternyata Jungkook membungkuk di hadapan Yuna dengan setangkai bunga mawar.
Yuna terheran, ia memberikan aba-aba agar Jungkook bisa bangkit. Tidak usah mempermalukan dirinya di depan umum.
"Malu.. " gumam Yuna karena semua orang di sekeliling mereka melihat adegan yang membuat Yuna menarik nafas gusarnya.
Yuna mengambil bunga tersebut barulah Jungkook bisa berdiri. Riuh tepuk tangan semua orang terdengar kencang, mereka berteriak.
"Terima!"
"Terima! "
"Terima! "
Yuna bingung, apa yang harus di terima. Jungkook memanglah jodohnya, jodoh yang berlaku selama satu bulan.
"Will you marry me?" tanya Jongkook, dengan terpaksa Yuna mengangguk lesu.
Senyum yang terlihat terpaksa itu terlihat jelas Jungkook lihat di wajah Yuna. Tidak apa, setidaknya ia ingin mengabulkan satu keinginan Yuna sebelum ia benar-benar menjadi orang asing.
Jungkook bangkit sambil tersenyum, ia memeluk Yuna dengan erat. "Apa yang anda lakukan?" geram Yuna mencubit pinggang Jungkook.
"Mengabulkan mimpimu hari ini, " bisik Jungkook.
Tidak! Bukan ini yang Yuna inginkan. Maksudnya bukan bersama orang ini, tapi dengan Sunoo.
"GILA! " teriak Yuna mendorong tubuh Jungkook, beberapa orang tercengang melihatnya.
Jungkook terdiam terpaku melihat bunga mawar yang Yuna buang di lantai, malahan bunga itu sempat terinjak oleh Yuna.
"Kasihan ya.. "
"Iya.. "
"Padahal dia tampan.." itulah gumaman orang-orang di sekitarnya. Memang memalukan, tapi lebih dalam rasa sakitnya.
......................
Singkat cerita Jungkook kembali ke kantornya dengan raut wajah yang masih sama. Awalnya tidak ada hal yang aneh ketika ia keluar dari mobil, namun saat ia masuk kedalam kantor beberapa karyawannya melirik Jungkook dengan sembunyi -sembunyi.
"Sebenarnya ada apa? " batin Jungkook.
Tidak menghiraukan hal itu, Jimin berlari dengan nafas tersengal-sengal kearah Jungkook. "Ada apa? "
Tanpa berkata sepatah katapun Jimin memberikan tablet di tangannya.
Benar saja, raut wajah Jungkook berubah drastis. "Maksudnya apa? " tanya Jungkook dengan alis mengerut.
"Berita sampah! "
Betul, itu adalah berita dimana Yuna menolak Jungkook. Dan karena hal itu semua orang di kantor membicarakan dia, padahal baru berlangsung beberapa menit tapi sudah menjadi pusat pembicaraan.
"Saya mau semua video ini di hapus. Tidak boleh ada yang tersisa sedikitpun. "
"Tapi Tuan, sepertinya akan sedikit sulit. Bahkan media sudah menyebarkan beberapa artikel menyangkut hal tersebut. Saya sudah meminta mereka menghapusnya, tapi artikel yang mereka sebar sudah menyebar di media sosial orang-orang. Itu akan sulit. "
"SAYA MAU HAPUS! "
"KAMU PAHAMKAN JIMIN! "
"Baik, Tuan. "
Jungkook menelepon Yuna, ia takut terjadi apa-apa dengan Yuna karena berita tersebut.
Semua panggilan Jungkook tidak di angkat oleh Yuna, raut wajahnya mulai cemas. Jungkook tahu jelas bahwa Yuna tidak mau ada yang tahu tentang hubungan ini.
Tidak lama Jungkook mendapatkan kabar dari anak buahnya bahwa Yuna memasuki sebuah Hotel mewah, jauh dari tempat mereka berpisah.
Pikiran Jungkook mulai kemana-mana, ia takut Yuna di lecehkan oleh pria tidak di kenal karena sedang emosi. Meski begitu Yuna pasti tidak suka kalau Jungkook datang kesana. Setelah pertimbangan akhirnya Jungkook memutuskan untuk menemui Yuna dan membawanya pulang dalam keadaan apapun.
Sesampainya Jungkook di Hotel tersebut, ia menanyai pada resepsionis mengenai gadis dengan ciri-ciri memakai pakaian sekolah.
"Oh, iya saya melihatnya Tuan. Beliau baru saja masuk di kamar lantai tiga."
"Kamar nomor berapa? "
"234 Tuan. "
Dengan terburu-buru dan setengah berlari Jungkook sampai di kamar tersebut, tepat di depannya.
Tanpa mengetuk terlebih dahulu Jungkook langsung mendobrak pintu kamar tersebut dengan tubuh kekarnya. Tapi yang dia lihat bukan seperti itu, melainkan Yuna dan seorang pria tengah berciuman di dalam sana. Pria yang seumuran dengan Yuna, apa ini yang di katakan kekasihnya waktu itu?
Sebentar, disana juga ada sebuah kue dengan lilin yang sudah mati. Artinya ada yang berulang tahun.
Suasana jadi tegang. Mimik wajah Yuna terlihat tegang, bisa-bisanya kebahagiaan dia hancur karena Kedatangan Jungkook.
Sunoo berdiri, ia teringat akan pamab Yuna yang berada di rumah sewaktu dia menjemput Yuna.
"Hallo Om, saya pacarnya Yuna. Sunoo, salam kenal." ujar Sunoo membungkuk di hadapan Jungkook yang masih terdiam, terkejut dengan apa yang dia lihat.
Jodohnya! Ini jodohnya yang tengah berciuman dengan pria lain di depan mata dia, dengan ganas.
Jungkook menatap Yuna penuh arti. Kekhawatirannya kini sirnah ketika melihat kejadian itu.
"Maaf Om, pasti Om khawatir ya sama Yuna. Yuna hari ini ulangtahun Om, jadi saya kasih hadiah." ujar Sunoo, seketika Jungkook menoleh pada Sunoo dan kue di depan sana secara bergantian sebelum ia menatap kearah Yuna.
Ulang tahun? Bahkan Jungkook tidak tahu ulang tahun Yuna hari ini. Dan gilanya hari ini juga adalah hari ulang tahun Jungkook. Sial, ini hadiah yang paling Jungkook benci dan hari ulang tahun yang paling buruk bagi dia.
Jungkook terlihat kaku, bibirnya kelu walau ia ingin mengatakan sesuatu yang membuat pilu.
"Selamat menikmati, semoga kalian selalu bahagia. Yuna dan Sunoo. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments