The Cowboy Who Loves Me
Sebuah Public High School di Manhattan New York
Rania menatap gedung High School nya. Yup, tahun ini Rania resmi masuk High School di usianya yang ke 14 tahun. Bagi Rania, masuk High School di usia muda sudah bukan hal yang aneh di keluarganya.
Rania pun masuk ke dalam gedung sekolahnya, memulai hari menjadi anak SMA. Meskipun dia masih muda, tapi tubuhnya termasuk tinggi untuk seusianya. Rambutnya yang panjang bewarna coklat, mata coklat tajam yang menunjukkan bahwa dia cerdas serta tampak blasteran, membuatnya memiliki paras yang berbeda.
Rania Samira Bianchi Prasetyo, nama lengkap gadis ABG itu. Yup, Rania adalah putri dari Blaze Bianchi dan Samuel Prasetyo, cucu dari Joey Bianchi dan Georgina O'Grady. ( Baca The Bianchis ). Jika kalian mengira bahwa Rania akan berbeda dari sang ibu yang bar-bar, anda salah ! Rania mewarisi sifat bar-bar sang ibu, slengean opanya dan kecerdasan ayahnya.
Rania memiliki seorang adik laki-laki bernama Rasendriya yang beda usia kurang dari dua tahun. Rania di usianya ke 12 tahun menyalahkan ibunya yang terlalu heboh bikin adik jadi kesundul dan mengalami kurang ASI membuat Blaze naik pitam mendengar argumentasi putri sulungnya.
Rania merasa semua gizi untuknya diambil oleh Rase karena sekarang tinggi sang adik, sama dengan tingginya yang 165. Dan keributan antara Blaze dan Rania harus dipisahkan oleh Samuel, sang ayah yang pusing dengan keributan keduanya.
Sekarang Rania sudah bisa menerima kalau dirinya harus pasrah kesalip dengan adiknya. Masa aku harus sunat juga biar tambah tinggi? Tunggu, kalau cewek, apanya yang disunat? Apa ngaruh ya macam cowok?
Memiliki kedua orang tua dokter bedah ditambah Opanya pun sama, membuat Rania sudah terbiasa dari kecil mempelajari anatomi manusia bahkan dia dengan santainya membedah kodok saat SMP di pelajaran biologi. Rania memang bercita-cita ingin menjadi dokter bedah seperti keluarganya.
Dan kini, Rania bertekad menyelesaikan SMA secepatnya dan segera kuliah kedokteran. Gadis itu menolak untuk masuk Harvard Medical School karena sudah terlalu banyak Bianchi disana. Tentu saja Opanya sebagai guru besar di Harvard bingung karena cucunya ogah masuk almamater kedua orangtuanya.
"Rania mau kuliah di luar New York pokoknya Opa!" ucap Rania saat makan malam di kediaman Joey Bianchi.
"Yakin nggak mau Harvard?" bujuk Joey.
"Nope. Bosan lihat opa, mommy dan daddy. Nggak ada kemajuan..." jawabnya cuek membuat kedua orangtuanya mendelik.
Joey terbahak mendengar alasan cucunya yang 11-12 dengan ibunya yang suka seenaknya sendiri.
"Rania !"
Sebuah suara membuat lamunannya buyar. Rania menoleh dan tampak sahabatnya dari SMP, Taylor Hicks menghampiri nya. Gadis remaja dengan rambut pirang ikal itu adalah salah satu sahabatnya yang masuk ke SMA ini.
"Hai Tay-Tay. Kita satu kelas?" tanya Rania.
"Yup. Satu kelas dan kenapa jadwal pagi ini matematika sih?" gerutu Taylor sambil membuka lemari lockernya yang bersebelahan dengan lemari locker milik Rania.
"Sebab kalau siang, aku bakalan tidur" kekeh Rania sambil menutup pintu lockernya dan hanya membawa MacBooknya dan beberapa buku.
"Ah, kamu tidur saja juga nilainya selalu bagus. Beda sama aku" gerutu Taylor.
"Yah anggap saja aku mendapatkan contekan dalam mimpi...."
BUGH !
Bahu Rania bertubrukan dengan bahu seseorang. Rania pun berbalik dan membentak orang yang menabraknya. "Watch it pal ( Lihat-lihat chuy )!"
"Hei, kamu yang menabrak aku, honey" balas pria bertubuh besar seperti atlet itu sambil tertawa. Di belakangnya ada beberapa orang yang mengikutinya dan Rania bisa melihat mereka satu tim American Football di SMA nya.
"Lorong selebar ini bagaimana bisa main tabrak? Mata kamu kemana?" balas Rania mengacuhkan panggilan 'Honey'.
"Dengar freshman, kamu tidak usah sok galak. Apa kamu tidak tahu siapa aku?" Pria bermata biru itu menatap tajam ke Rania yang tidak ada takut-takutnya.
"Shoul i know you ( apa aku harus tahu siapa kamu )? Kamu tampaknya mirip dengan seorang penjahat kela*min" balas Rania cuek.
Suara riuh di lorong itu terdengar saat Rania mengucapkan kalimat itu.
Mata biru pria itu berkilat marah dan merasa anak baru ini mencari gara-gara dengannya. "Jangan sembarangan kalau bicara!" desisnya.
"Apakah kata-kata aku benar? Sebab dari gaya mu, tampak kalau kamu seorang playboy" senyum Rania sinis.
"Kamuuu !!!"
"Chris ! Stop !" suara seorang guru membuat orang-orang yang berkerumun itu mulai membubarkan diri.
Rania akhirnya tahu pria yang berada di hadapannya bernama Chris. Nama belakangnya siapa? Biar aku cari tahu. Punya aib, akan aku sebarkan.
"Kamu itu ! Sudah ! Masuk kelas semua ! Kamu young lady, siapa namamu?" tanya seorang guru ke Rania.
"Rania Bianchi" jawab Rania santai membuat beberapa orang disana tertegun.
"Apakah kamu putri dokter Blaze Bianchi?" tanya guru itu.
"That's right ( benar ), dia ibu saya."
Guru itu hanya mengangguk. "Sudah kalian masuk kelas!" ucap guru itu bertepatan dengan bel tanda masuk berbunyi.
"Kenapa kamu memakai nama belakang mommymu?" tanya Taylor.
"Nama Bianchi lebih beken dari Prasetyo" cengir Rania sambil menggamit lengan Taylor.
Pria bermata biru yang tadi bertubrukan dengan Rania, hanya tersenyum smirk. Rania Bianchi ya. Aku tandai kau!
***
Acara makan siang di cafetaria High School adalah sesuatu yang menjadi momok tersendiri bagi sebagaian murid - murid. Rania dan Taylor mengambil jatah makan siang mereka dan menuju meja kosong. Keduanya makan dengan santai ketika rombongan cewek-cewek senior mendekati Rania.
Wajah Rania tampak cuek sedangkan Taylor hanya menghela nafas panjang menunggu jika sesuatu terjadi.
"Jadi kamu cewek gatel yang sudah menubruk kekasih ku dan menuduhnya penjahat kela*min?" ucap cewek yang wajahnya mirip pemain di film Mean Girls.
"Oh dia itu pacarmu? Ternyata nggak laki nggak perempuan beraninya rombongan ya?" senyum Rania santai sambil melihat para pengikut cewek yang mengenakan barang - barang branded di tubuhnya. "Kalian mau saja jadi bebek followers cewek ini ! Macam tidak ada pendirian saja kalian !"
"Heh kamu ! Jaga mulut kamu ! Anak baru banyak tingkah ! Apa kamu tidak tahu kalau daddyku salah satu donatur sekolah ini !"
"Lha bawa-bawa Daddy? Penting gitu?" balas Rania sambil minum susu kotaknya yang langsung ditepis cewek itu. Tentu saja susu nya tumpah hingga mengenai wajah Rania.
Rania hany mengerucutkan bibirnya dan tersenyum sinis. "Macam anak TK kamu, dikit-dikit bawa Daddy. Yakin kalau Daddy mu tidak ada, pengikut mu pun akan meninggalkan kamu. Kan yang dilihat uangmu bukan kamunya !" ucap Rania pedas.
Cewek itu mencengkram leher Rania dan mendorong nya hingga menempel tembok. Rania sedikit tersengal dengan cengkraman seperti itu dan tidak sedikit orang yang merekam kejadian tersebut.
"Jangan pernah melawanku !"
"Atau ... apa?'" tantang Rania.
"Akan aku buat hidupmu macam neraka!"
Rania tersenyum smirk. "Akan aku buat kamu melihat apa itu neraka!"
Rania meninju perut cewek itu dengan dengkulnya membuat cewek itu terbatuk dan cengkeraman nya terlepas lalu saat cewek itu mendongak, Rania memberikan tinju nya di wajah nya. Tidak berhenti disitu, Rania mencengkram baju cewek itu dan membantingnya diatas meja makan.
"Welcome to hell !" seringai Rania ke wajah cewek yang terkapar itu.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Ninik Rochaini
Wuuuzzz...kereeenn Rania...kyk mommy/Smile/
2024-10-05
1
Abraham Alcander Putra Sandallo Tandungan
thor yang baek hati banget tulung dunk urutan baca utk generasi ke 7 keatas .. please ..
2024-03-22
1
Asngadah Baruharjo
wowwwwww badasss
2023-12-14
1