"Miss America?" Chris menatap geli ke arah gadis yang berdiri dengan gaya cuek tapi menantang
"Yup. Kamu kan sudah tahu nama aku, jadi ngapain harus kenalan lagi? Apa pacarmu yang macam Barbie salah obat itu tidak bakalan ngamuk melihat aku sama kamu?" balas Rania judes.
Chris terbahak. "Barbie salah obat ! Istilahmu boleh juga. First of all, dia bukan pacarku tapi memberikan tubuhnya ke aku dan berlagak dia pacarku. Second of all, aku rasa dia akan berpikir ulang jika hendak menghajar kamu lagi mengingat kamu dengan santainya membanting dia diatas meja cafetaria."
"Oh, kamu lihat memang? Terus kamu nggak nolongin?" sindir Rania.
"Buat apa? Dayang dia banyak !"
Rania terbahak. "Dayang? Kamu kira macam Harem apa?"
"Well, kan mereka macam dayang-dayangnya yang selalu mengikuti kemana saja Jackie pergi."
Rania menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Rania !" panggil Chris lagi.
"Apa?" Rania pun berbalik.
"Ilmu bela diri apa yang kamu kuasai?"
Rania hanya mengedikkan bahunya. "Ilmu Kanuragan..."
Chris melongo. "Apa?"
"Cari saja di google!" balas Rania sambil berjalan keluar gedung sekolahnya.
Chris menggaruk kepalanya bingung. "Dia ngomong apaan sih?"
***
Tidak terasa hampir dua bulan sudah Rania bersekolah di High School itu dan selama itu pun kehidupannya penuh dengan warna. Meskipun dirinya tidak mendapatkan gangguan lagi dari para senior nya tapi tetap saja, banyak yang julid macam netizen +62 dan +82.
Rania sendiri sudah cukup kenyang dengan banyaknya rumor beredar bahwa dia mata-mata mafia, membawa-bawa nama opanya and so on, and so on...
"Lha memang Opaku seorang Bianchi mau gimana ?" gerutu Rania saat jam makan siang bersama dengan Taylor dan teman baru mereka Shaun, seorang remaja pria yang sedang mencari identitas dirinya. Rania dan Taylor merasa gemas dengan Shaun yang bingung mau ikut gender mana.
"Mereka takut kamu akan macam di film The Godfather, Rania" celetuk Shaun.
"Justru bagus kan? Mengurangi populasi manusia unfaedah di muka bumi ini" jawab Rania cuek.
"Astaga, kamu tuh !" kekeh Shaun.
"Macam kamu ! Sudah jelas kromosom kamu itu XY malah minta ke YY. kagak jelas lu !" umpat Rania kesal.
"Rania, kamu tidak tahu rasanya ditolak wanita tapi diterima pria..." keluh Shaun. "Lama-lama aku tidak akan memberikan label pada diriku sendiri. Aduuuuhhhh!" Shaun memegang kepalanya yang kena getok buku kimia.
"Heh dengar ya ! Tuhan itu menciptakan pria dan wanita itu secara jelas ! Manusia nya saja yang bodoh main label aneh-aneh ! Pantas neraka bakalan penuh dengan orang-orang macam kamu !" ucap Rania pedas. "Ayahmu itu seorang pendeta, for God's sake! Apa kamu tidak membaca Bible? Bagaimana kota Soddom and Gomorrah dihancurkan Tuhan akibat kelakuan amoral orang-orang macam kamu ! Shaun, kalau aku tidak care sama kamu, aku tidak akan seperti ini !"
Shaun mengusap kepalanya yang terasa benjol. "Bagaimana bisa aku menjadi baik?"
"Semua berpulang dari kamu sendiri, Shaun. Kalau kamu tidak merubah cara pola pikir kamu, ya sampai kapan pun kamu akan terjebak dengan kehidupan yang abnormal dan amoral itu" jawab Taylor.
"Orang lain mendukung pola pikir lagi betequ tapi tidak aku ! Di Islam, itu dilaknat Allah!" ucap Rania tegas. "Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas” (QS. al-Syu'ara/26:165-166 )"
"Sama seperti di Bible imamat 18:22 mencatat: "Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian" ucap Taylor. "Tuhan sudah jelas melarang persetubuhan laki-laki dengan laki-laki, demikian juga sebaliknya. Kamu kan anak pendeta, harusnya hapal isi Bible."
Shaun menatap kedua gadis yang memiliki keyakinan berbeda tapi bisa saling menghormati dan menyayangi satu sama lain.
"Kamu benar Taylor, seharusnya aku kembali membuka kitabku..." ucap Shaun pelan.
"Shaun, kamu belum terlambat.. Kembalilah ke kodratmu. Paham ya?" senyum Rania.
"Aku sangat membutuhkan kalian untuk membuat aku tidak berpikir aneh-aneh..."
"Jika kamu ingin konseling, tanteku bisa membantu kamu" ucap Taylor. "Dia adalah konselor remaja yang seperti kamu Shaun, membantu kalian menemukan the right path ( jalan yang benar ). Tidak hanya macam kamu tapi juga yang mengalami banyak problematika khas remaja macam kita ini."
"Semakin canggih teknologi, maka semakin tidak ada privacy dan semakin banyak perilaku merusak muncul di internet. Untung aku bukan tipe social media junkie" senyum Rania.
"Kenapa Rania? Bukankah teen suka hal-hal sosial media?" tanya Shaun.
"Not me. Aku tidak suka kehidupan dunia Maya yang tidak jelas orang-orangnya. Aku lebih suka bersosialisasi dengan kalian, yang real, yang berwujud bukan tipe-tipe pedofil memasang wajah tampan seseorang lalu mencoba menipu gadis-gadis remaja. Kamu tahu, Oom aku yang di FBI baru saja membongkar kejahatan cyber yang menimpa remaja macam aku dan Taylor..." Rania menatap Shaun serius.
"Apakah kasus foto - foto yang disebarkan ke child p*rn*graphy? Yang ternyata pelaku nya berada di Budapest Hungaria tapi menipu remaja di Ameria karena wajahnya tampan?" tanya Taylor.
"Yup ! That's why jangan pernah percaya 100% dengan apapun di internet !"
Shaun menggelengkan kepalanya. "Susah kalau keluarganya dikenal dekat dengan hukum."
"Hei, justru itu yang benar idiot !" gerutu Rania.
"So, bagaimana dengan Jacqueline Rochester?" tanya Taylor.
"Ada apa dengannya? Aku tidak perduli !" sahut Rania sambil menyesap juice jeruknya.
"Kabarnya dia sudah mulai menjadi dirinya yang lama..." kekeh Taylor.
"Haaaiissshhh ! Dasar watak ya ! Kata tanteku, watuk itu bisa diobati tapi tidak dengan watak."
"Apa maksudnya Rania?" tanya Shaun.
"Kalian kan tahu ayahku bersuku Jawa Indonesia? Nah ada istilah di orang Jawa. Watak itu karakter seseorang, sedangkan watuk adalah batuk. Untuk menggambarkan betapa sulitnya mengubah sifat atau karakter, masyarakat Jawa sering mengatakan, "Nek Watuk ono tamba ne, ning, nek Watak, blas ora ono" ( Jika penyakit batuk, masih ada obat penawarnya, akan tetapi, bila sifat seseorang, akan sulit diubah). Itu semua merupakan way of life pada setiap diri kita masing-masing. Begitu lho..." jawab Rania.
"Banyak ya istilahnya?" celetuk Shaun.
"Banyak Shaun. Orang Jawa itu banyak hal yang dijadikan filosofi hidup apalagi kalau kamu membaca cerita perwayangan dan cerita khas Jawa, kamu akan tahu bagaimana kita menghadapi hidup ini dengan cara positif dan tidak mudah menyerah."
"Itulah kenapa aku suka berteman dengan Rania. Meskipun dia bule, tapi dia sangat menghargai budaya ayahnya. Kamu tahu aku kalau ke rumahnya, bisa berjam-jam membaca semua buku koleksinya membuat aku bisa melihat bagaimana bangsa lain dengan perspektif berbeda" senyum Taylor.
"Kalian masih muda tapi sudah berpikir seperti ini?" tanya Shaun yang setahun diatas kedua gadis itu.
"See... Tanpa sosial media, aku bisa tetap cerdas kan?" cengir Rania.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
istri darmayanty
dirinya Jacqueline yang lama apa y
2024-03-15
1
wonder mom
tanpa sosmed tu cerdas yg shat. g juliders blas
2023-06-09
1
ellyana imutz
top markotop bnyk ilmu yg kita ambil dr cerita ni ..
2023-05-21
1