**Apartemen Rania London Inggris
Biana mendengus saat mendengar dering ponselnya yang berbunyi tanpa henti. Rasanya dia baru tertidur sebentar usai ibadah subuh tapi sudah harus membuka matanya. Sedikit meraba-raba nakas untuk mengambil ponselnya, Biana menggeser tombol hijau ketika benda pipih itu sudah di tangannya.
"Kalau tidak ada kepentingan, jangan hubungi saya terutama kamu, Richard. Apa kurang jelas penjelasan saya !" gumam Biana sambil terpejam.
"Richard? Siapa itu?"
Biana membuka matanya. "Singa Gurun?"
"Sayang, dimana alamat apartemen sepupu kamu?"
"Memangnya kamu dimana?" balas Biana bingung.
"London. Mana lagi memangnya?" jawab Leonardo. "Aku sudah sampai Heathrow ini !"
Biana merasa ragu untuk memberikan alamat apartemen Rania tapi jika tidak diberikan, Leonardo pasti bakalan recokin dirinya. "Cari saja sendiri !"
"Astagaaa Biana ! Please ! Aku lelah dan ingin menikmati teh panas !"
"Siapa suruh datang ke London !"
"Aku datang demi kamu ! Gadis yang selalu lupa datang ke pertandingan Rodeo aku !"
"Sudah tahu aku tidak bakalan datang, kenapa masih ngejar aku sampai datang ke Daddy?"
"Karena aku cinta kamu, Bia !" teriak Leonardo membuat Biana terdiam. "Ehem... Alamatnya Rania, please."
Biana menyebutkan alamat Rania dan setelah mengucapkan terima kasih, Leonardo mematikan panggilannya. Gadis itu tercenung mendengar pernyataan Leonardo yang tanpa Tedeng aling - Aling mengatakan apa adanya.
Satu sisi Biana menilai Leonardo cukup jantan berani menghadapi ayahnya di Quantico , markas FBI tempat Pedro bekerja. Dasar Singa Gurun! Nekad ! Biana pun bangun dan menuju kamar mandi untuk membuat dirinya menjadi segar dan bisa menghadapi Leonardo Rossi.
***
Rania melongo melihat ada seorang pria yang biasanya hanya dia lihat di layar ponsel atau MacBook Biana, sekarang benar-benar ada di apartemennya.
"Halo Rania. Sorry, kedatangan aku agak mendadak tapi aku memang sudah ingin bertemu dengan Biana" salam Leonardo Rossi sembari mengulurkan tangannya ke Rania.
"Selamat datang di London" jawab Rania sambil bersalaman dengan Leonardo. "Bia, kita pesan makanan saja ya?"
"Iya." Biana menatap Leonardo dengan tatapan tajam. "So, bagaimana bertemu dengan Daddy?"
"Bia, ayahmu tidak serius kan mau menembak aku kemarin?" Leonardo menatap Biana serius.
"Mana aku tahu isi otak profiler, Leo. Duduk. Aku buatkan teh." Biana pun menuju dapur untuk menyiapkan teh chamomile yang memang cocok untuk relaksasi.
"Aku sudah pesankan bento dan sushi Bia. Sudah aku bayar juga" ucap Rania sambil berjalan ke dapur. Suara ponsel Rania berdering membuat gadis itu mengangkatnya. "Yes Darling?"
Leonardo menaikkan sebelah alisnya. Darling? Rania sudah punya pacar?
"Kamu dimana? Oke aku ambil jaket sebentar. Lima menit aku turun!" Rania mematikan panggilan telepon dari Alex Darling.
"Ada apa?" tanya Biana sambil membawa poci teh dan dua cangkirnya ke ruang tengah.
"Ada kasus dekat sini dan Darling minta aku membantunya mengobati korban, seorang anak kecil. Dia terlalu histeris dan Darling tidak mau menggunakan penenang untuk anak sekecil itu." Rania mengambil jaket dan tas dokternya. "Kalian selesaikan masalah kalian !" Calon Dokter bedah itu bergegas keluar apartemennya.
"Darling? Apakah pacar Rania bernama Darling?" tanya Leonardo.
"Bukan, namanya Alex Darling, super intendant Scotland Yard" jawab Biana sambil meletakkan nampan diatas meja. "Nama belakangnya memang Darling jadi sering membuat orang salah sangka."
Leonardo mengangguk.
***
TKP Kejahatan hanya berbeda beberapa blok dari apartemen Rania
Alex Darling datang bersama Rania yang tadi dia jemput di gedung Apartemen nya dan kini dokter cantik itu menghampiri seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahun tampak menangis tanpa henti.
"Apakah dia satu-satunya saksi?" tanya Rania.
"Yes, Rania." Alex menatap Rania. "Bisa bantu kan?"
"Insyaallah..." jawab Rania yang segera menghampiri gadis cilik yang berada di dalam mobil ambulans. Melihatnya menangis kejer tanpa henti, Rania bisa menilai bahwa dia mengalami trauma berat.
"Maaf, officer, coba saya tenangkan" senyum Rania ke petugas polisi wanita itu.
"Silahkan Dokter Bianchi. Saya sampai bingung harus bagaimana. Kasihan bajunya penuh dengan darah tadi dan ini sudah digantikan oleh petugas EMT."
Rania mengangguk dan berlutut di hadapan gadis cilik itu. "Halo cantik, siapa namamu? Aku Rania... Aku membawakan banyak coklat... atau permen? Atau Jelly?" Rania membuka tas dokternya dan mengeluarkan sebuah tas serut di dalamnya lalu membukanya. Gadis itu mengeluarkan semua makanan yang ada di sana. "Lihat, kantongnya bergambar Doraemon dan isi kantongnya banyak makanan."
Rania memang penggemar karakter kucing biru itu dan banyak koleksi pernak pernik kucing sahabat Nobita itu. Gadis cilik itu mulai tertarik dengan berbagai macam coklat dan permen.
"Mau yang mana?" tawar Rania.
"Co...klat. With cashew... " Gadis cilik itu menatap Rania dengan sedikit sesenggukan.
"Oke. Kita buka ya?" tawar Rania. Gadis cilik itu pun mengangguk.
Alex Darling yang melihat gadis cilik itu sudah tenang, mulai menyelidiki TKP tempat terjadinya kasus pembunuhan.
***
Apartemen Rania.
Biana Pascal
Leonardo menatap gadis cantik yang dengan cueknya menyesap es kopi nya sambil menaikkan kakinya diatas kursi makan. Mereka berdua baru saja menyelesaikan makan siangnya tanpa Rania karena gadis itu mengirimkan pesan harus menyelesaikan pemeriksaan saksi kasus pembunuhan.
"Sekarang Leo, kamu mau berapa hari disini?" tanya Biana cuek.
"Kamu benar pindah ke London?" Leonardo balik bertanya.
"Aku tidak pindah ke London, hanya sementara di Oxford gara-gara Harvard kurang kerjaan kirim aku kemari."
"Tapi ayahmu..."
"Well, pindah ke London tidak buruk juga..." gumam Biana dengan wajah usil.
"Bianaaa... Tega kamu membuat aku merana..."
"Dengar singa gurun, aku dan kamu itu tidak cocok satu sama lain soalnya aku di Cambridge dan kamu di Texas. Kita tidak akan bakalan..."
"Kita itu cocok Biana" eyel Leonardo.
"Cocok dari sisi apanya? Kamu country boy, cowboy, terbiasa hidup keras sedangkan aku city girl, hidup di kota, dosen, tidak terbiasa kerja bakti mengurus ternak. Kita tidak cocok Leonardo." Mata abu-abu Biana menatap serius ke Leonardo.
"Kalau belum dicoba kan belum tahu."
"Leonardo, memangnya apaan dicoba?" Biana menatap Leonardo kesal.
Pria jangkung itu berdiri dan berlutut di depan Biana. "Apakah kamu yakin kita tidak cocok Bia? Kita itu sangat cocok Bia."
"Kamu beritahu aku dari mana cocoknya?" Biana merasakan jantungnya berdegup kencang saat melihat bagaimana mata biru itu memandang nya penuh cinta.
"Coba ... Kalau aku cium punggung tanganmu, bagaimana?" Leonardo mengambil tangan Biana dan mencium punggung tangan nya. "Princess Biana, apa yang kamu rasakan?"
"Aku merinding. Apa ada setan lewat?" jawab Biana asal membuat Leonardo melongo.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
ellyana imutz
setan lewat cln imam e Biana ...wes modal percaya diri tingkat planet pluto plus bonek ..d jamin mulus dhalan e...
2023-06-17
2
M
dialok terakhir bikin ketawa.😃😃
2023-06-17
1
wonder mom
syaitonnya didepanmu , Bia..jgn dibejek2 lho
2023-06-17
1