NovelToon NovelToon

The Cowboy Who Loves Me

Rania Samira Bianchi Prasetyo

Sebuah Public High School di Manhattan New York

Rania menatap gedung High School nya. Yup, tahun ini Rania resmi masuk High School di usianya yang ke 14 tahun. Bagi Rania, masuk High School di usia muda sudah bukan hal yang aneh di keluarganya.

Rania pun masuk ke dalam gedung sekolahnya, memulai hari menjadi anak SMA. Meskipun dia masih muda, tapi tubuhnya termasuk tinggi untuk seusianya. Rambutnya yang panjang bewarna coklat, mata coklat tajam yang menunjukkan bahwa dia cerdas serta tampak blasteran, membuatnya memiliki paras yang berbeda.

Rania Samira Bianchi Prasetyo, nama lengkap gadis ABG itu. Yup, Rania adalah putri dari Blaze Bianchi dan Samuel Prasetyo, cucu dari Joey Bianchi dan Georgina O'Grady. ( Baca The Bianchis ). Jika kalian mengira bahwa Rania akan berbeda dari sang ibu yang bar-bar, anda salah ! Rania mewarisi sifat bar-bar sang ibu, slengean opanya dan kecerdasan ayahnya.

Rania memiliki seorang adik laki-laki bernama Rasendriya yang beda usia kurang dari dua tahun. Rania di usianya ke 12 tahun menyalahkan ibunya yang terlalu heboh bikin adik jadi kesundul dan mengalami kurang ASI membuat Blaze naik pitam mendengar argumentasi putri sulungnya.

Rania merasa semua gizi untuknya diambil oleh Rase karena sekarang tinggi sang adik, sama dengan tingginya yang 165. Dan keributan antara Blaze dan Rania harus dipisahkan oleh Samuel, sang ayah yang pusing dengan keributan keduanya.

Sekarang Rania sudah bisa menerima kalau dirinya harus pasrah kesalip dengan adiknya. Masa aku harus sunat juga biar tambah tinggi? Tunggu, kalau cewek, apanya yang disunat? Apa ngaruh ya macam cowok?

Memiliki kedua orang tua dokter bedah ditambah Opanya pun sama, membuat Rania sudah terbiasa dari kecil mempelajari anatomi manusia bahkan dia dengan santainya membedah kodok saat SMP di pelajaran biologi. Rania memang bercita-cita ingin menjadi dokter bedah seperti keluarganya.

Dan kini, Rania bertekad menyelesaikan SMA secepatnya dan segera kuliah kedokteran. Gadis itu menolak untuk masuk Harvard Medical School karena sudah terlalu banyak Bianchi disana. Tentu saja Opanya sebagai guru besar di Harvard bingung karena cucunya ogah masuk almamater kedua orangtuanya.

"Rania mau kuliah di luar New York pokoknya Opa!" ucap Rania saat makan malam di kediaman Joey Bianchi.

"Yakin nggak mau Harvard?" bujuk Joey.

"Nope. Bosan lihat opa, mommy dan daddy. Nggak ada kemajuan..." jawabnya cuek membuat kedua orangtuanya mendelik.

Joey terbahak mendengar alasan cucunya yang 11-12 dengan ibunya yang suka seenaknya sendiri.

"Rania !"

Sebuah suara membuat lamunannya buyar. Rania menoleh dan tampak sahabatnya dari SMP, Taylor Hicks menghampiri nya. Gadis remaja dengan rambut pirang ikal itu adalah salah satu sahabatnya yang masuk ke SMA ini.

"Hai Tay-Tay. Kita satu kelas?" tanya Rania.

"Yup. Satu kelas dan kenapa jadwal pagi ini matematika sih?" gerutu Taylor sambil membuka lemari lockernya yang bersebelahan dengan lemari locker milik Rania.

"Sebab kalau siang, aku bakalan tidur" kekeh Rania sambil menutup pintu lockernya dan hanya membawa MacBooknya dan beberapa buku.

"Ah, kamu tidur saja juga nilainya selalu bagus. Beda sama aku" gerutu Taylor.

"Yah anggap saja aku mendapatkan contekan dalam mimpi...."

BUGH !

Bahu Rania bertubrukan dengan bahu seseorang. Rania pun berbalik dan membentak orang yang menabraknya. "Watch it pal ( Lihat-lihat chuy )!"

"Hei, kamu yang menabrak aku, honey" balas pria bertubuh besar seperti atlet itu sambil tertawa. Di belakangnya ada beberapa orang yang mengikutinya dan Rania bisa melihat mereka satu tim American Football di SMA nya.

"Lorong selebar ini bagaimana bisa main tabrak? Mata kamu kemana?" balas Rania mengacuhkan panggilan 'Honey'.

"Dengar freshman, kamu tidak usah sok galak. Apa kamu tidak tahu siapa aku?" Pria bermata biru itu menatap tajam ke Rania yang tidak ada takut-takutnya.

"Shoul i know you ( apa aku harus tahu siapa kamu )? Kamu tampaknya mirip dengan seorang penjahat kela*min" balas Rania cuek.

Suara riuh di lorong itu terdengar saat Rania mengucapkan kalimat itu.

Mata biru pria itu berkilat marah dan merasa anak baru ini mencari gara-gara dengannya. "Jangan sembarangan kalau bicara!" desisnya.

"Apakah kata-kata aku benar? Sebab dari gaya mu, tampak kalau kamu seorang playboy" senyum Rania sinis.

"Kamuuu !!!"

"Chris ! Stop !" suara seorang guru membuat orang-orang yang berkerumun itu mulai membubarkan diri.

Rania akhirnya tahu pria yang berada di hadapannya bernama Chris. Nama belakangnya siapa? Biar aku cari tahu. Punya aib, akan aku sebarkan.

"Kamu itu ! Sudah ! Masuk kelas semua ! Kamu young lady, siapa namamu?" tanya seorang guru ke Rania.

"Rania Bianchi" jawab Rania santai membuat beberapa orang disana tertegun.

"Apakah kamu putri dokter Blaze Bianchi?" tanya guru itu.

"That's right ( benar ), dia ibu saya."

Guru itu hanya mengangguk. "Sudah kalian masuk kelas!" ucap guru itu bertepatan dengan bel tanda masuk berbunyi.

"Kenapa kamu memakai nama belakang mommymu?" tanya Taylor.

"Nama Bianchi lebih beken dari Prasetyo" cengir Rania sambil menggamit lengan Taylor.

Pria bermata biru yang tadi bertubrukan dengan Rania, hanya tersenyum smirk. Rania Bianchi ya. Aku tandai kau!

***

Acara makan siang di cafetaria High School adalah sesuatu yang menjadi momok tersendiri bagi sebagaian murid - murid. Rania dan Taylor mengambil jatah makan siang mereka dan menuju meja kosong. Keduanya makan dengan santai ketika rombongan cewek-cewek senior mendekati Rania.

Wajah Rania tampak cuek sedangkan Taylor hanya menghela nafas panjang menunggu jika sesuatu terjadi.

"Jadi kamu cewek gatel yang sudah menubruk kekasih ku dan menuduhnya penjahat kela*min?" ucap cewek yang wajahnya mirip pemain di film Mean Girls.

"Oh dia itu pacarmu? Ternyata nggak laki nggak perempuan beraninya rombongan ya?" senyum Rania santai sambil melihat para pengikut cewek yang mengenakan barang - barang branded di tubuhnya. "Kalian mau saja jadi bebek followers cewek ini ! Macam tidak ada pendirian saja kalian !"

"Heh kamu ! Jaga mulut kamu ! Anak baru banyak tingkah ! Apa kamu tidak tahu kalau daddyku salah satu donatur sekolah ini !"

"Lha bawa-bawa Daddy? Penting gitu?" balas Rania sambil minum susu kotaknya yang langsung ditepis cewek itu. Tentu saja susu nya tumpah hingga mengenai wajah Rania.

Rania hany mengerucutkan bibirnya dan tersenyum sinis. "Macam anak TK kamu, dikit-dikit bawa Daddy. Yakin kalau Daddy mu tidak ada, pengikut mu pun akan meninggalkan kamu. Kan yang dilihat uangmu bukan kamunya !" ucap Rania pedas.

Cewek itu mencengkram leher Rania dan mendorong nya hingga menempel tembok. Rania sedikit tersengal dengan cengkraman seperti itu dan tidak sedikit orang yang merekam kejadian tersebut.

"Jangan pernah melawanku !"

"Atau ... apa?'" tantang Rania.

"Akan aku buat hidupmu macam neraka!"

Rania tersenyum smirk. "Akan aku buat kamu melihat apa itu neraka!"

Rania meninju perut cewek itu dengan dengkulnya membuat cewek itu terbatuk dan cengkeraman nya terlepas lalu saat cewek itu mendongak, Rania memberikan tinju nya di wajah nya. Tidak berhenti disitu, Rania mencengkram baju cewek itu dan membantingnya diatas meja makan.

"Welcome to hell !" seringai Rania ke wajah cewek yang terkapar itu.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Kok Ya Gak Kapok Sih !

Cafetaria High School

Rania membenarkan bajunya dan mengibaskan rambutnya yang panjang lalu berjalan menuju mejanya dan mengambil tasnya. Taylor hanya bisa memegang pelipisnya sebab dia sangat tahu sahabatnya itu karena Rania akan membalas 10x lipat dari apa yang diterima dia.

Kerumunan itu masih melihat cewek yang masih tidak bisa bernafas dengan benar karena saking shock nya dan Rania hanya berdehem lalu kerumunan itu pun bubar. Rania menoleh ke arah Taylor.

"Tay-Tay, memang kamu tahu siapa cewek etalase berjalan itu?" tanya Rania.

"Aku sudah cari di daftar murid. Dan kamu tidak akan percaya, musuh abadi keluarga mu!" gelak Taylor.

"Who?"

"Namanya Jacqueline Rochester..."

Rania menghentikan langkahnya. "Rochester lagi? Haaaiissshhh! Nggak kapok-kapok sih bikin ulah !"

"Alamat kamu dipanggil kepala sekolah deh!" Taylor menatap sahabatnya.

"Gampang!" Rania mengambil ponselnya. "Halo? Tante Nadya?"

Taylor hanya menghela nafas panjang. Bubar deh kalau sudah bawa keluarga Blair.

***

Chris Armstrong hanya bisa melongo melihat Rania membanting pacarnya Jacqueline Rochester dengan entengnya. Pria bermata biru itu mengira bahwa Rania akan menangis dan meminta ampun ke Jackie tapi dia salah ! Rania bukanlah gadis yang bisa diintimidasi dengan mudah !

Aku lupa ! Dia berdarah Bianchi, keluarga mafia itu! Chris tersenyum smirk. Jackie salah cari lawan !

"Chris ! Kamu nggak bantu Jackie?" tanya salah seorang temannya.

"Dayang-dayangnya banyak ! Yuk kita ke lapangan !" Chris pun dengan cueknya berjalan keluar cafetaria tanpa menoleh ke Jacqueline karena merasa tidak pacaran dengan gadis itu. Jacqueline lah yang menempel pada dirinya dan mengklaim sebagai kekasihnya.

Para pengikut Jacqueline hanya bisa melongo melihat Chris dengan cueknya pergi ngeloyor tanpa menoleh sedikit pun ke arah mereka.

"Kita bantu bawa ke ruang kesehatan. Tampaknya dia luka di bagian punggung" ucap salah satu pengikutnya. "Bantuin dong !"

"Kami kan rakyat jelata, tidak pantas menyentuh tuan putri jadi, urus saja sendiri !" ucap salah satu murid disana yang kemudian pergi meninggalkan Jacqueline dan pengikutnya.

Selama ini memang Jacqueline Rochester selalu semena-mena kepada orang-orang yang dianggapnya low class. Merasa sebagai bagian keluarga Rochester yang terkenal memiliki hubungan dengan Kennedy, membuatnya pongah.

Dan hari ini melinat freshman menghajar Jacqueline tanpa tanggung - tanggung, membuat mereka merasa bahwa tahun ini akan berbeda. Apalagi gadis tadi tampaknya menguasai ilmu bela diri yang lumayan tinggi.

Tampaknya Jackie salah cari musuh !

***

"HAAATSSSYYIIINNGGGG!" Rania bersin dengan keras di kelas Sejarah akibat membaca buku tentang perang dunia yang cukup berdebu.

"Miss Bianchi ! Seriously!" tegur guru Sejarah nya.

"I'm sorry Miss Bunn. Bukunya berdebu" cengir Rania membuat semua teman sekelasnya tertawa.

"Berikan alasan kenapa Adolf Hit*** memulai perang dunia kedua!" perintah Miss Bunn.

"Versi resmi atau versi gelap, Miss?" tanya Rania.

"Apa maksudmu versi gelap?" tanya Miss Bunn.

"AH itu macam Anakin Skywalker. Dia tidak tahu kalau ayahnya adalah seorang Jedi. Yang dia tahu ibunya diper*kosa oleh orang jedi jadi dia benci dengan ras ayahnya dan dia tidak mau mengakui. So, pada saat Emperor menjadi di pihaknya, AH mulai menghabisi para Jedi jadilah attack of the clone" ucap Rania dengan wajah yakin.

Miss Bunn hanya melongo. "Astagaaaa ! Kamu itu kenapa mencampur adukkan Sejarah dengan Star Trek?"

"Star Wars. Star Trek itu beda lagi..."

"I know miss Bianchi !"

Rania hanya tersenyum sedangkan teman sekelasnya tertawa cekikikan melihat gaya gadis itu.

"Panggilan kepada freshman Rania Bianchi, diharapkan datang ke ruang kepala sekolah."

Suara pengumuman dari speaker di kelas membuat Rania mendengus sebal. "Here we go again ( mulai lagi deh )!" gerutunya.

"Good luck Rania !" ucap teman-teman sekelasnya. Rania pun berjalan ke depan kelas lalu menunduk seperti seorang balerina membuat semua terbahak termasuk Miss Bunn guru sejarah yang tahu insiden di cafetaria.

"Doakan saya kembali dengan selamat guys..." pamit Rania dramatis.

"NOOOOTTT !!!" seru teman-temannya.

"Brengseeekkk kalian !" Rania pun keluar kelas sedangkan suara gelak tawa terdengar disana.

***

Ruang Kepala Sekolah

Rania mengetuk pintu ruang kepala sekolah dan masuk usai dipersilahkan masuk. Mata coklatnya melihat ada seorang wanita dengan baju rancangan Gucci menatap judes ke dirinya.

Pasti emaknya si guci keramat! - batin Rania.

"Miss Bianchi, silahkan duduk" pinta kepala sekolah.

Rania pun duduk dengan anggun lalu menatap kepala sekolah.

"Miss Bianchi, apakah benar anda menendang, meninju dan membanting Miss Jacqueline Rochester? Ini adalah Melinda Rochester, ibu dari Miss Jacqueline Rochester."

"Oh namanya Jacqueline Rochester..." gumam Rania cuek. "Iya betul. Saya melakukan semua itu."

"Kenapa kamu berani melakukan itu pada anak saya?" bentak Mrs. Rochester.

"Karena putri ibu yang bagaikan etalase berjalan itu mencekik leher saya terlebih dahulu !" Rania menunjukkan memar di lehernya yang terdapat bekas cekikkan tangan. "Oh saya sudah minta visum et repertum soal cekikan ini. Beruntung saya punya Opa Komisaris NYPD."

Mrs Rochester terkejut. "Chief NYPD ?"

"Yup. Anda pasti mendengar Chris Bradford kan? Komisaris NYPD sekarang?" senyum Rania manis. "Maaf Mrs Rochester, jika anda hendak menuntut saya, tidak bisa karena putri anda yang menyerang saya terlebih dahulu. Semua orang sekarang merekam melalui ponselnya, CCTV cafetaria juga ada."

Kepala sekolah itu pun menyalakan televisi layar lebar di ruangannya dan menyetel rekaman CCTV di cafetaria saat insiden itu terjadi. Tampak Jacqueline menghampiri Rania yang sedang makan dan gadis itu menyentak kotak susu yang sedang dipegang Rania hingga tumpah.

Entah apa yang diucapkan Rania tapi setelahnya Jacqueline mencengkram leher Rania hingga menempel tembok. Tampak Rania kesulitan bernafas namun setelahnya Rania menyerang balik dengan menendang dengan lututnya hingga Jacqueline terhuyung lalu Rania meninju wajah gadis itu dan terakhir membanting nya.

Melinda Rochester menatap tidak percaya jika putrinya bisa dihajar sedemikian rupa. Namun dia menolak jika putrinya bersalah dan tetap menuding Rania lah sebagai provokator hingga Jacqueline lepas control.

Rania hanya tertawa sinis mendengar argumentasi Ibu Jacqueline itu. "Tidak heran jika anaknya imbecile sebab orang tuanya terlalu memanjakan" celetuk Rania.

Melinda Rochester menoleh ke arah Rania yang menghina putrinya dan hendak memukul nya dengan tas clutch Gucci miliknya bertepatan dengan Blaze Bianchi Prasetyo masuk ke ruang kepala sekolah.

"Jangan pernah menyentuh putriku !" ucap Blaze Bianchi. "Atau silikonmu pecah lagi dan aku menolak melakukan operasi high risk !"

Melinda Rochester melongo melihat siapa yang datang dan wajahnya memucat karena tahu Blaze Bianchi lah yang mengoperasi dirinya saat nyawanya nyaris melayang akibat silikon di dalam dadanya pecah.

Blaze menghampiri Rania dan melihat kondisi leher putrinya. "Sudah kamu hajar?"

"Sudah!" jawab Rania bangga.

"Good!"

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Binti Yang Kurang Beken

Ruang Kepala Sekolah

Blaze melihat hasil rekaman CCTV ditambah dengan upload banyak orang ke akun sosial media yang memperlihatkan bahwa Rania membela dirinya setelah dicengkeram dan dicekik Jacqueline hingga terbangun dari kursinya sampai didorong menempel tembok cafetaria.

"Wow, anakmu kuat juga ya. Sayang, masih kuat anakku" ejek Blaze ke Melinda Rochester. "Bagaimana Rania? Secara ini baru hari pertama masuk sekolah... " Wanita berwajah judes itu melirik ke arah Rania. "Dan sudah membuat orang terkapar."

Rania hanya melengos sambil memperhatikan kuku jarinya.

Blaze menggelengkan kepalanya melihat putrinya bar-bar macam dirinya. Apel memang jatuh kagak ke halaman tetangga!

"Karena Miss Rochester yang memulai terlebih dahulu tapi Miss Bianchi juga membuatnya terkapar, jadi masing-masing kena hukuman membersihkan laboratorium biologi dan kimia. Miss Bianchi di lab biologi dan Miss Rochester di lab kimia..."

"Saya lebih suka jika anak saya diskors. Biar dia bisa beristirahat di rumah!" potong Melinda Rochester.

Kepala sekolah menatap wanita itu. "Baik, miss Rochester diskors dua Minggu tapi tetap sekolah online !"

Melinda mengangguk. Setidaknya lebih baik daripada menjadi tukang bersih-bersih.

"Miss Bianchi. Anda tidak masalah membersihkan laboratorium biologi?" Kepala sekolah itu menoleh ke arah Rania.

"Tidak masalah. Berapa lama? Seminggu? Usai pulang sekolah? Deal !" senyum Rania.

***

"Memang apa masalahnya membuat kamu sampai harus smack down hari pertama?" Blaze menatap tajam ke arah putrinya usai bertemu dengan kepala sekolah. Keduanya sekarang berada di ruang bimbingan konseling sedangkan sang guru bimbingan konseling sedang mengurus jadwal bersih-bersih Rania.

Rania menceritakan semuanya dan membuat Blaze menggelengkan kepalanya. "Memang kamu anaknya mommy, hajar dulu mikir belakangan!"

"Well, aku nyaris tidak bisa bernafas mom. Dia mencekik aku sangat kuat dan aku rasa banyak korban sebelumnya tapi tidak berani melawan karena ayahnya seorang Rochester."

"Haaahh ! Dari jamannya almarhum Opa Ezra sampai Tante Alea, kok ya nggak kapok-kapok sih !" omel Blaze.

"Kasus Opa Chris yang hampir tewas itu kah mommy?"

"Yup. Belum gegeran dengan Oom Rajendra gara-gara bahan makanan eksotis" kekeh Blaze.

"Haaaaahhh yang sampai dibilang opa Ezra pansos ke Opa Jendra?" seringai Rania.

"Yup. Mommy rasa, kamu bakalan aman disini. Orang-orang tidak berani sama kamu lah. Ngomong-ngomong, kenapa kepala sekolah memanggil mu Miss Bianchi? Kenapa tidak memanggil Miss Prasetyo?"

"Mom, nama belakang Daddy kurang beken dibanding kan nama Bianchi" jawab Rania cuek.

Blaze melongo. "Raniaaaaa kamu itu pakai binti Prasetyo tahuuu !" Putri Joey Bianchi itu lalu mencubit kedua pipi putrinya.

"Addduuuhhh... sakit mommy ! Lha nama Bianchi lebih terkenaaalll... Aaawwww !" rengek Rania setelah Blaze mencubitnya lebih keras.

"Daddy mu kalau tahu, bisa ngamuk !" Blaze melepaskan cubitannya.

"Ngomong-ngomong, mommy tahu dari siapa aku dicekik?" tanya Rania sambil mengusap-usap kedua pipinya yang memerah.

"Tantemu, Nadya. Bukankah kamu menelponnya sebagai permintaan visum leher mu?" tanya Blaze.

"Ooohh..."

***

Rania kembali masuk ke dalam kelas untuk mengambil tasnya dan melanjutkan kelas selanjutnya. Kali ini adalah kelas biologi, kelas favoritnya. Dan kali ini dia satu kelas dengan Taylor setelah tadi saat pelajaran sejarah, sahabatnya memilih mengambil kelas bahasa Spanyol.

"Bagaimana?" tanya Taylor yang sudah biasa melihat sahabatnya keluar masuk ruang kepala sekolah waktu SMP karena berkelahi.

"Dihukum lah !"

"Hukuman apa? Skorsing?"

"No Tay-Tay. Aku dihukum suruh membersihkan laboratorium ini." Rania melihat laboratorium biologi yang cukup luas dan hanya menghela nafas panjang. "Pekerjaanku banyak..."

"Laboratorium nya lebih tidak terstruktur dibandingkan laboratorium jaman kita junior high school ya Ran" ucap Taylor. "Tenang Rania, aku bantu kamu nanti asal pulangnya diantar pengawal mu yang ganteng itu."

Rania mengambil tempat duduk di kursi bersebelahan dengan Taylor. "Dicky? Kamu naksir Dicky?"

"Dia tampan lho...."

"Dia robot ! Hanya bisa beberapa patah kata. 'Baik nona Prasetyo', 'Tidak boleh nona Prasetyo', 'Saya tidak mengijinkan anda melakukan itu nona Prasetyo'. Bukankah itu robot? Semacam AI ( Artificial Intelligence ) dalam casing cowok Irlandia !" sungut Rania.

Dicky O'Toole adalah pengawal Rania dari SMP dan berdarah Irlandia. Joey merekrutnya atas rekomendasi dari keponakan Georgina O'Grady, Shane O'Grady. Dicky berusia 22 tahun, tampan khas Irlandia dengan rambut hitam bermata biru, mengingatkan Rania atas aktor lawas Pierce Brosnan yang sempat menjadi tokoh James Bond.

Dicky adalah anggota keamanan milik O'Grady yang berbasis di Dublin Irlandia dan sebelum nya mengawal putra Shane O'Grady, buah pernikahan nya dengan Apsarini Neville. ( Baca My Bodyguard is My Boyfriend dan Gemini and Gemintang Love Stories dijelaskan siapa Apsarini yang juga sepupu Jayde Neville Abisatya. )

"Tapi dia memang tampan Rania. Biasanya cowok kaku dan dingin itu menghanyutkan.... Aduuuuhhhh!" Taylor memegang jidatnya yang kena keplak Rania.

"Dia adult kamu minor ! Kalian bisa ditangkap polisi, Dicky bisa ditangkap polisi karena tergoda anak minor dan dianggap sebagai pedofil !" hardik Rania kesal.

"Menyicil love love dulu ke Dicky. Nanti aku usia 18 tahun, baru deh..." kerling Taylor genit membuat Rania memegang pelipisnya.

"Ya Allah..."

Ruang laboratorium biologi yang tadinya ramai dengan siswa yang asyik mengobrol langsung hening ketika guru biologi itu masuk.

"Selamat siang semuanya freshman ! Kita mulai acara belajar siang ini."

***

Sore Usai Pulang Sekolah

Rania membersihkan laboratorium biologi dengan teliti dan dibantu oleh Taylor sedangkan Dicky menunggu di depan pintu.

"Tuh dia cakep banget." Taylor menoleh ke arah Dicky. "Haaaii Dicky. Tunggu sebentar ya... Kami akan segera selesai" ucapnya genit namun Dicky hanya memasang wajah datar macam penjaga istana Buckingham yang tanpa ekspresi.

"Nah kan aku sudah bilang, dia robot !" sahut Rania sambil meletakkan botol-botol Reagen yang sudah dibersihkan untuk digunakan pelajaran selanjutnya.

"Eh tapi menggemaskan ! Membuat jiwa penasaran aku meronta-ronta" kerling Taylor.

"Ampun deh kamu tuh!" Rania memeriksa semua barang-barang di laboratorium dan setelah dirasa beres, dia keluar bersama dengan Taylor. Rania tidak lupa mengunci pintu laboratorium.

"Aku ke ruang penjaga sekolah dulu untuk mengembalikan kunci laboratorium. Kalian tunggu saja di pintu keluar sekolah." Rania pun bergegas menuju ruang penjaga skolah.

Taylor tersenyum ke arah Dicky. "Jangan kaku-kaku... Hilang lho gantengnya."

Namun Dicky tetaplah Dicky yang macam robot.

Rania berjalan menuju ruang penjaga sekolah dan bertemu dengan pria berusia sekitar 40an berkulit hitam. Setelah mengembalikan kunci laboratorium, Rania pun bergegas menuju pintu keluar. Disaat hendak keluar gedung sekolahnya, dia bertemu dengan Chris di lorong sekolah.

"Rania Bianchi !" panggil Chris.

"Duh apes banget aku !" gerutu Rania manyun.

"Kita belum berkenalan dengan beradab. Chris Armstrong" senyum pria bermata biru itu sambil mengulurkan tangannya.

"Miss America" balas Rania cuek. ( Macam Opa kamu aja neng ).

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!