Baltimore, Maryland di sebuah Dojo
Sadawira memarkirkan mobilnya dengan sedikit tergesa-gesa karena mendengar keponakannya berkelahi. Permasalahannya adalah, Biana Pascal terpaksa dititipkan kepadanya karena Pedro Pascal harus menangani kasus di Oklahoma sedangkan Nadira McCloud ada seminar di Princeton.
Sadawira yang sudah menikah dengan Chisato, akhirnya bekerja sebagai dokter forensik di FBI dan dikenal sebagai dokter vampir saking dinginnya. Sadawira dan Chisato dikaruniai anak laki-laki bernama Naradipta yang biasa dipanggil Dipta berusia tiga tahun.
Dokter forensik itu pun masuk ke dalam Dojo tempat keponakannya latihan judo. Sesampainya disana, Sadawira memegang pelipisnya melihat tiga anak laki - laki sebaya dengan keponakannya, tampak menangis dan sedang diobati oleh para pelatih.
"Boleh saya periksa?" tawar Sadawira.
"Silahkan dokter Yustiono. Saya harap tidak ada tulang yang patah" jawab pelatih itu.
Sadawira memilih memeriksa korban kebrutalan keponakannya daripada mendatangi ruang kepala Dojo.
"Tidak ada yang patah, hanya memar saja. Dikompres dan diberikan pain killer akan membaik" ucap Sadawira sambil mencoba menenangkan anak yang masih menangis kesakitan apalagi wajahnya mulai membiru.
Sadawira harus mengehela nafas panjang berulangkali sebelum mengetuk pintu kepala Dojo.
"Masuk..."
Sadawira pun membuka pintu dan melihat keponakannya juga tidak lebih baik. Rambut coklat tuanya berantakan dan bibirnya pecah tapi yang membuat pria dingin itu salut, Biana tidak menangis.
Ampun deh Gusti Nyuwun Ngapuro ...
Sadawira tersenyum ke arah Sensei Aoki yang tersenyum kearahnya.
"Kamu baik-baik saja Bia?" tanya Sadawira sambil memeriksa keponakannya.
"I'm fine Oom" jawab remaja 13 tahun tapi sudah duduk di bangku SMA. Tahun depan Biana sudah direkrut untuk masuk ke Harvard University jurusan matematika.
"Kok bisa berkelahi gimana?" tanya Sadawira bingung. "Bukannya harusnya penyisihan untuk pertandingan bulan depan ya?"
"Begini dokter Yustiono. Tadi memang latihan lalu penyisihan untuk pertandingan bulan depan tapi rupanya ketiga anak di depan sana tidak terima jika Biana menjadi pilihan utama untuk maju sebagai pejudo utama. Disaat sedang istirahat, Biana ditarik oleh salah satu dari mereka dan dikeroyok di samping Dojo..."
Wajah Sadawira mengeras dan tampak semakin dingin membuat Sensei Aoki agak terkejut melihatnya. "Lalu?"
"Salah satu sahabat Bia masuk ke ruangan saya dan kami bergegas menuju tempat kejadian dan ternyata ketiganya sudah terkapar oleh Biana."
"Kamu pakai jurus apa?" tanya Sadawira.
"Yang Oom Wira dan Tante Chisato ajarkan" jawab Biana polos.
Duh ! Pasti pakai krav maga deh ! - batin Sadawira karena diam-diam Biana belajar dari Chisato dan dirinya tanpa sepengetahuan Pedro dan Nadira.
"Apakah ada saksinya?" tanya Sadawira.
"Ada. Lidya, sahabat Biana berada disana menyaksikan kejadiannya."
"Direkam di ponsel?"
"Tidak, Dokter Yustiono. Tapi rekaman CCTV ada."
"Berikan copy nya biar nanti dianalisa menjadi barang bukti bahwa bukan Biana yang memulai" ucap Sadawira dingin.
"Tentu saja dokter Yustiono."
***
Sadawira berdebat dengan para orang tua yang anak-anaknya kena hajar Biana tapi melihat hasil CCTV, mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena posisinya Biana sedang berjalan bersama dengan dua sahabat nya Lidya dan Anna, hingga tiba-tiba ketiga orang itu menarik rambut panjang Biana lalu mendorongnya. Salah satu dari mereka meninju wajah Biana dan gadis remaja itu membalasnya dengan lebih brutal.
"Anak kalian banci ! Beraninya memukul anak perempuan ! Tapi habis itu menangis macam balita !" umpat Sadawira kesal. "Tatar anak kalian menjadi anak laki-laki yang gentleman! Bukan main keroyok macam monyet !"
Para orang tua tampak marah tapi mereka tidak bisa apa-apa karena Biana adalah putri chief FBI di Quantico dan Sadawira adalah dokter forensik FBI.
"Ayo Bia, kita pulang ! Jangan sampai Daddy mu tahu dan membongkar aib mereka!" Sadawira menggandeng tangan keponakannya keluar dari Dojo milik Aoki itu.
***
Di Dalam Mobil...
"Oom rasa kamu nggak bakalan bisa maju ke pertandingan bulan depan" ucap Sadawira.
"Karena aku berkelahi?"
"Yup. Bagaimana?"
"No problemo Oom... Oh Oom, jangan sampai mommy tahu ya...Bisa ngereog nanti..."
Suara ponsel Sadawira berbunyi dan pria itu memencet tombol bluetooth.
"Assalamualaikum mbak Nadira..."
"Wa'alaikum salam. Wiraaaa, Biana berkelahi?" pekik Nadira heboh.
"See Oom... Mommy bakalan ngereog!" Biana menatap Oomnya dengan muka sebal.
"Bianaaa... Honey! Kamu ngapain nak?" tanya Nadira.
"Membela harga diri mom. Mereka melecehkan aku ... Menarik rambut dan meninju aku kan termasuk melecehkan bukan?" jawab Biana.
"Lalu apa yang kamu lakukan?"
"Hajar balik lah !"
"Hasilnya?"
"Yang satu gigi tanggal, memar ulu hati...itu si Evan. Peter beda lagi. Masa depannya diragukan akan bisa berdiri..."
"Bianaaa...." pekik Nadira sedangkan Sadawira hanya bisa menatap jalan dengan wajah datar.
"Kalau Jeb, cukup uppercut pakai siku dan rahang retak plus ulu hati kena."
Sadawira menggelengkan kepalanya. "Oh my God."
"Nice job honey..." ucap Nadira.
Biana dan Sadawira saling berpandangan.
"Mommy bangga kamu bisa menjaga diri kamu sendiri. Dan jangan sampai Daddy mu tahu. Bisa dikejar itu tiga monyet!"
Sadawira terbahak. "Astaghfirullah mbaaaakkk... Ngomong-ngomong, mbak Dira tahu dari siapa?"
"Aoki mengabari aku karena dia tidak tahu aku berada di Princeton. Jadi aku bilang hubungi kamu, Wira."
"I see."
"Bia, mommy tidak keberatan kamu tidak jadi ikut pertandingan daripada kamu lebih brutal. Oke mommy harus kembali ke acara seminar. Jangan aneh-aneh. Manut sama Oom Wira dan Tante Chisato ya."
"Oke mommy."
"Wira, titip Biana ya?"
"Always."
Sadawira dan Biana saling berpamitan dengan Nadira.
"Kamu tahu Bia... Rania juga habis membanting orang."
"What? Hari ini bukannya hari pertama masuk sekolah di New York?" tanya Biana yang baru masuk Besok karena di Maryland masih ada libur nasional.
"Exactly... Nggak kamu nggak Rania... Oh my God ... "
Biana tertawa terbahak-bahak. "Dasar kembar beda ortu dan hari ulang tahun!"
"Benar-benar deh kalian itu..." Sadawira tertawa membayangkan bakalan pusing orang-orang yang berada di sekitar dua keponakan perempuan bar-barnya.
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
wonder mom
bar2 badas g p2. mendingan bgitu drpd dilecehkan dijadikan obyek.
2023-06-09
2
wonder mom
baguslah. bar2 badas g p2. drpd dilecehkan. dijadikan obyek. mendingan bgitu
2023-06-09
1
ellyana imutz
good Biana brutal krn membela diri itu wajib titisan oma aruna gitu lo...cicit ny oma rain opa elang jawa
2023-05-22
3