Ballroom Acara Prom Night...
Chris menghampiri Rania yang sedang berdansa dengan seorang temannya dan pasangan dansa gadis itu memilih menyingkir saat melihat kedatangan captain tim football itu.
Rania menatap Chris dengan tatapan datar sedangkan pria bermata biru itu tersenyum lalu menggenggam tangan Rania dan pinggangnya. Apalagi acara dansa nya sudah masuk lagu slow.
"Kamu kenapa tidak bersamaku terus, Ran?" bisik Chris di sisi telinga Rania.
"Lha ngapain harus sama kamu? Kita kan hanya... tepatnya aku terpaksa menjadi pasangan prom kamu." Rania tersenyum ke arah Chris.
"Bukankah kita tampak cute bersama?"
"We're not cute, Armstrong."
"Cute lah Rania sayang." Chris menatap Rania. "Kamu mengambil kuliah dimana? Ikut ke Dallas yuk."
"No, Armstrong. Aku mau ke London."
Chris terkejut. "London? Tidak bisakah kamu ambil kuliah di Harvard atau NYu atau universitas manapun di Amerika Serikat? Jauh sekali London ..."
"Sengaja ! Aku bosan di State."
Chris memicingkan matanya. "Kamu sengaja kan menjauhi diriku?"
Rania tersenyum manis. "Masa sih?"
"Raniaaaaa... Kenapa kamu tega sekali padaku? Aku kan jadi tidak bisa tenang kalau kamu tidak ada di New York atau pun State." Chris tampak memelas menatap Rania.
"Dengar Armstrong, kamu bukan siapa-siapa aku dan aku tidak ada kewajiban untuk tetap kuliah di State. So, terserah aku lah mau kuliah dimana juga. Masih bagus London, daripada ke Tokyo atau Jakarta..."
"Stop ! London saja. Jangan tempat lain. Setidaknya pesawat ke London juga banyak" gumam Chris yang mulai berpikir. Harus mencari pekerjaan tambahan buat biaya tiket Dallas London. Bagaimana pun, aku harus bertemu setiap tahun dengan Rania kalau dia sudah pindah ke London. Kecuali kalau dia pulang ke New York.
"Kamu kenapa Armstrong?" Rania melihat Chris tampak tercenung memikirkan sesuatu.
"Tidak apa-apa. Memikirkan sesuatu yang bisa dipikirkan."
Rania mengernyitkan alisnya. Kenapa lagi nih bocah?
***
Pemilihan King and Queen Prom Night akhirnya terpilih Chris Armstrong dan Lydia Knight, seorang cheerleader yang memang sangat populer.
Rania bertepuk tangan saat melihat keduanya mendapatkan mahkota sedangkan Chris menatapnya tanpa berkedip.
Harusnya kamu yang bersamaku ucap Chris dengan gerakan bibir.
Rania hanya tersenyum. No, aku bukan tipe yang pantas disana.
Chris memberikan muah dengan bibirnya ke Rania yang berlagak geli jijik membuat pria itu terbahak. Interaksi Chris yang masih diatas panggung dengan Rania di bawah, membuat semua orang bisa melihat kalau Chris naksir Rania.
Acara Prom pun berakhir dengan kerusuhan senior yang membawa minuman beralkohol dan ketahuan oleh para guru pengawas yang membawa mereka ke kantor polisi. Sekolah Rania termasuk ketat akan hal itu karena tidak mau murid-muridnya menyetir dalam keadaan mabuk ( DUI ).
***
Dicky mengantarkan Taylor pulang ke rumahnya karena Chris bersikeras untuk tetap mengantarkan Rania pulang ke penthouse Joey dan Georgina Bianchi sebagai bukti tanggung jawabnya.
Di dalam mobil, Chris dan Rania saling diam tanpa ada keinginan untuk berbicara tapi akhirnya pria berambut blonde itu tidak tahan.
"Kamu tahu, aku mendapatkan beasiswa penuh di Dallas University. Dan aku sangat bersyukur...atau beruntung, mendapatkan itu. Kamu tahu sendiri kan Ran, betapa sulitnya dapat beasiswa penuh hingga lulus kalau tidak ada surat rekomendasi dari orang berpengaruh."
"Good for you, Armstrong. Lagipula, nilai - nilai kamu kan juga bagus. Hasil SAT ( Scholastic Aptitude Test - semacam SNMPTN ). Jadi wajar kalau kamu mendapatkan beasiswa. Permainan kamu di Football High School bagus kan?" Rania menjawab sambil menatap pemandangan kota New York.
"Kamu tidak ikut bahagia aku mendapatkan beasiswa?" Chris menoleh ke arah Rania.
"Kan aku sudah bilang, good for you."
"Ran, tunggu aku ya."
"Tunggu apaan?" tanya Rania bingung.
"Kamu jangan pacaran sama orang lain. Karena kamu akan bersamaku..."
Rania melongo. "What? Whaaaatttt? Armstrong! Kamu tidak sedang mabok kan?"
"No. Aku sedang tidak mabuk, Rania."
"Armstrong, dengar. Aku baru 14 tahun, kamu mau 17 tahun. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Mengingat kamu hobinya tebar pesona, jadi buat apa aku menuggu kamu? Lagipula, Armstrong, kamu bukan pria tipe aku. So, jangan terlalu berhalu yang amat sangat sebab, kita tidak berjodoh."
Chris cemberut sambil mencengkram setirnya. Jangan kamu kira kita tidak berjodoh! Kita itu berjodoh Rania!
***
London, Tujuh Tahun kemudian... Royal Hospital
Rania mencengkram kerah leher seorang pria dengan wajah garang.
"Kamu kira dengan memukul pantat ku, aku akan menangis, kamu salah dude ! Aku akan menbantingmu !" Rania langsung membanting judo pria yang melecehkan saat dirinya berjalan di koridor rumah sakit.
Pria itu tampak meringis dan kesakitan serta shock mendapatkan ayunan hingga terbanting diatas lantai rumah sakit.
"Dasar pria tidak tahu diri ! Istrimu baru saja melahirkan, tapi kamu sudah melecehkan wanita lain ! Sungguh kasihan anakmu punya bapak tidak bermoral macam babi seperti kamu!" umpat Rania galak membuat dokter seniornya hanya bisa memegang pelipisnya.
"Dokter Bianchi, sudah... " Dokter Brandon Rios menarik tangan Rania karena tadi dia juga melihat bagaimana rekannya dilecehkan dan pria itu melecehkan wanita yang salah.
"Biar aku kebiri saja dok !" Rania sudah mengeluarkan scaple dari dompet berisi koleksi pisau bedahnya dari dalam saku snelinya.
Pria itu tampak memucat melihat Rania tampak bersungguh-sungguh hendak mengebiri dirinya di lorong rumah sakit.
"Makan itu !"
"Makanya dijaga perilaku kamu!"
Dan banyak umpatan yang rata-rata menyukuri hasil perbuatannya ke Rania.
"Jangan... jangan dokter... Saya minta maaf..." ucap pria itu ketakutan setelah dirinya berhasil duduk.
"Aku tandai kau ! Dengan face recognition dan data pasien yang aku punya, aku bisa tahu dimana rumah kamu ! Kamu melecehkan lagi, tidak hanya barangmu yang aku sembelih sendiri tapi juga tangan mu !" ancam Rania dengan seringai jahat.
"Dokter Bianchi!" tegur dokter Brandon Rios. "Sudah !" Pria berdarah latin itu menarik tangan Rania untuk meninggalkan pria yang habis dibanting Rania.
Setelah kedua dokter itu pergi, salah seorang pengantar pasien bertanya kepada seorang suster yang tersenyum melihat bagaimana pria itu tidak berkutik kena hajar dokter yang sedang mengambil spesialisasi bedah. Suster itu merasa senang karena pria itu juga nakal ke semua perawat disana.
"Maaf suster, siapa dokter cantik tapi kuat macam Wonder Woman itu?"
"Namanya Dokter Bianchi."
"Kami juga tahu namanya tadi saat disebut oleh dokter Rios. Tapi siapa dia sebenarnya?"
"Yang saya tahu, dia cucu dokter Joey Bianchi, guru besar Harvard University dan masih ada kekerabatan dengan keluarga Bianchi, keluarga Mafia dari Turin" jawab suster itu dengan tatapan mengejek ke arah pria yang pernah melecehkannya.
"Mafia? Anggota keluarga Mafia?" seru semua orang disana. Mereka langsung menyeringai ke arah pria tadi. "Mati kau!"
Pria yang masih bersandar di tembok tampak lemas.
Mati aku!
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Ninik Rochaini
Rania kok dilawan...bener2 salah cari lawan...kereeenn...ben kapok ya
2024-10-05
1
wonder mom
harusnya dibuntungin tu senjatanya. trus lembar ke empang kelg bianchi. bn tamat
2023-06-09
2
ellyana imutz
darah mafia ny rania meronta2 ni ..hajar aj ran wong lanang ko clutak ...perlu d kebiri sunat pok kudu ne
2023-05-31
1