Keluarga wulan dan seorang teman ayah wulan sedang dalam perjalanan ke sukabumi. Ayah wulan yang menyetir dan temannya duduk disampingnya untuk memberi petunjuk perjalanan, dan terkadang mereka bergantian menyetir, karena semenjak kecelakaan yang menyebabkan kaki sebelah kanan ayah wulan tak bisa berjalan selama hampir satu tahun, ayah wulan tidak bisa menyetir terlalu lama. Ibu wulan dan wulan duduk dikursi tengah, ibu wulan terus memegangi tangan wulan dan sesekali memperhatikan wulan agar tidak melamun.
Karena hari itu adalah hari jumat, jadi perjalanan tidak terlalu macet, walaupun kadang sesekali merayap di tiap lampu merah, tapi tidak separah pada hari sabtu dan minggu. Itulah kenapa ayah wulan memilih cuti setengah hari dan berangkat di hari jumat, untuk menghindari kemacetan di hari libur.
Sudah hampir empat jam mereka di perjalanan, dan akhirnya sampailah mereka di sukabumi. Mereka singgah dulu di tempat makan, lalu akan melanjutkan mencari penginapan di daerah yang dekat dengan rumah pak ustad, agar tidak terlalu jauh.
Jam sudah menunjukkan jam tujuh, mereka masuk ke penginapan dan memesan dua kamar. Ayah wulan sekamar dengan temannya, namanya pak dedi. Dan wulan sekamar dengan ibunya. Kamar merekapun bersebelahan.
Mereka istirahat sebentar setengah jam, dan wulan memanfaatkan waktu stengah jam itu untuk mandi, karena dari pagi ia baru mandi sekali saat mau berangkat kuliah.
Jam tujuh lewat tiga puluh menit, ayah wulan mengetuk kamar wulan, ibu wulan membuka pintu. Di depan pintu kamar ayah wulan dan pak dedi sudah menunggu.
"Sudah siap bu?" Tanya ayah wulan.
"Sudah yah, wulan juga sudah rapih" jawab ibu wulan. "Yasudah ayah ambil mobil dulu, ibu sama wulan tunggu di depan lobi aja ya". "Iya yah, ibu sama wulan nyusul langsung ke lobi".
Ayah wulan dan pak dedi segera ke parkiran mobil. Kali ini pak dedi yang bawa mobil, karena ayah wulan sudah lelah. Wulan dan ibunya segera menyusul dan menunggu di depan lobi, merekapun masuk mobil setelah ayahnya dan pak dedi datang. Meluncurlah mereka ke rumah pak ustad.
"Semoga ga banyak tamu ya malam ini" kata ayah wulan. "Walaupun banyak tamu, karena kita sudah janji jam delapan, kita di dahulukan pak" jawab pak dedi. "Owh... gitu ya? .. baguslah kalau gitu". Jawab ayah wulan.
Sesampainya di rumah pak ustad, benar harapan ayah wulan, hanya ada tiga orang tamu dan yang dua orang hanya mengantar.
Wulan dan keluarga duduk di kursi tamu yang ada di teras, sedangkan para tamu masih di dalam ruangan.
Melihat wulan sedikit gugup dan wajahnya pucat, ibu wulan segera memeluk wulan dan membelai rambut lurusnya yang sepundak, dan mencoba untuk membantu menenangkan wulan.
"Tenang sayang, kami akan slalu ada di dekatmu, jadi kamu cukup menenangkan hatimu saja nak". Wulan hanya membalas dengan senyum manisnya.
Para tamupun keluar, sepertinya mereka selesai konsultasi. Pak dedi langsung pamit pada ayah wulan untuk masuk ke ruangan terlebih dulu.
Beberapa saat kemudian pak dedi keluar dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam ruangan. Dan merekapun masuk mwngikuti arahan pak dedi
Pak ustad yang sedang duduk bersila di lantai yang ditutupi dengan permadani seperti sudah mengetahui keadaan wulan. Pak ustad tersenyum ke arah wulan, wulan entah mengapa mamalingkan wajahnya , seolah enggan melihat pak ustad
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments