Dua tahun kemudian. Usia wulan menginjak tujuh belas tahun. Tidak mau kalah dengan teman-temannya yang lain, dan memang sudah tradisi anak berusia tujuh belas tahun yang slalu merayakan hari jadinya, wulan merayakan hari jadinya dengan mentraktir teman-teman sekelasnya di sebuah restoran tempat biasa mereka hang out.
Saat ini wulan sudah menginjak kelas tiga SMU . Di tengah kemeriahan pesta, Teman-temannya pun memberi surprise dengan membawa kue tart yang dihiasi dengan lilin-lilin kecil. Suasana di restaurant itu sangat meriah dengan suara mereka, dan dari pihak restauranpun menyetel musik selamat ulang tahun.
Ditengah keceriaan mereka tiba-tiba salah satu teman wulan yang bernama angga sengaja datang terlambat, angga datang bersama dengan seorang anak laki-laki lain yang sangat dikagumi wulan sejak awal ia masuk sekolah itu. Anak laki-laki itu bernama danu, dia anak jurusan lain di sekolah wulan.
Angga membawa danu menghampiri wulan, angga mengucapkan selamat kepada wulan, yang dilanjutkan dengan uluran tangan danu untuk mengucapkan selamat, wulan sangat terkejut dan di akhiri dengan wajah memerah malu-malu. Entah itu ide siapa, tapi wulan mendadak jadi pemalu. Teman-temannya pun serentak "cieee... cieee..."
Angga berkata: maaf ya lan gw telat, dan ini temen gw. Gw minta antar dia, motor gw lagi di bengkel, jadi sekalian gw ajak, ga papa kan?..
Wulan menjawab "ga papa ko.."
Danupun mengulurkan tangannya sambil mengucapkan selamat pada wulan "HBD ya wulan".. makasih danu, jawab wulan.
Teman-teman wulan serentak teriak dan di iringi dengan tepukan tangan mereka.
"eeaaaa...."
Karena mereka tau wulan sangat mengidolakan danu, wajah wulan semakin merah, dan suasana ditempat itu semakin meriah.
Dan waktupun berlalu dengan keceriaan wulan dan teman - temannya.
Malam ini sudah jam dua malam, tapi wulan masih belum tidur, ia masih bersemangat membuka kado - kado, dan membaca surat kecil dari teman-temannya. Kadang wulan tertawa sendiri membacanya.
Ditengah keasikannya membuka kado dan membaca surat ucapan dari teman - temannya, tiba tiba rambut pelipis di sebelah telinga kanan wulan terhembus seperti ada yang meniup lembut
"Wuuzzzzz....."
Spontanitas wulan menoleh ke kanan dan memegang telinga kanannya. Dilihatnya suhu AC, ternyata kecil. Wulanpun menoleh lagi ke arah jendela yang mungkin terbuka, tapi jendela juga tidak terbuka. Lalu.. darimana hembusan angin itu berasal?.. namun wulan berpikir lagi mungkin itu hanya halusinasinya saja.
Wulan melihat jam, sudah jam dua lewat lima belas menit. Sebenarnya ia masih bersemangat membuka kadonya, tapi mendadak suasana kamarnya berubah jadi dingin, sunyi, dan mendadak bulu kudugnya berdiri.
Wulan langsung menghentikan kegitan membuka kado, lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan menutup semua tubuhnya dengan selimut sampai menutup kepalanya. Semua kadonya masih berserakan di atas tempat tidur dan lantainya, ia tidak merapihkannya dulu.
Pagipun tiba, jam sudah menunjukkan jam delapan pagi, wulan masih belum bangun juga. Ibunya mengetuk pintu kamar wulan berulang - ulang, namun wulan masih belum juga bangun.
Ibu wulanpun mencoba membangunkan wulan dengan menelpon handphonnya. Dan di angkatlah telponnya dengan suara berat.
"Hal...loo..."
"Wulan ini ibu, bangun nak, ibu ketok - ketok pintu kamar kamu ga bangun - bangun, memangnya kamu tidur jam berapa semalam?.." tanya ibu wulan.
"Hhmmm... sudah pagi yaa..." wulan bertanya kembali sambil membuka selimutnya dan melihat ke seluruh ruangan kamar. "Iya sebentar bu, wulan bukain pintu" jawab wulan, lalu Wulanpun bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu kamarnya.
Setelah wulan membuka pintu kamar, ibu wulanpun masuk kedalam kamar wulan, dan sangat kaget melihat keadaan kamar yang berantakan penuh dengan kado yang belum dibuka, dan kado yang sudah dibuka, serta kertas kado yang berserakan di lantai dan di tempat tidur wulan.
"Ya ampuunnn wulaaannn... kamu ini apa - apaan sih sayang, kamar jadi kayak gini??..." tanya ibu wulan.
Ibu wulan masuk, mematikan AC dan menghampiri jendela untuk membukanya agar udara pagi masuk sambil berceramah
"aduh-aduuhhh... anak gadis ibu yang sudah berumur tujuh belas tahun, bukannya makin rajin malah makin malas saja yaaahhh..."
Wulan berjalan ke arah tempat tidurnya hendak melanjutkan tidurnya, wulan merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur, dan menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya, namun ibunya langsung menarik kembali selimutnya dan melipatnya sambil menyuruh wulan merapihkan semua kado dan bungkus - bungkusnya yang membuat kamar jadi seperti gudang.
Ibu wulan langsung keluar kamar setelah melipat selimut wulan.
Wulan sudah beranjak remaja, tapi kedua orang tuanya masih memperlakukannya seperti anak kecil, mungkin karena wulan anak tunggal kali yaaa...
Setelah ibunya keluar kamar dan menutup pintu kamar, wulan yang masih rebahan di atas tempat tidurnya langsung membuka matanya yang sempat terpejam ketika wulan merasakan ada yang memperhatikannya di pinggiran tempat tidurnya.
Namun setelah wulan menoleh ke pinggiran tempat tidurnya, ia tidak melihat apapun. Kembali wulan berfikir itu hanya efek dari kurang tidur.
Dan wulanpun bangun, lalu membereskan semua kado yamg masih terbungkus ataupun yang sudah dibuka, serta merapihkan kertas - kertas kadonya yang berserakan di lantai.
Setelah selesai membereskan dan merapihkan kamarnya, wulan bergegas keluar kamar untuk mandi dan sarapan yang sudah disiapkan ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Heraherawati
nah kan..sdh mulai horor ..aku suka
2021-06-15
2
veronica Mayanti park
wahhh kayaknya aku mulai tertarik nih😃
2021-02-23
2
Rania Puspa
masih nyimak kyy seruuu
2021-01-26
2