Wanita itu berjalan seperti melayang di belakang wulan, ia datang dari arah pintu masuk toilet. Ia berjalan perlahan tanpa menengok sedikitpun.. rambut lurusnya yang hitam sebahu menutupi separuh wajahnya yang pucat pasi. Iapun menghilang di antara wulan dan adel.
Wulan masih mematung, adel merasa terganggu dengan sikap wulan yang mematung seperti itu, adel mengernyitkan dahinyq dan mendekati wulan perlahan. Di sentuhnya pundak wulan lembut sambil memanggil nama wulan.
"Lan... wulan.."
Wulan tersadar mendengar suara adel yang memanggil namanya "yah del... eeemmm... kamu..." Wulan memutus pembicaraannya, seolah ragu untuk mengatakan apa yang dilihatnya barusan, karena belum tentu adel dapat melihatnya juga.
"Aku kenapa lan?.. jawab adel penasaran
"Ah.. mau pulang jam berapa?.. " wulan mengalihkan pembicaraannya.
"Habis ini aku pulang ko, kamu?.." tanya adel kembali pada wulan.
"Iya sekarang... yuk. Ini lipstiknya". Wulan mengembalikan lipstik adel yang tadi dipinjamnya dan belum sempat memakainya. "Kamu ga jadi pakai?" Tanya adel sambil memasukkan lipstik ke dalam tasnya. "Ga jadi aku mau buru - buru pulang, lapeerr".. jawab wulan sambil meringis dan memegang perutnya di depan adel, dan merekapun keluar dari toilet. Wulan pulang naik kendaraan umum, sedangkan adel membawa motor maticnya.
Sesampainya di rumah, wulan masih terus terbayang wajah pucat wanita di toilet kampusnya. Sambil makan siang di temani ibunya, wulan menceritakan hal yang terjadi di toilet kampus kepada ibunya.
Dan ibunya berusaha menghiburnya, agar wulan tidak takut "sabar sayang, jumat besok kita pergi ke pak ustad, kamu lebih baik banyak istirahat biar punya tenaga nanti. Oiya.. lebih baik kalau sudah slesai mata kuliah langsung pulang saja, tidak usah mampir - mampir ke toilet segala"..
"Baiklah ibuku yang cantiikk.." wulan mencubit pipi ibunya, dan melanjutkan makannya.
》》
Sabtu jam enam pagi, wulan dan ayah ibunya, juga ditemani pak dedi, kembali berangkat ke sukabumi, karena hari jumat pak dedi ada sedikit urusan, jadi mereka baru bisa berangkat hari sabtu pagi.
Seperti sebelumnya, pak dedi dan ayah wulan bergantian menyetir, wulan dan ibunya duduk di tengah. Tapi sepertinya saat ini mereka tidak menginap di penginapan, karena waktunya sangat mendesak. Hari minggu siang ayah wulan ada pemilihan RT di daerah rumahnya, jadi setidaknya hari minggu mereka harus sudah sampai jakarta.
Setelah hampir empat jam perjalanan, sampailah mereka di rumah pak ustad.
Kebetulan karena masih jam sepuluh pagi, belum ada tamu lainnya yang konsultasi. Pak ustad ditemani dengan temannya yang bernama pak heri menyambut mereka.
Mereka berbincang - bincang, dan wulan menceritakan semua keluh kesahnya selama seminggu itu. Pak ustadpun bertanya pada wulan.
"Gimana wulan?.. kamu udah siap kalau kita eksekusi sekarang?.. "siap pak" jawab wulan.
"Ok, sekarang saya dibantu pak heri ya, mudah-mudahan kita bisa keluarin dua atau tiga sekaligus, biar cepet selesai, kamu juga biar cepet sehat" kata pak ustad.
"Siap pak ustad" jawab wulan.
Pak ustad dan pak heri duduk bersila berdampingan, sambil berkomat - kamit membaca ayat - ayat suci Al Quran, menghadap wulan. Dan wulanpun duduk bersila sambil beristigfar. Seperti sebelumnya jarak mereka hanya dua meter, dan mereka saling berhadapan. Pak dedi berjaga di belakang wulan, dan ayah wulan di sebelah kiri wulan , sedangkan ibu wulan disamping sebelah kanan wulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments