"Ngelamun aja."
Gama sedang duduk sendiri di kantin rumah sakit lalu dikejutkan dengan munculnya Lukman.
"Ngagetin aja kamu."
"Itu dimakan ngapain di aduk terus."
Lukman mengambil duduk di depan Gama.
"Kurang selera."
"Ngapain pesen itu kalau nggak selera."
"Permisi Dok, pesanannya."
Pesanan Akmal datang .
"Makasih Mbak."
Akmal menambahkan sambal dan kecap ke soto yang ia pesan.
"Mikirin apa."
Lukman menyuapkan sendok ke mulutnya.
"Aku harus mulai dari mana ya deketin Karina."
Lukman rasanya mau tertawa kalau tidak lagi makan soalnya takut tersedak. Dia ingin menertawakan temannya, seorang Gama dulunya sering gonta-ganti pasangan dan dengan mudah meluluhkan wanita-wanita cantik sekarang bingung bagaimana mendekati seorang Karina.
"Mau ketawa kamu."
Gama terlihat tak suka melihat ekspresi Lukman.
"Kamu ya, mau deketin Karina aja bingung dulu cewek kamu itu berapa."
"Ini beda Bro, cewek-cewek cantik itu aku senyum aja udah pada baper. Ini aku senyumin malah menghindar."
"Ha ha ha..."
Lukman tak tahan menahan tawanya setelah dia menelan nasinya keluar juga tawa kerasnya.
"Kecilkan suara kamu."
"Lagian lucu banget kamu, deketin cewek diam gitu aja dimana susahnya."
"Kamu nggak tau aja."
"Karina itu ya tipikal perempuan yang butuh pembuktian bukan cuman janji-janji doang. Jadi kalau kamu mau deketin dia jangan cuma omong doang suka gombal. Tapi action-nya Bro.."
Lukman menggebu-gebu.
"Aku udah samperin ke tempat kerjanya, aku tungguin pulang. Mau diantar pulang aja susah banget."
"Kamu paham nggak sih sama ucapan ku tadi, dia itu butuh bukti. Mana mau dia pulang sama kamu, Kamunya aja nggak bilang suka sama dia. Ya dia cuman berpikir kamu itu mainin dia dong."
"Jadi Aku harus menyatakan perasaanku dulu ini."
"Iya lah, pinter kamu. Ingat ya Bro, cewek itu butuh kepastian bukan cuma gombalan.."
Lukman beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Gama.
"Mau kemana kamu."
"Es Ku belum datang, pedas nih."
Lukman ternyata menghampiri penjaga kantin karena pesanan esnya belum datang.
"Jadi aku harus nyatakan perasaan ku nih." Gama bicara sendiri.
"Seger...."
Lukman datang membawa satu gelas minuman dingin segar.
"Karina itu nggak sama dengan cewek-cewek seksi kamu itu. Yang nggak peduli dengan status yang penting bisa jalan sama kamu. Kalau kamu nggak menyatakan perasaan kamu ya selamanya Karina tidak akan merespon kamu."
"Tapi aku juga sudah perhatian ke dia."
"Perhatian memang kamu berikan tapi bisa aja kan dia cuman berpikir kamu itu kasihan sama dia mungkin."
"Oke.. Aku bakalan menyatakan perasaanku."
"Udah yakin kamu sama perasaanmu sendiri.."
Gama menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Lukman.
"Ingat Bro, jangan cuma dimainkan Dia."
"Kamu nggak paham juga sih Man, aku ini udah berubah nggak kayak dulu lagi udah kapok aku lihat Mama masuk rumah sakit."
"Ha ha ha... Bagus lah udah sadar dari pingsan kamu.."
"Enak aja kamu, puas ketawa..."
Mereka berdua masih bercanda saling meledek satu sama lain.
"Dokter Gama, Dokter Lukman."
Sapa seorang dokter cantik yang mendekati mereka.
"Eh.. Dokter Susan."
Jawab Lukman sedangkan Gama hanya tersenyum saja.
"Kayaknya lagi asyik nih, gabung boleh."
Masih ada kursi kosong di sana satu.
"Silahkan duduk Dok."
Lukman lagi yang merespon sedangkan Gama hanya dia menyeruput minumannya.
"Kayaknya udah pada selesai makan nih."
"Iya, Dokter nggak pesan makan."
Tanya Lukman dan Dokter Susan hanya menggelengkan kepalanya dia membawa satu botol air mineral.
"Lagi menjaga pola makan."
"Diet..."
"Ya bisa begitu." Ucapnya dengan manja.
"Dokter Gama Kok diem aja sih lagi banyak pikiran ya."
Gama di singgung begitu lagi-lagi cuman tersenyum saja.
"Sariawan Dia." Ledek Lukman.
"Oh ya... Jangan lupa mengkonsumsi vitamin juga dong, kita kan harus kuat sebelum mengobati pasien-pasien kita."
"Betul itu."
"Kurang istirahat saja."
Jawab Gama singkat sambil mengeluarkan ponselnya.
"Kita itu memang harus betul istirahat yang lebih, supaya selalu terlihat segar."
Dokter Susan dengan gaya centilnya.
"Waalaikumsalam.. Lagi dimana."
Gama malah menelepon seseorang.
"Hati-hati ya kalau pulang, jangan lupa istirahat dulu sebelum berangkat kerja."
Wajah Gama pun nampak langsung berubah senang, Dokter Susan memperhatikannya dengan tatapan yang tak suka dan penuh tanda tanya di otaknya.
"Oke, kabari kalau sudah sampai rumah ya. Insyaallah nanti pulang dari rumah sakit Mas mampir ke sana."
"Ya udah, Waalaikumsalam."
Gama mengakhiri panggilannya lalu memasukkan ponselnya ke dalam sakunya kembali dengan wajah ceria.
"Seneng banget mukanya."
Ledek Lukman, membuat Dokter Susan semakin penasaran dengan Gama.
"Biasa, mood booster ."
Ucap Gama dengan ceria lalu dia beranjak dari duduknya ingin kembali ke ruangannya.
"Aku duluan ya Bro, Dokter Susan mari.."
"Oke.."
Jawab Lukman dan Susan tersenyum saja sambil memandangi Gama yang meninggalkan mereka.
"Dok, Dokter Gama sudah punya pacar."
susah masuk to the poin bertanya kepada Lukman.
Lukman tersenyum saja, sekarang dia sudah paham kenapa tadi Dokter Susan ikut bergabung dengan mereka.
"Sepertinya."
Lukman pun tersenyum lalu beranjak dari tempat duduknya berpamitan dengan Susan yang sendirian.
"Duluan ya Dok."
Susan hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku harus cari tahu, siapa sih pacar Dokter Gama."
Ucapnya sendiri.
🙂🙂🙂🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
eni
Karin kah yg menghubungi dr gama?😁
2023-05-31
1