"Karin.."
Anggun yang sudah sampai di rumah Karina melambaikan tangannya begitu Karina datang.
"Anggun, Tante, Om. Makasih sudah datang, silahkan masuk."
Para tetangga mulai berdatangan jika setelah Maghrib acara pengajian ibu-ibu dan Ba'da isya baru bapak-bapak.
Tak lama berselang mobil Gama merapat di halaman rumah Karina.
Yang punya rumah sendiri belum bertemu karena Karina ikut pengajian bersama ibu-ibu di dalam rumah.
Gama membaur bersama Papanya Lukman dan juga beberapa tetangga Karina.
Pengajian Ibu-ibu berlangsung lancar dan adzan Isya berkumandang, setelah menyalami semua tamu Karina nampak melihat sosok Gama yang bersama dengan beberapa Bapak-bapak lainnya di halaman rumah.
"Mbak, Dokter Gama itu datang."
Senggol Risa dan Anggun yang ada di sebelahnya ikut menatap ke arah Gama.
"Cie... Siapa Thu."
Ledek Anggun.
"Apa sih Gun, aku temui Dokter Gama sebentar ya."
"Ehemm... Ehem.." Ledek Risa dan Anggun tapi Karina tak menggubrisnya.
"Makasih sudah datang Dok."
Karina menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan mendapat senyuman dari Gama.
"Karin, Gama ini rajin ke sini ya."
Ucap Papa Dito, Papanya Lukman sambil merangkul pundak Gama.
"Iya Om, Karin senang banyak yang ikut mendoakan Bapak."
secara nggak langsung ucapan Karina itu membuat Gama tersenyum dan senang.
"Insyaallah Gama akan mengusahakan untuk bisa hadir setiap malam."
Karina nampak tersenyum senang.
Tamu mulai berdatangan Gama ikut menyalami mereka sebagai wakil tuan rumah.
Lalu pengajian juga segera dimulai, dengan khusyuk mengirimkan doa yang dikhususkan kepada Bapak Heri.
Hidangan ala kadarnya juga di sajikan setelah pengajian selesai, Gama sama sekali tidak canggung membantu menata hidangan itu. Mungkin setiap orang yang melihatnya disana menyangka jika Gama keluarga atau bahkan malah calon suami dari Karina.
Semua tamu telah pulang menyisakan keluarga saja, Gama masih mengobrol dengan Papa Dito sebelum akhirnya Anggun dan Mamanya mendekati Karina untuk pamit pulang.
"Karin kita pamit pulang."
Mamanya Anggun memeluk Karina.
"Makasih Tante sudah datang, maaf Karin nggak bisa menjamu dengan baik."
"Karin kami datang untuk ikut mendoakan Bapak Heri semoga mendapatkan tempat yang terbaik disisi Nya."
"Aamiin makasih banyak Tante."
Lalu bergantian Anggun yang memeluk Karina memberi kekuatan bahwa Karina tidak sendirian ada mereka semua.
"Makasih banyak ya Gun."
"Sama-sama Karin, jangan sedih ya. Senyum dong, apalagi ada itu..."
Anggun masih saja meledek Karina dengan melirik ke arah Gama.
"Apa sih kamu itu."
"Pa, ayo kita pulang."
Mamanya Anggun mengajak Suaminya pulang.
"Gama, Om pulang ya. Kamu nggak pulang."
"Iya Om, sebentar lagi."
"Gama, awas Jangan disini terus bisa disangka yang nggak -nggak nanti sama warga sini." Peringat Mama Susi.
"Iya Tante, Gama tau kok."
Papa Dito juga berpamitan dengan Karina lalu pulang bersama istrinya dan juga Anggun.
Gama masih disana menunggu Karina yang sedang mengantar Keluarga Anggun ke mobil.
"Dokter lihat apa."
Risa berdiri di samping Gama memperhatikan arah tatapan Gama.
Gama menoleh dan tersenyum ke arah Risa.
"Dokter lihatin Mbak Karin terus."
Ini anak kecil berani juga ledek Gama.
Risa dan Karina memang beda karakter, kalau Karina orangnya mandiri namun lembut sedangkan Risa ini sebenarnya manja tapi selengekan dan nggak punya takut.
"Emang kenapa Risa."
"He he he.. Dokter suka ya sama Mbak Karin." Risa beneran berani ini sambil menggerakkan alisnya menggoda Gama.
"Dek, lagi ngobrol apa."
Karina mendekati mereka berdua.
"He he.. Nggak kok Mbak Karin hanya bercanda saja. Iya kan Risa."
"Masa manggilnya Mbak terus Dok." Risa malah menjadi, dia lalu berlari meninggalkan mereka berdua.
Karin memandang Risa yang berlari menjauh, sedangkan Gama nampak tersenyum canggung.
"Sepertinya bener apa kata Risa, usia kamu juga masih muda banget boleh nggak Saya panggil nama saja."
Pinta Gama.
Karina menatap ke arah Gama lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Boleh, panggil Karin aja Dok."
Gama pun tersenyum.
"Karin jangan panggil saya Dokter terus, kan sudah tidak menjadi pasien saya lagi lagian ini di rumah bukan di rumah sakit juga."
Karina nampak canggung dengan permintaan Gama.
"Lalu saya panggil Dokter apa, nggak sopan rasanya Dok."
"Boleh panggil Mas, Kak atau apa aja boleh." Katanya sambil senyum ke arah Karina.
"Karin nggak tau Dok harusnya panggil apa." Jujur Karin bingung mau manggil Gama dengan sebutan apa.
"Emmm.. Gimana kalau Mas aja."
Usul dari Gama.
"Mas..?"
Gama menganggukkan kepalanya.
"Mas.. Ga.ma.."
Karina mencoba melafalkannya pelan dan sontak itu membuat Gama tersenyum lebar.
"Terdengar indah.."
Karina jadi tersipu sendiri..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Bonus nih... Malam- malam UP lagi..
Jangan lupa bunga sekebonnn yaaa 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
eni
ayo dr gama.... semangat dekat Karin,banyak pendukung 😁
2023-05-28
1
eni
Alhamdulillah...up lg, 😁
2023-05-28
1