Pagi hari Karina bersiap untuk berangkat kuliah, Dia sudah 3 hari tidak masuk banyak tugas yang harus di selesaikan nya.
"Bude, Risa sama Karin pamit."
Karina dan Risa mencium tangan budenya yang memang masih tinggal di sana bersama anaknya yang kecil untuk menemani mereka berdua sampai nanti 7 hari meninggalnya Bapak Heri. Kalau Pakde suaminya Bude sudah pulang terlebih dahulu karena memang harus bekerja nanti ke sana hari lagi pas malam 7 hari.
"Kalian hati-hati ya."
"Iya Bude, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Karina menjalankan sepeda motornya meninggalkan rumah menuju ke sekolahan Risa untuk mengantarnya lebih dahulu.
Sesampainya di depan gerbang Risa turun lalu meraih tangan Karina dan mencium tangannya.
"Risa masuk ya Mbak, Mbak Karin Hati-hati ke kampus."
"Iya, sana masuk belajar yang bener ya."
"Iya Mbak, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Risa lalu bergabung dengan teman-temannya dan masuk ke dalam sekolahan.
Karina menarik gas sepeda motornya lagi meninggalkan sekolahan Risa menuju ke arah kampus.
Perjalanan masih lancar karena masih pagi hari dan belum banyak karyawan kantor yang mulai berangkat kerja.
"Karin...."
Suara cempreng Anggun membuatnya menoleh ke arah suara dan menghentikan sepeda motornya.
Karin mengamati Anggun yang baru membuka pintu mobil karena tadi dia memanggil lewat jendela.
"Kamu sama siapa Gun."
Tanya Karin setelah Anggun sudah naik sepeda motornya.
"Kak Lukman."
Karina menganggukkan kepalanya dan menarik gas motornya kembali masuk ke dalam kampus.
"Tumben kamu bareng sama Kak Lukman."
Karina sambil menyandarkan sepeda motornya lalu melepas helm.
"Mau berangkat bawa mobil sendiri nggak boleh, Papa berangkat siang lagi ya adiknya Kak Lukman ya bareng aja."
Mereka berjalan menuju ke ruang kelas.
"Maaf ya Karin, semalam aku nggak ikut pengajian ada saudara yang menikah."
"Nggak papa." Kata Karina sambil tersenyum.
"Eh.. Tadi Kak Lukman cerita katanya semalam Mas Gama datang ya ikut pengajian." Tanya Anggun menatap wajah Karina yang tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Sama siapa.?"
"Sendiri."
"Karin.."
Anggun merangkul pundak Karina membuatnya ia berhenti.
"Kenapa."
"Kayaknya Mas Gama itu suka sama kamu."
Karina menatap Anggun heran, kenapa bisa temannya itu berpikiran seperti itu.
"Ngaco kamu."
Karina melanjutkan langkahnya kembali menuju ke kelas mereka dan diikuti oleh Anggun.
"Serius aku Karin."
"Ngarang kamu Gun, Dokter Gama itu datang mungkin karena merasa Bapak itu kemarin pasien dia."
"Oke, itu masuk akal. Tapi.. Bukannya Dia pernah menjemput kamu di tempat kerja dan mengantarmu pulang sampai rumah."
Karina tersentak, dalam pikirannya dari mana Anggun bisa tahu padahal dia belum pernah cerita.
"Kamu tahu darimana."
Anggun malah tersenyum menggoda Karina melihat ekspresi dia.
"Jadi bener ya.?"
Anggun menggerak-gerakan kedua alisnya menggoda Karina.
"Kamu tahu darimana Anggun."
"Ha ha ha.. Anggun gitu wartawan berjalan. Jadi, info itu bener ya.." Telisik Anggun.
"Iya, sekali tapi mungkin nggak sengaja aja pas dia ada di depan toko." sangkal Karina.
"Tapi siapa sih yang cerita sama kamu." Karina masih penasaran dari mana Anggun bisa tahu.
"Desi.. Dia nggak mungkin bohong kan sama aku."
"Desi.?"
"Iya, dia cerita waktu melayat Bapak. Katanya bukannya cowok itu yang kemarin jemput Karina di toko gitu dan arah pandangannya itu ke Mas Gama. Terus aku korek informasi dong dari Dia , ha ha ha... Kamu jahat ya nggak cerita sama aku." Anggun merangkul Karina.
"Mau cerita gimana Gun, itu juga kebetulan aja terjadi."
"Kalau Mas Gama, beneran suka sama kamu gimana.?"
Anggun menatap wajah Karina yang nampak berpikir kemudian tersenyum.
"Hanya halusinasi kamu aja Gun."
Karina melenggang meninggalkan Anggun yang kembali mengejarnya.
"Halusinasi gimana, Mas Gama itu beda kalau menatap kamu."
Anggun mengikuti Karina yang masuk ke dalam kelas lalu duduk di bangkunya.
"Anggun... Nggak usah mengkhayal yang aneh ya. Hmmm.. Duduk dosen datang itu."
"Lihat nanti ya, tebakanku bakalan bener Mas Gama itu suka sama kamu dan Kamu harus kasih aku hadiah."
Anggun lalu duduk di bangkunya karena dosen sudah masuk ke dalam kelas.
"Oke.." Karina nampak menggoda Anggun yang duduk di sampingnya.
🌹🌹🌹🌹🌹
Di rumah sakit
Dokter Gama sedang melakukan langsung pemeriksaan ke bangsal pasien bersama suster.
"Siang Dokter Gama."
Sapa teman sejawatnya sesama Dokter ketika mereka berpapasan dan melemparkan senyum.
"Siang juga Dokter Susan."
Gama juga membalas senyumannya.
"Mau ke bangsal Dok.?"
Susan berbasa-basi padahal sudah tahu kalau Gama akan ke bangsal pasien.
"Iya, mari Dokter Susan saya duluan."
"Silahkan Dok."
Dokter Susan menatap punggung Dokter Gama yang masuk ke dalam ruangan pasiennya.
"Lumayan cakep."
Dalam hati Dokter Susan sambil tersenyum."
"Maaf Dok, kita lanjutkan."
Suster membuyarkan lamunan Susan yang masih menatap ke arah Gama padahal orangnya sudah pergi.
"Oke."
Untuk menutupi kegugupannya Susan berjalan duluan diikuti oleh suster.
😉😉😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
eni
dr susan?
pengagum gema kah?
saingan Karin donk 😁
2023-05-27
1