Hari sudah sore dan jam sudah menunjukkan pukul 17.00, pekerjaan sudah selesai dan Gama bersiap pulang dan rencana nanti malam akan datang ke rumah Karina ikut pengajian.
Sesampainya di parkiran remote mobil di nyalakan dan Dia membuka pintu mobilnya. Mesin mulai menyala dan siap berjalan meninggalkan rumah sakit.
Suasana lalu lintas sore itu cukup ramai namun berjalan dengan lancar, setelah menempuh 45 menit perjalanan Gama memasuki halaman rumah kedua orang tuanya.
Mobil ia parkiran di halaman saja karena nanti malam ia mau pergi lagi jadi tidak dimasukkan ke dalam garasi.
"Assalamualaikum."
Ucap Gama sambil masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam."
Terdengar suara Mamanya yang berada di dapur.
"Buat apa nih Ma."
Gama menghampiri Mamanya dan mencium pipinya, sudah terbiasa memang Dia seperti itu kalau tangan Mamanya lagi kotor.
"Ini buat menu kesukaan kamu."
Mama Dina tersenyum senang ke arah Gama.
"Sup matahari, wow... Pasti enak nih."
"Iya dong, sana mandi dulu bentar lagi Maghrib."
"Oke Ma."
Gama mencium pipi Mamanya lagi.
"Kak, ih... Gak tau malu."
Ledek Adiknya sambil nyengir melihat kelakuan Gama.
"Bawel."
Gama mengacak rambut Tika.
"Kak......"
Teriak Tika sambil manyun.
"Ha ha ha..."
Tawa Gama menuju ke kamarnya.
Gama masuk di dalam kamarnya lalu meletakkan hp-nya di atas meja dan melepaskan kemejanya.
"Pengajiannya jam berapa nanti ya."
Gama mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Karina.
Sekali panggil tidak ada jawaban dari Karina.
"Apa lagi sibuk ya, kirim pesan aja dulu."
Gama lalu mengirimkan pesan kepada Karina setelah itu meletakkan ponselnya lagi di meja dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan badannya.
Selesai dengan aktivitasnya di dalam kamar mandi Gama segera berganti baju.
Senyumnya terbit begitu membuka hp-nya dan mendapatkan balasan dari Karina.
"Waalaikumsalam Dok, maaf tadi masih di belakang. Pengajian untuk Bapak habis isya."
Lalu Gama menekan tombol hijau yang ada di kontak itu dan menghubungi lewat panggilan telepon.
"Assalamualaikum Dok."
Terdengar suara Karina.
"Waalaikumsalam, lagi sibuk ya."
"Iya masih mempersiapkan untuk pengajian malam 3 hari Bapak, Dok. Maaf ada apa ya Dok."
"Nggak papa Mbak Karin, hanya ingin kasih kabar insyaallah saya bisa datang."
"Terima kasih banyak Dok."
Mereka mengakhiri percakapan setelah saling berbalas salam.
Adzan Maghrib berkumandang Gama bersiap keluar dari kamarnya ingin ke masjid bersama Papanya untuk berjamaah.
"Wah, ganteng sekali anak Papa. Udah siap menjadi imam kayaknya nih."
Ledek Papanya sambil terkekeh melihat Gama memakai sarung dan baju Koko serta peci.
"Doakan Pa, segera."
Mama Dina yang langsung merespon.
"Mana kenalin ke Kita dong. Iyakan Pa.?"
Gama tersenyum.
"Nanti ya Ma, tunggu saja."
"Berati sudah ada calonnya ini Pa."
"Udah, kita bahas nanti lagi. Yuk Gama kita ke masjid."
"Iya Pa."
Mereka berdua bersama berjalan menuju ke pintu utama, Tika yang keluar dari kamarnya menggunakan mukena berlari mengikuti Papa dan Kakaknya.
"Pa, ikut.."
Gama dan Papa Adi menengok ke belakang melihat Tika mengikuti mereka.
"Perempuan itu sholat di rumah Dek." Ucap Gama.
"Kan lebih baik jamaah ke masjid."
Tika masih ngeyel.
"Pasti punya maksud lain ini Pa."
Gama menatap adiknya yang mencurigakan itu tak seperti biasanya.
"Dek, perempuan lebih baik sholat di rumah jamaah sama Mama." Kata Papa Adi.
"Dek, ayo sholat sama Mama. Kamu kayak laki-laki aja mau ke masjid."
Mama Dina menghampiri anak perempuannya itu lalu meraih tangannya untuk jamaah di rumah.
"Udah Papa sama Gama buruan berangkat,keburu Iqamah."
"Ada - ada aja Tika."
Gama menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya yang memang tomboi seperti laki-laki.
"Ma, kenapa nggak boleh."
Protes Tika.
"Wanita itu lebih utama sholat jamaah di rumah, karena perempuan itu banyak auratnya Dek. Makanya adik mulai pakai jilbab."
"Iya Ma, nanti."
Mama Dina sholat berjamaah bersama dengan Tika dan juga Bibi di rumah.
Setelah berjamaah Gama dan Papa pulang ke rumah dan sudah tersaji makan malam.
"Ayo Pa, Gama kita makan malam."
pinta Mama Dina.
"Ma, kayaknya Gama nggak bisa makan malam di rumah."
Ucap Gama yang terlihat buru-buru.
"Mau kemana?. Ada panggilan dari rumah sakit." Mamanya kaget padahal sudah di masakan kesukaannya.
"Bukan Ma, Gama mau ikut pengajian."
"Pengajian siapa.?"
Tanya Mamanya.
"Teman Ma, kemarin Bapaknya meninggal."
"Innalillahiwainnailaihirojiun."
"Tapi Mama udah masuk kesukaan kamu ini, sayang dong."
Mama Dina nampak kecewa udah masak kesukaan Gama tapi malah dia tidak bisa makan malam di rumah.
Gama mendekati Mamanya.
"Ma, tenang aja nanti Gama pulang pasti akan makan." Sambil tersenyum.
"Bener ya."
"Iya Ma, Gama pamit ya Ma takut telat."
"Hati-hati kamu."
"Iya, Pa pergi dulu."
"Hati-hati." Pesan Papanya.
"Siap, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Gama segera menyalakan mesin mobilnya dan menancap gas menuju ke rumah Karina.
"Temannya siapa ya Pa, yang Papanya meninggal." Tanya Mama Dina saat melayani Papa Adi mengambilkan nasi.
"Nggak tau Ma, nanti ditanya aja Gama."
Mamanya menganggukkan kepalanya.
Sesampainya di rumah Karina, sudah nampak berdatangan para tetangga untuk ikut mengajikan Bapak Heri.
Gama menyalami Pakde yang menjadi wakil tuan rumah lalau satu persatu para tamu yang datang dan saat melihat Karina yang baru keluar dari dalam rumah mereka saling melemparkan senyum tak lama acara pun dimulai.
Sekitar satu jam berlangsung pengajian pun berakhir para tamu mulai berangsur pamit pulang karena hari juga mulai malam.
Gama masih duduk di kursi mengobrol dengan Pakde dan Karina pun mendekatinya.
"Makasih Dok, sudah datang."
"Sama-sama Mbak Karin, maaf tadi agak terlambat tapi untungnya acara belum dimulai."
Karina tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Manis banget senyum kamu."
Dalam hati Gama.
😉😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
PANJUL MAN
lanjut
2024-05-06
1
maulana ya_manna
masih nyimak thor
2023-07-15
1
Nar Sih
bnr dok ,semanis madu senyum nya karin
2023-07-03
1