MMM #17

~Karina PoV~

Apa bener yang dibilang sama Anggun.

Ah.. Tau ah ...

Mana mungkin coba Dokter Gama suka sama aku, apa coba lebihnya aku.

Mata ku menerawang ke atas menatap langit kamar teringat semua ucapan Anggun tentang Dokter Gama.

Tapi kalau dipikir kenapa juga ya, segitu perhatiannya Dokter Gama sama Bapak sampai di sempetin malam hari kesini ikut pengajian padahal aku yakin pekerjaan dia banyak banget.

Apa iya karena suka sama aku..

Sadar....

Sadar... Karin.

Nggak mungkinlah seorang Dokter Gama suka sama aku, apa lebihnya aku Dimata Dia.

Aku jadi pusing sendiri..

Biasanya Dokter juga nggak sampai segitunya sama pasiennya, apalagi sudah meninggal putus sudah komunikasi mereka.

Heran juga baru kali ini aku nemuin Dokter segitu perhatiannya sama keluarga pasiennya.

Ya Allah.. Tunjukan yang terbaik untuk Ku hanya Engkaulah penolong Kami.

Bapak, Ibu. Karin kangen...

Air mataku selalu meleleh setiap ingat mereka dan ku kirimkan alfatihah untuk Bapak dan Ibu.

Saat menatap matanya terasa tenang dan nyaman berada di sisinya, apalagi senyumannya manis.

He he he... Boleh ya aku menghayal.

Mas.. Ga.ma..

Terdengar mesra banget he he he

Tapi dia yang minta kok,

Kenapa dia suka dipanggil begitu ya.

Yang masih menjadi pikiranku kenapa dia baik banget sama keluargaku, ikut mendoakan Bapak apa karena pesan Bapak waktu itu ya sebelum meninggal.

Ah, Bapak mungkin bermaksud setelah beliau pergi ada yang menjaga ku dan Risa, tidak berarti juga yang diminta menjaga ku itu Mas Gama kan.?

Biarin sajalah, tunggu aja apa yang akan terjadi kedepannya yang penting sekarang fokus kuliah bisa lulus dan Risa bisa masuk SMA.

Tapi kalau dilihat-lihat Mas Gama ganteng juga, perhatian lagi.

Ngapain coba dia nyamperin aku ke tempat kerja terus mau nganterin pulang juga kalau nggak ada sesuatu.

Nggak mungkin juga kan kalau hanya lewat terus mampir dan tahu kalau aku di sana terus dia nungguin.

Makin pusing aja kalau dipikir,

Karin fokus kuliah, kerja demi masa depan.

🌹🌹🌹🌹🌹

Gama sendiri sudah merebahkan badannya di atas ranjang yang ada di kamarnya.

Matanya masih terbuka lebar dan belum merasakan kantuk.

"Karin... Cantik, manis he ...."

Dia bicara sendiri sambil senyam-senyum membayangkan wajah Karina.

"Gimana cara yang tepat untuk mendekati kamu Karin."

Gama menggigit bibir bawahnya dan berfikir cara yang jitu untuk mendekati Karina.

"Sepertinya Dia tipe gadis yang tak mungkin mau diajak pacaran, kalau langsung memintanya untuk menjadi istriku masih terlalu cepat."

"Ini aja mau nganterin pulang belum pernah berhasil."

"Tapi kalau dilihat dia sebenarnya juga punya rasa sama aku, tapi nggak mungkin tipe cewek seperti Karina mau mengungkapkan."

Gama masih berbicara sendiri dan pikirannya kemana-mana.

"Kalau aku belum mengungkapkan perasaanku sepertinya dia akan terus menjaga jarak denganku. Dia pasti menganggap ku hanya main-main."

"Tapi aku sebaiknya jujur dulu sama Mama, kelihatannya dari kemarin Mama juga sebenarnya sudah kepo banget."

Gama lalu beranjak dari tempat tidurnya karena merasa haus ingin mencari minuman segar ke dapur.

"Gama, ngapain."

Mamanya keluar dari kamar menuju ke dapur juga.

Dia melihat Gama sedang membuat minuman manis di campur dengan buah segar.

"Buat es buah mau Ma, Mama ngapain belum tidur."

"Haus, tumben udaranya terasa panas banget. Mama minum air putih aja."

Mama Dina mengambil gelas dan minuman lalu duduk di kursi. Sedangkan Gama masih memotong buah-buahan.

"Kamu pulang malam tadi, terus nggak makan. Emang udah makan ?"

"Udah Ma, tadi Gama makan di rumah temen ikut pengajian Bapaknya."

Mama nampak menganggukkan kepalanya.

"Teman mu mana sih Gama yang Bapaknya meninggal."

Gama memandang Mamanya lalu meletakkan buah duku ke dalam kulkas dan mengambil duduk di samping mamanya.

"Teman baru kenal Ma."

Mamanya mengerutkan dahinya.

"Baru kenal, dimana.?"

Gama meminum minuman yang sudah ia buat hingga setengah gelas lalu dia mau bercerita sama Mamanya.

"Ma, Gama mau cerita sesuatu."

"Hemm.. Mama dengerin, mau cerita apa."

Gama menatap Mamanya yang serius siap mendengarkan dirinya.

"Jadi gini Ma, Gama kemarin itu punya pasien seorang bapak-bapak dan didiagnosa mengalami gagal ginjal."

"Astaghfirullah, terus gimana sekarang keadaannya."

"Setelah dirawat 1 minggu lalu dilanjutkan dengan cuci darah yang sudah dijalaninya 5 kali akhirnya bapak itu meninggal Ma."

"Inalillahi wa innailaihi rojiun. Pasti sedih keluarganya."

Gama menggenggam tangan Gama.

"Bapak itu malam sebelum meninggal berpesan sama Gama, Saya titip Karina dan Risa jaga Mereka Dok. Gitu Ma."

"Anaknya 2 gadis semua."

"Iya Ma." Gama menganggukkan kepalanya.

"Terus gimana sikap kamu sekarang."

"Teman yang Gama maksud itu adalah anak dari bapak ini, Gama berusaha untuk ikut pengajian dan lebih kasihan lagi Ibunya juga sudah meninggal 2 tahun yang lalu jadi mereka ini anak yatim piatu Ma."

"Ya Allah... Kuat banget mereka. Usia berapa mereka Gama, kalau masih kecil bawa sini Mama mau ngasih dia."

Gama tersenyum.

"Dia sudah seorang gadis Ma, usianya sekitar 20 tahun yang Karina kalau Risa seumuran sama Tika."

"Lho.. Udah mahasiswa, terus maksud Bapak itu apa kamu suruh nikahin."

"Bukan Ma."

"Terus gimana kamu mau kuliah kan mereka, berat Gama."

"Sebentar Ma, Gama jelasin dulu."

"Oke... Lanjutkan."

"Jadi gadis ini gadis istimewa Ma di hati Gama, waktu itu sebelum Gama memeriksa Bapak ini Gama melihat seorang gadis yang sedang sholat di mushola di seberang ruangan kerja Gama. Dia cantik, manis punya wajah yang teduh sempurna Ma."

Mama Dina tersenyum mendengarkan cerita Gama.

"Lalu setelah Gama tahu jika gadis ini adalah anak dari bapak yang sakit itu, Gama semakin sering ketemu dan tau kesehariannya. Dia kerja sambil kuliah Ma setelah Bapaknya sakit dan sampai sekarang."

"Secantik apa Karina itu Gama."

"Dia cantik luar dalam Ma, wajahnya dan hatinya serta perilakunya semuanya cantik."

"Anak Mama jatuh cinta ya."

Mama Dina menelisik wajah Gama.

"Apa Mama bisa menerima dia kalau Gama serius dengannya. Dia yatim piatu Ma, nggak punya orang tua."

"Asal kamu bahagia Sayang, dan Mama mau kenal dulu sama Dia jangan seperti gadis yang pernah bawa pulang."

"Ma, yang lewat ya sudah, maafin Gama Ma." Gama menciumi tangan Mamanya.

"Iya Sayang, Mama cuma pesan cari wanita yang mencintai kamu apa adanya bukan karena kamu ada apanya, paham.."

"Iya Mama Ku Sayang.."

🙂🙂🙂🙂

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

bener baget ucapan mama nya dokter,mencitai apa ada nya,yg penting saling menyayangi

2023-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 MMM #1
2 MMM #2
3 MMM #3
4 MMM #4
5 MMM #5
6 MMM #6
7 MMM #7
8 MMM #8
9 MMM #9
10 MMM #10
11 MMM #11
12 MMM #12
13 MMM #13
14 MMM #14
15 MMM #15
16 MMM #16
17 MMM #17
18 MMM #18
19 MMM #19
20 MMM #20
21 MMM #21
22 MMM #22
23 MMM #23
24 MMM #24
25 MMM #25
26 MMM #26
27 MMM #27
28 MMM #28
29 MMM #29
30 MMM #30
31 MMM #31
32 MMM #32
33 MMM #33
34 MMM #34
35 MMM #35
36 MMM #36
37 MMM #37
38 Draft
39 MMM #39
40 MMM #40
41 MMM #41
42 MMM #42
43 MMM #43
44 MMM #44
45 MMM #45
46 MMM #46
47 MMM #47
48 MMM #48
49 MMM #49
50 MMM #50
51 MMM #51
52 MMM #52
53 MMM #53
54 MMM #54
55 MMM #55
56 MMM #56
57 MMM #57
58 MMM #58
59 MMM #59
60 MMM #60
61 MMM #61
62 MMM #62
63 MMM #63
64 MMM #64
65 MMM #65
66 MMM #66
67 MMM #67
68 MMM #68
69 MMM #69
70 MMM #70
71 MMM #71
72 MMM #72
73 MMM #73
74 MMM #74
75 MMM #75
76 MMM #76
77 MMM #77
78 MMM #78
79 MMM #79
80 MMM #80
81 MMM #81
82 MMM #82
83 MMM #83
84 MMM #84
85 MMM #85
86 MMM #86
87 MMM #87
88 MMM #88
89 MMM #89
90 MMM #90
91 MMM #91
92 MMM #92
93 MMM #93
94 MMM #94
95 MMM #95
96 MMM #96
97 MMM #97
98 MMM #98
99 MMM 99
100 MMM #100
101 MMM #101
102 MMM #102
103 MMM #103
104 MMM #104
105 MMM #105
106 MMM #106
107 MMM #107
108 MMM #108
109 MMM #109
110 MMM #110
111 MMM #111
112 MMM #112
113 MMM #113
114 MMM #114
115 MMM #115
116 NUMPANG LEWAT YA
117 MMM #116
118 MMM #117
119 MMM #118
120 MMM #119
121 MMM #120
122 MMM #121
123 MMM #122
124 MMM #123
125 MMM #124
126 MMM #125
127 MMM #126
128 MMM #127
129 MMM #128
130 MMM #129
131 MMM #130
132 MMM #131
133 MMM#132
134 MMM #133
135 #134
136 #135
137 #136
138 #137
139 #138
140 #139
141 MMM #140
142 MMM #141
143 MMM #142
144 MMM #143
145 MMM #144
146 MMM #145
147 #146
148 MMM #147
149 MMM #148
150 MMM #149
151 MMM #150
152 MMM #151
153 MMM #152
154 MMM #153
155 MMM #154
156 MMM #155
157 MMM #156
158 MMM #157
159 MMM #158
160 MMM #159
161 MMM #160
162 MMM #161
163 MMM #162
164 MMM #163
165 MMM #164
166 MMM #165
167 MMM #166
168 MMM #167
169 MMM #168
170 MMM #169
171 MMM #170
172 MMM #171
173 MMM #172
174 MMM #173
175 MMM #174
176 MMM #175
177 MMM #176
178 MMM #177
179 MMM #178
180 MMM #179
181 MMM #180
182 MMM #181
183 MMM #182
184 MMM #183
185 MMM #184
186 MMM #185
187 MMM #186
188 MMM #187
189 MMM #188
190 MMM#189
191 MMM #190
192 MMM #191
193 MMM #192
194 MMM #193
195 MMM #194
196 MMM #195
197 MMM #196
198 MMM #197
199 MMM #198
200 MMM #199
201 MMM #200
202 MMM #201
203 MMM #202
204 MMM #203
205 MMM #204
206 MMM #205 End
Episodes

Updated 206 Episodes

1
MMM #1
2
MMM #2
3
MMM #3
4
MMM #4
5
MMM #5
6
MMM #6
7
MMM #7
8
MMM #8
9
MMM #9
10
MMM #10
11
MMM #11
12
MMM #12
13
MMM #13
14
MMM #14
15
MMM #15
16
MMM #16
17
MMM #17
18
MMM #18
19
MMM #19
20
MMM #20
21
MMM #21
22
MMM #22
23
MMM #23
24
MMM #24
25
MMM #25
26
MMM #26
27
MMM #27
28
MMM #28
29
MMM #29
30
MMM #30
31
MMM #31
32
MMM #32
33
MMM #33
34
MMM #34
35
MMM #35
36
MMM #36
37
MMM #37
38
Draft
39
MMM #39
40
MMM #40
41
MMM #41
42
MMM #42
43
MMM #43
44
MMM #44
45
MMM #45
46
MMM #46
47
MMM #47
48
MMM #48
49
MMM #49
50
MMM #50
51
MMM #51
52
MMM #52
53
MMM #53
54
MMM #54
55
MMM #55
56
MMM #56
57
MMM #57
58
MMM #58
59
MMM #59
60
MMM #60
61
MMM #61
62
MMM #62
63
MMM #63
64
MMM #64
65
MMM #65
66
MMM #66
67
MMM #67
68
MMM #68
69
MMM #69
70
MMM #70
71
MMM #71
72
MMM #72
73
MMM #73
74
MMM #74
75
MMM #75
76
MMM #76
77
MMM #77
78
MMM #78
79
MMM #79
80
MMM #80
81
MMM #81
82
MMM #82
83
MMM #83
84
MMM #84
85
MMM #85
86
MMM #86
87
MMM #87
88
MMM #88
89
MMM #89
90
MMM #90
91
MMM #91
92
MMM #92
93
MMM #93
94
MMM #94
95
MMM #95
96
MMM #96
97
MMM #97
98
MMM #98
99
MMM 99
100
MMM #100
101
MMM #101
102
MMM #102
103
MMM #103
104
MMM #104
105
MMM #105
106
MMM #106
107
MMM #107
108
MMM #108
109
MMM #109
110
MMM #110
111
MMM #111
112
MMM #112
113
MMM #113
114
MMM #114
115
MMM #115
116
NUMPANG LEWAT YA
117
MMM #116
118
MMM #117
119
MMM #118
120
MMM #119
121
MMM #120
122
MMM #121
123
MMM #122
124
MMM #123
125
MMM #124
126
MMM #125
127
MMM #126
128
MMM #127
129
MMM #128
130
MMM #129
131
MMM #130
132
MMM #131
133
MMM#132
134
MMM #133
135
#134
136
#135
137
#136
138
#137
139
#138
140
#139
141
MMM #140
142
MMM #141
143
MMM #142
144
MMM #143
145
MMM #144
146
MMM #145
147
#146
148
MMM #147
149
MMM #148
150
MMM #149
151
MMM #150
152
MMM #151
153
MMM #152
154
MMM #153
155
MMM #154
156
MMM #155
157
MMM #156
158
MMM #157
159
MMM #158
160
MMM #159
161
MMM #160
162
MMM #161
163
MMM #162
164
MMM #163
165
MMM #164
166
MMM #165
167
MMM #166
168
MMM #167
169
MMM #168
170
MMM #169
171
MMM #170
172
MMM #171
173
MMM #172
174
MMM #173
175
MMM #174
176
MMM #175
177
MMM #176
178
MMM #177
179
MMM #178
180
MMM #179
181
MMM #180
182
MMM #181
183
MMM #182
184
MMM #183
185
MMM #184
186
MMM #185
187
MMM #186
188
MMM #187
189
MMM #188
190
MMM#189
191
MMM #190
192
MMM #191
193
MMM #192
194
MMM #193
195
MMM #194
196
MMM #195
197
MMM #196
198
MMM #197
199
MMM #198
200
MMM #199
201
MMM #200
202
MMM #201
203
MMM #202
204
MMM #203
205
MMM #204
206
MMM #205 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!