MMM #11

"Bapak...Bapak.... Bapak..., bangun Pak..."

Adzan subuh berkumandang Karina menangis sejadi-jadinya di atas jasad Bapaknya.

Iya, Bapak Heri meninggal 10 menit sebelum adzan subuh berkumandang. Kondisinya mengalami penurunan drastis sekitar pukul 2 dini hari setelah terbangun dan minta minum lagi.

Saat itu yang menunggu Karina dan Risa karena malam tadi Anggun pulang dan menjemput Risa mengantarnya ke rumah sakit untuk menemani Karina.

Dokter Gama sendiri semalam juga pulang tapi sudah larut malam karena Mamanya selalu telepon, sebenarnya dia juga tidak tega untuk meninggalkan Karina menunggui Bapaknya di rumah sakit karena firasatnya sudah tidak enak. Sekitar pukul 2 dini hari Dia mendapat telepon dari rumah sakit jika kondisi Bapak Heri kritis, dia langsung berangkat lagi ke rumah sakit.

"Pak.. Bapak..., kenapa ninggalin kita."

Risa juga menangis memeluk jasad Bapaknya.

Dokter Gama tak tega melihat mereka berdua, Dia memberikan kesempatan terakhir kali kepada Karina dan Risa untuk memeluk bapaknya.

"Bagaimana Dok."

Tanya petugas rumah sakit yang ingin memandikan jasad Bapak Heri.

"Tunggu sebentar."

Kata Dokter Gama.

"Karin.... Hiks...hiks..."

Anggun datang bersama Lukman setelah mendapat telepon dari Gama.

Anggun memeluk temannya itu dia juga tak kuasa untuk menahan tangisnya.

"Bapak... Gun. Nanti aku sama siapa. Aku sudah nggak punya siapa-siapa lagi, hiks...hiks... Bapak, kenapa ninggalin kita."

Karina memeluk Anggun meluapkan semua tangisnya.

"Karin, ada aku. Ada keluarga aku. Kita saudara kamu Karin, lihat Risa dia masih butuh kamu. Kalian berdua pasti bisa melewati ini semua."

Karina masih menangis begitu pula Risa, mereka memeluk jasad Bapak Heri.

"Bapak, mbak... Bapak kenapa ninggalin kita. Bapak kenapa pergi secepat ini."

Risa menangis sejadi jadinya di. Mereka berdua tak bisa menahan kesedihannya ditinggalkan Bapaknya, orang tua satu satunya karena ibunya sudah meninggal 2 tahun yang lalu.

"Karin, kasihan Bapak kalau kamu begini terus. Ikhlaskan Bapak Karin, doakan Bapak mendapatkan tempat yang terbaik disisi Allah." Anggun memegang pundak Karina dan memintanya untuk kuat dan mengikhlaskan kepergian Bapaknya.

"Kita harus ikhlas Karin, ini memang takdir Allah yang harus kita jalani."

Karina memeluk Anggun lagi.

"Kita doakan Bapak sama - sama, Bapak sedih kalau lihat kalian begini."

Karina menganggukkan kepalanya dan mendekati Risa yang masih memeluk jasad Bapaknya seakan tak mau lepas.

Karina memeluk tubuh Risa dan membisikkan di telinganya.

"Dek.. Kita ikhlaskan Bapak ya. Agar Bapak bahagia disana, kalau kita begini terus Bapak akan sedih."

"Bapak...."

Karina memaksa Risa bangun dan badannya terasa lemas.

"Ambilkan kursi."

Pinta Gama dan dua petugas mendekatkan kursi kepada mereka.

"Duduk Mbak Karin." pinta Gama.

Mereka berdua duduk di kursi di depan jasad Bapaknya yang terbaring dengan tenang.

"Ya Allah, kami ikhlas menerima takdir Mu ini terimalah amal baik dari Bapak kami dan ampunilah segala dosa-dosanya. Dengan Rahmat Mu tempatkan lah beliau di surga Mu yang paling indah... Hikss..hiks..."

Karina tak sanggup untuk melanjutkan doanya, yang diaminkan semua orang dan tangisnya pecah kembali.

Semua orang di dalam ruangan itu ikut mengaminkan doa Karina, tak terkecuali Dokter Gama yang bisa merasakan kesedihan dari Karina.

"Mbak Karin, Bapak akan segera disucikan dan selanjutnya nanti akan langsung dibawa ke rumah duka." Terang Dokter Gama.

"Baik Dok, silahkan."

"Bapak.... Bapak, mau dibawa kemana."

Risa yang masih meronta ingin menggapai jasad Bapaknya.

"Dek.. Kita harus ikhlas .."

Karina memeluk Risa dengan erat dan badannya semakin lemas.

"Dek..."

Risa jatuh dan langsung diangkat Gama di tidurkan di brankas.

"Bawa ke ruang perawatan."

Perintah Gama.

Dokter Gama lalu mempersilahkan kepada petugas untuk mensucikan jasa dari Bapak Heri.

"Karina biar Risa aku yang jaga, kamu ikut mensucikan Bapak." Kata Anggun.

"Makasih Gun."

"Kami minta maaf kepada Mbak Karina dan keluarga, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun takdir berkata lain." Ucap Gama.

"Kami sangat berterima kasih Dok, maafkan salah Bapak.." Ucap Karina sambil menyeka air matanya.

"Saya akan urus semuanya sampai Bapak sampai di rumah duka, Mbak Karin tenang saja dan doakan Bapak."

"Terima kasih banyak Dok."

Karina mengikuti proses mensucikan jasad Bapaknya, hingga selesai dan saat akan dikafani Risa datang karena sudah sadar dan memaksa ingin melihat Bapaknya.

"Bapak... Maafin Risa..."

"Udah Dek, kita harus ikhlas.."

Karina memeluk Risa dan mereka berdua melihat Bapaknya mulai dikafani.

Setelah itu dibawa pulang ke rumah duka menggunakan ambulans.

"Mbak Karin dan Risa ikut mobil saya." Pinta Dokter Gama.

"Saya mau menemani Bapak Dok."

Tolak halus Karina.

Akhirnya Karina dan Risa naik ke atas ambulans duduk di sebelah keranda Bapaknya menemaninya sampai ke rumah duka.

Di rumah sudah rame sanak saudara yang mempersiapkan segala sesuatunya, sesampainya di rumah Mereka mengaji dan segera membawa ke pemakaman begitu hari sudah siang.

Dokter Gama mengikuti semua prosesnya hingga ke makam, rasanya ada keterkaitan hati dengan Bapak Heri setelah permintaannya semalam.

Setelah semua pelayat sudah pulang tinggal keluarga dan teman terdekat.

Anggun beserta keluarganya datang semua, Dokter Gama juga masih berada di sana ikut membaur.

"Karin.. Aku pamit dulu ya sama Mama."

Anggun pamit pulang bersama Mamanya dan juga Kakaknya Lukman.

"Makasih banyak ya Gun, maaf selalu merepotkan kamu." Mereka berdua berpelukan.

"Karin, kamu itu keluarga aku iya kan Ma."

"Iya Karin, anggap Tante ini mama kamu juga. kamu jangan sedih ya sayang, masih banyak orang yang sayang sama kamu dan Risa."

"Makasih Tante, maafin Karin nggak bisa menjamu dengan baik."

"Yang sabar ya Karin, semangat ya masih panjang masa depan kamu dan juga Risa."

"Iya Tante, sekali lagi terima kasih."

Lukman pun juga ikut pamit lalu melirik ke Gama yang masih santai duduk di kursi.

"Nggak pulang kamu."

"Entar, kamu duluan aja."

jawab Gama.

"Mau nginep kali Kak." ledek Anggun.

"Husst... Anak kecil." Gama malu dengan Karina.

"Karin, hati - hati sama Mas Gama ya he he he..."

Karin hanya tersenyum saja.

"Jangan ditunda-tunda keburu kabur." Ledek Mamanya Lukman kepada Gama.

"He he ... Doanya Tante."

Karina hanya menatap mereka dengan pandangan kosong dan tak memperdulikan candaan mereka.

😉😉😉😉

Terpopuler

Comments

eni

eni

Dunia tempat meninggal bukan tempat tinggal...🥺
ibaratnya kita saja nunggu antrian,hanya Allah yg tau kpn jaji kita tiba...
selagi masih d kasih kesempatan,smg bisa istiqamah d jalan-Nya

2023-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 MMM #1
2 MMM #2
3 MMM #3
4 MMM #4
5 MMM #5
6 MMM #6
7 MMM #7
8 MMM #8
9 MMM #9
10 MMM #10
11 MMM #11
12 MMM #12
13 MMM #13
14 MMM #14
15 MMM #15
16 MMM #16
17 MMM #17
18 MMM #18
19 MMM #19
20 MMM #20
21 MMM #21
22 MMM #22
23 MMM #23
24 MMM #24
25 MMM #25
26 MMM #26
27 MMM #27
28 MMM #28
29 MMM #29
30 MMM #30
31 MMM #31
32 MMM #32
33 MMM #33
34 MMM #34
35 MMM #35
36 MMM #36
37 MMM #37
38 Draft
39 MMM #39
40 MMM #40
41 MMM #41
42 MMM #42
43 MMM #43
44 MMM #44
45 MMM #45
46 MMM #46
47 MMM #47
48 MMM #48
49 MMM #49
50 MMM #50
51 MMM #51
52 MMM #52
53 MMM #53
54 MMM #54
55 MMM #55
56 MMM #56
57 MMM #57
58 MMM #58
59 MMM #59
60 MMM #60
61 MMM #61
62 MMM #62
63 MMM #63
64 MMM #64
65 MMM #65
66 MMM #66
67 MMM #67
68 MMM #68
69 MMM #69
70 MMM #70
71 MMM #71
72 MMM #72
73 MMM #73
74 MMM #74
75 MMM #75
76 MMM #76
77 MMM #77
78 MMM #78
79 MMM #79
80 MMM #80
81 MMM #81
82 MMM #82
83 MMM #83
84 MMM #84
85 MMM #85
86 MMM #86
87 MMM #87
88 MMM #88
89 MMM #89
90 MMM #90
91 MMM #91
92 MMM #92
93 MMM #93
94 MMM #94
95 MMM #95
96 MMM #96
97 MMM #97
98 MMM #98
99 MMM 99
100 MMM #100
101 MMM #101
102 MMM #102
103 MMM #103
104 MMM #104
105 MMM #105
106 MMM #106
107 MMM #107
108 MMM #108
109 MMM #109
110 MMM #110
111 MMM #111
112 MMM #112
113 MMM #113
114 MMM #114
115 MMM #115
116 NUMPANG LEWAT YA
117 MMM #116
118 MMM #117
119 MMM #118
120 MMM #119
121 MMM #120
122 MMM #121
123 MMM #122
124 MMM #123
125 MMM #124
126 MMM #125
127 MMM #126
128 MMM #127
129 MMM #128
130 MMM #129
131 MMM #130
132 MMM #131
133 MMM#132
134 MMM #133
135 #134
136 #135
137 #136
138 #137
139 #138
140 #139
141 MMM #140
142 MMM #141
143 MMM #142
144 MMM #143
145 MMM #144
146 MMM #145
147 #146
148 MMM #147
149 MMM #148
150 MMM #149
151 MMM #150
152 MMM #151
153 MMM #152
154 MMM #153
155 MMM #154
156 MMM #155
157 MMM #156
158 MMM #157
Episodes

Updated 158 Episodes

1
MMM #1
2
MMM #2
3
MMM #3
4
MMM #4
5
MMM #5
6
MMM #6
7
MMM #7
8
MMM #8
9
MMM #9
10
MMM #10
11
MMM #11
12
MMM #12
13
MMM #13
14
MMM #14
15
MMM #15
16
MMM #16
17
MMM #17
18
MMM #18
19
MMM #19
20
MMM #20
21
MMM #21
22
MMM #22
23
MMM #23
24
MMM #24
25
MMM #25
26
MMM #26
27
MMM #27
28
MMM #28
29
MMM #29
30
MMM #30
31
MMM #31
32
MMM #32
33
MMM #33
34
MMM #34
35
MMM #35
36
MMM #36
37
MMM #37
38
Draft
39
MMM #39
40
MMM #40
41
MMM #41
42
MMM #42
43
MMM #43
44
MMM #44
45
MMM #45
46
MMM #46
47
MMM #47
48
MMM #48
49
MMM #49
50
MMM #50
51
MMM #51
52
MMM #52
53
MMM #53
54
MMM #54
55
MMM #55
56
MMM #56
57
MMM #57
58
MMM #58
59
MMM #59
60
MMM #60
61
MMM #61
62
MMM #62
63
MMM #63
64
MMM #64
65
MMM #65
66
MMM #66
67
MMM #67
68
MMM #68
69
MMM #69
70
MMM #70
71
MMM #71
72
MMM #72
73
MMM #73
74
MMM #74
75
MMM #75
76
MMM #76
77
MMM #77
78
MMM #78
79
MMM #79
80
MMM #80
81
MMM #81
82
MMM #82
83
MMM #83
84
MMM #84
85
MMM #85
86
MMM #86
87
MMM #87
88
MMM #88
89
MMM #89
90
MMM #90
91
MMM #91
92
MMM #92
93
MMM #93
94
MMM #94
95
MMM #95
96
MMM #96
97
MMM #97
98
MMM #98
99
MMM 99
100
MMM #100
101
MMM #101
102
MMM #102
103
MMM #103
104
MMM #104
105
MMM #105
106
MMM #106
107
MMM #107
108
MMM #108
109
MMM #109
110
MMM #110
111
MMM #111
112
MMM #112
113
MMM #113
114
MMM #114
115
MMM #115
116
NUMPANG LEWAT YA
117
MMM #116
118
MMM #117
119
MMM #118
120
MMM #119
121
MMM #120
122
MMM #121
123
MMM #122
124
MMM #123
125
MMM #124
126
MMM #125
127
MMM #126
128
MMM #127
129
MMM #128
130
MMM #129
131
MMM #130
132
MMM #131
133
MMM#132
134
MMM #133
135
#134
136
#135
137
#136
138
#137
139
#138
140
#139
141
MMM #140
142
MMM #141
143
MMM #142
144
MMM #143
145
MMM #144
146
MMM #145
147
#146
148
MMM #147
149
MMM #148
150
MMM #149
151
MMM #150
152
MMM #151
153
MMM #152
154
MMM #153
155
MMM #154
156
MMM #155
157
MMM #156
158
MMM #157

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!