Sore harinya setelah Anggun pulang dari rumah sakit, Dia dikejutkan dengan adanya tamu yang duduk di ruang tamu.
"Mas Gama, kok sendirian gak nelpon Mas Lukman tadi. ?"
Anggun hanya melihat Gama sendirian duduk di ruang tamu.
"Udah, makanya Mas nungguin Kakak kamu itu."
"Hai Bro... Udah dari tadi."
"Lumayan, dari seminar tadi langsung ke sini." Ucap Gama, memang dia meninggalkan rumah sakit sejak siang tadi.
Anggun ke arah kamarnya ingin segera mandi.
"Mau kemana Dek." Tanya Lukman.
"Ke kamar." Jawab Anggun.
"Nggak usah lama-lama mandinya ini si Gama kesini ada perlu sama kamu."
Anggun membalikkan badannya menatap ke arah mereka berdua.
"Mas Gama ada perlu apa."
"Ada yang ingin saya tanyakan sama kamu Gun, ya udah kamu bersih-bersih dulu aja aku tungguin."
"Oke."
Anggun meninggalkan mereka berdua masuk ke dalam kamar untuk membersihkan dirinya yang terasa gerah.
Setelah 30 menit kemudian Anggun keluar dari kamarnya kemudian ikut duduk bersama Lukman dan Gama di ruang tamu.
"Lama banget mandinya."
Celetuk Lukman.
"Bentar aja, kenapa sih nungguin Anggun. Mas Gama ada perlu apa sama Anggun."
"Ada yang mau saya tanyakan ke kamu."
"Soal apa."
Anggun penasaran tak biasanya Gama ngajak ngobrol.
"Kamu kenal perempuan ini."
Gama menunjukkan foto yang dia ambil diam-diam di taman rumah sakit.
Anggun memperhatikan foto yang ada di ponsel milik Gama.
"Karina kan ini.?"
Kata Anggun sambil menatap ke arah Gama yang tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Mas Gama kok bisa dapat foto dia."
"Dia ngefans sama Karina."
Celetuk Lukman.
"Mas Gama kok bisa kenal.?"
Anggun masih penasaran.
"Jadi Saya yang menangani Bapak Heri yaitu Bapaknya Karina yang sedang sakit."
"Jadi Dokter Gama yang di ceritakan Karin itu Mas Gama, Dokter Bapaknya Karina.?" Anggun mulai paham.
"Iya Benar Anggun. Kamu temannya Dia."
"Iya Dia teman kuliah Ku, dan tadi juga Anggun baru pulang dari rumah sakit."
Gama langsung menegakkan badannya menatap ke arah Anggun.
"Kamu nggak cerita Bro." Tanya Gama ke Lukman.
"Kamu kan tadi langsung pergi ke seminar, Anggun ngabarin juga udah sore."
"Karina cerita apa."Tanya Gama.
"Ya cerita tentang sakit Bapaknya, dia kuat banget Mas menghadapi semuanya ini sendiri."
"Apa tidak ada saudara dari bapaknya atau ibunya." Tanya Gama.
"Anggun nggak paham Mas. Cuma katanya dia punya Budhe tapi di luar kota. Mungkin dia merasa tidak enak karena itu saudara dari ibunya."
"Dia kuliah jurusan apa."
"Sama kayak Anggun Mas, ambil desain. Dia pinter banget Mas bagus kalau buat desain."
Gama nampak tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Karina itu semenjak Bapaknya sakit dan masuk rumah sakit nggak masuk ke kampus dan ditanya nggak jujur kalau Bapaknya lagi sakit." lanjut Anggun.
"Rumahnya mana.?"
Gama yang langsung bertanya begitu membuat Anggun langsung menatapnya dengan heran.
"Kenapa Mas Gama tanya rumahnya."
"Masak kamu nggak paham sih Dek, cowok udah diem-diem moto cewek terus tanya rumahnya apa coba artinya." Kata Lukman dan Anggun otomatis bisa langsung menebaknya.
"Mas Gama, suka sama Karin.?"
Gama tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Anggun terkekeh melihat reaksi Gama.
"Kenapa.?" Ucap Gama.
"Mas, beneran bisa menerima keadaan Karina?. Dia teman baik aku Mas kalau sampai Mas Gama cuma mau menyakitinya mending nggak usah dilanjutkan deh perasaan itu. Tinggalkan Karina pilih wanita lain yang lebih segalanya dibanding dengan Karina." Anggun langsung menerkam Gama karena dia juga tahu masa lalu dari Gama.
"Aku merasa nyaman dan tenang kalau memandang wajahnya."
"Cuma merasa nyaman Mas. "
Anggun menggelengkan kepalanya.
"Mas, Karina itu kalangan keluarga biasa sedangkan Mas Gama keluarga berada. Bukannya Anggun melarang Mas Gama untuk suka dengan Karin tapi saran Aku lebih baik mantapkan diri dulu Mas. Aku cuma nggak mau Karina ikut terbawa perasaannya tapi setelah itu Mas Gama mencampakkannya."
"Aku sadar dulu pernah salah tapi begitu melihat Karina dia pantas untuk disayangi dan dilindungi."
Anggun menatap Gama penuh telisik, mencari kebohongan dari sorot mata Gama.
"Mas, Karina itu gadis biasa beda dengan gadis-gadis yang pernah pacaran sama Mas Gama. Cantik, seksi, anak Mama belum lagi yang serba ada dan tercukupi segalanya."
"Gun, dulu Mas memang sering jalan dengan gadis yang seperti itu tapi jujur Mas merasakan hambar saat bersama Mereka."
"Karin nggak pantas kalau cuman untuk pelampiasan dan pelarian dari Mas Gama. Dia gadis istimewa Mas."
Anggun benar-benar tidak mau jika Gama mendekati Karina hanya untuk bersenang-senang saja.
Dulu Gama terkenal dengan playboy yang sering gonta-ganti pasangan dan bukan gadis biasa yang sering dia gandeng itu pun terjadi karena bentuk pelampiasannya dikhianati oleh pacar dan sahabatnya sendiri.
"Mas mau berubah Gun, please... Bantu Mas untuk deketin Karina."
"Anggun bisa pegang ucapan Mas Gama."
Gama menganggukkan kepalanya.
"Kalau Mas Gama serius, coba aja deketin tapi Anggun peringatkan jangan sakiti Karina. Kasihan Dia Mas sudah berat beban hidupnya tadi aja cerita sama Anggun dia mau cuti kuliah karena ingin bekerja."
Lukman dan Gama menatap ke arah Anggun.
"Kak, Anggun berencana untuk minta tolong Tante agar kalian bisa kerja di minimarketnya biar bisa sambil kuliah juga."
"Coba aja bilang Tante."
Kata Lukman.
"Anggun, tolong kamu selalu ada untuk Karina." Kata Gama.
"Mas, saat ini Karina butuh teman dan pasti Anggun akan selalu ada untuk Dia. Karina wanita kuat Mas, kalau Anggun yang di posisi Karina belum tentu bisa menjalani ini."
🌹🌹🌹🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
masih nyimak thor...
2023-07-15
0
eni
ini kok blm up kak😁
2023-05-20
1
eni
dengerin anggun tuh nanti jangan cb macam2 dg Karin😁
2023-05-19
1