"Mbak..."
Risa memanggil Karina yang sedang memasak di dapur untuk sarapan mereka.
Kini mereka hanya tinggal berdua, setelah 7 hari meninggal Bapaknya Bude dan Pakde serta anaknya sudah pulang.
Kemarin Budenya juga sudah menawarkan untuk tinggal bersama mereka namun Karina dan Risa lebih memilih untuk tinggal berdua lagian mereka masih harus menyelesaikan sekolah dan kuliahnya.
"Hmm.. Kenapa.?"
Jawabnya tanpa melihat ke arah Risa.
"Dokter Gama kok baik banget ya Mbak, perhatian sama keluarga kita."
Karina menyajikan nasi gorengnya di atas piring.
"Mungkin merasa karena Bapak kemarin pasien dia."
"Tapi nggak ada lho Mbak, Dokter yang begitu setelah pasiennya meninggal masih baik sama keluarganya."
"Ya karena Mas Gama teman Kak Lukman kali, Dek."
Risa menatap heran Mbaknya itu karena mendengar Karina memanggil Dokter Gama dengan sebutan Mas.
"Mas...?"
Karina langsung sadar dan malu rasanya lalu melanjutkan membuat telur ceplok.
"Dokter Gama maksudnya."
Sangkal Karina.
"Tadi manggilnya Mas, Risa nggak salah denger kan.?.. Ha. Ha.. Hayo... Jangan...jangan..."
Risa menggoda Karina.
"Apa sih Dek, sana buruan ganti baju terus sarapan kita berangkat pagi."
Karina mengalihkan pembicaraan mereka.
"Mbak Karin, ada hubungan apa sama Dokter Gama."
"Teman Dek, buruan ganti baju."
"Kayaknya Dokter Gama suka sama kamu Mbak." Sengaja Risa bilang begitu untuk menggoda Karina.
"Dek, buruan ganti baju kita sarapan."
Karina menata telur ceplok di atas nasi goreng.
"Cie... Kenapa thu muka merah ha ha ha..." Risa kabur ke kamarnya untuk ganti baju.
Setelah menyajikan sarapan Karina juga berganti baju ke kamarnya dan menata keperluannya.
"Mbak ayo sarapan laper.."
Teriak Risa yang sudah duduk di ruang makan.
"Kenceng banget suaranya."
Mereka berdua menikmati sarapan sederhana dengan nikmat dan penuh syukur.
"Mbak, bekal ku mana."
"Itu sudah Mbak tata, masukin tas."
Mereka terbiasa membawa bekal untuk makan siang selain hemat uang jajan juga lebih higienis.
Selesai membersihkan wadah makan, mereka bergegas berangkat. Karina mengantar Risa ke sekolahan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kampus.
"Dek, uang saku kemarin masih."
Tanya Karina begitu Risa turun dari sepeda motor dan meraih tangan Karina lalu menciumnya.
"Masih Mbak, Risa juga punya uang lebih kok Mbak bisa buat naik angkot nanti."
"Ya udah kalau pulang hati-hati, kalau Mbak pulang cepat nanti Mbak ampiri ."
"Iya Mbak, Risa masuk dulu. Mbak Karin Hati-hati di jalan."
"Iya, belajar yang bener."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Risa berjalan masuk ke sekolahan bersama dengan temannya dan Karina melaju menuju ke kampus.
Sesampainya di kampus Karina langsung menuju ke ruangannya.
"Tumben Anggun belum nongol."
Karina berjalan sambil mencari sosok temanya satu itu.
Setelah sampai di ruangan Karina melihat Anggun ternyata sudah ada di dalam dan menatap layar laptopnya.
"Assalamualaikum cantik, rajin banget."
Anggun langsung menarik tangan Karina dan memintanya duduk di kursinya.
"Waalaikumsalam, kamu kok baru datang sih. Ajarin aku ini sini duduk selesaikan desain ku."
"Kamu belum selesai."
"Aku kan nggak sepintar kamu."
Karina terkekeh sendiri, bisa-bisanya mau dikumpulkan Anggun belum selesai.
"Aku sampai pusing tau, mau minta tolong sama kamu tadi malam tapi nggak enak kamu udah capek pasti pulang kerja."
Karina segera melanjutkan pekerjaan Anggun dan akhirnya selesai sebelum dosen datang.
"Kamu nggak wa tadi aku bisa berangkat pagi lagi."
"Aku yang nggak bisa sepagi kamu, ini aja aku belum sarapan langsung cusss... Mana lapar lagi."
Anggun mengusap perutnya keroncongan.
"Ini ada nasi goreng mau.?"
Karina mengeluarkan bekalnya.
"Mana, boleh deh nanti siang aku traktir kamu."
"He he he.. Udah tinggal makan aja, siang bisa makan di rumah aku."
Karina beranjak dan duduk di kursinya sendiri.
"Makasih ya Beb... He he he... baik banget kamu, pantesan Mas Gama suka sama kamu.."
"Uhuk... "
Karina yang sedang minum tersedak.
"Pelan-pelan Karin, aku nggak minta minum kamu."
"Kamu suka ngaco kalau ngomong."
"Kar..."
Anggun yang ingin melanjutkan ucapannya di cegah oleh Karina.
"Udah nggak usah bahas itu, buruan makan Dosen ke buru datang."
"He he.. Cie... Merah itu muka."
Ledek Anggun dan Karina diam saja membuka ponselnya.
Anggun melirik Karina yang tersenyum sendiri melihat layar ponselnya.
"Hemmm... Pasti dari itu."
"Siapa." Jawab Karina.
"Siapa lagi, Dokter ganteng kamu itu."
Karina tersenyum saja dan mengetik balasan pesan.
"Pasti digombalin itu pagi-pagi."
Anggun meracau sendiri sedangkan Karina meletakkan ponselnya lalu membuka laptop.
"Karin..."
Anggun yang gemas tidak di gubris.
"Kenapa sih Gun, teriak."
"Tak bilangin Mas Gama kamu cuekin aku gara-gara balas pesan dari dia."
Anggun pura-pura marah dan mengambil ponselnya.
Kalau sampai Anggun mengadu pasti Gama besar kepala.
"Iya... Iya.. Maaf, kamu sih bahas dia terus."
"Tapi kamu suka kan.?"
Anggun menggerakkan kedua alisnya.
"Tau, Dia nggak pernah ngomong suka ke aku."
"Cie.... Nunggu ditembak nih."
🤣🤣🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
eni
anggun,Rissa,hari ini kompak amat godain Karin😁
2023-05-30
1