Keesokan harinya, Karina berangkat kuliah karena sudah dua hari tidak memunculkan batang hidungnya ke kampus.
"Karin, kamu kemana sih 2 hari nggak masuk. kalau ditanya cuman ada urusan, urusan apa sih."
Karina dicecar pertanyaan oleh Anggun, Dia teman dekat Karina dari awal kuliah.
Karina tersenyum saja sambil memakai helmnya, Dia mau ke rumah sakit lagi karena ini jadwal bapaknya akan melakukan cek lab.
"Karin..."
Anggun menggoyangkan badan Karina.
"Aku ada urusan Gun, maaf ya he he he.. Aku pulang duluan."
"Karin, jahat kamu. Ada yang kamu sembunyikan ya dariku."
Anggun menghadang sepeda motor Karina.
"Nanti aku cerita Anggun, tapi nggak bisa sekarang. Aku duluan ya, Assalamualaikum."
Karina membelokan sepeda motornya lalu menancap gas.
"Karin... Waalaikumsalam."
Anggun memandangnya dengan kesal.
"Aku harus cari tahu." Ucapnya.
Sesampainya di rumah sakit Karina langsung menuju ke ruang rawat Bapaknya.
"Assalamualaikum Pak, Dokter sudah kesini belum." Karina agak terengah-engah karena buru-buru.
"Waalaikumsalam, belum mungkin sebentar lagi."
"Alhamdulillah.."
Karina mengambil minum Karena merasakan haus.
Bapak Heri hari ini akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan penyakit yang sedang dialaminya.
"Permisi, Pak Heri."
Seorang suster datang ke ruangan dengan membawa kursi roda.
"Iya Sus." Ucap Karina.
"Sekarang kita ke Lab, ya Pak."
Suster membantu Bapak Heri untuk duduk di kursi roda lalu mendorongnya keluar dari ruangan menuju ke ruang pemeriksaan.
Di dalam ruang pemeriksaan Bapak Heri dengan dibantu petugas melaksanakan serangkaian tes dan didampingi oleh Karina.
"Mbak, untuk hasil laboratorium akan langsung kami sampaikan kepada Dokter Gama. Jadi di tunggu saja nanti Dokter Gama yang akan menjelaskan." Terang Suster setelah selesai pemeriksaan.
"Baik Sus, terimakasih."
Bapak Heri kembali dibawa ke ruangannya dan beristirahat.
"Kamu nggak pulang Nak."
Tanya Bapaknya kepada Karina saat hari sudah sore karena sejak pulang kuliah Karina langsung ke rumah sakit.
"Bapak nggak papa, Karin tinggal. Nanti malam Karin ke sini."
"Kamu nggak usah ke sini nggak apa-apa, Bapak bisa sendiri Kalau cuman ke kamar mandi atau nanti juga bisa minta tolong sama suster yang jaga. Karin kasihan Risa di rumah sendirian nanti kalau kamu ke sini dia pasti ikut lagi."
"Bapak yakin, tapi Karin nggak tega sama Bapak."
"Udah Bapak nggak papa, Kamu kesini siang aja setelah kuliah."
Akhirnya Karina pulang, karena ada tugas dari kampus juga yang harus diselesaikan besok pagi kalau dikerjakan di rumah sakit nggak akan bisa.
Sesampainya di rumah, Risa sudah masak nasi dan seperti biasa Karina tinggal beli lauk saja.
"Mbak, tadi Mbak Anggun kesini."
Kata Risa saat Karina datang.
"Kapan Dek."
"Nggak lama, Baru saja pulang sebelum mbak Karin datang."
"Anggun ngapain kesini."
"Mbak Anggun mau cari Kamu Mbak, katanya di kampus jarang ketemu."
"Terus kamu cerita."
Risa melakukan kepalanya dia sudah cerita semuanya kepada Anggun kalau temannya ini sedang merawat bapaknya di rumah sakit.
"Ya udah nggak papa, paling bentar lagi dia telepon. Mbak mandi dulu ya udah mau maghrib kamu dulu aja kalau udah lapar."
Tak lama adzan berkumandang Karina dan Risa melaksanakan salat Maghrib di rumah berjamaah, setelah itu mereka mengaji dan tak lupa selalu mendoakan kesehatan bapaknya.
Terdengar ponsel Karina berbunyi dan tertera nama Anggun di sana.
"Kenapa kamu cerita sama aku Karin."
Suara Anggun terdengar khawatir.
"Maaf ya Gun, aku nggak mau merepotkan kamu."
"Kamu yang sabar ya, maaf tadi aku belum bisa ke rumah sakit jenguk bapak."
"Doanya aja Gun."
"Pasti Karin, kalau ada apa-apa jangan suka dia untuk minta tolong sama aku."
"Makasih banyak Gun."
Percakapan mereka berakhir lalu Karina pun mulai mengerjakan tugas kuliahnya karena malam semakin larut.
🌹🌹🌹🌹🌹
Esok harinya Karina mengantar Risa ke sekolah lalu dia berangkat ke kampus juga. Selesai mata kuliah Karin seperti biasa langsung menghilang dan berangkat ke rumah sakit.
"Karin, sore aku mau jenguk Bapak."
"Makasih Gun, aku ke rumah sakit duluan ya soalnya hari ini hasil lab Bapak keluar "
"Oke, semoga baik - baik saja."
"Aamiin."
Karina mengajukan sepeda motornya menuju ke rumah sakit sesampainya di sana ada seorang suster yang sudah menunggunya untuk bertemu dengan Dokter.
Karina mengikuti Suster itu dan mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Dokter Gama.
Setelah keluar dari ruangan dokter Karina tidak langsung ke ruang perawatan Bapaknya karena dia masih merasa syok lalu menuju ke taman rumah sakit.
"Bapak Heri harus menjalani cuci darah, itu jalan terbaik yang bisa kita lakukan."
Perkataan Dokter Gama yang masih terngiang di telinga Karina.
Seorang diri di taman rumah sakit Dia menatap kosong ke depan, air matanya mengalir di pipi mulusnya. Rasanya ingin menangis dan menjerit sekeras-kerasnya, meluapkan sesak yang ada di dadanya.
"Kuatkan Karin, Ya Allah."
Ucapnya lirih.
"Apa yang harus Karin lakukan sekarang."
Karina bingung memikirkan kondisi Bapaknya, walaupun terlihat baik - baik saja pasti di dalam hatinya juga menangis.
"Kamu kuat Karin ."
Kata Dia untuk menguatkan dirinya sendiri.
"Boleh Saya duduk."
Tiba - tiba ada suara seseorang dibelakang Karina yang membuat Dia reflek menoleh ke arah suara.
"Dokter.."
Ucap Karina sambil mengusap air matanya.
Dokter Gama tersenyum menatap Karina.
"Sendirian saja."
"I.. Iya Dok, silahkan duduk."
Dokter Gama mengambil duduk di ujung kursi supaya mereka ada jarak antar keduanya.
"Silahkan duduk Mbak Karina."
Dokter Gama melihat Karina yang malah hanya berdiri dan mereka sudah saling kenal sekarang.
"Makasih Dok."
"Maaf, kalau Saya mengganggu Mbak Karina."
"Tidak Dok, sama sekali tidak menggangu."
"Kok melamun sendiri, memikirkan Bapak." Tanya Dokter Gama sambil menatap ke arah kiri dimana Karina berada.
Karina hanya tersenyum sekilas menatap Gama lalu menghadap ke depan.
"Doakan yang terbaik untuk Bapak, memang cuci darah tidak dapat menjamin kesembuhan Bapak tapi insyaallah Bapak akan tetap sehat selama menjalankan cuci darah dengan rutin."
Mata Karina nanar menerawang ke depan.
"Cuci darah tidak akan memperbaiki ginjal Bapak Dok. Saya pernah mendengar cerita tentang sakit ginjal jika, sudah cuci darah lama kelamaan akan semakin sering dan jika tidak dapat bertahan, hiks...hiks..."
Karina tak mampu menahan tangisannya lagi, dia sebisa mungkin mengambil nafas untuk meredakan sesak di dadanya.
Gama menatapnya dengan iba, rasa prihatin tumbuh di dirinya.
"Sabar Mbak Karin, Bapak di doakan yang terbaik." Hanya itu yang bisa Gama katakan.
"Maaf Dok, saya jadi Melo begini. Kalau begitu Saya permisi Dok kasihan Bapak sendirian."
Karina beranjak dari tempat duduknya.
"Mbak Karin, tunggu sebentar."
Gama ikut berdiri lalu, mengambil sebuah kartu nama dan memberikannya kepada Karina.
"Ini kartu nama Saya, jika Mbak Karina mau konsultasi atau butuh teman untuk curhat bisa menghubungi ini nomor Saya."
Karina menatap ke arah kartu nama itu, rasanya ragu ingin mengambil kartu itu tidak biasanya seorang Dokter memberikan kartu namanya.
"Ini sebagai bentuk pelayanan saya kepada pasien." Jelas Gama yang paham akan keraguan Karina.
"Kenapa Dokter berikan kartu nama kepada saya."
"Saya yakin Mbak Karina sebenarnya banyak yang ingin ditanyakan mengenai kondisi Bapak Heri namun, karena keterbatasan kita untuk berjumpa dan konsultasi makanya Saya tetap ingin memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada pasien."
Karina akhirnya mengerti dan mengambil kartu nama milik dokter Gama.
"Makasih Dok, Saya permisi."
"Iya silahkan, jangan sungkan untuk menghubungi nomor itu kapan pun dan Saya siap 24 jam." Kata Dokter Gama sambil tersenyum untuk meyakinkan Karina.
"Baik Dok, terimakasih."
Karina lalu pergi meninggalkan Dokter Gama yang masih memandang dirinya menuju ke ruangan perawatan Bapaknya.
🙂🙂🙂🤭
Lanjut......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
D . K. T.
walah" bisa ae bpk dokter modus nya😊😊
2024-02-07
1
Susan
perkenalan berkedok konsultasi🤭
lanjut Thor💪
2023-05-19
2
eni
😥
baca part ini kok teringat BPK...
kena ginjal dan harus HD rutin,sp d titik beliau hanya bisa bertahan 8 bln SJ, walaupun kami anak2 sudah mengupayakan yg terbaik.... Alfatihah u BPK,smg selalu d beri ketenangan d sisi-Nya...
dr sinopsis d detail cerita rupanya nantinya BPK Karin harus berpulang...smg selanjutnya Karin dan adiknya happy ending 🥺
2023-05-18
1