MMM #10

Pagi ini jadwal untuk cuci darah Bapak Heri, Karina selalu setia untuk menemani Bapaknya melakukan setiap prosesnya.

"Mbak Karin.."

Panggil Suster yang merawat Bapaknya.

"Iya Sus."

Karina yang ditemani Anggun berdiri dari duduknya masuk ke dalam ruangan.

"Dokter ingin bertemu, silahkan masuk."

Karina segera mengikuti Suster, Dia takut terjadi sesuatu dengan Bapaknya.

"Bagaimana keadaan Bapak, Dok."

Karina memandangi Bapaknya yang memejamkan mata setelah proses cuci darah selesai.

"Bapak kenapa terlihat lemas Dok, tidak seperti biasanya."

"Sabar Karin."

Anggun menenangkan temannya itu dengan mengusap lengannya.

"Bapak harus dirawat karena kondisinya drop." terang Gama yang menatap Karina tak tega.

"Bapak kenapa bisa begini, Dok."

Karina mendekati Bapaknya memegang tangannya.

"Sus, tolong siapkan ruangan dulu. Silahkan Mbak kita bicara di ruangan."

Pinta Dokter Gama.

Anggun dengan setia menemani Karina menuju ruang Dokter.

"Sabar Karin, Bapak pasti baik baik saja." Anggun selalu menyemangati.

"Aku takut Gun, Bapak kenapa - napa."

"Silahkan duduk." pinta Dokter Gama setelah berada di ruangannya.

Karina dan Anggun duduk di depan meja berhadapan dengan Dokter Gama.

"Kenapa dengan Bapak Dok."

Karina sudah tidak sabar mendengar penjelasan dari Dokter Gama mengenai kondisi bapaknya saat ini.

"Apakah Bapak Heri beberapa hari ini melakukan aktivitas yang berlebihan.?" Tanya Gama.

Karina hanya menggelengkan kepalanya saja. Risa memang belum bercerita kepada Karina soal kejadian kemarin siang.

"Bapak selalu di rumah Dok, ketika saya harus berangkat kuliah dan siangnya nanti Adik saya yang menemani Bapak di rumah."

"Kondisi Bapak Heri saat ini cukup drop, jika memang tidak melakukan aktivitas yang berlebihan mungkin bisa disebabkan karena beban pikiran yang sedang dipikirkan oleh Bapak Heri." Terang Dokter Gama sambil menatap Karina dan itu diperhatikan oleh Anggun.

"Sepertinya Mas Gama, beneran suka sama Karin." Dalam hati Anggun.

"Bapak... Bapak... Hiks..."

Karina tak sanggup untuk bercerita.

"Tenang Karin."

Anggun mengusap pundak temannya sembari memberikan rasa nyaman agar bisa bercerita.

"Silahkan minum Mbak Karin, Anggun."

Dokter Gama mengambilkan air mineral dan memberikannya kepada mereka berdua.

"Makasih Mas."

Anggun yang menjawab sambil membukakan tutup botol air mineral untuk Karina supaya mau minum.

Sekarang Karina sudah tahu jika Anggun dan Dokter Gama sudah saling kenal, walaupun tadi awalnya mereka pura-pura baru bertemu padahal udah banyak info yang Anggun berikan kepada Gama.

"Minum Karin." pinta Anggun.

Karina menggelengkan kepalanya tapi Anggun tetap mengarahkan botol itu ke mulutnya.

"Kamu minum dulu, biar tenang Karin."

Akhirnya Karina mau minum walaupun hanya sedikit.

"Maaf Dok."

Kata Karina selesai minum dan bisa lebih tenang. Dokter Gama menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Bapak beberapa hari lalu memang berbicara kalau beliau merasa bersalah kepada Saya.. Hiks...." Ucap Karin sampai tak tahan untuk menahan tangisnya.

"Merasa bersalah kenapa."

Tanya Dokter Gama.

"Bapak merasa bersalah Dok, karena merasa sudah menjadi beban untuk saya karena beliau tidak bisa bekerja lagi dan menyebabkan saya harus bekerja sambil kuliah.. Hiks.hiks...."

Anggun memeluk Karina sambil mengusap punggungnya.

Dokter Gama menghela nafasnya sambil menyenderkan badannya di kursi menunggu Karina kembali tenang.

Setelah beberapa saat menangis, Karina mengusap wajahnya yang penuh air mata, Dia berfikir harus kuat siapa lagi yang akan merawat Bapaknya kalau dia terus bersedih.

"Terus keadaan Bapak gimana Dok sekarang apa yang harus di lakukan."

Dokter Gama menatap Karina lekat.

"Kita berdoa Bapak Heri baik - baik saja dan besok pagi sudah kembali sehat. Kami akan selalu melakukan pemantauan."

"Baik Dok, terima kasih banyak."

"Sementara biarkan bapak untuk istirahat dulu, kami sudah memberikan obat penenang agar bisa beristirahat karena itu sangat dibutuhkannya."

Karina menganggukkan kepalanya.

"Saya sudah bisa melihat Bapak sekarang Dok."

"Bisa, silahkan. Bapak Heri sudah berada di ruang perawatan."

"Terima kasih banyak Dok, kalau begitu saya permisi."

Karina berdiri diikuti Anggun.

"Anggun, tolong temani Karina ya."

Pesan Dokter Gama yang mengkhawatirkan keadaan Karina.

"Iya Mas, tenang aja aku akan selalu ada untuk Karina."

"Makasih Anggun."

Karina masuk ke dalam ruang perawatan Bapaknya dan dia merasakan khawatir melihat kondisi Bapaknya yang memejamkan mata.

"Pak, Bapak semangat ya untuk sembuh. Karina dan Risa akan selalu menemani Bapak, hiks..hiks...."

Karina tak tahan untuk tidak menangis dia menelungkupkan wajahnya di atas tempat tidur.

"Karin, sabar doakan Bapak cepat sembuh." Anggun selalu memberi semangat pada Karina.

"Aku nggak punya siapa - siapa lagi Gun, cuma Bapak hiks..."

"Husst.. Kamu ngomong apa. Kita sholat yuk, doakan Bapak."

Karina mengusap air matanya lalu mengambil wudhu untuk sholat ashar karena hari sudah sore.

"Karin... Karin...."

Terdengar suara sayup dari Bapaknya.

"Bapak.."

Karin yang sedang berdoa langsung berdiri mendekati Bapaknya.

"Bapak haus."

Bapak Heri menganggukkan kepalanya lalu Karina mengambilkan minum dengan menggunakan sedotan.

"Pelan - pelan Pak."

Bapak Heri seperti orang kehausan lama tidak minum hampir setengah gelas lebih dihabiskan.

"Udah.."

Katanya setelah merasakan tenggorokannya kembali basah.

"Karin, aku panggil Mas Gama dulu ya untuk periksa Bapak." Ucap Anggun.

"Makasih Gun."

Tak lama Anggun datang bersama Dokter Gama dan seorang suster.

"Saya periksa dulu ya Pak."

Dokter memeriksa Bapak Heri dengan menggunakan stetoskop nya.

"Alhamdulillah kondisi Bapak Heri sudah stabil."

Terbit senyum Karina mendengar keadaan Bapaknya yang sudah lebih baik dari tadi.

"Malam ini dirawat di sini dulu ya supaya keadaan bapak Heri kembali stabil dan sehat sepenuhnya."

"Baik Dok."

Dokter Gama pun senang melihat karena bisa tersenyum kembali.

"Karin.. Haus.."

Bapak Heri meminta minum lagi.

"Bapak tadi udah minum banyak, nanti lagi."

Kondisi Bapak Heri memang tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi air putih terlalu banyak karena akan membuat kerja ginjalnya semakin berat.

"Bapak, minumnya sedikit - sedikit dulu jangan langsung banyak." Kata Dokter Gama.

"Haus... Haus.. Dok."

"Gimana Dok."

Karina bingung juga

"Dikit aja ya."

Karina menganggukkan kepalanya, lalu mengambilkan gelas yang ada sedotannya tadi.

"Udah Pak."

Pak Heri masih terus meminum air itu.

"Bapak sudah..."

Karina langsung menarik gelas itu dari Bapaknya.

"Haus Karin..."

"Pak, sudah cukup minumnya." Kata Dokter Gama baru Bapak Heri diam.

"Dok...."

"Iya Pak.."

"Saya boleh minta tolong sesuatu."

"Iya Pak kalau bisa, dengan senang hati." Ucap Dokter Gama dengan tersenyum.

"Tolong jaga Karina dan adiknya dia sudah nggak punya siapa-siapa."

"Bapak ngomong apa, Bapak akan sembuh, Karina dan Risa akan selalu menjaga Bapak." Karina sudah memerah matanya.

"Karin... Jaga Risa, maafin Bapak."

"Bapak sembuh, Bapak pasti sembuh. Hikss...hiksss...

😭😭😭😭😭

Terpopuler

Comments

PANJUL MAN

PANJUL MAN

/Sob//Sob//Sob//Sob/

2024-05-06

1

Susan

Susan

up lg dong kak ngegantung kek jemuran gk kering🤭

2023-05-24

1

cahaya

cahaya

tp ceritanya msh panjang kak 🙂🙂🙂.. author serasa jahat banget ya 😱

2023-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 MMM #1
2 MMM #2
3 MMM #3
4 MMM #4
5 MMM #5
6 MMM #6
7 MMM #7
8 MMM #8
9 MMM #9
10 MMM #10
11 MMM #11
12 MMM #12
13 MMM #13
14 MMM #14
15 MMM #15
16 MMM #16
17 MMM #17
18 MMM #18
19 MMM #19
20 MMM #20
21 MMM #21
22 MMM #22
23 MMM #23
24 MMM #24
25 MMM #25
26 MMM #26
27 MMM #27
28 MMM #28
29 MMM #29
30 MMM #30
31 MMM #31
32 MMM #32
33 MMM #33
34 MMM #34
35 MMM #35
36 MMM #36
37 MMM #37
38 Draft
39 MMM #39
40 MMM #40
41 MMM #41
42 MMM #42
43 MMM #43
44 MMM #44
45 MMM #45
46 MMM #46
47 MMM #47
48 MMM #48
49 MMM #49
50 MMM #50
51 MMM #51
52 MMM #52
53 MMM #53
54 MMM #54
55 MMM #55
56 MMM #56
57 MMM #57
58 MMM #58
59 MMM #59
60 MMM #60
61 MMM #61
62 MMM #62
63 MMM #63
64 MMM #64
65 MMM #65
66 MMM #66
67 MMM #67
68 MMM #68
69 MMM #69
70 MMM #70
71 MMM #71
72 MMM #72
73 MMM #73
74 MMM #74
75 MMM #75
76 MMM #76
77 MMM #77
78 MMM #78
79 MMM #79
80 MMM #80
81 MMM #81
82 MMM #82
83 MMM #83
84 MMM #84
85 MMM #85
86 MMM #86
87 MMM #87
88 MMM #88
89 MMM #89
90 MMM #90
91 MMM #91
92 MMM #92
93 MMM #93
94 MMM #94
95 MMM #95
96 MMM #96
97 MMM #97
98 MMM #98
99 MMM 99
100 MMM #100
101 MMM #101
102 MMM #102
103 MMM #103
104 MMM #104
105 MMM #105
106 MMM #106
107 MMM #107
108 MMM #108
109 MMM #109
110 MMM #110
111 MMM #111
112 MMM #112
113 MMM #113
114 MMM #114
115 MMM #115
116 NUMPANG LEWAT YA
117 MMM #116
118 MMM #117
119 MMM #118
120 MMM #119
121 MMM #120
122 MMM #121
123 MMM #122
124 MMM #123
125 MMM #124
126 MMM #125
127 MMM #126
128 MMM #127
129 MMM #128
130 MMM #129
131 MMM #130
132 MMM #131
133 MMM#132
134 MMM #133
135 #134
136 #135
137 #136
138 #137
139 #138
140 #139
141 MMM #140
142 MMM #141
143 MMM #142
144 MMM #143
145 MMM #144
146 MMM #145
147 #146
148 MMM #147
149 MMM #148
150 MMM #149
151 MMM #150
152 MMM #151
153 MMM #152
154 MMM #153
155 MMM #154
156 MMM #155
157 MMM #156
158 MMM #157
Episodes

Updated 158 Episodes

1
MMM #1
2
MMM #2
3
MMM #3
4
MMM #4
5
MMM #5
6
MMM #6
7
MMM #7
8
MMM #8
9
MMM #9
10
MMM #10
11
MMM #11
12
MMM #12
13
MMM #13
14
MMM #14
15
MMM #15
16
MMM #16
17
MMM #17
18
MMM #18
19
MMM #19
20
MMM #20
21
MMM #21
22
MMM #22
23
MMM #23
24
MMM #24
25
MMM #25
26
MMM #26
27
MMM #27
28
MMM #28
29
MMM #29
30
MMM #30
31
MMM #31
32
MMM #32
33
MMM #33
34
MMM #34
35
MMM #35
36
MMM #36
37
MMM #37
38
Draft
39
MMM #39
40
MMM #40
41
MMM #41
42
MMM #42
43
MMM #43
44
MMM #44
45
MMM #45
46
MMM #46
47
MMM #47
48
MMM #48
49
MMM #49
50
MMM #50
51
MMM #51
52
MMM #52
53
MMM #53
54
MMM #54
55
MMM #55
56
MMM #56
57
MMM #57
58
MMM #58
59
MMM #59
60
MMM #60
61
MMM #61
62
MMM #62
63
MMM #63
64
MMM #64
65
MMM #65
66
MMM #66
67
MMM #67
68
MMM #68
69
MMM #69
70
MMM #70
71
MMM #71
72
MMM #72
73
MMM #73
74
MMM #74
75
MMM #75
76
MMM #76
77
MMM #77
78
MMM #78
79
MMM #79
80
MMM #80
81
MMM #81
82
MMM #82
83
MMM #83
84
MMM #84
85
MMM #85
86
MMM #86
87
MMM #87
88
MMM #88
89
MMM #89
90
MMM #90
91
MMM #91
92
MMM #92
93
MMM #93
94
MMM #94
95
MMM #95
96
MMM #96
97
MMM #97
98
MMM #98
99
MMM 99
100
MMM #100
101
MMM #101
102
MMM #102
103
MMM #103
104
MMM #104
105
MMM #105
106
MMM #106
107
MMM #107
108
MMM #108
109
MMM #109
110
MMM #110
111
MMM #111
112
MMM #112
113
MMM #113
114
MMM #114
115
MMM #115
116
NUMPANG LEWAT YA
117
MMM #116
118
MMM #117
119
MMM #118
120
MMM #119
121
MMM #120
122
MMM #121
123
MMM #122
124
MMM #123
125
MMM #124
126
MMM #125
127
MMM #126
128
MMM #127
129
MMM #128
130
MMM #129
131
MMM #130
132
MMM #131
133
MMM#132
134
MMM #133
135
#134
136
#135
137
#136
138
#137
139
#138
140
#139
141
MMM #140
142
MMM #141
143
MMM #142
144
MMM #143
145
MMM #144
146
MMM #145
147
#146
148
MMM #147
149
MMM #148
150
MMM #149
151
MMM #150
152
MMM #151
153
MMM #152
154
MMM #153
155
MMM #154
156
MMM #155
157
MMM #156
158
MMM #157

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!