MMM #4

"Rasanya ingin berada di sampingnya, kasihan tidak ada tempat curhat untuk berbagi keluh kesahnya." ucap Gama lirih sambil menatap punggung Karina yang semakin lama tak terlihat.

"Woyyy.... Ngapain disini kamu."

Temannya mengagetkan Gama.

"Kamu, kalau aku jantungan gimana."

"Ha ha ha... Lihatin siapa sih."

Lukman teman seprofesi dengan Gama sejak tadi memperhatikan dirinya dari kejauhan.

"Kepo, kamu."

Gama duduk kembali di bangku itu diikuti oleh Lukman.

"Siapa gadis tadi."

"Pasien."

jawab Gama singkat aja.

"Cantik, sakit apa dia."

Gama langsung menatap arah Lukman begitu temannya itu menyebut Karina cantik.

"Kenapa.?"

Lukman heran ditata boleh Gama seperti mau menerkamnya.

"Apa kamu bilang. CANTIK!."

Entah kenapa Gama jadi emosi.

"Woy.. Kok sewot sih kamu. Suka ya sama Dia." goda Lukman yang tertantang menelisik kebenaran dari temannya itu.

"Bukan urusan Kamu, udah aku mau ke ruangan."

Gama beranjak dan diikuti Lukman.

"Kalau suka buruan deketin, Dia keluarga pasien yang ada di sini kan."

Gama berhenti menatap tajam ke arah Lukman.

"Jangan kamu ganggu DIA!!!."

"Santai Bro... "

Lukman merangkul pundak Gama yang terlihat emosi.

"Dia namanya Karina kan.?"

Gama semakin curiga dengan temannya itu yang mengenali Karina.

"Darimana kamu tahu."

Gama seperti hilang kendali.

"Tenang gitu bro .. dia itu teman kuliah adik ku."

Gama menatap tak percaya.

"Jangan bohong kamu."

"Buat apa aku bohong, Karina itu teman Anggun kuliah baru semester 4 tapi Bapaknya sakit disini."

"Kamu beneran nggak bohong kan."

Gama masih tidak percaya dengan Lukman yang kadang suka membual dan hobinya bercanda.

"Kalau kamu nggak percaya tanya Anggun sendiri."

Lukman berjalan dulu baru diikuti oleh Gama.

"Anggun tau kalau Karina lagi di rumah sakit."

"Nggak tau aku kalau soal itu, cuma Karin itu pernah ke rumah waktu itu."

Gama punya insting untuk mencari tahu banyak tentang Karina dari adiknya Lukman.

"Kalau Anggun di rumah aku boleh ngobrol kan."

"Ha ha ha.. Kamu beneran jatuh cinta sama Karina." Lukman menatapnya.

"Entah, tapi ada rasa kasihan ketika aku menatap wajahnya yang sendu. Aku merasakan beban yang begitu berat yang dipikul di usianya yang baru sekitar 20 tahun ini. Ibunya sudah meninggal dan dia yang harus merawat Bapaknya."

"Dia gadis sederhana Gam, jangan kamu permainkan."

Lukman tau masa lalu Gama.

"Aku pernah salah itu pun karena wanita dan sekarang aku sudah berubah dengan mencintai seseorang yang benar-benar berharga dalam hidupku."

Lukman merangkul pundak temannya itu sambil tersenyum senang.

"Perjuangkan jika memang kamu mencintainya."

"Bantu aku bicara sama Anggun ya ."

"Oke, nanti aku kasih kabar kalau pas Anggun di rumah kamu bisa ke rumah ku."

"Oke, makasih Bro .."

🌹🌹🌹🌹🌹

"Kamu sendirian Gun.?"

Karina melihat belakang Anggun yang datang sendirian menjenguk Bapaknya.

"Iya, nanti mau pulang sama Kak Lukman tadi aku udah bilang."

"Kak Lukman.?"

Karina benar - benar lupa kalau Kakaknya Anggun yang bernama Lukman sebagai Dokter juga di rumah sakit itu.

"Iya, perasaan aku pernah cerita deh kalau Kakak aku praktek di rumah sakit ini."

"Astaghfirullah, Aku beneran lupa." Kata Karina sambil melapuk-nepuk dahinya.

"Bapak gimana keadaannya."

Anggun menyalami Bapak Heri.

"Alhamdulillah Anggun, Bapak baik-baik saja."

"Bapak pasti sembuh, semangat ya Pak."

"Makasih Anggun, kamu datang aja Bapak seneng banget."

Karina dan Anggun jalan keluar untuk mencari minum.

"Kamu itu udah nggak masuk kuliah beberapa hari nggak ngasih kabar lagi. Kalau ditanya cuman baik-baik saja lagi ada urusan." Protes Anggun.

"Maaf Gun, aku nggak mau ngerepotin orang lain."

"Terus mau repot sendiri, kamu menanggung semua beban itu sendirian Karin."

Karina menghela nafas sambil tersenyum.

"Karin, berbagi cerita lah dengan aku. Kamu pasti juga butuh teman untuk bicara."

"Makasih Gun, tapi aku nggak mau merepotkan kamu."

"Karin, aku ini kamu anggap apa sih. Aku ini teman kamu kan.?. Cerita aja, aku sama sekali tidak merasa direpotkan sama kamu kalau cuman mendengarkan cerita kamu dengan senang hati Karin."

Karina lagi-lagi hanya tersenyum.

" Tugas - tugas kamu gimana."

"Aku beberapa hari ini berpikir untuk mengambil cuti kuliah dulu aja Gun, aku mau kerja. Sekarang Bapak sakit siapa yang akan memenuhi kebutuhan rumah."

Anggun menatap sayu temannya itu.

"Kamu yakin Karin."

Karin tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Nanti kalau aku sudah punya tabungan aku akan lanjutin kuliah lagi."

Anggun memeluk Karina.

"Kamu luar biasa Karin, kamu wanita kuat Kamu pasti bisa melewati ini semua."

"Makasih Anggun, kamu mau berteman denganku."

"Kamu ngomong apa sih Karin."

"Makasih Anggun hanya itu yang bisa aku ucapkan Kamu sangat perhatian dengan keluargaku."

"Karin jangan bikin aku nangis."

Anggun menyeka air matanya yang lolos di pipi mulusnya.

Keputusan Karina untuk cuti terlebih dahulu dari kuliahnya karena ia ingin bekerja menggantikan Bapaknya sebagai tulang punggung keluarga.

"Karin, nanti aku coba tanyakan ke tanteku ya siapa tahu di minimarketnya butuh karyawan."

"Beneran Gun, makasih banyak ya."

Anggun tersenyum dengan senang melihat reaksi Karina begitu gembira.

"Tapi Karin, gimana kalau kamu jangan cuti tapi kamu nanti kerjanya minta setelah kuliah aja pasti Tante ku boleh nanti aku yang ngomong."

"Tapi Gun, aku nggak enak dengan karyawan yang lainnya."

"Tenang aja nanti coba aku tanyakan dulu sama tanteku ya. Kamu kan pinter sayang kalau harus cuti nanti nggak bisa wisuda bareng."

Karina tersenyum senang bisa mengenal Anggun yang baik hati padahal dia dari keluarga orang kaya.

🌹🌹🌹🌹🌹

Lanjut lagi.... 😉😉😉

Terpopuler

Comments

cahaya

cahaya

ditunggu ya 😉

2023-05-19

1

eni

eni

eehhh... penasaran dg masa lalu cinta dr.gama🤭

2023-05-19

1

eni

eni

smg up lg 😁

2023-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 MMM #1
2 MMM #2
3 MMM #3
4 MMM #4
5 MMM #5
6 MMM #6
7 MMM #7
8 MMM #8
9 MMM #9
10 MMM #10
11 MMM #11
12 MMM #12
13 MMM #13
14 MMM #14
15 MMM #15
16 MMM #16
17 MMM #17
18 MMM #18
19 MMM #19
20 MMM #20
21 MMM #21
22 MMM #22
23 MMM #23
24 MMM #24
25 MMM #25
26 MMM #26
27 MMM #27
28 MMM #28
29 MMM #29
30 MMM #30
31 MMM #31
32 MMM #32
33 MMM #33
34 MMM #34
35 MMM #35
36 MMM #36
37 MMM #37
38 Draft
39 MMM #39
40 MMM #40
41 MMM #41
42 MMM #42
43 MMM #43
44 MMM #44
45 MMM #45
46 MMM #46
47 MMM #47
48 MMM #48
49 MMM #49
50 MMM #50
51 MMM #51
52 MMM #52
53 MMM #53
54 MMM #54
55 MMM #55
56 MMM #56
57 MMM #57
58 MMM #58
59 MMM #59
60 MMM #60
61 MMM #61
62 MMM #62
63 MMM #63
64 MMM #64
65 MMM #65
66 MMM #66
67 MMM #67
68 MMM #68
69 MMM #69
70 MMM #70
71 MMM #71
72 MMM #72
73 MMM #73
74 MMM #74
75 MMM #75
76 MMM #76
77 MMM #77
78 MMM #78
79 MMM #79
80 MMM #80
81 MMM #81
82 MMM #82
83 MMM #83
84 MMM #84
85 MMM #85
86 MMM #86
87 MMM #87
88 MMM #88
89 MMM #89
90 MMM #90
91 MMM #91
92 MMM #92
93 MMM #93
94 MMM #94
95 MMM #95
96 MMM #96
97 MMM #97
98 MMM #98
99 MMM 99
100 MMM #100
101 MMM #101
102 MMM #102
103 MMM #103
104 MMM #104
105 MMM #105
106 MMM #106
107 MMM #107
108 MMM #108
109 MMM #109
110 MMM #110
111 MMM #111
112 MMM #112
113 MMM #113
114 MMM #114
115 MMM #115
116 NUMPANG LEWAT YA
117 MMM #116
118 MMM #117
119 MMM #118
120 MMM #119
121 MMM #120
122 MMM #121
123 MMM #122
124 MMM #123
125 MMM #124
126 MMM #125
127 MMM #126
128 MMM #127
129 MMM #128
130 MMM #129
131 MMM #130
132 MMM #131
133 MMM#132
134 MMM #133
135 #134
136 #135
137 #136
138 #137
139 #138
140 #139
141 MMM #140
142 MMM #141
143 MMM #142
144 MMM #143
145 MMM #144
146 MMM #145
147 #146
148 MMM #147
149 MMM #148
150 MMM #149
151 MMM #150
152 MMM #151
153 MMM #152
154 MMM #153
155 MMM #154
156 MMM #155
157 MMM #156
158 MMM #157
Episodes

Updated 158 Episodes

1
MMM #1
2
MMM #2
3
MMM #3
4
MMM #4
5
MMM #5
6
MMM #6
7
MMM #7
8
MMM #8
9
MMM #9
10
MMM #10
11
MMM #11
12
MMM #12
13
MMM #13
14
MMM #14
15
MMM #15
16
MMM #16
17
MMM #17
18
MMM #18
19
MMM #19
20
MMM #20
21
MMM #21
22
MMM #22
23
MMM #23
24
MMM #24
25
MMM #25
26
MMM #26
27
MMM #27
28
MMM #28
29
MMM #29
30
MMM #30
31
MMM #31
32
MMM #32
33
MMM #33
34
MMM #34
35
MMM #35
36
MMM #36
37
MMM #37
38
Draft
39
MMM #39
40
MMM #40
41
MMM #41
42
MMM #42
43
MMM #43
44
MMM #44
45
MMM #45
46
MMM #46
47
MMM #47
48
MMM #48
49
MMM #49
50
MMM #50
51
MMM #51
52
MMM #52
53
MMM #53
54
MMM #54
55
MMM #55
56
MMM #56
57
MMM #57
58
MMM #58
59
MMM #59
60
MMM #60
61
MMM #61
62
MMM #62
63
MMM #63
64
MMM #64
65
MMM #65
66
MMM #66
67
MMM #67
68
MMM #68
69
MMM #69
70
MMM #70
71
MMM #71
72
MMM #72
73
MMM #73
74
MMM #74
75
MMM #75
76
MMM #76
77
MMM #77
78
MMM #78
79
MMM #79
80
MMM #80
81
MMM #81
82
MMM #82
83
MMM #83
84
MMM #84
85
MMM #85
86
MMM #86
87
MMM #87
88
MMM #88
89
MMM #89
90
MMM #90
91
MMM #91
92
MMM #92
93
MMM #93
94
MMM #94
95
MMM #95
96
MMM #96
97
MMM #97
98
MMM #98
99
MMM 99
100
MMM #100
101
MMM #101
102
MMM #102
103
MMM #103
104
MMM #104
105
MMM #105
106
MMM #106
107
MMM #107
108
MMM #108
109
MMM #109
110
MMM #110
111
MMM #111
112
MMM #112
113
MMM #113
114
MMM #114
115
MMM #115
116
NUMPANG LEWAT YA
117
MMM #116
118
MMM #117
119
MMM #118
120
MMM #119
121
MMM #120
122
MMM #121
123
MMM #122
124
MMM #123
125
MMM #124
126
MMM #125
127
MMM #126
128
MMM #127
129
MMM #128
130
MMM #129
131
MMM #130
132
MMM #131
133
MMM#132
134
MMM #133
135
#134
136
#135
137
#136
138
#137
139
#138
140
#139
141
MMM #140
142
MMM #141
143
MMM #142
144
MMM #143
145
MMM #144
146
MMM #145
147
#146
148
MMM #147
149
MMM #148
150
MMM #149
151
MMM #150
152
MMM #151
153
MMM #152
154
MMM #153
155
MMM #154
156
MMM #155
157
MMM #156
158
MMM #157

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!