Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh

Sudah satu minggu berlalu, Vina dan Arkha semakin menjaga jarak. Mereka hanya bertemu sekedarnya seperti bos dan asisten rumah tangga. Mereka hanya terlihat dekat saat Mikha melakukan panggilan video. Setelah itu, mereka langsung bubar.

Seminggu sudah Vina mulai training di Twins Galery. Vina terus telaten belajar, karyawan seniornya pun sangat ramah sehingga membuat Vina tidak rikuh untuk bertanya-tanya.

Setiap hari pesanan selalu banyak, dari buket bunga kecil sampai paket seserahan pernikahan mewah.

''Kak, aku pengin cari kopi deh, mau titip nggak?'' tanya Vina.

''Boleh-boleh.'' jawab mereka.

Mereka pun langsung mengeluarkan uang untuk membeli kopi yang terkenal itu. Kebetulan tempatnya hanya berjarak beberapa ruko dari tempat Vina bekerja.

''Oke, aku jalan dulu ya.'' ujar Vina.

''Oke.'' jawab mereka.

Mumpung waktu masih cukup senggang, Vina juga merindukan kopi itu.

Vina langsung memesan titipan-titipan dan juga untuknya. 15 menit menunggu akhirnya pesanan Vina sudah siap.

''Terima kasih, Kak.'' ucap Vina.

Kasir itupun membalasnya dengan senyum ramah.

Lokasi yang tidak jauh, Vina memilih jalan kaki saja supaya bisa lebih gerak. Apalagi pekerjaannya hanya duduk dan menunduk.

''VINA! VINA, TUNGGU!''

Vina langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar suara yang memanggilnya. Ia pun menoleh dan mencari sumber suara.

Vina mengernyitkan dahi saat mendapati sosok temannya yang sama-sama dari kampung itu. Lebih tepatnya teman semasa sekolah dulu.

Laki-laki yang berada di seberang jalan itu langsung sedikit berlari setelah berhasil menghentikan kendaraan yang melintas saat melihatnya hendak nyeberang.

''Vina 'kan?'' tanyanya memastikan.

''Iya, kamuuu?''

''Reza.'' kata keduanya bersamaan.

Mereka pun langsung terkekeh.

''Aku nggak salah dong ya?'' ujar Vina.

Laki-laki bernama Reza itupun tersenyum.

''Apa kabar?'' tanyanya sembari mengulurkan tangan.

Vina pun menyambutnya dengan senang hati, apalagi bertemu dengan teman yang sudah sangat lama berpisah.

''Alhamdulillah seperti yang kamu lihat, Za. Aku baik-baik saja.'' jawab Vina.

''Kamu pasti juga sehat 'kan?'' sambungnya.

Reza terkekeh.

''Iya, Alhamdulillah aku juga baik-baik aja.''

Reza mengitari pandangannya ke sekeliling.

''Kamu kerja di daerah sini?'' tanyanya.

''Iya, aku baru training sih di Twins Galery itu.'' tunjuk Vina.

''Sebelumnya kerja rumah tangga, hehe.''

''Ya nggak papa dong, yang penting halal.'' balas Reza.

Vina mengangguk dan tersenyum.

''Kamu sendiri, kerja atau gimana?'' tanya Vina.

''Iya, aku kerja di restoran itu.'' tunjuk Reza.

Vina pun mengikuti arah telunjuk Reza sembari mengangguk kecil.

''Wahh, hebat ya di restoran super mewah. Hanya sultan yang makan disana.'' canda Vina.

''Haha, nggak kok, buktinya aku belum jadi sultan sudah bisa makan disana.'' balas Reza.

''Yaaa, kamu 'kan kerja disana.''

Tiba-tiba Vina teringat akan kopi-kopi yang ia beli.

''Aduh maaf, Za, aku lupa. Aku beli ini dan ini beberapa titipan. Aku harus buru-buru sebelum dingin.'' ujar Vina.

''Kamu pulang jam berapa?'' tanya Reza.

''Nggak pasti, paling cepat jam 4, kadang setengah 5.'' jawab Vina.

''Aku tunggu jam 4 disini.'' ujar Reza.

''Eh, tapi,''

''Buruan itu sudah ditungguin, kita lanjut ngobrolnya nanti sore ya.'' ujar Reza.

Vina pun mengiyakan singkat, lalu buru-buru kembali ke tempatnya bekerja.

''Maaf Kak, pasti nunggu lama ya.'' ucap Vina.

''Ada apa, Vin?'' tanya salah satunya.

''Aku nggak sengaja ketemu sama temanku dari kampung, Kak. Ternyata dia kerjanya di restoran sana itu.'' jawab Vina.

''Wahh, kebetulan sekali ya. Siapa tau jadi jodoh, Vin.'' candanya.

Vina langsung nyengir tanpa mau menjawab dengan kata-kata. Mau mengiyakan tapi, nyatanya ia sudah bersuami. Meskipun hanya sekedar status saja.

...

Di sore hari, Reza menepati janjinya. Ia menunggu Vina di bangku panjang depan ruko yang sudah tutup.

''Aku kira kamu cuma basa basi, Za.'' ujar Vina.

Reza langsung mendongak mendengar suara itu.

''Hey, ya nggak lah. Duduk sini, aku beli jus alpukat biar seger.''

Vina pun duduk di bangku yang sama, jarak mereka dihalangi oleh tas dan juga helm.

''Wahh, beneran buat aku nih?'' tanya Vina.

Reza mengangguk.

''Terima kasih, Za.'' ucap Vina.

Vina menyeruput jus alpukat yang menyegarkan itu. Apalagi cuaca hari ini memang sangat panas sekali.

''Sama teman-teman yang lain apa masih komunikasi?'' tanya Reza.

''Ya masih sih, beberapa, nggak semua karna tau sendirilah buat akrab sama banyak orang itu pasti susah.'' jawab Vina.

''Benar Vin, aku sudah nggak komunikasi lagi sama teman-teman. Aku kerja disini juga semuanya teman-teman baru. Tapi, Alhamdulillah bisa ketemu saudara baru sini dan selalu kompak.'' balas Reza.

''Oh ya, kamu tinggal dimana?'' tanya Reza.

''Akuuuuu, emm aku tinggal nggak jauh dari sini kok, tapi, dirumah bosku. Jadi, maaf kalau nggak kasih tau lebih detail.'' jawab Vina gugup.

''Tinggal dirumah bos?'' tanya Reza memastikan.

''Iya, aku juga kerja dirumahnya.'' jawab Vina beralasan.

''Ohhh, kamu pasti capek banget dong.'' balas Reza.

''Hehe disyukuri aja, Za.'' jawab Vina.

Reza tersenyum tipis sembari mengangguk.

''Boleh minta nomor kamu? siapa tau kita bisa buat janji lagi dilain waktu.'' ujar Reza.

Vina langsung meragu untuk memberikan nomornya atau tidak.

''Tapi, aku nggak punya hari libur, Za. Kecuali izin pulang kampung.'' jawab Vina.

''Ya sudah nomor kamu aja, boleh 'kan?'' tanya Reza lagi.

Sebenarnya Vina tidak ingin memberikan nomornya pada laki-laki lain. Tapi, ia juga khawatir temannya itu akan menaruh curiga.

''Iya, boleh. Sebentar ya, aku nggak hafal nomorku.'' jawab Vina yang mendapatkan anggukan kepala dari Reza.

Vina membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel. Ia mencari nomornya sendiri yang sampai sekarang belum juga hafal.

''Ini.'' tunjuknya.

Kepala Reza dan Vina sama mencondong sehingga mereka terlihat lebih dekat.

Reza mencatat nomor temannya itu dan langsung mencoba dihubungi.

''Oke, aku simpan ya. Terima kasih.'' ucap Reza.

Vina mengangguk.

''Boleh 'kan kalau aku telpon kamu?'' tanya Reza.

''Eeee, tapi, aku jarang megang hp dan selalu nggak ku kasih nada. Jadi, maaf kalau misalkan kamu nelfon nggak ke jawab.'' balas Vina.

''Iya nggak papa.'' jawab Reza.

''Kamu sendiri tinggal dimana, Za?'' tanya Vina penasaran.

''Di belakang restoran itu ada mess karyawan, tapi, pintu masuk ke mess lewat gang kecil samping itu. Aku tinggal disana, dan kebetulan hari ini lagi izin karena ngurus berkas-berkasku buat menetap disini.'' jawab Reza.

Vina mengangguk-angguk paham.

''Wah, kamu betah dong ya jadi warga ibukota?'' balas Vina.

Reza terkekeh kecil.

''Jujur, iya sih, aku betah tinggal disini, nggak banyak dengar omongan ini itu.'' jawab Reza.

Vina manggut-manggut mengerti, karena ia sendiripun merasakan hal yang tidak jauh berbeda. Meskipun semua itu memiliki plus minusnya.

''Oh ya, sorry nih aku harus pulang sekarang, takut dimarahi.'' ucap Vina.

''Aku antar ya?'' balas Reza.

''Nggak, nggak, nggak usah. Terima kasih banget, aku nggak berani, Za.'' tolak Vina yang langsung membayangkan respon dari Arkha jika melihatnya pulang bersama laki-laki.

Reza pun tidak memaksa. Ia juga menghargai Vina yang mengatakan tinggal bersama bosnya.

Keduanya berpisah, Vina meninggalkan tempat itu lebih dulu sembari membawa jusnya yang masih setengah cup.

Tiba di apartemen Arkha, Vina menarik napas dalam-dalam di depan pintu. Baru saja ia mengangkat tangannya untuk menekan tombol, tapi, pintu sudah dibuka.

''BAGUS!''

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Siap Vina di amuk ama Arka
PaMud Mampir

2023-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!